Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, January 30, 2017

Happy New Year, Mama

Sehari sebelum Imlek, pulang kerja saya bela-belain mampir ke supermarket dekat kantor buat beli beberapa bahan makanan. 

A day before Chinese new year I stopped by at a supermarket near my office after work as I needed to buy some ingredients for cooking.

Yap, saya akan masak.

Yep, I'd cook.

Selama kira-kira seminggu sebelumnya saya sudah ngobrol sama papa, kalau libur Imlek, saya mau masak setidaknya dua macam masakan.

For about a week I have been talking to my dad that I'd cook at least two dishes on Chinese new year.

Jadi yuk mari belanja dulu. Untung sehari sebelum Imlek itu adalah hari Jumat dan saya kerja setengah hari setiap Jumat so masih ada waktu buat saya belanja dulu sebelum pulang. 

So let's stop by to shop. Good thing the day before Chinese new year was Friday and I work half day every Friday so there was time for me to do the shopping before went home.

Saya tidak pergi ke pasar tradisional karena saya perlu bahan-bahan yang kualitasnya lebih bagus.

I didn't go to traditional market because I needed better quality stuff.

Contoh; saya perlu daging dada ayam fillet. Pasar tradisional tidak jual daging fillet. Kalau kita mau fillet, tukang jual ayamnya yang akan motongin. Ah, ga praktis. Yang di supermarket sudah dalam bentuk daging fillet, tinggal pilih, ambil, masukin ke plastik, ditimbang, dilabelin harganya.. beres. 


For example; I needed chicken breast fillet. Traditional market doesn't sell fillet meat. If we want it, the seller will cut it for us. So impratical. Supermarket has it in fillet so we need only to pick the one we like, put it in plastick wrapper, have it weighed, put the price label on it.. done.

Sayur-sayurannya juga jauh lebih bersih dan lebih besar dari yang dijual di pasar tradisional.


The veggies are also more clean and bigger than the ones sell in traditional market.


Ha.. jadi ini bukan karena saya anti belanja di pasar tradisional ya. 

So.. this has nothing to do with me being picky when it comes to shop.

Nah, semua bahan-bahan yang saya butuhkan sudah ada.. eh, saya ngerem mendadak ketika melewati rak buah-buahan. Ada buah campur tuh. 


Well, I've got all the stuff I needed.. oh oh, I made a sudden stop infront of the fruits stall. There was a pack of mixed fruit.

Mie goreng, acar kuning.. hidangan penutupnya kayaknya asyik tuh kalau bikin salad buah.

Fried noodle, yellowed pickles.. fruit salad would make a nice dessert.

Pulangnya saya menyempatkan diri mampir ke toko kue yang menjaul kue Lapis Talas. Agak mahal memang tapi tidak apalah. Sedikit istimewa.


I stopped by at a cake shop that sells taro cakes. It is a bit expensive but it's ok. Let's have a special treat.

* * * * *

Rencananya sih pengen masak hari Jumat sore setelah anak-anak les pulang tapi saya kepalang capek. Jadi ya masaknya hari Sabtu saja.

I planned to cook on Friday evening after the kids left after their tutoring but I got too tired. Well let's do the cooking on Saturday.

Malam itu saya tidur cepat supaya besoknya ada banyak tenaga buat masak.

I went to bed early that night so the next day I'd get lots of energy to cook.

* * * * * 

Saya bangun jam 7 pagi hari Sabtu.

I woke up at 7 am on Saturday. 

Kira-kira jam 8 saya mulai masak.

It was about 8 am when I started cooking.

Papa nemenin buat kasih instruksi berapa bahan yang diperluin, berapa lama harus direbus, berapa ukuran yang harus saya potong dan icip-icip dong.


Papa was there to give me instruction on how much ingredients did I need, how long should it boiled, how long should this be cut and to do the tasting of course.

Akhirnya semua selesai juga. Saya capek minta ampun tapi hati bahagia dan puas karena berhasil juga saya masak. Yap, masak hanya saya lakukan kalau ada waktu, tenaga dan mood tapi sejak mama pergi dan papa sakit, mau tidak mau saya akhirnya harus masak juga.

yummy.. bon appetite
Finally it was done. I was so exhausted but also happy and content for able to do the cooking. Yep, I only cook when I had time, energy and mood but since mama passed away and papa got ill, I had no choice than to cook.

Saya pergi mandi dulu karena saya cuma cuci muka setelah bangun tidur. Jadi bau saya sudah tujuh rupa.. haha.. campuran bau mie goreng, acar kuning dan salad buah. Untung hampir seharian turun hujan sehingga saya tidak keringatan, kalau ga, waduh..








I took a bath first because I just washed my face after I got up. So I smelled like.. fried noodle, yellowed pickles and fruit salad. Luckily it rained almost the whole day so I didn't sweat. If not.. hmm..

* * * * *

Mama meninggal tanggal 31 Desember 2016, tengah malam. Dia bagaikan direnggut dari antara saya dan papa.

www.pinterest.com

Mama passed away on 31 December 2016, at midnight. She was like being ripped away from me and papa.

Jadi ketika seluruh dunia sedang berbahagia menyambut momen pergantian tahun, saya dan papa tidak percaya bahwa mama pergi.

So when the whole world was happily waiting for the new year, me and papa were hardly believed that mama has gone.

Saat orang sedang gembira berada di hari pertama dari tahun yang baru, ketika mereka sedang tertidur pulas karena semalaman berpesta menyambut tahun baru, ketika mereka sedang merisaukan berbagai hal atau sibuk membuat resolusi untuk tahun yang baru.. saya dan papa menguburkan mama..

Photo: courtesy to Mr. Boy Weldy
When people were happy on the first day of the new year, when they were deep asleep after partying all night to welcome the new year, when they worried about many things or making resolution for the new year.. me and papa went to mama's funeral.

Tanggal 1 Januari 2017 bukanlah hari tahun baru untuk kami.

1 January 2017 was not a new year for us.

Jadi hari Imlek itu adalah tahun baru yang tertunda.

So that Chinese new year was the belated new year.

Saat kami duduk menghadapi hidangan makan siang itu, saat papa berdoa mengucapkan syukur.. kami berdua sama-sama terharu karena kami tahu mama ada bersama dengan kami.





When we sat infront of the dishes on that afternoon, when papa prayed to say thank you for the blessings.. we both hardly held our tears because we knew mama was there with us.

Selamat Tahun Baru, mama..

Happy New Year, mama..

Thursday, January 26, 2017

2017, Where Will You Take Me?

Saya bahkan tidak bisa membayangkan tahun ini akan membawa saya kemana.

I can't even imagine where will this year take me to.

Saya bukan tipe manusia yang setiap akhir tahun akan membuat resolusi untuk tahun yang baru tapi setidaknya saya membayangkan apa yang akan saya lakukan, apa yang saya inginkan dan membuat rencana-rencana. 

I'm not the type of person who would make resolution for the new year but at least I had the picture of things I wanted to do, things I wanted and made plans.

Tapi tahun ini saya benar-benar total blank. Tidak punya bayangan dan tidak mau membayangkan apa pun.

This year, however, I'm completely blank. Don't have any picture and don't want to make any.

Kematian ibu saya tanggal 31 Desember 2016 membuat saya berpikir apa gunanya punya seribu harapan, sejuta impian, semilyar iman..

My mother's death on 31 December 2016 made think what is the use to have thousands of hope, millions of dream, billions of faith..

* * * * *

Saya hidup hanya untuk hari ini. 

I live only for today.

Saya tidak lagi memikirkan tentang besok. Saya tidak merepotkan diri untuk mengkhawatirkan atau menginginkan apa pun untuk hari esok. Buat apa? Kalau saya masih akan ada untuk melihat matahari terbit pada hari esok. Kalau hidup saya berakhir hari ini, saya tidak akan melihat hari esok jadi buat apa merepotkan tentang hal-hal yang belum tentu bisa saya lihat, saya rasakan, saya miliki atau yang akan merepotkan saya pada hari yang belum datang itu.

Will I be able to see tomorrow?

I no longer think about tomorrow. I don't bother myself to worry or wanting anything for tomorrow. What's the use? If I'm still here to see the sun rises tomorrow. If my life ends today then I won't see tomorrow so why bother about things which I probably won't able to see, feel, have or troubling me on the day that not here yet.

Ibu saya dan saya memiliki banyak harapan. Kami memimpikannya, mengimankannya, mendoakannya. Lalu tanggal 31 Desember 2016 itu hidupnya di bumi terhenti. Begitu cepat. 

My mother and I had many hopes. We dreamt them, had faith, prayed for them. And then her life on earth ended on that 31 Desember 2016. All too soon.

Lalu apakah yang akan saya lakukan dengan semua harapan dan impian itu?

What will I do with all those hopes and dreams?

Saya tidak menginginkannya lagi.

I don't want them anymore.

Saya hanya ingin hidup untuk hari ini.

I want to live just for today.

* * * * *

Dimana hartamu berada, disanalah hatimu berada..

For where your treasure is, there your heart will be..

Tiga hari setelah pemakaman ibu saya, saya mau tidak mau harus kembali kerja. 

Photo: courtesy to Mr. Boy Weldy

Three days after my mother's funeral, I had no choice than went back to work.

Kembali pada pekerjaan yang tidak saya sukai dan semakin tidak saya sukai. Hati saya sudah lama tidak berada di tempat itu. Saya hanyalah orang bayaran yang bekerja untuk uang. Saya kerjakan pekerjaan saya dan akhir bulan saya dibayar. Cuma itu saja arti pekerjaan di sana.

Back to the job that I dislike and I dislike it even more. My heart has no longer in that place for a long time. I work there just for the money. I'm just a person working for money. I do my job and I get paid at the end of the mont. That's all.

Sepuluh hari setelah pemakaman ibu saya, saya kembali mengajar di TK.

Ten days after my mother's funeral, I was back teaching in kindergarten.

Saya pernah mengajar di sana tahun 2005-2011. September tahun 2016 saya diminta kembali mengajar karena ada posisi kosong. Saya menolak karena saya punya pekerjaan tetap dan saya sudah cukup sibuk sebagai guru les. Tapi mereka mendesak. Amat sangat mendesak sehingga akhirnya saya terima dan jadilah sejak itu seminggu sekali yaitu pada hari libur saya, saya mengajar bahasa Inggris di dua kelas.

Sept 2016

I taught there in 2005-2011. In September 2016 I was asked to fill the vacant position. I refused because I have a job and I already have a busy life being an English tutor as well. But they insisted. Very much insisted that I accepted the offer and so eversince that I teach two classes once a week which is on my day off.

Apa saya kerjakan untuk uang? Ah, bayarannya tidak seberapa. Kecintaan saya pada anak-anak dan mengajar adalah alasan utama saya menerima tawaran itu. 

Am I doing it for money? I don't get lots of money. My love for children and teaching are the main reasons I accepted that offer.

Anak-anak dan mengajar membuat saya merasa kembali menjadi manusia. Dibutuhkan dan dihargai. Disayang dan dibebaskan untuk menjadi diri sendiri. Tidak ada dokrin yang dicekokkan ke saya. Tidak ada permainan sandiwara menampilkan diri seperti yang orang lain inginkan. 

Children and teaching make me feel humanized. Needed and appreciated. Loved and freed to be me. There isn't any doctrine being fed to me. No need to play an act to appear as a person to please people's wishes.

Anak-anak dan mengajar adalah kebahagiaan dan kepuasan. Di situlah hati saya berada.

Children and teaching are happiness and satisfaction. There's where my heart lies.

* * * * *

Jangan tinggalkan saya.

Don't leave me.

Delapan hari setelah pemakaman ibu saya, saya dan ayah saya menghadiri suatu acara.

Eight days after my mother's funeral, my father and I attended an event.

Dua hari kemudian.. saya diare dan demam. Besoknya ayah saya diare dan demam. Jauh lebih parah dari saya.

We both ate this. Two days later we both had diarrhea and fever.
We suspected something in this meal might contained ecoli bacteria.
That was the only meal we ate which was not our own home cooking.

Two days later.. I had diarrhea and fever. The next day my father had diarrhea and fever. Worse than me.

Dalam keadaan kondisi fisik masih belum seratus persen pulih, saya harus mengurus ayah saya, bekerja full time di kantor, mengajar les, mengajar di TK dan juga mengurus rumah.

In a condition where I haven't fully recovered physically, I had to care for my father, worked fulltime in the office, tutored, taught in the kindergarten and took care of the household.

Setiap malam selama kira-kira seminggu saya pergi tidur dalam keadaan letih fisik, emosi dan mental.

Every night for about a week I went to bed physically, emotionally and mentally drained.

"Mama, tolong Keke" tiap malam saya berteriak dalam hati memanggil ibu saya "Keke capek. Keke takut. Keke sendirian"

Dad and I moved my mattress to the livingroom because after mom passed away I couldn't sleep in my bedroom.
Being alone in my bedroom made my mind wandered & it brought back the sadness of losing mom.

Sleeping in the livingroom also made me able to easily check on my dad when he got ill

"Mama, help me" every night I cried out to my mother "I'm tired. I'm scared. I'm alone"

Saya baru saja kehilangan mama dan kemudian papa sakit. 

I just lost my mother and then my father got sick.

Milik saya yang paling berharga setelah mama pergi adalah papa.

After mama's gone, papa is my precious one.

Saya tidak mau kehilangan satu-satunya orang tua yang saya miliki. 

I don't want to lose the only parent I've got left.

* * * * *

Dua puluh lima hari pertama di tahun yang baru..

The first twenty five days in the new year..

Kemarin saya iseng menimbang berat badan saya dan kaget sendiri. Sebelum ibu saya meninggal berat badan saya 64 kilo. Kemarin 60 kilo. Turun 4 kilo.

I weighed myself and was surprised. I weighed 64 kilos before my mother passed away. Yesterday I weighed 60 kilos. I lost 4 kilos.

Pantesan aja Andre dan teman-teman pada bilang saya kok makin kurus. Semua cemas. Mereka mengira anorexia saya kumat. Tidak makan. Padahal saya tetap makan dengan jadwal dan porsi makan yang tidak berubah. 

No wonder Andre and friends said I look slimmer. Everyone worried. They thought I had anorexia back. Didn't eat. My eating time and portion remain the same.

Hanya saja, saya tidak tahu apa yang saya makan. Semua seperti tidak ada rasanya.

It's just that, I didn't know what I ate. Everything felt tasteless.

Ditambah lagi saya belum lama sembuh sakit dan capek mengurus ayah saya serta mengurus rumah.

Plus I just recovered after had diarrhea and exhausted over cared for my father and taking care the house.

Nah, perkara makan dan ngurus rumah, masak akhirnya jadi urusan saya karena waktu ayah saya sakit tidak mungkinlah dia masak. Beli makanan jadi lama-lama bosan juga.

a food stall near my office
Now, regarding this eating stuff and taking care the house, cooking finally becoming my domestic affair because my father couldn't cook when he was ill. We were soon bored with take out dishes.

Ayah saya adalah koki di rumah. Dia suka masak. Kebalikan dari saya yang cuma mau masak kalau tenaga, waktu dan moodnya lagi ada.

My father is the chef at home. He loves cooking. On the contrary, I only cook when I had the energy, time and mood.

Tapi sekarang karena dipaksa sikon, mau tidak mau saya harus masak dan.... saya kok jadi suka.. padahal saya masak kalau saya pulang kerja atau setelah ngajar les. Udahannya badan saya babak belur ga karuan rasanya karena capek tapi hati saya senang-senang aja tuh dan malah pengen masak lagi so saya dan ayah saya sudah ngomongin masakan-masakan yang bahan dan cara masaknya tidak ribet.




But situation forces me to do the cooking and.... I like it.. something amazed because I cook when I get back from work or after the tutoring. It made me so exhausted after that but I just feel happy about it and want to cook again so my father and I have talked about the dishes that have simple ingredients and easy to make.

Selain berat badan yang berkurang 4 kilo dan jadi koki baru di rumah.. hal lainnya adalah..

Apart from have shed 4 kilos and became the new chef at home.. another thing is..

"Bulan Februari nanti sekolah adain acara berenang" kata teman saya minggu lalu.

"School will have swimming outing in February" said my friend last week.

Saya tidak menaruh perhatian karena selain harinya tidak bertepatan dengan hari libur saya, sejak ibu saya tidak ada saya kehilangan selera buat jalan.

I didn't pay attention to it because it will be held not on my day off and since mom passed away, I just lost every interest to go out.

"Ayo Ke, ikut" kata teman saya "Refreshing"

"Come with us, Keke" said my friend "Let's have a refreshing"

"Ikut saja" Andre mendukung "Pergilah, bergembiralah. Kembalilah jadi Keke yang ceria, penuh semangat. Itu pasti yang diinginkan ibu kamu"

"Go with them" Andre gave his support "Go, have fun. Be the cheerful Keke who is full of life. It is what your mother wants"

Ayah saya dan teman-teman saya juga mengatakan hal yang sama. 

My father dan my friends have same opinion.

Hampir sebulan ini saya hilang selera buat jalan. Saya bahkan kehilangan selera untuk hidup. Senyum dan tawa saya hanya sebatas kulit. Saya mati rasa. Saya menjalani hidup selama dua puluh lima hari ini tanpa merasa hidup. Saya baru merasa hidup saat sedang mengajar. 

For almost a month I lost interest to hang around. I even lost interest to live. My smile and laugh are just skin deep. I'm numb. For twenty five days I lived my life without feeling alive. I feel alive when I am teaching.

Orang-orang terdekat yang paling bisa melihat dan merasakan perubahan dalam diri saya. Mereka prihatin. Sangat mencemaskan saya karena mengetahui saya gampang depresi. Jadi mereka berusaha untuk membangkitkan semangat saya. Sungguh bersyukur saya memiliki orang-orang tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, pengertian dan dukungan.

The closest ones saw and felt the change in me. They are concerned. Worried so much for me knowing that I'm easily get depressed. So they tried to boost my spirit. How grateful I am to have loved ones who never stop giving me love, understanding and support.

Ok, saya akan pergi berenang dengan anak-anak itu. Saya akan hidup dan menikmati kehidupan itu.. supaya saya jangan baper (bawa perasaan) terus-terusan ya.

quotesgram
Ok, I'll go swimming with those kids. I will live and enjoy life.. so I won't stay emotional either.

Monday, January 23, 2017

I Think It's Gonna Rain

Siapa pun yang melihat awan kelabu di langit pasti tahu itu menandakan adanya kemungkinan akan turun hujan. Apalagi kalau disertai dengan angin dingin. Alam memberikan tanda yang memaksa manusia-manusia yang ada di bumi untuk segera bertindak mengamankan diri.

Whoever sees dark cloud in the sky can tell it is probably going to rain. It is more convincing with the presence of cold wind. Nature gives sign that forces people on earth to take precaution actions.

Orang akan bergegas pulang atau segera mengangkati jemurannya.

They will hurriedly go home or take the laundry from the clothing line.

Alam memiliki refleksinya dalam kehidupan sehari-hari.

Nature has its reflection in life on daily basis.

* * * * * 

Mendung? Bawa Payung?

Is It Cloudy? Bring The Umbrella?

Hari Selasa tanggal 9 lalu saya pulang dari TK dengan badan tidak karuan rasanya. Sebelum berangkat saya memang sudah dua kali buang air. Mencret.

I went home after taught in kindergarten feeling awful on Tuesday, 9 January. I have pooped twice before I left home. Looked like diarrhea.

Wah, pertanda jelek nih.

Oh no, not a good sign.

Untung dari jam 8 sampai 10.30 pagi saya masih bisa mengajar di dua kelas walau disertai dengan perut mulas dan rasa khawatir harus sering ke toilet.. ya fyi, mulai September tahun lalu saya diminta untuk kembali mengajar di TK tempat saya mengajar tahun 2005-2011 tapi saya hanya bisa seminggu sekali yaitu setiap hari libur saya di hari Selasa karena di hari-hari lain saya bekerja di kantor. 





Still managed to smile despite the stomachache

Good thing I was able to teach two classes from 8 to 10.30 am despite the stomachache and feeling worried for would have to go to toilet oftenly.. oh yeah fyi, I was asked to teach again in the kindergarten where I used to work in 2005 to 2011 but only once a week on Tuesday, my off day, as I have office job on other days.

Sampai di rumah kondisi saya menurun. Diare disertai dengan demam.

My condition deteriorated once I got back home. Diarrhea and fever.

Saya berharap kondisi saya membaik tapi sampai malam belum ada tanda perbaikan jadi saya mengirimkan pesan whatsapp ke group kantor untuk memberitahu bahwa saya sakit dan besok saya minta ijin tidak masuk.

I was hoping I would get better but night came and there was still no improvement so I sent whatsapp message to my office group to inform about my condition and to ask for a day off on the next day.

Tidak ada komentar.

No comment.

Besoknya paginya waktu saya cek whatsapp.. jreng.. ada pesan dari seorang anggota group tersebut. Pesannya adalah... "Ke, tolong kirimin berita info untuk mendoakan Ibu..." 

The next morning when I checked whatsapp.. oh look.. there was a message from a member of that group. The message was.. "Keke, please send information message to pray for Mrs..."

Ckckck.. heibat.. Saya geleng-geleng kepala. Semalam saya mengirimkan pesan whatsapp; saya sakit, bapak-ibu-saudara yang terhormat.. ok deh, gue kagak minta didoain. Buat kalian juga mungkin mencret itu kagak ada artinya. Lain cerita kali kalau gue bilang gue kena kanker. Tapi setidaknya coy, bilang kek cepet sembuh ya, Keke. 

Wow... Awesome.. I shook my head. I sent whatsapp message last night; the honorable ladies-gentlemen, I am sick.. okay so I didn't ask neither of you to pray for me. Beside, for you diarrhea is nothing. It would be a different thing if I said I had cancer. But at least dude, you could say get well soon, Keke.

Besok paginya tanpa ucapan 'cepet sembuh atau gimana kamu sekarang, Keke?'.. eh, yang ada malah nyuruh, ngasih kerjaan.

The next morning without saying get well soon or how do you feel now, Keke?.. what I've got was somebody giving me order.

Hal begini ini sebetulnya bukan hal aneh kalau kita kerja di perusahaan. Dari tahun 1994 sampai 2005 saya bekerja di perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bisnis jadi saya terbiasa menghadapi manusia-manusia yang isi otaknya cuma kerjaan aja. Mau kita sakit, depresi atau bahkan sudah terbaring tidak bernyawa pun mereka tidak peduli karena buat mereka yang penting kerjaan selesai dan kita kerjain kerjaan kita ga peduli kayak apa perasaan kita dan seperti apa kondisi kita. Para atasan berpikir 'elu digaji buat kerja bukan buat buat sakit, bukan buat depresi dan bukan buat mati. Jadi apa pun yang terjadi, gue kagak mau tahu, yang penting kerjaan elu kelar dan bener'. Sementara rekan kerja mikir 'Elu mau sakit kek, stress kek, mati kek.. jangan nyusahin gue'.

This kind a thing is actually a common thing if we work in companies. I worked in companies which were so very into business so I am accustomed to deal with people whose minds were only about work. They didn't care whether we were sick, depressed or even lay dead because to them, having the job done and we do our job no matter how we feel and whatever our condition is what mattered most. The bosses thought 'you are paid to do your job not to get sick nor depressed or die. So I all I care is you do your job and do it well'. While the coworkers thought 'Either you are sick, stress or dead.. don't trouble me with any of it'.

Tapi yang ini kan katanya bergerak tidak di bidang bisnis. Selama hampir enam tahun ini kuping saya kenyang dijejali dokrin 'ini kan pelayanan'.. saya bahkan dinilai tidak memberikan contoh baik sebagai orang beragama, saya kenyang dikritik, dinasehatin sampai dimaki-maki bahwa saya ini tidak mengerti arti pelayanan buat Tuhan dst dst dst..

But this line of work is said not in business. For six years my ears have been stuffed with the docrine 'this is a service'.. I have even considered as bad example as somebody who has a religion, I am stuffed with critics, advices up to being yelled at that I didn't understand the meaning of giving service to God etc etc etc..

Apakah pelayanan kepada Tuhan hanya dilihat dari kehadiran seseorang dalam ruang ibadah untuk mengikuti ibadah? Dari besarnya jumlah uang yang diberikan atau disumbangkan? Dari jabatan dalam organisasi di tempat ibadah itu? Dari latar belakang pendidikan di bidang keagamaan? Dari kefasihan berbicara atau membahas kitab suci dari depan ke belakang?

Is the service to God seen only from the presence of a person to follow the service? From the amount of money given or donated? From the rank in the organization in worship place? From education background that majored in theology? From the ability to speak fluently about scriptures all the way from the first chapter to the last one?

Kalau memang demikian standardnya.. yah, ucapan cepat sembuh memang tidak masuk hitungan sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan yang diberikan ke sesama manusia.

If those are the standards.. well, get well soon is indeed not considered as giving service to God that given to fellow human beings.

PS; hari Rabunya.. "Gimana? Sudah sembuh?".. Wkwkwkwk.. terlambat woii.. gue sudah terlanjur tawar hati so simpan aja basa-basi itu.

PS; on Wednesday.. "How are you? Already recovered?".. Hahahaha.. it's too late.. I have had this sour feelings for you so just cut your crap.

Ini kayak sudah lihat mendung tapi tidak mau bawa payung. Di jalan kena hujan sampai basah kuyup terus dipayungin orang. Ya, percuma.. buat apa? Sudah terlanjur basah kuyup.

It's like already saw it cloudy but didn't take umbrella. Later get caught by the rain until soaking wet and then someone came with an umbrella. What's the use?..

So, intinya adalah; terlepas dari urusan Tuhan dan pelayanan, ini adalah tentang hubungan antar manusia.


So, the point is apart from the issues of God and service, this is about relationship between people.

Kecuali kita tidak tahu, tidak peduli dan tidak menyukai seseorang, kita memberikan perhatian pada orang itu sesibuk apa pun kita dan kalau pun kita lupa sehingga bentuk perhatian yang kita berikan pada orang itu jadi tertunda, kita akan menjelaskannya sambil meminta maaf dan saya yakin orang tersebut akan dapat merasakan ketulusan kita.

Unless we don't know, don't care or dislike someone, we give attention to a person no matter how busy we are and even if we forgot so we couldn't give that attention promptly, we would explain it and apologized and I'm sure that person would sense our sincerity.

* * * * * 

Mendung? Hujan atau tidak?..

Cloudy? Would it rain or not?

Seorang teman di facebook belum lama ini meninggal. Kira-kira lima minggu sebelumnya dia di diagnosa terkena kanker dan dokter memperkirakan umurnya tinggal beberapa minggu lagi.

A facebook friend has just passed away recently. About five weeks before that she was diagnosed with cancer and doctor predicted she had only weeks to live.

Keluarga, kerabat dan teman tidak mengetahui persisnya berapa minggu yang dia miliki.

Family, relatives and friends didn't know exactly how many weeks did she have.

Kematian tidak bisa dicegah tapi ketika waktu kematian telah dapat diperkirakan maka setiap detik kehidupan menjadi sangat berharga.

Death is unavoidable but when its schedule could be predicted then every second of living became precious.

Lima minggu.. teman saya itu meninggal lima minggu setelah diagnosa itu. Dia beserta keluarga, kerabat dan teman mendapatkan waktu lima minggu sebelum kematian membawanya pergi.

Five weeks.. my friend passed away five weeks after that diagnosis. She along with her family, relatives and friends got five weeks before death took her away.

Seandainya ibu saya memiliki waktu lima minggu sebelum kematian datang..

If only my mother had five weeks before death came..

Sabtu, 31 Desember 2016, jam 12 malam.. saya dibangunkan oleh ayah saya. Mama sedang terbatuk-batuk sampai susah bernapas dikamarnya. Kami segera membawanya ke rumah sakit.

Saturday, 31 December 2016, at midnight.. my father woke me. Mom was coughing and had trouble breathing in her room. We hurriedly brought her to the hospital.

"Saya tidak dengar detak jantungnya" kata dokter di UGD itu "Kita cek dengan EKG"

"I don't hear her heartbeat" said the ER doctor "We'll check with ECG"

Garis lurus..

Flat line..

Tiga jam kemudian kami kembali ke rumah dengan membawa jenasah mama.

Three hours later we got back home with mom's body.

Setelah ambulans dan satpam pergi, saya duduk di lantai, di samping jenasah mama. Saya peluk dia dan baru saat itu saya bisa menangis. 


After the ambulance and the security guards left, I sat on the floor next to mom's body. I hugged her and I could let go my cry.

Apakah yang terjadi, mama?, pikir saya. Bingung. Tidak percaya. Terpukul. Tiga jam lalu mama masih hidup. Masih terbatuk-batuk. Masih pegang tangan Keke. Masih berusaha untuk angkat badan waktu Keke bersama-sama dengan papa dan beberapa orang lainnya angkat mama untuk dimasukkan ke taxi.

What is happening, mama?, I wandered. Confused. Couldn't believe what was happening. Shocked. Three hours ago you were still alive, mama. You were coughing. You held my hand. You tried to pull up your body when papa and I with others tried to put you in the taxi.

Sorenya saya pulang membawa kue kesukaannya. Mama begitu gembira. Kami mengobrol, bercanda. Semua baik-baik saja.

I went home in the afternoon bringing her favorite cake. She was so happy. We talked, joked. Everything looked fine.

Seandainya kami semua tahu saat hidupnya akan berakhir dalam beberapa jam lagi.. kami semua akan memakai setiap detiknya untuk berpelukan, berdoa, tidak akan mengerjakan apa pun, tidak akan tidur. Kami akan mengatakan kami menyayangimu, mama. Kita akan saling minta maaf dan memaafkan untuk setiap perbuatan, sikap dan kata-kata yang menyakitkan. Kami tidak akan berada jauh satu dengan lainnya sampai kematian itu datang..


If only we knew her life would end in few hours.. we would use every second of it to hug each other, to pray, not doing anything, not going to bed. We would tell you how much we loved you, mama. We would say sorry and forgive each other for every attitude, every word and everything that hurt you. We would not be far from each other until death came..

Ketika kita melihat awan mendung di langit, kita sering menduga-duga.. akan hujan atau tidak ya? Kita bahkan sering sok tahu.. ah, tidak akan hujan. 

When we saw dark clouds in the sky, we often wondered.. would it rain or not? We even acted like we knew it all.. nah, it wouldn't rain.

Kehidupan tidak bisa diperlakukan seperti itu. Yang muda bisa tiba-tiba meninggal, yang tua berumur panjang. Yang sehat dan kuat mendadak meninggal sementara yang penyakitan malah bertahan selama bertahun-tahun. Yang hari ini miskin, besok bisa mendapat jalan untuk menjadi tidak lagi miskin. Sementara yang hari ini hidup dalam segala kemapanan sehingga yakin hal itu akan berlangsung selamanya, namun satu peristiwa politik bisa mengguncangkan ekonomi satu negara.. membuat banyak usaha bangkrut dan banyak orang kehilangan pekerjaan.

We can't treat life like that. The young ones can die suddenly, the old ones live long. The healthy and strong ones died suddenly while others with health problems live long. The poor ones today may get way to get them out of poverty on the next day. While those who are financially well off convinced it shall last forever, however, one political incident might rock one country's economy.. sending many business into bankruptcy and leaving many people jobless.

* * * * * 

Mendung? Ah, Ga Takut..

Cloudy? Ah, Why Fear It?

Kita datang ya. Kasihan kalau orang ga mampu yang datang melayat sedikit.

Let us come there. The needy has few visitor who come to say their condolances.

Pesan whatsapp dari satu grup baru diberitahukan ke saya oleh seorang rekan belum lama ini.

A whatsapp message from a group was told to me by an acquaintance not long ago.

Bukan sekali dua kali saya bertemu dengan orang-orang yang mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan dengan tidak hanya membanggakan dirinya, jabatannya, uangnya, kepintarannya, perbuatan baiknya, keturunannya dll tapi juga dengan mengecilkan orang lain. Seakan-akan dengan membesarkan diri dan mengecilkan orang lain membuat mereka merasa diri jadi berarti.

It's not the first time I met people who gained satisfaction and happiness not only by prided on themselves, their position, money, intellegence, good deeds, breed etc but also by degrading others. As if doing those things would make them mattered.

Dulu saya kesal dan tersinggung tapi setelah ibu saya meninggal, saya pikir orang-orang ini sekarang masih membesarkan diri di depan saya tapi memang mereka pikir hari ini dan besok  keadaan mereka masih akan sama? Hari ini bisa masih hidup, besok sudah tidak bernyawa. Hari ini masih punya rumah, besok belum tentu. Hari ini ada pekerjaan, besok kehilangan pekerjaan.

It used to upset and pissed me but after my mother passed away I thought these people may boast themselves today but do they think they will have it the same today and tomorrow? They alive today, they maybe dead tomorrow. They have their houses today, tomorrow may not. Today they have jobs, tomorrow they may lost their jobs.

Orang-orang seperti itu agaknya tidak mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini. 

People like them seem do not take lesson from various events that happened in this world.

Ribuan tahun yang lalu kitab suci mencatat nasib Yusuf berubah drastis dari seorang tahanan menjadi pejabat tinggi yang berkuasa di Mesir. Sebaliknya Ayub kehilangan harta, anak-anak dan terakhir kesehatannya. Perubahan-perubahan drastis itu terjadi dalam waktu singkat, hanya satu hari.


Thousands of years ago the Scripture wrote how Joseph's fate changed drastically from a convicted man to a powerful man in Egypt. On the contrary Job lost his wealth, children and health. Those drastic changes happened in a short time, only in one day.

Di jaman modern kita bisa melihat bagaimana tsunami yang terjadi di asia tenggara merubah nasib banyak orang dan bahkan merubah satu pulau.

http://luisalmeida.web.interacesso.pt

In modern time we can see how tsunami that hit south east asia changed many people's lives and even changed one island.

Kita melihat awan mendung dan mengatakan belum tentu itu pertanda akan hujan. Pede. Tapi apakah pede kita itu yang menentukan jalannya kehidupan?

We see the dark cloud and say it doesn't mean it will rain. So full of confident. But does our confidence determines the course of life?

Friday, January 20, 2017

Letter for Mama

Hai mama, hari ini sudah dua puluh hari sejak mama pergi..

Hi mama, it has been twenty days since you left..

Semuanya berubah. Ya, rumah masih tetap sama tapi suasananya berubah. Pastilah. Kan sekarang jadi tinggal papa sama Keke.

Everything changes. Well, the house is still the same but it's not the same. Of course it is. There's just me and papa now.

Kalau dulu Keke malas pulang ke rumah, sampai rumah di atas jam lima atau malah hampir jam tujuh, senang nginap di rumah siapa aja yang lagi Keke mau inapin.. sekarang Keke bawaannya pengen cepet pulang, begitu jam 4 sore dari kantor langsung pulang, ga mau kemana-mana dan memang ga bisa keluyuran sih karena empat hari seminggu jam 5 sore anak-anak yang mau les sudah datang ke rumah.

In the past I didn't feel like going home, I got home after five or even at almost seven, I liked to stay over at people's places.. now I want to get home asap, I go straight home at 4 pm from work, not hang around and can't anyway because the kids come to the house at five pm for their tutoring.

Hari-hari bebas les pun Keke ogah kemana-mana. Kangen papa, ga mau dia sendirian kelamaan di rumah. Keke hilang selera buat lama-lama di kantor, ogah jalan-jalan window shopping, malas pergi nongki-nongki makan di luar, nonton atau ngemall.

Even in the days when I don't have any tutoring I still don't feel like going anywhere. I miss papa, I don't want to leave him all alone in the house for too long. I lost the mood to stay in the office, I don't feel like going on window shopping nor hang around, go eat somewhere, go to the movie or to the mall.

Mama, Keke kangen banget sama mama..

Mama, I miss you so much..

Rumah berasa kosong sejak mama ga ada.

The house feels empty since you left.

Tapi Keke tetap lebih pengen ada di rumah. Di rumah Keke berasa mama ada. Keke bisa ngobrol sama mama.. Keke ga berasa sendiri, ga kesepian.

Still, I want to be at home. I feel your presence at home, mama. I can talk to you when I'm at home. I don't feel alone nor lonely.

Ah mama, seandainya aja Keke tahu semua yang kita bertiga harapkan, doakan dan imankan ternyata akhirannya jadi begini.. Keke ga akan repot-repot dan ngotot meyakini semua itu. Dari pada ngebuang waktu, emosi dan tenaga buat sesuatu yang tidak akan terjadi kan lebih baik kita lebih sering menghabiskan waktu bersama.

Ah mama, if only I knew the things the three of us hoped, prayed and had faith in would end this way.. I wouldn't bother to believe in those things. Instead of wasting time, emotion and energy for something that never happened we would better spend more time together.

Semua bilang itu untuk yang terbaik. Mama terbebas dari penderitaan, tidak lagi harus hidup dalam badan yang bukan cuma tua karena umur tapi juga disiksa dengan berbagai penyakit.

Everyone said it was for the best. You were freed of pain, no longer had to live in the body torn not only by age but also by many illness. 

Keke tahu sembuh itu mungkin mustahil terjadi, jadi karena itu Keke berdoa, minta, memohon, mengimankan, mengharapkan, meyakini dan berusaha sekuat tenaga supaya kita bisa bawa mama berobat supaya bisa setidak-tidaknya meringankan penderitaan fisik mama tapi sampai tanggal 31 Desember kita tidak bisa kasih mama pengobatan dan dokter terbaik yang bisa dibeli sama uang.

I knew complete healing was probably impossible so that was why I prayed, asked, begged, had faith, and tried as hard as I could for us to at least eased your physical condition but until 31 December we still couldn't give you the best medication and doctor money could buy.

Kalau memang akhirannya harus seperti ini, mama, Keke rela. Kalau mama jadi terbebas dari segala rasa sakit dan penderitaan, Keke rela. Kalau mama jadi bahagia, Keke rela.

It's okay with me if it had to end like this, mama. It's okay with me if it freed you of pain and misery. It's okay with me if it makes you happy.

Yang masih susah Keke terima adalah tidak tahu batas hidupmu cuma sampai tanggal 31 Desember 2016, mama.

What I still find hard to accept is not knowing that you would live not passed 31 December, mama.

Kita bahkan tidak sempat bilang apa pun, mama. Kematian itu datang tidak terduga dan cepat sekali. Waktu dokter UGD itu bilang dia tidak dengar bunyi detak jantungmu, waktu hasil print out EKG nunjukkin garis lurus, waktu dokter itu bilang mama sudah tidak ada..

We didn't get a chance to say anything, mama. Death came unexpectedly and so soon. When the ER doctor said she didn't hear your heart beat, when the ECG print out showed flat line, when she said you have passed away..

Keke dan papa tidak mau percaya. 

Papa and I didn't want to believe it.

Rasanya baru beberapa menit lalu mama masih ada, masih terbatuk-batuk dan berjuang buat napas, masih sempat buka mata waktu kita ada di mobil dalam perjalanan ke rumah sakit.. dan sekarang dokter itu bilang mama sudah ga ada??

It seemed it was just few minutes ago when you were still alive, coughing hardly and struggled to breath, you opened your eyes when we were in the car while we were on the way to the hospital.. and now that doctor said you were gone??

Kalau saja Keke tahu hidupmu cuma sampai tanggal 31 Desember itu.. 

If only I knew your life would end on that 31 December..

Ada begitu banyak hal yang Keke tidak bilang ke mama; bahwa Keke sayang banget ke mama, melebihi dari sayang Keke ke diri sendiri. Keke kerja dobel; kerja kantor juga, nyambi ngajar les juga, ngajar lagi di TK.. semua bukan karena Keke gila kerja atau karena matre. Keke kerja itu supaya ada uang buat mama berobat, apa pun yang mama minta pasti Keke kasih, apa pun supaya mama jadi sembuh atau setidaknya bisa berasa badan jadi lebih enak, supaya mama dan juga papa senang.

There are things that I didn't say to you; that I love you so much, more than I love myself. I do double jobs; work at the office, tutoring and teach again in kindergarten.. it's not because I'm workaholic nor for materialistic reason. I work so there's money for your medication, I'd give you anything you ask, anything to make you heal or at least to make you feel better, to make you and papa happy.

Tapi pekerjaan juga nyedot banyak tenaga, waktu dan emosi Keke. Mama tahu sendiri kan kalau sudah sore Keke sudah teler kecapean, Keke ngurung diri di kamar. Kalau ngambil cuti atau ada hari libur, Keke malah pergi jalan-jalan.

But work takes lots of my energy, time and emotion. You knew it yourself I was drained out in the evening, I locked myself in my room. When I took my leave or on public holiday, I used it to go traveling.

Kalau saja Keke tahu hidupmu cuma sampai tanggal 31 Desember itu.. biar badan sudah gempor kecapean, Keke pasti akan habisin waktu sama mama supaya kita bisa ngobrol, peluk-peluk, sayang-sayangan sepanjang malam dan Keke ga akan begitu terobsesi sama traveling atau pacar atau blog.

Papa, me & mama. 1972



1979 or 1980. My mama & my sister are in heaven now

1989
If only I knew your life would end on that 31 December.. I would spend the time with you despite the physical exhaustment, so we could talk, hug, cuddled all night and I wouldn't be that obsessed with traveling or boyfriend or blog.

I miss moments like this when she wasn't as sick, weak & fragile as she was in her last years..
Mereka bilang kalau kita tahu segala sesuatu yang akan terjadi dalam dunia ini, tidak akan ada penyesalan..

They said if we knew what would happen in this world then there wouldn't be regrets..

Papa, yang lebih banyak menghabiskan waktu denganmu, mama, so yang seharusnya lebih terpukul dan lebih kehilangan, malah kelihatan lebih tabah dan lebih bisa menerima dengan imannya yang luar biasa itu. 









You and papa have alwaysbeen  proud of me. Here the two of you in my office. Jakarta, 1998

You and papa liked to bake cakes for christmas, new year or birthdays

This was taken on your birthday, 5 December 2016.
No birthday cake but we were happy. You were healthy & so happy.
We were grateful for your 82nd birthday.

Papa, who spent more time with you so who should take this hard and misses you more, appears to be stronger and more receptive with his amazing faith.

Beda sama Keke. Penyesalannya segudang. Banyak hal yang Keke ga bisa terima.

It's so different with me. I've got tons of regret. I can't accept so many things.

Keke banyak berubah setelah tanggal 31 Desember itu, mama. Keke ga bisa dan ga mau tidur di kamar karena setiap kali sendiri segala macam pikiran dan kesedihan itu datang lagi. Jadi Keke dan papa sepakat buat mindahin kasur Keke ke ruang tamu. Ga masalah deh Keke tidur di lantai, yang penting di situ Keke ga berasa sendiri karena kan dekat papa.

I have changed a lot since that 31 December, mama. I can't and won't sleep in my room because whenever I'm alone I think about many things and that sadness came back to me. So papa and I agreed to move my mattress to the livingroom. It doesn't matter that I sleep on the floor, most important thing is I don't feel lonely there because I've got papa nearby.

Tiga hari setelah pemakamanmu, mama, Keke harus kembali kerja. Aduh, berat rasanya. Selama hampir seminggu papa ikut ke kantor dan temenin Keke. Kita kasih alasan; kasihan papa sendirian di rumah. Tapi sebetulnya Keke yang ga bisa sendirian di kantor. Bukan cuma susah konsen, Keke maunya nangis melulu. Repot kan. Bisa kacau kerjaan kalau Keke nya kayak gitu.

I had to go back to work three days after your funeral, mama. That was so hard for me. For almost a week papa came to me to the office. The official excuse is it is better for papa to come along than staying alone in the house. But it was actually me who couldn't be alone in the office. It was not just making me hard to concentrate, it made me wanted to just cry and cry. Now how could I work when I was like that?

Sekarang sih Keke sudah bisa ada di kantor sendiri tapi tidur masih belum bisa di kamar. Repot sih jadinya kalau anak-anak les datang. Itu kasur harus Keke pinggirin. Kelar les, kasur digeret lagi. Anak-anak les sih ga ada yang pada protes atau nanya. Mereka sudah tahu kenapa kasur itu ada di ruang tamu karena waktu mereka datang bareng mama-mamanya buat ngucapin belasungkawa, Keke sudah cerita. Sukur deh mereka maklum. Malah sesudahnya ada timbul semacam keakraban dan rasa kekeluargaan yang sebelumnya ga ada.





I can see papa & this calm me down.

I can now stay in the office alone but I still can't sleep in my room. It is quite a thing when the kids come for their tutoring. I must move that mattress before and after the tutoring. Good thing they never protest or ask about it. They already knew why it is there in the livingroom because I have told them when they came with their mothers to say their condolances. They understand. Infact there is sort of closeness and the feelings of we're family that just recently bonding between us.

With one of my tutoring student & her dog. Photo taken on Thursday, 26 January 2017
Untung juga jarang ada yang datang bertamu. Kalau ga, bisa pada bingung lihat ada kasur bertakhta di ruang tamu dan repot juga kita harus mondar-mandir menggeser kasur itu.

Good thing visitors are rare. If not, they would be puzzled to see a mattress in the livingroom and it would trouble us to move that mattress.

Yah, mama, banyak hal berubah setelah mama ga ada. Hal-hal yang dulu ga ada artinya, sekarang jadi sangat berarti. Yang dulu gampang bikin Keke uring-uringan, sekarang hampir ga ada artinya.

Ah mama, many things change after you're gone. Things that really meaningless in the past now become mattered. Things that easily upset me now are less mattered.