Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, March 27, 2011

Seni mendengarkan / The art of listening

Hujan dari subuh (Jumat, 25/3). Baru berhenti beberapa menit sebelum saya berangkat ke sekolah jam 6.40 pagi. Hm, udaranya sejuk. Hari Rabu seorang teman Facebook saya datang menemui saya di sekolah & terkagum-kagum dia dengan sejuknya udara pegunungan di Bogor. Maklum, orang Jakarta. Menurut dia itu sejuk tapi menurut saya mah tidak dingin-dingin amat. Saya malah agak kegerahan karena mesin masih panas setelah berkasak-kusuk selama 2 ½ jam di kelas. Hehe.

Karena jalanan becek maka kami berolahraga senam di halaman sekolah yang seuprit itu. Tidak apalah. Namanya anak-anak. Di mana saja, kapan saja, asal bisa bersama dengan teman-teman maka apa pun jadi ramai & enjoy.

Saya agak kewalahan dengan Justin. Di kelas agaknya dia menganggap dirinya entah sebagai wakil saya / ketua kelas / satpam kelas karena sebelum saya menegur temannya yang berisik / tidak bisa duduk diam maka dia langsung bertindak.

Kalau tindakannya dengan cara lembut & dengan suara pelan sih tidak jadi masalah. Tapi ini dengan berteriak / memukul / merepet panjang lebar sampai saya yang sedang bicara di depan kelas harus berhenti dulu.

Niat boleh baik tapi karena caranya tidak tepat membuat akhirnya si satpam kelaslah yang harus duduk di kursi hukuman. Ini bukan karena saya kejam tapi setelah 2 kali diperingatkan masih tidak mengerti juga maka kursi hukuman mau tidak mau menjadi alternatif penegasan ucapan saya. 

Selain itu ada beberapa anak yang saya perhatikan memiliki keanehan. Maksudnya begini, setiap kali saya bicara di depan kelas maka anak-anak ini pun segera pula berbicara. Bukan berbicara untuk mengajukan pertanyaan / komentar pada hal-hal yang sedang saya bicarakan tapi mereka mengobrol sendiri.

Terganggu oleh sikap & suara mereka membuat saya berhenti bicara. Nah, anak-anak ini pun ikut berhenti bicara.

Saya tidak menegur. Tidak mengomel. Hanya diam berdiri. Begitu merasa kelas tenang maka saya pun kembali melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat terhenti sejenak.

Apa yang terjadi berikutnya? Anak-anak yang aneh ini pun segera kembali pula berbicara.

Anda mungkin akan tertawa tapi cobalah kalau anda yang menjadi saya pada saat-saat seperti itu. Atau mungkin anak anda melakukannya saat anda sedang berbicara pada orang lain / saat sedang berbicara padanya tapi dia malah sibuk berbicara dengan temannya / ayahnya / saudaranya / pembantunya.

Tuhan memberikan kepada kita 1 mulut & 2 telinga supaya kita lebih banyak mendengar dari pada bicara. Pengajaran ini kerap kami sampaikan kepada anak-anak itu. Tapi prinsip ini agaknya harus diberlakukan kepada siapa saja karena kita memakai lebih banyak dari waktu kita untuk bicara dari pada mendengar.

Di kelas & di sekolah setiap harinya saya seperti harus tarik urat supaya ucapan saya bisa di dengar, di mengerti & di ikuti oleh anak-anak itu. Sebelum saya menjadi guru tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa untuk berbicara ternyata membutuhkan perjuangan. Hehe.

Nah, apa saja yang terjadi di kelas hari ini? Silahkan lihat foto-fotonya, ok.

Siap menggunting bentuk geometri? / Let's cut those geometrical shapes

Hati-hati memakai gunting / carefull with those scissors

Mengelompokkan bentuk geometri yg sudah di gunting / sorting & glue those geometrical shapes
Ok, tugas ke 2 mewarnai / second activity is colouring
Gambar yg diwarnai / Color the drawing

We have done our tasks. Now we can play. Left to right: Echa, Stevany, Michelle, Dea & Nico.
We're making necklace for you, teacher, said Stevanky, Rivan & Kekey. Justin busy with the wooden blocks
“Bu, kita mau kumpul di rumah Kim buat makan siang bareng” kata mamanya Nico sepulang sekolah.

Wah, saya lupa kalau jadwal kumpul itu di undur ke Jumat ini.

“Ikut motor papanya Stevany saja, bu” mamanya Kim mengirim sms.

Yah, mau sih mau banget tapi mana bisa saya cabut dari sekolah jam 10.40an begini dengan kasih alasan ke kepsek kalau saya ijin pulang cepat karena mau makan-makan di rumah murid saya. Alasan resmi ada famili meninggal saja bisa bikin doi murang-maring seharian (masih ingat cerita saya di blog tentang hal itu?) apalagi yang ini. Pulang cepat karena mau nongrong bareng ortu murid.

“Ngapain lagi sih nunggu di sini?” mamanya Farrell ikut berkomentar “anak sudah pulang semuanya. Kalau kerjaan sudah kelar masih mau nungguin apalagi di sekolah?”.

Kepsek ngejar target tercapainya sekolah harus buka 30 jam dalam seminggu mengikuti aturan pemerintah. Itu artinya setiap hari di sekolah tetap harus ada kegiatan (biarpun murid sudah pulang) selama 5 jam. Kalau diasumsikan kami sudah ada di sekolah sejak jam 7 pagi maka kami baru bisa (baca: diperbolehkan) pulang jam 12 siang.

Yang saya herankan kok banyak sekolah-sekolah lain yang jam 11 pun gurunya sudah terbang entah kemana. Belum lagi yang hari Sabtunya libur. Kalau pemerintah melakukan razia kira-kira berapa banyak sekolah yang tertangkap melanggar peraturan ini ya? Lalu apa kira-kira sekolah kami akan mendapat piagam karena kami memenuhi target 30 jam seminggu itu? Hehe. Jawabannya ada pada rumput yang bergoyang.

Karena alasan tidak mungkin minta ijin pulang awal karena mau makan-makan di rumah Kim serta karena pekerjaan saya juga masih menumpuk yang membuat saya dengan berat hati harus tetap nongkrong di sekolah sampai jam 12.

Tapi akhirnya saya memang tidak bisa ikut ngumpul Karena harus mengajar les. Minggu ini anak SD sedang mengikuti ujian midsemester & banyak dari anak les saya yang minta jadwal lesnya tidak mengikuti jadwal les mereka karena ingin mempersiapkan diri sebelum mengikuti ujian di sekolah.

Saya mengirim sms & mendapat jawaban bahwa mereka sedang berkaraoke. Aduh! Dodol! Kucrit! Mereka enak-enakan ngumpul, makan-makan, ngobrol & berkaraoke sementara saya harus berkutat dengan pekerjaan & mengajar les. Hiks.
_________________________________________________________________

It rained since dawn & stopped shortly before I left the house to school (Friday, March 25th). The weather was cool. It reminds me to my Facebook friend who came to visit me in school 2 days ago & they found it so freshing in Bogor while I thought it was a little hot. So they live in the crowded-pollutant capital city. Bogor certainly impressed them with its clean & fresh air.

We had P.E. in school’s tiny yard because it was muddy & wet outside. They kids didn’t mind as long as they have their friends, anything is ok. It’s still fun & enjoyable for them.

Justin overwhelmed me. He probably sees himself as the class patron or my assistant because he acts like that toward his friends. Whenever he sees any of them noisy or can’t sit still he will warn them but using harsh words or hit them.

Well meant but unwise method making him end in naughty chair. I had to put him there because he didn’t understand even after I warned him twice.

Beside him there are some kids which have quite a strange attitude in class. They would talk once I talk infront of the class & stop when I stop. They don’t talk to ask me questions or make comments to the things I talk to them. They chat with their friends.

You probably think this is funny but what would you say if it happened to you. Or have you ever had this experience with your kid(s)?. They talk to other person / people when you talk to them.

I never knew talking would take such an effort before I became a kindergarten teacher.

God gives us 1 mouth & 2 ears so we listen more than we talk. That is what we always tell the kids. But that principle must be applied not just to kids because we mostly do the talking & less in listening.

What has been happening in class today? Just take a look at the photos.

“We are going to have lunch at Kim’s place” Nico’s mom told me after school.

“Ride to my place with Stevany’s dad” Kim’s mom texted me.

Oh man, I wanted it so much but I couldn’t imagine how the headmaster would react if I ask her for permission to leave school early to get together with the moms of the kids in my class. She was turned moody when B class teacher absent because one of her relative passed away few days ago.

“What are you doing in school anyway if the kids have gone home & all work is done?” asked Farrell’s mother.

So headmaster doesn’t want to violate government’s regulation that schools must open for total 30 hours a week though the kids have all gone home. It means that school must open for 5 hours for 6 days. Assuming that we have been in school since 7 am then it means we leave school at noon.

I wonder what about other schools whose teachers already gone home at 11 am. Not to mention the schools that opens for only 5 days a week. If there’s an inspection how many schools would be caught violating the regulation. & would us get any prize for following the regulation? The answer is on the thin air.

But I had to pass the opportunity to get together with the mothers today because I’ve got piling of work & one of my tutoring student asked if she could have a tutoring this afternoon. Schools are having midsemester test so many of my tutoring students asked to have their tutoring schedule shifted as they wanted to prepare or the test.

I texted Kim’s mother & she replied by telling me that they were having karaoke after lunch. Oh, geez. So I stuck with the piling work & tutoring while they were having lunch together, chatting & had fun plus karaoke? I wanted to be there too…

No comments:

Post a Comment