Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, March 23, 2015

WhenThe Heart..

is burdened..

ketika hati berbeban..

Malam itu ketika tinggal saya saja berdua dengan teman saya, dengan suara rendah dia menceritakan sebuah insiden yang dialaminya ketika dia bersama beberapa teman kami sedang mengerjakan sesuatu disebuah ruangan.


That night when it was just me and my friend, in lowered voice she told me about an incident that happened when she along with some friends were working on something in a room.

Saya diam mendengarkan.

I quietly listened to her.

Beberapa menit kemudian kelihatan mukanya menjadi sedikit terang. Beban dihatinya menjadi lebih ringan.

Few minutes later her face looked brighter. Her burden has become lighter.

Masalah tidak berarti langsung hilang karena buntut dari insiden itu terbawa sampai keesokan paginya tapi teman saya menghadapinya dengan hati yang lebih tenang.

It didn’t make the problem gone as the impact of that incident followed on to the next morning but my friend faced it with calmer heart.

Ketika hati terasa penuh dengan beban, membicarakannya dengan orang yang dekat, yang bisa di percaya, yang peduli dan menyayangi kita akan berpengaruh baik untuk kesehatan jiwa.

When the heart is heavily burdened, talking it to close, trusted person, who cares and love us will be good for the health of the psyche.

Orang dengan siapa kita berbagi beban itu mungkin tidak selalu memiliki jawaban untuk setiap masalah atau pertanyaan yang membebani hati kita tapi ketika kita membicarakan apa yang ada dalam hati, kita belajar mengkomunikasikannya dengan orang lain dan belajar untuk melihat masalah tidak hanya dari sudut pandang kita sendiri.

The person whom we unburden to may not always have the answer for every problem or question that burdened our heart but when we talk it out, we learn to communicate it with other person and learn to see the problem not from our own perspective.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

is filled with hopes..

ketika hati terisi dengan banyak harapan..

Saya adalah orang yang memiliki banyak harapan. Dan saya harus menunggu lama sebelum harapan-harapan itu menjadi kenyataan.

I am a person with many hopes. And I have to take long period of waiting before those hopes come true.

Ketika saya masih sangat muda, hal ini sering membuat saya uring-uringan. Saya ingin semua berjalan cepat. Saya menuntut semua harus mengikuti kemauan saya. Saya patah harapan ketika melihat orang-orang di sekitar saya sepertinya begitu mudah dan cepat mendapatkan apa yang mereka harapkan.

When I was younger, this drove me crazy. I wanted things to go fast. I demanded things to go my way. I was shattered when I saw people around me seemed to have their hopes granted so easy and quickly.

Dengan berlalunya waktu, dengan bertambahnya usia dan dengan semakin banyaknya pengalaman hidup, saya menyadari bahwa saya harus bersyukur ada rentang waktu sebelum harapan-harapan itu terkabul.

With the passing time, the older I get and the more life experience I have got, I finally realized I should be grateful to have that waiting period before those hope came true.

Karena dalam rentang waktu penantian itu saya belajar untuk melihat, mengenali dan mengalahkan ego, ketidaksabaran, kemarahan, keangkuhan dan kekecewaan.

Because in that waiting period I learned to see, recognize and overcame ego, impatience, anger, arrogance and disappointment.

Mengenali diri sendiri merupakan hal yang manis tapi juga pahit. Manis ketika kita melihat hal-hal positif. Pahit ketika menemukan hal-hal yang tidak baik dalam sifat, pribadi dan kebiasaan kita.

Self-acknowledging is a bitter sweet thing. It is sweet when we discovered positive sides. But it is bitter when we were made to see the bad sides in our character, personality and habit.

Masa penantian dimaksudkan untuk mendewasakan kita.

Waiting period is meant to mature us.

Jadi kalau saat ini harapan-harapan kita belum terwujud juga, jangan isi hati dengan ketidaksabaran, kemarahan, gerutuan, tuntutan, iri atau keputusasaan.


So if for time being our hopes haven’t come to pass yet, don’t fill the heart with impatience, anger, complain, demand, jealousy or desperation.

Isilah hati dengan kesabaran, kerendahan-hati dan optimisme.

Fill the heart with patience, humbly and optimism.

Harapan-harapan yang terwujud setelah kita menjadi dewasa dalam emosi, memiliki kepribadian yang kuat dan kebesaran jiwa akan memberikan lebih banyak kebahagiaan, kepuasan serta kesiapan yang lebih baik untuk menerimanya.

The hopes that come to pass after we become emotionally matured, have solid personality and broadened spirit give us more happiness, satisfaction and we are well prepared to accept them.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

is dancing with happiness..

ketika hati amat gembira..

Ada banyak definisi tentang kebahagiaan. Bagi saya pribadi, deskripsi dibawah ini adalah arti kebahagiaan menurut definisi saya.


There are many definition about happiness. For me personally, the below description is my definition about happiness.

Kebahagiaan adalah ketika kita bisa mensyukuri apa yang kita miliki.

Happiness is when we are grateful for the things we have.

Kehidupan tidak memberikan kesempurnaan. Kita berupaya untuk memberikan yang terbaik dan menjadi yang terbaik tapi ketidaksempurnaan akan selalu ada.

Life doesn’t give us perfection. We try to give the best and be the best but imperfection is always be there.

Hati yang berbahagia adalah hati yang dipenuhi dengan rasa bersyukur karena kita tidak akan bisa benar-benar berbahagia ketika hati kita melihat pada segala yang tidak sempurna.

A happy heart is a heart that filled with gratefulness because we can never really be happy when our heart see the imperfectness.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

fulls of lust..

ketika hati penuh dengan hawa nafsu..

Mulai dari tahun 2012 Perusahaan Kereta Api Indonesia sampai menyediakan gerbong khusus untuk perempuan karena ada begitu banyak perempuan merasa terganggu dengan laki-laki yang hatinya penuh dengan hawa nafsu.

image : www.solopos.com
Since 2012 Indonesian railway company has provided special compartment for female after there were many female passengers complained of having harrassed by males whose heart are full with lust.

Sebetulnya kemana pun kita pergi, kita akan selalu bertemu dengan orang-orang yang memiliki hati seperti itu. Entah laki-laki atau perempuan.

The fact is where ever we go we will always meet people with that kind of heart. Male or female.

Sampai saat ini, setiap hari Minggu saya memilih untuk lebih baik berada diruangan saya karena disitu saya aman.

Up to now, I prefer to stay in my room every Sunday because I am safe there.

Kadang saya suka heran sendiri. Saya ini tomboy. Saya tidak berkelakuan atau tampil menggoda, tapi yah ada saja..

It puzzles me sometimes. I am a tomboy. I don’t behave or dress provocatively but still..

Belakangan ini Andre agak khawatir setiap kali saya ikut kumpul-kumpul dengan teman-temannya.

Lately Andre worries everytime I got together with him and his friends.

Dia sudah biasa mendengar komentar ‘pacar kamu humoris, enak di ajak ngomong, baik’ dari teman-temannya tentang saya. Tapi ada beberapa orang tertentu yang bikin dia meradang karena dia mendengar mereka mengatakan ‘saya kepingin tidur sama pacar kamu’.

He is used to hear these remarks about me ‘your girlfriend has great sense of humor,she  is nice to talk to, she is a good person’ from his friends. But some has made him mad because he heard them said ‘I want to have sex with her’.

Malah ada yang mengatakan hal seperti itu langsung kepada saya.

Few have even said it dirctly to me.

Tentu saja amat sangat mengagetkan. Nakutin juga, apalagi kalau orang yang mengatakan itu berdiri di depan anda dan fisiknya jauh lebih besar dari anda.

It very much startled me. Scary too, especially when the guy who said it stood infront of you and bigger than you.

Apa pun perasaan saya, sikap saya tetap tenang karena saya tidak mau menciptakan suasana yang nantinya bisa merugikan saya.

What ever my feelings were, I remained calm because I didn’t want to provoke anything that would later bring bad impact on me.

Beberapa dari mereka memang kemudian saya hindari tapi bukan berarti saya memusuhi mereka. Hati mereka itulah yang membuat saya memutuskan untuk menghindari mereka.

I avoid some of them but it doesn’t mean I see them as sort of enemy. It is their heart that made me decided to avoid them.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

Hati menyimpan berbagai perkara. Baik dan buruk ada semua didalamnya.

The heart keeps many things. Good and bad stuff are in there.

Dan apa yang tersimpan di dalam hati akan muncul dalam pikiran, lalu pada akhirnya keluar melalui perkataan atau tindakan kita.


And what is kept there eventually appears in the mind, thus flows out through words we spoke or shows in our behavior.

Jadi jagalah hati itu karena dia membawa kita pada kebaikan atau pada kejahatan.

So guard the heart because it can take us to good or to evil.

Wednesday, March 18, 2015

This is How I See It..

Banyak hal ditentukan dari bagaimana kita memandangnya.


Many things are determined from the way we view them.

                                        *   *   *   *   *

Ini adalah foto teman saya, Vincent, yang dia unggah ke facebook. Saya mendapat ide untuk membuat tulisan ini setelah membaca komentar seorang teman kami untuk foto tersebut.


This is the photo of my friend, Vincent, which he uploaded to facebook. I got the idea to write this post after I read our friend’s comment.

Lihatlah foto itu. Apa yang akan anda komentari? Apakah tentang..

Take a look at the photo. Which one will you comment? Will it on..

Ularnya? (ular siapa tuh?)

The snake? (whose snake is that?)

Bangunan dibelakangnya? (lagi ada dimana itu?)

The building behind him? (where was he?)

Baju seragam sekolahnya? (fotoan dulu sebelum berangkat ke sekolah atau baru pulang dari sekolah?)

His school uniform? (was this photo taken before he left to school or after he got from school?)

Sepatunya? (ikat tuh tali sepatu kamu)

His shoes? (tie your shoes)

Bagaimana dengan saya? Oh, perhatian saya tertuju pada ularnya.

How about me? Oh, I focused on the snake.

Teman kami lebih tertarik pada tali sepatu Vincent yang lepas.

Our friend had more interest on Vincent’s untied shoe lace.

Lalu bagaimana dengan sudut pandang Vincent sendiri?

So what is Vincent’s perspective?

Ular sanca sepanjang 1 ½ meter di leher saya … itu yang dia tulis di atas foto tersebut.

1 ½ meter sanca snake on my neck … that what he wrote above his photo.

Satu foto ternyata memiliki banyak hal yang bisa di lihat oleh mata kita.

There are many things that catch our eyes from one single photo.

Dan apa yang kita lihat menentukan cara berpikir kita.

And what we see determines our way of thinking.

Vincent melihat ular sanca itu sebagai sesuatu yang menarik, menyenangkan dan membanggakan. Itu tergambar jelas dari komentarnya.

Vincent saw that sanca snake as something that is interesting, fun and made him proud of. His comment clearly showed it.

Sementara bagi saya ular adalah mahluk yang menakutkan, menjijikkan dan berbahaya. Komentar saya adalah hasil dari kerja sama antara mata dan otak saya.

While to me, snake is a scary, disgusting and dangerous creature. My comment was the result of the collaboration of my eyes and my brain. 

Teman kami rupanya tidak terkesan sama sekali dengan ular sanca itu dan lebih tertarik untuk mengkritik tali sepatu Vincent yang terlepas.

Our friend was not impressed with the sanca snake and had more interest to criticize Vincent’s untied shoe lace.

Vincent tentulah mengetahui tentang tali sepatunya. Saya juga melihat tali sepatu yang lepas itu ketika mengamati foto tersebut. Tapi.. hei.., kami memandang tali sepatu itu bukan  sebagai hal yang penting.. tali sepatu akan selalu ada setiap hari, tapi ular sanca..

Vincent surely knew about his untied shoelace. I saw it too when I observed that photo. But hey, we didn’t see it as a big deal.. shoelace will always be there everyday, but sanca snake..

*   *   *   *   *

“Ke, bulan depan ada kelompok paduan suara yang mau nyanyi disini” kata seorang teman saya sambil menyebutkan tanggalnya “Kosong ga tanggal segitu?”


“Keke, there is a choir that wish to sing in the service” said my friend as she gave the date “Can they sing on that date?”

Ada paduan suara lain yang sudah terjadwal di tanggal itu.

There is another choir scheduled to make their appearance on that date.

“Terus gimana dong, Ke?” tanya teman saya.

“So what should I do then?” asked my friend.

Saya jadi serba salah. Kalau terserah saya, saya lebih suka menjadwalkan mereka di tanggal yang masih kosong. Tapi itu bukan wewenang saya untuk memutuskan. Dari pengalaman saya bekerja di tempat ini, saya sudah tahu bahwa inisiatif (sekali pun itu untuk tujuan yang baik) bisa disalah-artikan sebagai tindakan pelanggaran (yang membuat saya sampai dicaci-maki).

It put me in difficult situation. If it were up to me, I would rather have re-scheduled them on other date. But it is not in my jurisdiction to make the decision. In my nearly four years of experience working in this place, I knew that initiative (no matter it is made on good intention) can be wrongly perceived as violation (which has made me got yelled at).

Pilihan lain adalah membiarkan ada dua paduan suara mentas dalam satu hari. Ini ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya adalah kalau yang satu tiba-tiba batal tampil, kami masih punya cadangan. Tapi kalau dua-duanya bisa tampil, itu artinya kami harus keluar uang lebih banyak untuk suguhan snack dan saya tahu penanggung-jawab bagian keuangan kami suka mengeluh dan menggerutu panjang pendek ketika melihat pengeluaran kami yang membengkak.

Another option is to let two choirs make their appearance in one day. There are benefit and unbenefit sides about this. It will benefit us when one of them cancel their appearance, we need not to worry because we have a backup choir. But when both choir can make their appearance, it means we have to spend extra expenditure on the snack for them and I knew our treasury pic likes to complain and grumbles when seeing our ballooning expenses.

Tapi sekali lagi, itu bukan wewenang saya untuk memutuskan.

But once again, I don’t have the authority to make the decision.

Jadi saya katakan supaya dia membicarakan hal ini pada senior saya yang bertanggung jawab di bidang ini. Lagi pula teman saya ini kan orang yang berwewenang untuk mengatur hal tentang paduan suara, pianis dan pemimpin pujian.

So I told her to discuss it with my senior who is incharge in this matter. After all, my friend is incharge on the choir, pianist and song leader.

“Ogah ah, Ke, elu aja yang ngomong ke dia” tolak teman saya mentah-mentah “Gue ogah ngomong ke tu orang”

“No way, Keke, you talk to her” was my friend’s respond “There is no way I am going to talk to that person”

Begimane sih, bray?, pikir saya nyaris tak percaya, gue tahu elu kagak suka sama dia tapi ini kan bukan soal urusan pribadi. Kesampingin dulu dong konflik personal elu sama dia.

Give me a break, will ya?, I thought in my amazement, I know you don’t like her but this is not about personal thing. Just put aside your personal conflict with that person.

“Ya sudah, kalau gitu, ga jadi aja deh” kata-katanya yang berikut bikin saya geleng-geleng kepala.. astagaaaaa!!… kok ya jadi bikin saya berasa berhadapan dengan murid saya yang berumur 5 tahun…

“Well, just cancel it then” what she said next made me shook my head.. geezzz!!.. made me felt I was facing my 5 year old student..

Yah, akhirnya saya yang bicara dengan senior saya.

Yeah, it was me who finally discussed the matter with my senior.

Ini adalah contoh bagaimana cara kita memandang seseorang bisa membawa keuntungan atau kerugian untuk diri sendiri.

This is an example how we see somebody can benefit or unbenefit ourselves.

Senior saya yang satu itu memang punya sifat yang bisa membuat dirinya tidak disukai oleh orang. Dibutuhkan waktu lama untuk bisa menghilangkan sakit hati saya kepada beliau. Tapi saya berprinsip, perasaan pribadi saya dengan siapa pun harus dikesampingkan kalau itu sudah sampai ke urusan pekerjaan.

That one senior of mine in particular is known to have a character that can make her to be disliked by others. Infact, it took a long time for me to get rid my heartache to her. But I have the principle to cast aside my personal feeling when it comes to work.

Memang tidak mudah tapi apakah pekerjaan jadi harus dikorbankan karenanya? Itu tidak adil. Apalagi kalau hal itu menyangkut kepentingan banyak orang.

It’s not an easy thing to do but should work suffered the consequence? It is not fair. Especially when it involves many people’s interest.

Pada akhirnya prinsip saya itu berhasil mengalahkan perasaan negatif saya dan hubungan saya dengan senior saya itu akhirnya menjadi akrab, beliau menganggap saya sebagai orang yang bisa dipercaya dan saya disayanginya juga.. jadi saya tidak hanya menang atas diri saya, saya juga memenangkan hati orang lain.

At the end my principle has overcome my negative feelings and my relationship with that senior has become close, she trusts me and I am also loved by her.. so I am not just won over myself, I won other person’s heart too.

*   *   *   *   *

“Kamu kok loyo banget” komentar senior saya menyentakkan saya.

“You look so un-energetic” my senior’s comment came like a jolt to me.

Saya bukannya loyo. Saya sedang tegang karena hari itu saya mendapat tugas untuk menjadi koordinator acara drama minggu pra-paskah kami. Kalau di lihat sih, tugasnya amat sangat enteng tapi berhubung saya tidak mau ada kesalahan, akhirnya tugas itu menjadi amat sangat berat buat saya. Konyol kan..


I was not being un-energetic. I was intense because I was appointed as that day’s lent week play coordinator. It was really not a serious deal but since I didn’t want to make any mistake, I made it as a very heavy stuff for myself.  How silly is that..

Saya mencoba menyembunyikan beban itu. Tapi saya tidak pernah bisa menyembunyikannya pada senior saya yang satu itu.

I tried to hide the burden. But I can never able to hide it from that one particular senior.

Kalau kami bertemu beliau pasti akan memandangi saya. Matanya seakan sinar xray yang bisa menembus semua pintu di dalam pikiran dan hati saya.

When we met he stares at me. his eyes are like xray that penetrates all the door in my mind and heart.

Itu sebabnya saya sering grogi dan kesal kalau sudah begitu. Bukan apa-apa, saya orang yang tidak suka di tanya tentang hal-hal pribadi. Kalau saya sudah merasa mentok atau beban itu terlalu berat untuk saya bawa, barulah saya cari orang yang saya percaya untuk saya ceritakan tentang apa yang ada dalam pikiran dan perasaan saya.

It makes me groggy and upset whenever it happens. It is because I dislike to be ask about personal stuff. Whenever I feel I am stuck and it is too heavy for me to carry, I go and find a trusted individual whom I can share the burden.

Yah, saya tidak menyalahkan beliau karena memandang saya sebagai seorang yang harus diperhatikannya. Saya telah banyak tertolong oleh karenanya.

Yeah, I don’t blame him for seeing me as somebody who he has to care for. It has saved my ass for many many times.

Lalu selama beberapa bulan terakhir saya mendengar berita bahwa beliau berniat untuk mengundurkan diri dari segala kegiatan kami.

For the past few months I heard he intended to resign from our activities.

Yah, bagaimana pun juga itu adalah hak beliau.

Well, that is his right.

Tapi saya sempat gamang.

But for a while it made me lost my ground.

Selama hampir empat tahun ini beliau adalah orang yang paling bisa mengerti saya walau tanpa banyak penjelasan dari pihak saya; ketika sayap saya hampir patah, beliau adalah orang yang saya datangi untuk mencari kekuatan dan nasihat; beliau juga yang bisa membuat saya melihat pelangi di tengah badai.. di dalam ketidaksempurnaanya, ada hal-hal positif yang membangun diri saya dan juga kantor ini.

For nearly four years he is the most person who understands me with only few words from me; when my wings were nearly broken, it was him who I went to for support and advice; he is also the person who make me can see rainbow in the midst of storm.. in his imperfectness, there are positive sides that build me and also build this office.

Lalu beliau berencana akan pergi.. yah, saya tidak akan menahannya kalau itu adalah yang terbaik menurut penilaian dan pertimbangannya.

Now he is making plan to leave.. yeah, I won’t stop him if that’s what he thinks the best.

Saya hanya perlu mengganti cara pandang saya; kalau benar hal itu terjadi maka itu artinya saya telah memiliki dua sayap yang kuat yang mampu membuat saya terbang tinggi tanpa perlu lagi ditopang dan bahwa sumber kekuatan saya tidak datang dari manusia mana pun.



I just need to switch my perspective; if it really happens, then it means I have two strong wings that I can fly high without have to be supported anymore and that the source of my strength does not come from any human.

Monday, March 16, 2015

Life Without You

Hari Kamis lalu saya perjalanan panjang saya menonton Cap Go Meh berakhir di kantor pusat dan di sana...waduhh.. saya bertemu dengan seseorang yang tidak saya harapkan untuk bertemu lagi.

Last Thursday my long road trip watching Cap Go Meh festival has brought me to the head office and there... voila..., I met somebody whom I was hoping never to see again.

Biar pun saya punya watak keras dan penaik darah, tapi saya bukan orang yang dengan mudah memasukkan seseorang dalam daftar mereka yang tidak mau lagi saya kenal seumur hidup saya.

Even though I am strong headed and a bad tempered person but I am not easily put anyone in the list of people whom I wish never relate myself with forever.

Saya tidak menyesalinya. Ada orang-orang tertentu yang sifat atau kebiasaannya bisa merugikan kita sehingga sebaiknya memang tidak usah ada lagi hubungan apa pun dengan mereka. Orang yang bertemu dengan saya di kantor pusat itu bukan orang jahat, tapi ada hal dalam dirinya yang saya nilai tidak baik untuk diri saya dan karena itu tanpa ragu saya memasukkannya dalam kelompok orang yang saya black list.


I don't feel any remorse. There are certain people whose characters or habits bring nothing good for us so it is better to cut them off. The guy who I met at the head office is not a bad guy but something in him I consider brings no good thing for me so I unhesitantly put him in my black list.

Untungnya, jumlah mereka tidak banyak.

The good news is these people are only a few.

*  *  *  *  *

Hari Selasa itu Nia dan Debora terlambat datang untuk les. Jam 3.30 sore mereka baru muncul di rumah saya.

That Tuesday Nia and Debora came late for their tutoring. It was 3.30 pm when they came to my house.

‘Maaf telat, bu’ bunyi sms dari mamanya Debora ‘Soalnya harus nenangin Nia yang nangis’

‘Sorry they come late, ma’am’ Debora’s mother texted me ‘Got to calm Nia down’

Saya kira Nia tidak akan datang. Eh, tapi dia datang juga. Masih menangis.

I thought Nia wouldn’t come. Well, she came. Still crying.

“Kenapa, sayang?” tanya saya sambil menyembunyikan rasa senewen karena saya tahu Nia kalau sudah menangis.. widih, susah berhenti neh..

“What is it, dear?” I asked, hiding my nervousness because when Nia cries.. man, she hardly stop..

Dari keterangan Debora serta jawaban campur aduk Nia disela-sela sedu sedan, saya mengerti bahwa Nia kangen pada mamanya yang sedang pulang ke Medan.

From Debora’s explanation along with Nia’s answer in between her sobs, I learned that Nia missed her mother who was going back to her hometown in Medan.

Haduh.. sudah lihat Nia lagi uring-uringan begini kok ya dibiarin juga dia ikut les?.. keluh saya dalam hati. Bukan apa-apa, saya mengkhawatirkan kemampuan Debora untuk berkonsentrasi. Mereka berdua anak-anak pintar tapi lincahnya juga luar biasa sehingga kadang saya kewalahan menjaga supaya mereka tetap bisa fokus pada pelajaran yang saya berikan pada mereka.


Gosh.. why do they allow Nia to have her tutoring when she was clearly not in her best?.. I sighed quietly. It’s just that I was concerned about Debora’s ability to concentrate. They both are smart kids but they are also two dynamic duos that sometimes overwhelmed me when I tried to keep them focus on the lesson I was giving them.

Boleh percaya, boleh tidak.. selama hampir satu jam itu Nia belajar sambil menangis. Saya mendikte kata-kata yang harus ditulisnya (dia baru TK A dan benar-benar buta huruf ketika mulai les sekitar tiga bulan lalu) lalu memintanya untuk membacanya.

Believe it or not.. for nearly an hour Nia cried while had her tutoring. I dictated the words to her (she is in kindergarten and couldn’t read when she started her reading tutoring about three months ago) and then I asked her to read what she just wrote.

Yang membuatnya agak tenang adalah karena tangannya menggenggam tangan saya.

The one that could calm her little is because she held my hand.

Seusai les, dia minta saya mengantarnya ke rumahnya yang jaraknya hanya dipisahkan satu rumah dengan rumah saya.

After the tutoring, she asked me to walk with her to her house which is just one house apart with mine.

Setelah sampai dirumahnya pun, dia masih berpegangan ke tangan saya dan memeluk saya.

Even when we got in her house, she was still hold my hand and hugged me.

Dalam pengalaman saya sebagai guru, saya tahu guru adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Beberapa dari mereka bahkan sampai tidak sengaja memanggil ‘mama’ ke saya (termasuk Nia).

In my experience as teacher, I know teacher has become sort of substitute parents for the children. Some of them have even mistakenly called me ‘mama’ (including Nia).

Untuk orang yang tidak menikah dan tidak memiliki anak, hal itu memiliki arti luar biasa untuk saya.

For an unmarried person and childless person, it meant the world for me.

Menjadi orang tua adalah anugerah yang Tuhan berikan pada manusia. Kehidupan terasa berbeda dengan kehadiran anak.

Being a parent is God’s blessing to man. Life feels different with the presence of a child.

*  *  *  *  *

“Saya cuma ada disini sampai bulan Desember” kata rekan saya “Nanti kakak sendirian deh”

“I will be here only until December” said a colleague “You will be alone then, sis”

Terus kenapa?, pikir saya, emangnya saya bakal mati kalau dia tidak ada lagi? Atau hidup akan berhenti?

So what?, I thought, will I die when he is no longer here? or will life end? 

Tahun ini kelihatannya beberapa orang di kantor saya sedang mengambil ancang-ancang untuk pergi.

This year it seems few people in my office are about to make their moves to leave.

Dan mereka adalah orang-orang yang dekat dengan saya.

And those are the people who are close to me.

Yang satu adalah rekan sekaligus orang yang saya anggap sebagai adik.

One of them is a colleague who has become like a brother to me.

Yang satu lagi adalah mahasiswi yang bulan Mei nanti akan menuntaskan masa satu tahun magangnya di kantor saya.

Another one is an intern who will complete her one year internship in my office.

Lalu seorang senior saya, senior yang paling saya sayang di kantor ini, saya dengar tidak ingin lagi aktif dalam kegiatan disini.

And then I heard one of my senior, the most dear to me, wish to get un-active in the office.

Tentu saja saya akan kehilangan kehadiran mereka. Ya, tentu saja kantor akan terasa berbeda tanpa mereka.

Sure I will miss them. Yes, the office will not be the same without their presence.

Tapi apakah hal itu akan menghancurkan saya? Apakah hidup akan berhenti karena ketidakhadiran mereka?


But will it break me? Will life end without their presence?

Saya telah bekerja di berbagai perusahaan. Saya terbiasa dengan perpisahan. Ada tempat-tempat dan orang-orang tertentu yang membuat perpisahan itu menjadi lebih menyakitkan.. tapi saya telah belajar untuk menghadapinya dan selalu berhasil mengatasinya.

I have worked in various companies. I am used with goodbyes.. some places and people made it hard to say goodbye.. but I have learned to deal with it and have always managed to overcome it.

                                                               *  *  *  *  *

Seorang teman saya belum lama ini kehilangan ayahnya. Setelah melewati hampir setahun berjuang melawan penyakit, setelah demikian banyak tenaga dan emosi tercurah, berjuta doa dan harapan untuk kesembuhan sang ayah..

A friend recently lost her father. After spent nearly a year fighting an illness, after so many energy and emotion, millions of prayer and hopes for her father's recovery..

Sebagian dari kita tidak bisa mengerti; sebagian yang lain mencoba mengerti.. 

Some of us can't understand it; while others try to understand..

Akan selalu ada penjelasan secara logika, dari sudut pandang medis atau bahkan rohani, tapi hanya waktu yang bisa menyembuhkan..


There is always explanation from logical one to medical perspective and even spiritual point of view, but only time can heals..

                                                               *  *  *  *  *

Kehidupan membawa pertemuan dan juga perpisahan.

Life brings us meeting and farewell.

Tapi kehidupan tidak berhenti bagi kita yang masih hidup di dunia mau pun untuk mereka yang sudah berada di dunia yang berbeda.

But life doesn't end for us on earth and for those who have passed away.

Friday, March 13, 2015

Cap Go Meh Festival

Ini Cap Go Meh ke empat yang saya tonton. Dari tahun ke tahun pertunjukan dan arak-arakannya sih kurang lebih sama. Yang berbeda adalah pengalaman saat menonton.

This was the fourth Cap Go Meh that I watched. Every year the show basically is the same. The difference is the experience when watching it.

Tahun ini saya pergi nonton dengan mahasiswi yang sedang magang di kantor saya. Hari Kamis, 5 Maret, kami berangkat jam 4 sore dari kantor.

This year I watched it with an intern at work. We left the office at 4 pm on Thursday, March 5th.

Kalau tidak mau terjebak macet dan harus berjalan kaki, sebaiknya sudah datang ke lokasi dari jam 2 siang atau paling telat jam 3 sore.

If you do not wish to get stuck in the traffic and had to go on foot, you better be on location at 2 pm or at least at 3 pm.

Dessy dan saya melanjutkan perjalanan kami ke Pasar Bogor dengan berjalan kaki.

Dessy and I went on foot to Bogor Market.

Ini beberapa foto-foto saya dari arak-arakan itu.




The festival participants started their procession from there. We took photos while we were there.



Tapi baru sekali itu saya merasakan terjepit dalam kerumunan massa sampai nyaris tidak bisa bergerak.


But it was the first time I have got stuck in the crowd that I couldn’t move.

Sepatu kotor terinjak orang, kaki sakit karena berdiri terlalu lama dan berjalan terlalu jauh serta pakaian dan badan yang baunya mungkin sudah seribu satu macam adalah harga yang harus dibayar demi... demi... foto...

Dirty shoes for having stepped by people, hurt feet for standing too long and taken a long walk along with smell like hell are the price to pay for the sake of my photography passion.

Jam 9 malam kami berdua memutuskan untuk pulang. Aduh, capeknyaaaa… lega betul waktu akhirnya bisa mandi, berganti pakaian dan membaringkan diri di tempat tidur.

It was 9 pm when we decided to get back. Man, we were so exhausted… it felt so good when I could take a bath, wear clean clothes and laid down on bed.

“Saya lihat streamingnya, rame ya?” Andre menelpon saya.

“I watched the online streaming, it was merry?” Andre called me.

Rame? Saya tertawa mengingat bagaimana saya terjepit massa di depan Pasar Bogor.


My friend Dessy who came along with me
Merry? I laughed when I remember how I was stuck in the crowd infront of Bogor market.

“Kayaknya saya mulai berasa tua” saya menghela napas setelah secara singkat menceritakan pengalaman saya selama menonton arak-arakan Cap Go Meh.


“I think I feel I am getting old” I sighed after I told him my experience watching Cap Go Meh procession.

Dia tertawa. “Kamu tetap Keke yang selalu punya banyak keinginan. Umur tidak akan pernah bisa menghentikan langkah kamu kalau kamu sudah membulatkan tekad untuk melakukan sesuatu”


He laughed. “You will remain as Keke who has many wishes. Age will never able to stop you whenever you set your goal”

Dia benar. Mungkin itu juga satu alasan kenapa saya selalu ingin nonton arak-arakan Cap Go Meh. Karena ada hal-hal dalam festival ini yang memiliki kesamaan dengan kehidupan saya.

He is right. Maybe it is one of the reasons why I always want to watch Cap Go Meh procession. Because something of this festival share a similarity with my life.

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia merupakan akulturasi kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan lokal. Pawai budaya saat Cap Go Meh, menurutnya dikenal dengan sebutan toa pe kong. “Diperkirakan, ritual gotong toa pe kong mulai digelar sekitar abad ke-17. Kala itu di Indonesia sudah banyak menetap masyarakat Tionghoa dari daratan China. Namun, di Jakarta sepertinya baru dimulai pada pertengahan abad ke-18,”tuturnya. Keterangan itu berdasarkan fakta sejarah dalam buku Tradisi dan Kultur Budaya Tionghoa yang ditulis Yoest MSH. (www.boozemagazine.com/tradisi-cap-go-meh-di-indonesia/)

Cap Go Meh adalah bagian dari satu etnis di Indonesia yang keberadaannya penuh dengan jatuh bangun. Tapi dia tidak pernah hilang. Dan kini keberadaannya di negeri ini dianggap sebagai bagian dari kekayaan budaya yang harus dilestarikan.


Cap Go Meh is part of one of the ethnic group in Indonesia which existence filled with ups and downs . But it is never gone. Now its existence in this country is considered as part of the culture that should be preserved.


Kehidupan saya seperti itu. Untuk beberapa waktu lamanya kesusahan seperti menenggelamkan saya. Tapi saya bertahan dan saya telah kembali berdiri tegak. Bahkan kini saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

It speaks about my life. For some period of time hardship seemed to sink me. But I survived and I have stand tall again. I have even become better now.

Cap Go Meh bicara tentang keteguhan hati, kesabaran dan ketulusan ketika ditindas dan ketika dipuja.



Cap Go Meh speaks of perseverance, patience and sincerity when being oppressed and when being adored.

Friday, March 6, 2015

I Set My Eyes on..

Ada satu dalam adegan film Titanic ketika Jack dan Rose bertemu di atas dek kapal yang menarik buat saya.


There is a scene in the movie Titanic when Jack and Rose met again on the deck which I found interesting.

(Yang) saya lihat adalah kamu, demikian kata Jack pada Rose.

I see you, said Jack to Rose.

Dia memberi jawaban jujur. Dia memfokuskan pandangannya hanya pada Rose, gadis yang dipertemukan dengannya dengan cara yang aneh tapi pertemuan itu membuatnya jatuh cinta pada Rose.

He was being honest. He set his eyes only on Rose, a girl who whom was brought to meet him in a strange way but that meeting has made he fell in love with her.

Jack tidak menyadari bahwa hal itu akan membawa banyak perubahan dalam diri, dalam kehidupan dan masa depan Rose.

Jack didn’t know it would bring many changes in Rose, in her life and in her future.

*  *  *  *  *

Kira-kira sebulan lalu saya sempat amat sangat kesal dengan orang tua saya.

About a month ago my parents upset me quite a lot.

Saya punya rencana untuk pergi traveling agak jauh, ke tempat yang belum pernah saya kunjungi. Saya sudah pernah memberitahu orang tua saya tentang rencana ini tapi sepertinya mereka mengira saya tidak serius.

I have a traveling plan to go to a place that I have never visited before. I have mentioned this to my parents but they didn’t take me seriously.

Lalu ketika bulan lalu itu saya mengatakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan rencana tersebut, barulah orang tua saya menyadari bahwa saya serius. Dan mereka tidak menyetujui rencana itu.

When last month I said things about the plan, it was when my parents realized I was serious about it. And they didn’t approve it.

Yang mereka lihat adalah:


What they saw are:

Pada jarak yang jauh, pada tempat yang menjadi tujuan saya yang mereka katakan sebagai tempat yang rawan karena lebih dari sepuluh tahun yang lalu pernah terjadi konflik, pada moda transportasi yang akan saya pakai yaitu pesawat dan pada biaya yang lumayan besar untuk perjalanan ini.

The distance of my traveling destination, on the place I plan to visit which they said is an unsafe place because bad conflict occurred there more than ten years ago, on the transportation that I will take to go there which is by plane and on the cost of this traveling.

Dari begitu banyak argumen yang mereka ajukan, saya menyimpulkannya sebagai; mereka melihat pada ketakutan.

Of all the so many arguments they gave me, I concluded it as; they set their eyes on fear.

Ketakutan membuat argumen mereka menjadi tidak masuk akal.

Fear made they drew unreasonable arguments.

Tempat yang saya rencanakan untuk saya kunjungi memang pernah terlibat konflik. Tapi itu terjadi sudah lama sekali dan orang-orang di daerah tersebut sudah bertekad untuk menjaga kedamaian supaya konflik seperti itu tidak akan terjadi lagi.

The place I plan to visit was once involved in civil conflict. But it happened long time ago and the people in that region have determined to keep the peace so such conflict shall never occur anymore.

Dan karena beberapa bulan lalu ada pesawat yang jatuh lalu apakah hal itu membuat seluruh pesawat milik berbagai maskapai penerbangan yang di negeri ini akan mengalami hal yang sama?

And since there was a plane crashed down few months ago would make all planes from many airlines in this country have the same course?

*  *  *  *  *

“Keke, saya dengar kamu sudah punya pacar?”

“Keke, I heard that you have a boyfriend?”

Sudah dua senior menanyakan hal ini pada saya.

Two seniors have asked me this question.

Pertanyaan-pertanyaan berikutnya menyangkut pada urusan rencana untuk menikah, pacar saya kerja dimana, tinggal dimana..

The next questions went to do I have any plan to settle down, where my boyfriend works, where does he live..

Aha.. saya bisa melihat ke arah mana pandangan mata orang yang mengajukan pertanyaan di atas itu.

Aha.. I could see the direction where the person who asked the above question set her eyes to.

Beberapa senior rupanya melihat pernikahan sebagai kemungkinan dan mungkin juga ancaman untuk kelanjutan kerja saya disini.


Few seniors obviously envisioned marriage as a possibility and probably also a threat for the continuity of my employment in this place.

Mungkin karena saya mengatakan Andre keberatan saya terlibat dengan persekutuan pemuda di tempat kerja saya karena hal itu mengurangi waktu saya untuk bersama dengannya di akhir pekan, membuat mereka mengira Andre akan melarang saya untuk bekerja atau melibatkan diri dalam kegiatan di tempat kerja saya.

Maybe because I said Andre objected my involvement in the youth fellowship in my work place because it has reduced my time to be with him on the weekends, have made them thought Andre wouldn’t allow me to work or to involve in any activities at my work place.

Keadaannya seperti ini; setahun lalu Andre meninggalkan negerinya supaya kami tidak lagi tinggal berjauhan. Ketika itu hubungan kami nyaris berantakan karena jarak telah membuat kami hanya bisa bertemu paling banyak hanya tiga kali dalam setahun dan adanya kehadiran pihak ketiga yang merebut hati saya.

Here is the thing; last year Andre left his country so we didn’t have to live so far away with each other. Our relationship was on the verge of breaking up.

Andre melihat ini sebagai tanda bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan hubungan kami karena saya pada waktu itu sudah menyerah. Dia tidak berhasil menemukan pekerjaan di Jakarta. Yang terbuka malah peluang di negeri lain. Dia menerimanya karena jarak negeri itu dekat dengan Indonesia sehingga setiap akhir minggu dia bisa datang untuk menemui saya.

Andre saw this as a sign that he had to do something to save our relationship because at that time I have completely given it up. He couldn’t find a job in Jakarta. But there was an opportunity in a nearby country. He took it because it is close to Indonesia to make it possible for him to spend his weekends with me.

Jadi dia tiba di Bogor hari Jumat malam dan saya tidak bisa menemuinya karena saya punya jadwal mengajar les. Kalau pun kami bertemu, biasanya malam dan kami berdua sudah sama-sama capek, akhirnya kami lebih sering bertemu setelah saya pulang kantor hari Sabtu sore.

So he arrives in Bogor on Friday evening and I can’t meet him because I have kids to tutor. If we met on that day, we met at night and since both of us were terribly exhausted, we meet on Saturday afternoon after my work hour is over.

Minggu pagi sampai siang saya kerja. Kami baru bisa bersama lagi setelah jam kantor saya selesai.

I go to work from morning to afternoon on Sunday. We meet after my work hour is over.

Tapi hari Minggu jam kerja saya tidak bisa dipastikan. Kalau orang-orang di kantor pada bubar cepat, sebelum tengah hari pun saya sudah bisa pulang.

But my Sunday work hours are unpredictable. If the people in the office leave early, I can leave before noon.

Cuma ya kalau ada rapat atau ada hal-hal lain yang menahan saya untuk berada di kantor sampai sore, saya dan Andre bisa bersama paling hanya 1-2 jam karena dia harus memperhitungkan waktu perjalanan ke bandara dan lama penerbangan. Bagaimana pun juga dia tidak mau sampai terlalu malam karena besok paginya dia harus kerja.

But if a meeting is held or things came up made me had to stay in the office until afternoon, it means Andre and I can only be together for 1-2 hours because he has to calculate the time left for him to get to the airport and the time for the plane to fly him there. He doesn’t want to get there late as he has to go to work on the next day.

Jadi wajar saja kalau dia protes karena waktunya untuk bisa bersama dengan saya jadi semakin pendek karena dalam sebulan saya ikut acara persekutuan pemuda dua kali Sabtu.

It makes sense if he protested when his time with me had to be made short because I had to be with the youth fellowship on two Saturdays every month.

Dia tahu percuma minta saya mengijinkannya ikut dalam persekutuan pemuda itu. Jadi dia menuntut saya untuk memberikan waktu saya setiap hari Sabtu sore dan malam untuk bersama dengannya.

He knows it too well that it is useless to ask me to take him to that youth fellowship. So he demands me to give my Saturday afternoon and night with him.

Dan sebagian besar orang di kantor tidak tahu tentang kondisi yang kami hadapi ini. Jadi mereka berpikir bahwa kalau karena keberatan Andre saja telah membuat saya mengundurkan diri sebagai ketua persekutuan pemuda, maka apa jadinya kalau saya menikah dengannya.

And most people in the office don’t know about the condition we are facing. This makes them thought if Andre’s objection has made me resigned my post as chief of youth fellowship, what would it make if I married him.

Lucu sebetulnya. Tapi ini menunjukkan kemana kita mengarahkan mata kita, berbagai perasaan dan pikiran akan mengarah kesana pula.

It is quite funny actually. But this shows where we set our eyes, it is the direction where many feelings and thoughts will go.

*  *  *  *  *

Dalam alkitab tertulis murid-murid Tuhan Yesus sedang berada di perahu ketika badai datang. Dalam keadaan genting itu Tuhan datang menemui mereka dengan berjalan di atas air.


In the bible it is written Jesus’s diciples were in a boat when they were caught by a storm. In that critical moment Jesus came to them, walked on water.

Berjalan di atas air, yang bukan merupakan pertunjukan sulap, adalah hal tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Karena itu seorang murid mengatakan kalau yang berjalan itu adalah Tuhan sendiri, maka biarlah terjadi keajaiban yang membuatnya bisa berjalan menghampiri Tuhan dengan berjalan di atas air.

Walk on water, which is not made as magic show, is not something any human can do. It is why one of the disciples said if it was God then let a miracle enabled him to come to Him by walking on water.

Ketika dia berkata demikian, itu adalah saat dia menetapkan arah pandangan matanya. Karena itu perasaan dan pikirannya pun selaras dengan arah pandangannya. Semua itu menciptakan suatu kekuatan batin yang menarik kuasa Tuhan sehingga terciptalah suatu keajaiban seperti yang dimintanya.

The moment he said it, he set his eyes on one direction. Thus, his feelings and thoughts went to that direction. It created a powerful willpower that pulled God’s power so he got the miracle he asked for.

*  *  *  *  *

Jadi kalau kita mengarahkan mata kita pada kecurigaan, perasaan dan pikiran kita pun akan dipenuhi dengan kecurigaan.

http://www.dccs.org
So when we set our eyes on suspicion, our feelings and thoughts are filled with suspicion.

Kalau kita mengarahkan mata kita untuk melihat hal-hal yang baik, maka perasaan serta pikiran kita pun akan dipenuhi dengan kebaikan.

When we set our eyes to see good things, our feelings and thoughts will be filled with good things.

Kemana kita mengarahkan mata kita akan bisa menyelamatkan kita atau tidak menyelamatkan kita.

Where we set our eyes can save us or can’t save us.

Karena manusia memiliki banyak ketidaksempurnaan, mintalah supaya Tuhan mengarahkan mata kita kepada hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan rencanaNya karena semua itu akan menyelamatkan kita.

Since there are many imperfectness in us, ask God to set our eyes on things that go according to His will and plan because those things will save us.