Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, November 23, 2016

The Best Reward

"Bu Keke, minggu lalu anak saya cerita; tadi di kelas aku dipeluk sama bu Keke"

"Miss Keke, last week my child told me; miss Keke hugged me in class"

Saya baru saja sampai di depan pintu gerbang sekolah hari Selasa, 25 Oktober 2016, waktu seorang ibu dengan muka ceria menghampiri dan salam pembukaannya adalah kalimat di atas itu.

I just got to school's front gate on that Tuesday, 25 October 2016, when a cheerful lady approached me and greeted me with those lines.

Saya nyengir. Teringat Seminggu sebelumnya saya memang memeluk anak-anak itu.

I grinned as I remembered I hugged those kids last week.

Tapi.. emm.. anaknya yang mana ya?

It's just that.. err.. which one is her kid?

Alamak, tau ga, perlu waktu tiga bulan tuh sebelum akhirnya saya bisa nginget nama 17 anak TK A dan 24 anak TK B. Susah ngingat nama mereka karena saya ketemu mereka kan seminggu sekali.


Umm, fyi, there are 17 kids in the class for the 4-5 year olds and 24 in the class for the 5-6 year olds. It took me three months to finally able to remember their names. Well, it was quite a challenge to remember their names as I meet them once a week.

Buat ingat nama anak-anak itu saja perlu perjuangan.. apalagi nama emak-emaknya yang interaksinya dengan saya amat sangat terbatas.

It was quite a struggle for me to remember those children's names.. let alone their mothers with whom I have limited contact.

"Anak saya cerita semangat banget, dia dipeluk sama ibu" lanjut ibu itu dengan muka berseri-seri.

"My child excitedly told me about that hug" the lady went on, her face beamed brightly.

Saya nyengir malu. Ya ampuuunn.. cuma meluk aja kok..

I grinned shyly. Oh pleaseee.. it was just a hug..

* * * * *

Pembicaraan singkat itu segera terlupakan begitu saya masuk ke kelas PG.

That short talk soon forgotten once I got into PG class.

"Temanya masih binatang minggu ini, Ke" kata teman saya.

"The big theme for this week is animal, Keke" said my friend.

Hah? Kan sudah tiga minggu. Bukannya minggu ini sudah masuk ke tema tanaman?

Huh? It's been three weeks already. This week it's about plant, right?

"Tema binatang dipanjangin seminggu"

"One week extended"

Yeeehh.., semua rencana dan kegiatan mengajar yang sudah eikke siapin buat hari ini ga bisa dipake dong.. harus cari yang lain.



Oh noooo.., everything I have planned to teach today couldn't be used and I should find another one.

Dalam waktu singkat saya harus putar otak mencari pelajaran dan kegiatan pengganti.

I had to think fast to find another lesson and activity.

Itu satu dari sekian banyak hal yang bikin saya sukai dari mengajar; bidang ini sama sekali tidak pernah bikin saya bosan.

That's one of the many things that I like about teaching; it is never bored me.

Muridnya boleh sama. Tema pelajaran tiap semester juga sama. Sekolahnya sama. Tapi setiap saat selalu ada hal baru dan itu yang bikin mengajar jadi menarik, menantang, tidak statis dan jelas tidak akan pernah jadi membosankan.

The students may be the same. So does the curriculum every semester. School building is same. But there are always new things and that is what makes teaching interesting, challenging, unstatic and it surely will never be boring.

* * * * *

Saya memperhatikan anak-anak TK A menggambar. Saya senang melihat bagaimana setiap anak memakai imajinasinya mengenai tema yang saya berikan pada mereka hari ini.


I watched the kids in the class for the 4-5 year olds worked on their drawings. I loved seeing how each kid used his/her imagination on the theme given to them.

Saya lebih suka memberikan kebebasan bagi mereka untuk berkreasi, untuk menemukan ide dan mewujudkan ide itu.

I prefer to give freedom to them to be creative, to find their own ideas and to work on those ideas.

Beberapa anak 'bersinar' dalam kebebasan itu. Ketika mereka merasa tidak dibatasi oleh perintah dan tidak berada dibawah harapan untuk harus selalu bersinar, mereka justru bersinar terang dan indah.

Some kids shine in that freedom. When they feel they are not tied by orders and not under any expectation of having to always shine, they shine brightly and beautifully.

Beberapa anak lainnya justru melihat kebebasan itu menakutkan dan membingungkan. Mereka mungkin terbiasa dalam suasana dimana segalanya sudah disediakan dan dibantu sehingga tidak terlatih untuk berusaha melakukan sendiri, untuk tidak takut mencoba dan untuk menemukan kebahagiaan serta kepuasaan ketika berhasil melakukan sesuatu sendiri walau hasilnya belum sesuai dengan standard kesempurnaan orang dewasa.

Other kids saw that freedom frightening and confusing. They may be used in an evironment where everything is being served and being assited that it left them untrained to do things by themselves, to not be afraid to try and to find joy and satisfaction when they finally able to do something on their own though it is a far cry from adult's perfection standard.

Anak-anak seperti ini merasa tidak berdaya. Mereka berteriak pada saya. Tidak hanya minta dibantu tapi minta supaya saya yang menggambar dan mereka tinggal mewarnai. Bagian yang sulit dilempar ke saya, yang mudah buat mereka.

These kids feel helpless. They called out to me. Not just asking for an assistance but it was to ask me to do the drawing and left them with only the coloring part. The hard part be thrown to me, the easy one was for them.

Oh, tidak ya, saya tidak mau. Saya kepingin mereka berani melakukan sendiri dari awal sampai akhir.

Nope, I wouldn't do it. I wanted them to have the courage to do the whole project on their own.

Di sisi lain ada anak lain yang tidak mau mencoba karena takut. Mungkin karena takut ditertawakan, takut gagal, takut dikritik, takut salah. Entah karena mereka berada di lingkungan yang terlalu kompetitif, terlalu tinggi tuntutannya atau dikitari oleh orang-orang yang terlalu kritis yang merasa teguran dan kritikan keras akan 'mendorong' (baca: memaksa) seseorang untuk berusaha lebih baik.

In other side there are kids who are scared to try anything on their own. Maybe because they are afraid to be laughed at, scared to fail, to be criticized, to make mistakes. They are either live in highly competitive environment or surrounded by critical people who think reprimand and stern critics would 'make' (force) a person tries do things better.

Anak-anak seperti ini akhirnya malah jadi tidak mau berusaha atau hasil kerjanya justru jadi jelek.

These kids ended up not even wanted to try or their work would be so messy.

Ketika saya mengajar, saya berusaha untuk menciptakan lingkungan yang membuat anak-anak itu merasa mereka  bisa dan mau melakukan kegiatan yang diberikan kepada mereka.

When I teach, I try to create an evironment that makes the kids feels they can and want to do any activities given to them.

Jadi lingkungan itu jelas harus positif.

So it must be a positive environment.

Setiap orang entah itu anak atau orang dewasa tidak akan bisa berkembang dan menjadi baik bila berada di lingkungan beraura negatif yang menciptakan keresahan, kemarahan, kecurigaan, ketakutan, ketidakadilan, kesedihan, intimidasi baik secara fisik, emosi, intelektual atau spiritual.

Anybody, both children and adults, can't develop and be better in negative environment that creates anxities, anger, suspicion, fear, unfairness, grief, intimidation either physically, emotionally, intelectually or spiritually.

Jadi kalau kita berada dalam posisi yang memberikan kita kekuasaan dan wewenang tinggi, pergunakanlah semua itu untuk menciptakan lingkungan yang beruara positif.

So when we are in a position that gives us high power and authority, use it to create positive environment.

* * * * *

Berani tampil beda

Dare to be different

Saya memperhatikan hasil kerja anak-anak TK A.

I looked at the children's work. The children in the class for the 4-5 year old.

Satu karya bikin saya mengerutkan kening. Mencoba mengartikan gambar itu.

One work made me had to think hard. Tried to figure what drawing was it.

Sementara yang lain menggambar rumah dengan kebun, bunga, pohon, awan, kupu-kupu, mobil, orang.. yang satu ini menggambar sesuatu yang sepertinya gambar matahari.

While others drew houses with garden, flowers, tree, clouds, butterflies, car, people.. this one drew something that looked like sun.

"Kamu gambar apa, nak?" tanya saya "Matahari? Kok banyak banget. Matahari cuma ada satu. Kalau terlalu banyak bisa hangus kita semua"



"What are you drawing, kiddo?" I asked "Sun? Howcome there are so many of them. There is only one sun. If there are lots of sun we all would be burned"

Anak itu diam saja. Hanya mengangkat kepala sebentar, melirik saya dengan ujung matanya dan kemudian kembali sibuk dengan gambarnya.

The kid said nothing. He just raised his head a bit, glanced at me with the corner of his eyes and then continued with his drawing.

Wah.. terus terang, saya agak terpana melihat reaksi seperti ini.. belum pernah saya dicuekin oleh seorang murid..

Wow.. to be honest, it took me by surprise seeing this kind of reaction.. I have never been ignored by a student..

Tapi saya tidak mendesak. Mungkin dia sedang terlalu konsen dengan gambarnya. Mungkin juga dia tidak mengerti arti ucapan saya. Mungkin.. mungkin.. dia menganggap saya bagaikan nenek-nenek nyinyir yang.. nanya mulu, protes aje, ... hehe..

I didn't pursue though. Maybe he was so into his drawing. Maybe he didn't understand what I was saying. Maybe.. maybe.. he thought of me as nothing but a noisy old woman who.. keep asking questions, protesting this and that,... lol..

"Ini gambar laba-laba?" kepsek yang masuk sebentar ke kelas untuk mengambil setumpukan dokumennya melirik gambar itu dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Are these spiders?" the headmaster who came to the classroom to get her piles of documents, glanced at that drawing and just couldn't hold herself not to ask anything about it.

Kami bertatapan dan tertawa.

We stared at each other and just bursted out laughing.

Laba-laba! .. kenapa tidak kepikiran ke situ tadi ya?

Spiders!.. why didn't I think of that?

Bisa jadi anak itu menggambar laba-laba. Kan saya tadi mengajarkan tentang hewan yang tidak bisa dipelihara.

Maybe the kid drew spiders. After all, I taught them about undomesticated animals.

* * * * *

Pelukan yang menyatakan seribu kata..

A hug speaks thousands of words..

Saya sedang berjalan berkeliling sambil membagikan buku anak-anak TK B ketika tiba-tiba saya merasa ditabrak oleh seorang anak dari belakang.

In the class for the 5-6 year old.. I was walking around to give the kids their books when suddenly I felt like a kid ran into me from behind.

Bukan itu saja yang bikin kaget.

That was not the only thing that surprised me.

Anak lelaki itu tidak menabrak saya. Dia memeluk saya! Tapi saking semangatnya sampai jadi terasa seperti dia menabrak saya.

The boy didn't run into me. He hugged me! He did this way too excited that it felt as if he ran into me.

Saya berbalik dan dia memeluk saya erat-erat.

I turned around and he hugged me tightly.

Saya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena terlalu kaget dan juga tersentuh..

I was speechless both of surprise and feeling touched..

Melihat temannya memeluk dan dipeluk saya, yang lain lari mendekat karena ingin berpelukan juga.

Seeing their friend hugged and being hugged by me, the other kids ran approached us because they wanted to hug too.

Walah!!.. saya tertawa mendapati diri saya dipeluk oleh lebih dari lima orang anak.

Aww!!.. I laughed when I realized I was hugged by more than five kids.

Selama mungkin lima menit pelajaran terhenti karena kami sibuk berpelukan... hehe.. Seorang anak malah sempat-sempatnya mencium lengan saya!

For about five minutes everything stopped because we were busy hugging each other.. lol.. a kid even kissed my arm!

Dari sudut mata saya, terlihat oleh saya wali kelas TK B yang duduk dibelakang kelas. Dia tidak mengatakan apa-apa tapi dari mukanya saya tahu dia tidak terlalu suka kalau saya memberi peluang seperti ini pada anak-anak.


From the corner of my eye, I saw the class incharged teacher who sat in the corner of the class. She said nothing but her face telling me that she didn't quite like it when I gave this kind of break to the kids.

Kalau dikasih kesempatan mereka akan jadi lepas kendali, sekali dia pernah berkata begitu ketika saya membagikan buku kepada anak-anak itu sambil mengayunkan buku seakan-akan itu adalah pesawat yang sedang terbang meliuk-liuk dan jelas membuat seisi kelas tertawa terkikik-kikik.

When they were given a chance, they would lose control, she once told me that when I gave the kids's books by swinging it as if it were a plane flying around, manouvering and made the whole class laughed.

Ah, dia kan sudah kenal saya sejak tahun 2005. Semua tahu saya ini guru paling jahil, paling lucu, paling senang bermain dengan anak-anak dan yang paling senang memberikan afeksi seperti pelukan dan ciuman.

Oh, come on, she has known me since 2005. Everyone knows I'm the most naughty teacher, the funniest, the one who likes to play with the kids and love to give affection such as hugs and kisses.

Ketika seorang anak datang untuk menggelitiki saya atau menarik hidung saya, guru lain atau orang tua anak itu akan menegur karena menganggap perbuatan itu tidak sopan.. Reaksi saya terhadap perbuatan anak itu? Oh, saya spontan balas menggelitikinya atau menarik rambutnya. Ya, seperti itulah saya dan karenanya saya jadi dekat dengan anak-anak itu.. satu hal yang menguntungkan karena kalau mereka ada kesulitan, mereka tidak ragu atau takut untuk datang ke saya sehingga saya bisa menolong mereka dan tugas yang saya berikan selalu mereka kerjakan dengan hati gembira.
  
When a kid came to me to tickle me or to pull my nose, other teacher or the kid's parent would tell the kid it is impolite to do so.. How did I react to that kid? Oh, I spontaneously tickled him/her back or pulled his/her hair.. yep, that's me and it draws me close to the kids.. it's a benefit because when they had a problem they didn't hesitate nor afraid to come to me so I could help them and they always happily do every task given by me.

Jadi saya akan tetap memeluk anak-anak itu biar pun seisi dunia tidak menyukainya.

So I would keep hugging those kids though the whole world dislike it.

Karena pelukan itu mengatakan 'aku menyayangimu'

Because that hug says 'I love you'

* * * * *

"Gimana tadi di sekolah?" tanya Andre ketika malamnya dia menelpon saya.

"So how was school?" asked Andre when he called me in the evening.

"Laba-laba dan pelukan" jawab saya.

"Spider and hug" I replied.

"Hah?" dia terdengar heran.

"Huh?" he sounded he was lost.

Saya ceritakan padanya tentang hal-hal yang terjadi di dua kelas itu.

I told him about the things happened in those classes.

"Kamu harus belajar dari pedenya anak lelaki yang menggambar laba-laba itu" Andre tertawa "Orang boleh berpendapat apa pun tentang dirinya atau gambarnya.. tapi hal itu tidak akan mempengaruhinya"

"You should take the boy's confident, the one who drew that spider, as a lesson" Andre laughed "People can say anything about him or his drawing.. but none got to him"

Yep.

"Terapkan hal itu pada orang-orang di kantormu" lanjut Andre "Kalau mereka tidak bisa menghargaimu.. itu karena mereka tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain, mereka mungkin tidak pernah belajar tentang menghargai orang lain.. Apa itu merugikan kamu? Apa itu akan membunuh kamu? Tentu saja tidak. Kalau mereka tidak bisa melihat kebaikan dalam dirimu, itu kerugian mereka, bukan kerugian kamu. Kalau mereka tidak menganggap kamu sebagai asset berharga.. biarlah, toh kamu tahu nilai aslimu seperti apa. Kalau mereka menganggap kamu bukan contoh yang baik, yah, biarin aja mereka sibuk saling menampilkan diri sebagai contoh yang baik sampai lupa bahwa Yesus mengatakan yang terutama adalah kasih"

"Apply it to the people at work" He went on "If they can't appreciate you.. that's maybe because they don't know how to appreciate people, perhaps they never learn how to do that.. you've got nothing to lose, right? Would it kill you? Of course not. If they can't see the good things in you, that's their loss, not yours. If they can't see you as valuable asset.. let it be, the most important thing is you know your own worth.. If they think you're not a good example, well, let them busy showing themselves as good examples that they forgot Jesus said the most important thing is love"

Saya tersenyum. Dia benar.

I smiled. He's right.

"Ada banyak orang yang luarnya terlihat baik, tapi di dalam, hatinya tidak lurus. Kalau ada yang lebih menyukai orang-orang seperti itu.. biarlah mereka mendapatkan manusia-manusia demikian, biarlah mereka merasa nyaman dikitari oleh manusia-manusia macam itu, biarlah mereka mengasihi orang-orang yang demikian dan biarlah mereka menghargai manusia-manusia itu setinggi-tingginya" lanjutnya "Apakah itu merugikan kamu?"

"There are many people who look nice from the outside but deep inside their hearts are filled with many troubling hidden agendas. If anyone likes those kind of people.. let him/her have them, let him/her feel comfortable being surround with them, let him/her love them and let him/her appreciate them highly" he continued "Would it be your loss?"

"Tuhan menempatkan kamu dalam hidup orang tuamu, dalam hidup saya, dalam hidup murid-muridmu.. kami adalah orang-orang yang melihat dirimu dan mengetahui kamu adalah orang baik"

"God place you in your parents's lives, in mine, in your students's.. we are the people who see you and knew you are a good person"

"Kasih yang ada dalam hati kami buat kamu dan kasih yang ada dalam hatimu untuk kami, itu penghargaan yang lebih tinggi dari apa pun dan itu melebihi citra diri paling baik yang ditampilkan oleh manusia mana pun. Kasih adalah reward yang paling berharga"


"The love in our hearts for you and the love in your heart for us is the highest appreciation and more than any good image shows by anyone. Love is the most valuable reward"

Friday, November 18, 2016

One Leave Day

Cuti tidak kemana-mana itu bukan saya banget. Tapi cuti tanggal 7 November kemarin itu mau tidak mau harus dihabiskan di rumah gara-gara rencana jalan bareng sama teman harus di cancel karena dia pilek.

Spending leave day without going anywhere is not my style. However the leave on 7 November had to be spent at home after the plan to go with a friend had to be cancelled because he got flu.

Saya sendiri juga merasa badan kurang fit. Sehari sebelumnya seorang teman mengukur tekanan darah saya dan kami berdua sama-sama kaget melihat hasilnya; 80/60. Anjlok. Pantesan sepagian itu saya memang merasa pusing.

I didn't feel good either. The previous day a friend measured my blood pressure and we both were quite shocked to see its result; 80/60. It dropped. It explained why I have been feeling dizzy the whole morning.

"Sudahlah, mending kamu istirahat aja di rumah" kata Andre.

"There, you better rest at home" said Andre.

Saya masih ragu. Pengen jalan tapi juga ragu, jiper. Tekanan darah anjlok. Badan juga kurang enak. Cuma ya.. punya janji jalan nih sama teman..

I hesitated. I wanted to go out but hesitated, not really into it. The blood pressure dropped so low. I didn't feel good. It's just that.. I had a plan to go with a friend..

Eh, teman saya telpon; "Sori, gue pilek. Rencana jalan kita diundur ya"

Well what do you know, my friend called me; "sorry, I've got flu. We have to reschedule our plan"

Rupanya hari cuti itu saya memang tidak boleh kemana-mana.

It is clear that I wasn't allowed to go anywhere on that leave day.

* * * * *

Orang tua saya girang ketika tahu sepanjang hari Senin itu saya akan tinggal di rumah. Tujuh hari seminggu saya pergi kerja. Waktu saya bersama mereka semakin sedikit. Ya apa boleh buat. Saya kerja kan bukan buat kasih makan mereka juga. Jadi kalau konsekuensinya bikin waktu saya di rumah semakin sedikit, yah, harus bisa terimalah..

My parents were happy when they knew I would be staying home on that Monday. I work seven days a week. My time with them is fewer and fewer. No choice. I work to feed them too. So if it makes me have less time at home, well that's the consequence we all have to accept..

Tapi toh tidak berarti Senin itu saya hanya duduk bengong seharian kayak ayam sakit.

But it doesn't mean I'd spend that Monday by sitting like a sick chicken.

Saya akan bersih-bersih rumah.

I would clean the house.

* * * * *

7 November.... Ah, enaknyaaaa bangun tidak perlu pagi-pagi. Jam delapan pun masih bisa bermalas-malasan di tempat tidur.


On 7 November.... Ah, it felt sooooo good not having to wake up early in the morning. I could still stay in bed at eight am.

Tapi saya tidak bisa berlama-lama baring-baring di tempat tidur. Saya lapar. Biasanya kan jam enam saya sudah sarapan. Semalam saya tidak makan jadi pagi ini perut saya sudah minta makan.

I had to get up though. I felt hungry. I usually have breakfast at six. I skipped dinner last night so my stomach screamed for breakfast this morning.

Program bebersih rumah dimulai setelah sarapan.

Cleaning the house started after breakfast.

Sapu dan mengepel lantai ada dalam urutan pertama.


Sweeping and mopping the floor were number one on the list.

Saya pindahin sofa dan kursi karena kolong-kolong mau saya pel semua. Ha..

I moved the sofa and chairs because I wanted to do the work thoroughly. Ha..

Tapi kok ya sudah sarapan dan tidur hampir sepuluh jam semalam.. kepala saya masih pusing, napas saya pendek dan berapa kali saya harus berhenti untuk duduk sebentar karena tiba-tiba pandangan mata jadi gelap. Kayaknya ini tekanan darah belum bener seratus persen.. tapi saya diam-diam saja. Kalau saya ngomong.. wah, emak babe bisa heboh..

Still I felt the dizzy, had short breath and I had to stop few times to sit for a while as everything suddenly was black. I had breakfast and I slept for nearly ten hours last night. This must be the blood pressure that hasn't completely recovered.. but I kept myself quiet about it. If I didn't.. man, my parents would make a big fuss of it..

Apalagi kalau Andre tahu.. hmm.. bakal ngoceh panjang pendek dia.. jadi mending saya diam-diam aja kan..

If Andre knew about it.. hmm.. he would lecture me.. so I better say nothing about it..

Pakai acara berhenti buat mandi, makan siang dan bobo siang juga dong. Ya, iyalah.. kalau semua diborong sekaligus, bisa gempor saya.


I took few brakes to shower, had lunch and took a nap. Of course I did.. I couldn't do it all at once, I'd 

Kami tidak punya pembantu, dari dulu orang tua saya sebetulnya lebih suka tidak pakai pembantu. Mereka tipe orang yang mikir kalau bisa dikerjakan sendiri, ya kerjakanlah sendiri. Lebih puas dan lebih yakin dengan hasil yang dikerjakan sendiri dari pada kalau dikerjakan oleh orang lain.

We don't have maid, my parents prefer not to have any. They are the type of people who think if they can do this by themselves, then do it. It is more satisfying and feel more good with the result than if it is done by other people.

Prinsip mereka itu menurun ke saya. Jadi kalau lagi main ke rumah orang lain yang punya pembantu, rasanya risih kalau mau nyuruh atau mau minta tolong ke pembantu itu biar pun tuan rumahnya bilang kalau saya perlu sesuatu, jangan ragu ngomong aja ke pembantunya. 

They pass this principle to me. So when I am in other people's house who happen to have a maid, I feel uneasy to ask or give order to that maid though the owner of the house told me not to hesitate to do so.

Nah, karena di rumah tidak ada pembantu, saya dan ayah saya berbagi tugas. Cuma karena saya sibuk kerja kantoran dan punya kerja sampingan sebagai guru les dan guru TK, pekerjaan rumah bagian saya sering tertunda atau malah terbengkalai.

So, since we have no maid, my father and I are sharing housechores. But since I am busy with my work in the office and my sidejobs as English tutor and kindergarten teacher, my part of housechores are oftenly have to be postponed or even left undone.

Jadi kalau lagi ada waktu, suka saya borong. Capek sih tapi ya resiko.. hehe.. saking capeknya saya tidak bisa tidur siang lama. Satu jam sudah bangun.


I like to do it all when I have time. Exhausting but well.. that's the consequences.. I was so exhausted I couldn't nap long. I was already awake an hour later.

Pokoknya program bersih-bersih terlaksana semua. Dari mulai sapu-ngepel lantai, cuci keset, bersihkan jendela-jendela, cuci beberapa pajangan, bersihkan kompor gas dan bersihkan kamar mandi.


The important thing is I did all my cleaning plan; swept-mopped the floor, washed the doormat, clean the windows, washed few of knick knacks, cleaned the stove and cleaned the bathroom. Mission accomplished.



Malamnya saya menyempatkan diri untuk merapikan pekerjaan murid-murid di TK yang berhari-hari lalu tidak sempat saya kerjakan.


I spared some time in the evening to check and gave score to my kindergarten students's activities worksheet 

Karena masih ada waktu tersisa, badan dan mata masih segar.. lanjut ngedraft buat blog.

Since the night was young, my body and eyes were still fully awake.. let's drafting the post for my blog.

Saya teler tapi hati puas. Tidak sia-sia deh hari cuti itu.

I really knocked out but I felt content because I have made the most of my leave day.

Buat kalian yang bisa cuti lebih dari sehari dan bisa jalan-jalan.. syukurilah itu. 

For you guys who can take more than one day leave and can go traveling.. be thankfull.

Saya dibolehin ngambil cuti cuma dua hari, maksimal tiga hari, dalam sebulan. Dijebret sekaligus seminggu? Hmm.. ngimpi.. ngambil cuti dua hari ditambah satu hari libur aja kuping harus siap denger sejuta komentar "Cuti mulu", "Cuti lagi?".. Hahaha.. sudah lima tahun saya di sini, kuping dan hati saya lama-lama jadi tebal ..


Every month I am allowed to take only two days leave, three at max. Taking a week leave? Hmm.. dream on.. taking two days leave plus one day off and my ears must hear millions of comments such as "Keep taking leave", Taking leave again?".. Hahaha.. It has been five years, my ears and my heart have thickened eventually..

Monday, November 14, 2016

You Wanna Teach Kindergarten?

Kalau ada yang tanya apa sih yang diperlukan untuk menjadi guru TK, inilah jawaban saya;

If anyone asks me what is it required to be a kindergarten teacher, here is my answer;

JADILAH KREATIF / BE CREATIVE
Biar pun saya punya file setumpuk dari kegiatan yang pernah saya lakukan di kelas saya selama masa enam tahun saya mengajar di TK tapi itu tidak berarti saya jadi terpaku pada mengulangi kegiatan yang itu lagi, itu lagi.

Eventhough I have pile of files of the activities that I did in my class during my six years of teaching in kindergarten, it doesn't mean I just repeating the same activities again and again.

Misalnya, untuk kegiatan kelas bahasa Inggris hari Selasa 18 Oktober 2016 saya terinspirasi dari website www.krokotak.com. Website itu pas banget buat guru TK karena isinya tentang bermacam kegiatan yang pas buat anak TK.


For example, I've got the inspiration for my English class activity on Tuesday 18 October 2016 from a website www.krokotak.com. The website is definitely for kindergarten teachers because it's all about activities that fit for kindergarten children.

Kura-kura ini menjadi pilihan saya karena cara membuatnya tidak rumit.

I chose this turtle because it's easy to make.

Satu dari sejuta hal yang saya sukai sebagai guru TK adalah; walaupun tema pelajarannya sama tapi tidak pernah jadi membosankan karena cara pengajaran dan kegiatan apa yang mau dilakukan di kelas tidak harus sama setiap semesternya. Yang penting inti pelajarannya tercapai.

One of the million of things I love being a kindergarten teacher is; the theme of the lesson maybe same but it can never be boring because how I teach and the activities I do in class don't have to be same every semester. The important thing is the point of the lesson is accomplished.

JADILAH LUWES / BE FLEXIBLE
Mengajar anak TK tidak bisa disamakan seperti bekerja di pabrik, menghadapi mesin yang sudah diprogram.

Teaching in kindergarten is not the same as working in factory, working with programmed machine.

Mesin tidak punya pikiran dan emosi. Mesin mengikuti apa yang sudah diprogramkan. Mesin akan melakukan persis seperti apa yang sudah diperintahkan kepadanya lewat program tersebut. Mesin tidak akan melawan, tidak akan protes, tidak akan menangis, tidak akan ngambek.. seburuk apa pun dia diperlakukan.. dia akan patuh mengikuti programnya.

Machine has no mind of its own and is emotionless. Machine follows what has been programmed for it to do. Machine won't opposed it, won't protest, won't cry, won't throw tantrum.. no matter how bloody awful it is treated.. it will obey its program.

Mengajar melibatkan manusia dan ini adalah anak-anak berusia tiga-empat-lima tahun yang baru beberapa tahun lalu belajar untuk bisa pipis sendiri, bisa makan sendiri, yang mungkin masih minum susu dengan botol, masih dikelonin emaknya.. hehe.. ya, itu kenyataannya..

Teaching involves human and these humans are three-four-five year old children who few years ago just learned to pee on their own, to feed themselves, who probably still drinking milk from bottle, still very much mama's baby.. lol.. yep, that's the fact..

Jadi kalau saya sudah membuat program mengenai apa yang akan saya ajarkan dan kegiatan apa yang akan saya berikan untuk anak-anak di kelas bahasa Inggris, itu bukan harga mati, cynn.. karena dalam prakteknya mungkin saya harus menghilangkan atau bisa menambahkan hal-hal dalam program atau kegiatan itu, mungkin tidak semua tercapai, mungkin dalam waktu singkat saya harus menggantinya..


So if I have made a program that consists of the things I will teach and the activities that I will give to the children in my English class, it is not an ultimate one, hun.. because in practice I may have to delete or add things in the program or in the activity, maybe it's not all accomplished, maybe I have to make a quick change..

Ketika sudah berada di dalam kelas, apa pun bisa terjadi dan biasanya adalah hal-hal yang tidak terduga. Jadi luweslah, jangan kaku, jangan ngotot semua yang kita rencanakan atau yang sudah kita susun harus terlaksana.. karena kalau kita kaku, kita bakal jadi stress dan kita bikin anak-anak itu ikut stress. Nah, dalam keadaan stress.. suasana jadi tidak enak, tidak enjoy dan yang menyedihkan adalah anak-anak itu tidak akan bisa belajar dengan baik dalam keadaan demikian.

In the classroom, anything can happen and it usually the unexpected ones. So be flexible, don't be stiff, don't insist to have everything go smoothly as it planned or the program has to be accomplished.. if we're stiff, it will only stressed us and we make the children stress too. In stressful situation.. nothing feels right, it's not fun and the sad thing is those children can't learn well in such circumstance.

MANUSIAWILAH / BE HUMAN
Ada orang-orang tertentu yang membuat saya merasa seperti tidak berhadapan dengan manusia karena mereka menampilkan diri bagaikan Superman, Superwoman dan malaikat.

There are certain people who make me feel I don't face human because they appear themselves as Superman, Superwoman and angels.

Orang-orang ini dengan rajin serta teliti menunjukkan segala kekurangan, kelemahan, kesalahan dan sejuta cacat cela saya.

These people dedicately and thoroughly show all of my lackness, weakness, mistakes and millions of my flaws.

Hal ini bikin saya heran; kenapa mereka tidak bersikap seperti itu juga terhadap hal-hal yang baik dalam diri saya?

This puzzles me; howcome they don't apply the same attitude toward the good things in me?

Kalau kamu ingin jadi guru TK, ingatlah bahwa yang kamu hadapi di dalam kelas adalah manusia dan dirimu juga manusia jadi manusiawikanlah mereka dan manusiawikanlah dirimu.

If you want to be kindergarten teacher, keep this in your mind, you are dealing with human in the classroom and you are a human too so be human for them and for yourself.

KESEMPURNAAN BUKANLAH SEGALANYA / PERFECTION IS NOT THE RULE OF THE GAME
Boleh saja menetapkan standar.

It is okay to set a standard.

Misalnya; saya mengajarkan satu itu adalah one dalam bahasa Inggris, dua adalah two, tiga adalah three, empat adalah four dan lima adalah five. Saya membuat standar bahwa tujuh belas anak TK A yang berusia empat sampai lima tahun itu harus bisa membedakan bentuk angka, pelafalannya dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris.


For example; I teach my class satu is one in English, dua is two, tiga is three, empat is four and lima is five. I set a standard that those seventeen children in the class for the four-five year olds must able to recognize each number's shape and how to pronounce it in Indonesian and in English.

Saya menunjukkan angka-angka itu. Saya menghitung dan bernyanyi. Berulang-ulang macam kaset rusak.. hehe..

I showed them those numbers. I counted and sang. Over and over again like a broken record.. lol..

Mereka membeo. Mengikuti saya.

They recited after me.

Saya panggil mereka satu persatu. "Tolong dong tunjukin mana angka one" saya menguji dengan menyebut angka dalam bahasa Inggris secara acak.

I called them one by one "Please show me which is number one" I tested them by gave them random numbers.

Kalau sepuluh dari tujuh belas anak itu bisa menunjukkan lima angka dengan benar, itu sudah saya anggap mereka berhasil mengerti dan mengingat pelajaran yang saya berikan.

If ten out of seventeen children could correctly point those five numbers, I considered them have understood and remembered the lesson I gave them.

Standar saya mungkin tidak tercapai. Apa itu berarti saya gagal? Tidak. Apakah berarti anak-anak itu yang gagal? Tidak.

I may not accomplish my standard. Is that mean I failed? No. Is that mean the children failed? No.

Saya selalu menekankan pada murid-murid les saya bahwa saya tidak mengajar mereka hanya supaya nilai ulangan mereka selalu sempurna, 100. Nilai memang penting tapi buat apa kalau mereka hanya membeo tapi tidak mengerti? Begitu naik kelas, pelajaran yang dipelajari setahun sebelumnya hilang dari ingatan walaupun nilai di raport sempurna semuanya.

I always tell my tutoring students that I don't teach them so they will always get perfect exam score of 100. Score does important but what's the point if they just reciting but don't understand? Once they move to higher grade, all the things they learned in the previous year were gone from their memories though they have perfect scores in their raport books.

REALISTISLAH / BE REALISTIC
Ketika muridmu tidak bisa menempel dengan rapi atau menghitung dengan benar.. janganlah bersikap seakan dia tidak bisa melakukan apa pun dengan benar.

When your student can't put the glue on the paper neatly or count correctly.. don't behave as if he/she can't do anything right.

Ketika muridmu menangis mencari ayahnya atau ibunya, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa dia cengeng.

When your student cries for his/her daddy or mommy, don't quickly jump into conclusion that he/she is a big baby.

Jangan katakan "dulu waktu saya seumur kamu.."

Don't say "when I was your age.."

Realistislah. Mereka bukan dirimu.

Be realistic. They are not you.

Ok, umur tiga tahun kamu sudah bisa menghitung satu sampai seratus. Umur sepuluh tahun kamu juara kelas. Umur empat belas tahun kamu sudah punya pacar. Umur dua puluh tiga kamu sudah jadi dokter. Umur dua puluh lima kamu sudah menikah. Umur tiga puluh kamu sudah general manager. Umur empat puluh kamu sudah jadi profesor. Umur empat puluh dua kamu sudah punya perusahaan sendiri. Kamu kuat, tahan banting dan selalu bisa mengatasi masalah.

Ok, so you could count one to one hundred when you were three years old. You were the class star when you were ten years old. You had a bf/gf when you were fourteen. You had your medical diploma when you were twenty three. You got married when you were twenty five. You were a general manager at thirty. You were a professor at forty. You had your own company when you were forty two. You are tough, resilient and always able to handle the problem.

Itu kamu. Itu IQ kamu. Itu kepribadian kamu. Itu bakat kamu. Itu kemampuan kamu. Itu keberuntungan kamu.

That's you. That's your IQ. That's your personality. That's your talent. That's your ability. That's your luck.

Lantas apa saya atau orang lain harus memiliki kemampuan, IQ, bakat, kepribadian, nasib dan keberuntunganmu juga?

So do I or others must have your ability, IQ, talent, personality, destiny and luck as well?

Lha, bentuk hidung kamu dan bentuk hidung saya aja beda kok. Jadi wajar dong kalau cara kerja otak kamu beda dengan cara kerja otak saya.

Geez, your nose shape is different with mine. So it's understandable if your brain works differently with mine.

Jadi realistislah. Jangan berpikir; kalau saya bisa, kamu juga harus bisa. Kalau cara ini berhasil saya aplikasikan ke diri saya, kamu juga harus bisa dong.

So be realistic. Don't think if I can, so can you. If I've succeedly applied this to myself, then you should able to do the same.

LOVE LOVE LOVE
Cintailah pekerjaanmu. Cintailah murid-muridmu.


Love your work. Love your students.

Ada banyak orang yang mengambil jurusan pendidikan tapi tidak memiliki panggilan untuk menjadi guru dan pendidik.

Many people majored in education but have no calling to be teacher and educator.

Kalau kamu tidak merasakan panggilan yang kuat untuk menjadi guru, bagaimana kamu bisa mencintai pekerjaan mengajar? Bagaimana kamu bisa mencintai murid-muridmu yang punya sejuta sifat, kebiasaan, kelebihan, kekurangan dan masalah pribadi?

If you don't feel strong calling to become a teacher, how can you love teaching? How can you love your students with all their millions of characters, habits, potentials, flaws and personal issues?

JADILAH SEORANG GURU, BUKAN SEORANG MONSTER / BE A TEACHER, NOT A MONSTER
Saya sedih setiap kali mendengar cerita murid-murid les saya tentang guru killer di sekolah mereka yang tidak mau menjawab pertanyaan muridnya, menolak untuk menerangkan dan membuat murid bisa terkencing di celana saking takutnya berhadapan dengan guru itu.

I am sad everytime I hear my tutoring students told me about their killer teachers in school who don't answer the students question, refuse to give explanation and can make a student pee his pants for being so terrified of them.

Saya juga pernah membaca seseorang menulis bahwa dirinya pernah mengajar di SMA dan bahwa dia dulu guru killer. Tulisannya itu memberi kesan menjadi guru killer adalah suatu kebanggaan.

I once read a person wrote that she was once taught in high school and how she was a killer teacher. Her writing gave the impression that she is proud being a killer teacher.

Bersikap judes pada murid, menjaga jarak sampai murid takut menegur, takut bertanya, takut minta penjelasan tentang hal yang tidak diketahuinya.. apakah itu suatu kebanggaan?

Being harshed to student, keeping a distance that makes student feels uneasy to greet, scared to ask, terrified to come when they need more explanation on the things they don't know.. is that a pride?

Sengaja menjadikan diri guru killer supaya dihormati oleh murid? atau supaya tidak repot harus menjawab pertanyaan mereka, tidak usah capek memberi penjelasan lebih detil?

Making oneself a killer teacher on purpose to be respected by students? or to spare the trouble to answer their questions or to give detailed explanation?

Kalau demikian pemikiranmu, jangan jadi guru. Jadilah karyawan kantoran saja atau jadilah seorang big boss.

If you have that kind of mindset, don't become a teacher. Be an office employee or be a big boss.

HUMOR HUMOR HUMOR
Humor amat sangat dibutuhkan kalau ingin mengajar di TK karena kalau kamu tidak bisa melihat hal-hal lucu dalam diri anak-anak itu, dalam diri sendiri, dalam kehidupan sebagai guru.. kamu tidak akan bisa bertahan lama di bidang ini.

Humor is definitely needed if you want to teach in kindergarten because if you can't see the funny sides in those children, in you, in life as teacher.. you won't last long in this field.

ADIL / BE FAIR
Kamu berharap anak berusia tiga-empat-lima atau bahkan enam tahun sudah bisa menggunting dengan rapi dan benar.. adilkah itu?


You expect a three-four-five or even six year old child to be able to cut paper neatly and correctly.. is it fair?

Kamu menegur seorang anak ketika dia berbuat salah tapi saat dia melakukan segala sesuatu dengan benar, patuh padamu dan bersikap baik, kamu tidak berkomentar apa pun.. adilkah itu?

When a child misbehaves, you reprimand him/her but when the child does everything right, obey you and behaves, you say nothing.. is it fair?

Kamu tidak hanya mengajar muridmu membaca, menulis, menghitung.. kamu mengajari anak-anak kecil ini tentang banyak hal. Bersikap adil adalah bagian dari sikap menghargai, yang merupakan satu dari sekian banyak pelajaran non akademis, yang kelihatannya remeh tapi dalam hidup amat sangat penting.

You don't just teach your students how to read, write, count.. you teach these little children about many things. Being fair is part of appreciation attitude, which is one of the many non-academic subjects, that looks insignificant but it is very important in daily life.

MEMBANGUN, TIDAK MENGHANCURKAN / TO BUILD, NOT TO DESTROY
Anak bisa belajar membaca, menulis, berhitung, bernyanyi, mewarnai dll dari siapa saja. Tapi tidak semua orang bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan memiliki citra diri yang baik dalam dirinya.

A child can learn reading, writing, counting, singing, coloring etc from anyone. However, not everyone can build up self confident and instilled good self image in a child.

Dunia ini penuh dengan orang-orang yang memiliki hasrat lebih besar untuk menghancurkan dari pada untuk membangun. Mereka saling menghancurkan secara fisik, emosi, rohani atau intelektual.

This world is full with people whose big desire is to destroy than to build. They are destroying each other physically, emotionally, spiritually or intelectually.

Ke dalam dunia seperti demikianlah kita mengirimkan anak-anak ini. Karena itu bangunlah mereka supaya mereka bisa bertahan menghadapi orang-orang seperti itu dan supaya mereka tidak menjadi seperti orang-orang tersebut.


We are sending these children into that kind of world. That is why build them so they can survive when they meet those people and so they don't turn themselves just like them.

TERANG DALAM KEGELAPAN / BE A LIGHT IN THE DARK
Dulu di TK tempat saya mengajar ini ada seorang murid yang bandelnya ampun-ampunan dan mudah sekali berkelahi dengan teman sekelasnya.

There was a student in the kindergarten where I teach who was really a brat and so easily got into a fight with his classmate.

Saya sering tergoda untuk menyebutnya bandel, badung dan nakal seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain tapi walaupun saya kesal dengan kelakuannya serta gemas dengan ulahnya, saya menahan diri untuk tidak menyebutnya demikian.

I oftenly tempted to call him naughty, brat and trouble maker just like anybody else but though his attitude upset me and his misbehaves drove me crazy, I held myself not to call him with those names.

Saya justru menjadikan dia semacam asisten saya di kelas, saya minta dia menolong teman-temannya dan ketika dia berhasil mendapat nilai tinggi dalam pelajaran bahasa Inggris, saya mengatakan saya bangga padanya.

I made him sort of my assitant in class, I asked him to help his classmates and when he finally got high grade in my English class, I told him I'm proud of him.

Dia tidak hanya menjadi amat sangat menyayangi saya tapi yang paling utama adalah kelakuannya berubah menjadi baik.

He did not just loved me so much but the most important thing is he changed himself into a better child.

Jadilah terang untuk murid-muridmu.


Be a light for your students.

Mereka akan membawa terang itu dalam diri mereka dan mereka akan menjadi terang untuk orang-orang lain.

They will carry that light in them and they will become lights for others.

JADILAH ORANG TUA, KAKAK & TEMAN UNTUK MURID-MURIDMU / BE THE PARENTS, BIG BROTHER/SISTER & FRIEND TO YOUR STUDENTS
Entah guru TK, SD, SMP, SMA bahkan dosen memiliki peran ganda yang harus dia jalankan yaitu dengan memposisikan diri sebagai orang tua, kakak dan teman untuk murid-muridnya.

Whether it is kindergarten, elementary, junior high, high school, even university/college teachers must also take the role as parent, big brother/sister and friend for his/her students.

BERSIAP MENGHADAPI GAJI KECIL / BE READY TO GET UNDERPAID
Pernah dengar cerita guru nyambi kerja jadi pemulung karena gajinya sebagai guru tidak akan bisa menghidupi dirinya dan keluarganya?

Have you heard a teacher who had side job as garbage collector because his teaching salary couldn't support himself and his family?

Dulu di Jakarta penjual martabak langganan saya adalah seorang guru SMP.

Back then in Jakarta, the vendor where I used to buy Indonesian stuffed pancake called martabak, is a junior high school teacher.

Ya, sekolah-sekolah besar, apalagi yang berlokasi di kota besar, berani bayar besar antara 2 juta sampai bisa 5 juta.

Yes, big schools, especially the ones located in big cities, can afford to pay high between 2 to 5 millions.

Tapi kan tidak semua sekolah sanggup membayar segitu.

However, not all schools can pay that high.

Gaji pertama saya sebagai guru TK adalah sebesar 350.000. Enam tahun kemudian gaji saya 600.000.

My first salary as kindergarten was 350.000. Six years later I was paid 600.000.

Setelah lima tahun berhenti mengajar di TK, saya diminta kembali untuk seminggu sekali mengajar bahasa Inggris di dua kelas. Gaji saya? 300.000.


After five years of absence from teaching in kindergarten, I was asked to teach English in two classes once a week. My salary? 300.000.

So, jangan dipikir jadi guru itu gampang. Tanggung jawabnya besar. Tuntutannya banyak. Gajinya rendah.

So, don't think it is easy to be a teacher. It requires big responsibility. Lots of demands. Underpaid.

* * * * *

Kenapa saya tidak memasukkan harus punya gelar sarjana minimal S1, punya nilai GPA minimal 4.00 atau punya IQ minimal 200?

Why didn't I put the requirement of possessing a minimum Bachelor degree, have minimum 4.00 GPA score or to have at least 200 IQ?

Semua itu baik tapi kalau saya seorang kepala sekolah atau pemilik sekolah, bukan itu yang akan saya nilai tinggi.

They're all good but if I were a headmaster or school's owner, I wouldn't give high score on those things.

Saya bahkan tidak akan mengandalkan penilaian saya pada hasil psikotest calon guru itu.

I wouldn't even rely on the result of that teacher candidate's psychological test.

Karena bisa atau tidaknya seseorang menjadi guru, terpanggil atau tidaknya seseorang untuk masuk dalam dunia pendidikan tidak ditentukan oleh hal-hal tersebut. 


Because those things do not determine a person can be a teacher or have the calling to become a teacher.