Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, August 31, 2017

During and After Cataract Surgery

Saya akui operasi katarak di RS Melania memang benar-benar mengikuti standard prosedur operasi.

I admit cataract surgery in Melania hospital really followed the standard procedure.

Ada test darah di laboratorium tanggal 11 Juli 2017. 

There was blood test in the laboratory on 11 July 2017.

Lantas tanggal 18 Juli 2017 hasil test darah itu dibawa ke dokter internis.



After that the blood test result should be consulted to the internist.

Hari itu juga diadakan pengecekan rekam jantung (EKG).


There was ECG checkup on that same day.

An electrocardiogram (ECG or EKG) is a record of the electrical activity of the heart over a period of time. It is done by electrodes attached to the outer surface of the skin and recorded by a device outside the body. An electrocardiogram is used to monitor your heart. Wikipedia

Lega dan ngenes juga saya ngeliatnya karena dulu waktu mama operasi di klinik mata Ainun Habibie mana ada pengecekan model begini.. 

It relieved and also such an agony for me to see this as it remind me when mama had cataract surgery in Ainun Habibie eye clinic.

Jadi RS Melania jauh lebih profesional, lebih teliti, lebih sesuai dengan prosedur dan karenanya jadi lebih aman dibandingkan dengan klinik mata Ainun Habibie.

So it is more professional, thorough, follows standard procedure and therefore is safer compare to Ainun Habibie eye clinic.

*  *  *  *  *

Jumat, 11 Agustus. Hari H. Operasi. Bikin deg-degan.

Friday, 11 August. D-day. Surgery date. Nervous.

Di atas kertas tertulis kita harus sudah ada di ruang tunggu dokter mata dari jam 2 siang.


It was written that we should be already at the doctor's waiting room since 2 pm.

Dari jam 11.30 papa sudah mulai parno. Saya yang tadinya pengen santai-santai aja jadi ikut terbirit-birit.

Papa has become nervous since 11.30 am. I wanted to have things not in rush but he made me did things rushedly. 

Jam satu sampai di rumah sakit. 


Got at the hospital at one pm. 

Di ruang tunggu dokter mata baru beberapa pasien. Tuh kan, ngapain juga buru-buru.

There were only few patients at the doctor's waiting room. See, why rush?

papa waiting for the surgery

Ternyata disuruh datang lebih awal itu karena mata yang mau dioperasi harus ditetesi obat untuk membesarkan pupil mata.

The reason we were asked to come early because the eye which would be operated needed to be given eyedrop to enlarge the eye's pupil.

Sekitar jam 3 saya sebagai keluarga dari papa diminta untuk tandatangan surat izin operasi. Duh, bikin jiper deh baca segala resikonya. Sudah gitu kita tidak dikasih copynya. Jadi saya potret saja pake hp. Ini halaman pertamanya.


At around 3 pm I as papa's family was asked to sign the surgery papers. Geez, it made me nervous reading the surgery risks. They didn't give me any copy of it. So I took photos using my cellphone. Here is the first page.

Sambil menandatangani surat itu diam-diam saya berdoa. Tuhan dan mama, saya tahu kalian menyertai operasi ini dari awal sampai akhir. Jaga papa. Semuanya pasti akan jadi baik.

As I signed those papers I quietly prayed. God and mama, I know all of you are present at this surgery from start to its end. Look after papa. Everything will be okay.

*  *  *  *  *

Aduh, baru kali itu saya nungguin operasi yang luaaaamaaaa banget..

Man, I swear that was the first and the longest surgery I have ever attended.

Jadwal di atas kertas sama kenyataan bedanya jaaauuuuhh banget.

The schedule on paper was a faaaaar different with reality.

Katanya jam 5 sore. Kenyataannya papa masuk ruang operasi hampir jam 7 malam!


It was scheduled at 5 pm. In reality papa went into the surgery room when it was nearly 7 pm!

Busyet!

Goddamnit!

Operasinya sih paling lama cuma 15 menit tapi nunggu sebelum dan sesudahnya itu.. ampuuunn!

The surgery took about 15 minutes but the waiting before and after it.. geez!

Untungnya ada teman setia saya yang satu ini. Dari jam 12 siang sampai hampir jam 8 malam dia bertahan mondar mandir memainkan lagu-lagu kesukaan saya sehingga kurang stresslah saya.


I'm grateful to have this friend that accompanied me. It played my favorite songs back and forth from noon to nearly 8 pm so it made me less stressfull.

*  *  *  *  *

Walau pun saya menganggap RS Melania jauh lebih baik dibandingkan dengan klinik mata Ainun Habibie tapi yah seperti kata pepatah 'tidak ada gading yang tak retak'.. ada beberapa hal yang menurut saya sebaiknya diperbaiki.

Eventhough to me Melania hospital is much better than Ainun Habibie eye clinic but well you know 'nothing is flawless'.. there are few things I think need to be fixed.


1. Surat persetujuan menjalani operasi

Kalau bukan kasus darurat, surat persetujuan ini sebaiknya sudah diberikan kepada pasien dan keluarganya jauh hari sebelum Hari H operasi. Tujuannya adalah supaya pasien dan keluarga diberikan kesempatan untuk bisa mempelajari dan mengerti setiap poin serta dapat bertanya pada dokter kalau ada yang tidak dimengerti atau membutuhkan penjelasan lebih rinci.

Dan alangkah lebih baiknya kalau surat ini diberikan rangkap dua. Satu copy untuk dikembalikan ke rumah sakit dan satu copy lagi untuk pasien serta keluarganya.


1. Informed consent

For regular cases this paper better be given to patient and his/her family long before the surgery due date. It is to give the patient and his/her family time to study and understand each point along with giving them opportunity to ask the doctor for further or detailed information. 

And it would be much better if this paper be given in two coppies. One to be returned to the hospital and another copy to be kept by the patient and his/her family.


2. Waktu operasi

Operasi papa di jadwal jam 5 sore tapi kenyataannya mulur. 

Sebaiknya waktu operasi memperhitungkan jadwal operasi sebelumnya dan pemberian waktu untuk dokter mengevaluasi kondisi pasien yang sudah di operasi serta waktu untuk dokter beristirahat.


2. Time of surgery

Papa's surgery was scheduled at 5 pm but in reality it went long after 5 pm.

It is better the time of surgery is set after calculating the previous surgery and giving the doctor time to evaluate the post surgery patient also to give the doctor time to rest.


3. Resep obat

Saya sempat heran ketika ketika mendengar info dari keluarga 4 pasien yang dioperasi sebelum papa mengenai obat. Yang satu bilang obatnya akan dikasih jam 6, yang lain bilang obatnya jam 7 sementara pasien keempat bilang obatnya akan dikasih jam 8 malam.

Nah lo?!

Kalau pasien keempat aja obatnya dikasih jam 8 malam, terus si papa obatnya jam berapa? Jam 9 gitu??? Papa adalah pasien kelima dan yang terakhir yang dioperasi hari itu. 

Mampus gue! Nyampe rumah jam berapa kita?

Kenapa obatnya tidak dikasih sebelum operasi? Dugaan saya karena dokter harus lihat gimana kondisi mata setiap pasien saat dan setelah operasi so obatnya disesuaikan dengan kondisi mata itu.


Yang saya heran juga adalah kenapa kok saat operasi si dokter tidak langsung bilang ke asistennya kalau si pasien harus dikasih obat ini dan itu. So asistennya yang nulisin resep terus suster tinggal bawa resepnya ke apotik dan begitu si pasien selesai operasi kan obatnya sudah ada, tidak usah nunggu lama.

Sampai sekarang saya tidak tahu alasannya..


3. Medical prescription

It puzzled me when I have got the information regarding the medicine from the families of 4 patients who had their surgeries earlier than papa. One of them said the meds would be given at 6 pm, the other said his would be at 7 pm while the fourth patient said it would be given at 8 pm.

Whatta?!

If the fourth patient would get his meds at 8 pm then what time would papa get his? Papa was the fifth and the last patient being operated on that day.

Damn. What time would we get home?

Why didn't the meds were given before the surgery? I think the doctor must saw the patient's eye condition during and after the surgery so the meds would be accomodated according to the eye's condition.


What also puzzled me is why didn't the doctor told his assistant the kinds of meds should be given to the patient while he was doing the surgery. The assistant thus could write the prescription and a nurse could bring it to the pharmacy and after the surgery the meds would be ready and the patient wouldn't have a long wait for it.

I still don't have the answer for that..


4. Efek samping

Yang namanya obat pasti ada efek sampingnya. Berat ringannya di tiap orang beda tapi ya tetap aja efek samping obat itu harus diketahui dan diwaspadai.


Masalahnya tidak semua dokter dan apoteker akan menjelaskan efek samping dari obat yang diresepkan ke pasien jadi pasien itu sendiri yang harus berusaha mendapat info dengan bertanya, membaca leaflet atau googling.

Pengalaman papa memakai obat-obatan yang diberikan setelah operasi katarak ini bervariasi. Setelah kira-kira dua hari minum obat dia bawaannya ngantuk terus-terusan (sekalipun dia bangun tapi rasanya dia tidur dengan mata terbuka), kemampuan mendengar berkurang (dalam keadaan tidak minum obat pun dia sudah budek dikit, nah, setelah minum obat bikin saya harus ngomong setengah teriak supaya dia bisa dengar) dan efek samping terakhir yang rada nakutin adalah mendadak jadi lemas.

Karena kami tidak tahu obat mana yang menimbulkan masing-masing efek samping itu akhirnya kami putuskan untuk menghentikan pemakaian obat.

Seminggu setelah operasi, papa harus cek lagi ke dokter mata. Di rumah sakit kami berdua bertemu lagi dengan empat pasien lainnya yang sama-sama menjalani operasi katarak di hari yang sama dengan papa dan mereka yang sebelum operasi kelihatan gagah kali itu tampak loyo. Saya dan papa langsung bisik-bisik "Eh, jangan-jangan mereka jadi loyo kayak zombie gitu karena efek samping obat".. Haha..


4. Side effect

Every medicine has side effect. It is of course different on each person but it is still something we must know and be cautious.

The problem is not all doctors and pharmacist will explain the side effect of medicine prescribed to patient so the patient must be active to get information by asking, read the leaflet or googling.

Papa's experience after he took the medicine given to him after the surgery was varied. After two days taking the meds he constantly felt sleepy (it looked like he slept with his eyes wide open), reducing his hearing ability (he has bad hearing already and the meds made it worse I had to half scream when I talked to him) and the last side effect is he felt limp).

Since we didn't know which medicine gave those side effects we decided to stop taking them.

A week after the surgery papa had to return to the doctor for a check up. At the hospital we met another four patients who had cataract surgery on the same day papa had his surgery and they, whom before the surgery appeared fit, looked limp. This made papa and I wishpered "is it possible they look like zombies because of meds side effect?".. Haha..


5. Ruangan bikin garing

Ruangan di lobby dan di depan apotik buat saya lumayan bagus. Terbuka. Terangnya bukan cuma dari lampu tapi juga dari sinar matahari yang masuk lewat pintu dan jendela-jendela. Sirkulasi udara cukup baik. Ada banyak benda, tv dan orang yang bisa dilihat. Ada banyak suara. 




Malah ada tempat bermain untuk anak juga. Senang rasanya saya melihat warna-warni mainan serta anak-anak berbagai usia bermain di sana.  


Tapi ruang tunggu operasi.. ya ampun.. persis kayak ada di ruang penjara bawah tanah. Tidak ada jendela. Tidak ada dekorasi apa pun di tembok. Tidak ada suara kecuali suara percakapan keluarga pasien. Bener-bener membosankan dan saya terkurung di ruangan itu selama hampir tiga jam! Soalnya serba salah. Kita tidak tahu papa dapat giliran yang ke berapa. Kita tidak yakin susternya mau bela-belain turun ke lobby buat nyariin kita. So, kagak bisa ditinggal.

the way to the surgery waiting room
Waktu papa selesai operasi, dia lapar dan maunya makan di ruang tunggu itu. "Wah ga!" kata saya "kita makan aja di kantin". Saya sudah muak berada di ruangan sumpek itu dan saya pengen buru-buru keluar.

late dinner
Operasi itu bikin stress untuk pasien dan keluarganya. Menunggu juga bikin stress. Jadi bayangkanlah dalam keadaan begitu berada di ruangan yang menambah stress dan setelah berada di sana selama berjam-jam rasanya saya mau muntah.


5. The so very plain room

I think the lobby and the space infront of the pharmacy are pretty good. They are open space. The light comes not only from the lamps but also from the sun that gets in through the door and windows. Air circulation is pretty good. There are many things, tv and people to be seen. There are many sounds.


There are playground too. I love seeing the colorful toys and children playing in there. 

But the surgery waiting room.. my God.. it is like a dungeon. There is no window. No decoration on the wall. There is no sound except the sound of the patients family chatting. It was completely boring and I was locked in there for almost three hours! Well, got no choice. We didn't know when papa's turn. We weren't sure the nurse would go to the lobby and looked for us. So we couldn't leave the room.

papa and my friend whose wife was undergone a surgery
When papa had his surgery done, he was hungry and wanted to have dinner there. "Oh no" I said to him "We will have dinner at the canteen". I was sick to be in that room and I just wanted to get the hell out of there. 

Having a surgery is stressful both for the patient and his/her family. So imagine if you were in that kind of situation and you have to be in a room that adds more stress on you and after being in there for hours it just made me felt like throwing up.


*  *  *  *  *

Yah, bersyukurlah saya semua sudah lewat. Tinggal nunggu operasi buat mata kiri si papa awal bulan Oktober.

Well, I am so grateful it is all behind us now. Next is waiting for papa's left eye surgery which is scheduled on early October.

Wednesday, August 30, 2017

Pre-Cataract Surgery

Ok guys, yang namanya operasi.. seringan-ringannya operasi tetaplah operasi. 

Ok guys, a surgery is a surgery no matter how minor it is.

Maksudnya, jangan jadi parno tapi juga jangan dianggap remeh.

It means, don't be paranoid about it but don't underestimate it either.

Karena itu sebelum operasi ada beberapa hal yang perlu diketahui, seperti hal-hal berikut ini:

That is why before having a surgery there are things you need to know such as:

*  *  *  *  *

Operasi dimana?

Where will you have the surgery?

Sebelum papa menjalani operasi katarak tanggal 11 Agustus lalu, kami menunggu cukup lama sebelum menemukan tempat yang tepat.

Before papa had cataract surgery on 11 August we waited quite a long time before finding the right place.

Kami memutuskan untuk tidak terburu-buru walaupun kemampuan melihat mata kanan papa memang sudah amat sangat buruk. Kenapa kami menunggu? Ya, karena kami tidak mau kasus mama terulang.

We decided to take the time though his right eyes sight condition has gone pretty bad. Why did we wait? Well, it was because we didn't want to have another condition that mama had gone through.

2 tahun lalu mama di operasi katarak di Klinik Mata Ainun Habibie.

2 years ago mama had cataract surgery in Ainun Habibie Eye Clinic.

Prosedur, proses dan hasilnya jauh dari memuaskan.

The procedure, process and outcome were far from satisfying.

Papa dan saya berpikir kami akan memilih Eye Center tapi kemudian rekan kerja saya menjalani operasi katarak di RS Melania dan hasilnya baik. Walaupun dia seorang penderita diabetes tapi operasinya berjalan baik, hasilnya juga baik.

Papa and I thought we would choose Eye Center but then my coworker had cataract surgery in Melania hospital and the result was good. Despite the fact that she is diabetic but the surgery went well, with well outcome too.

Selasa, 27 Juni 2017 saya dan papa survey langsung ke RS Melania untuk melihat seperti apa rumah sakitnya, berapa jauh dari rumah dan maunya sih juga bertemu dengan dokter mata yang menangani rekan kerja saya itu tapi sayangnya hari itu dia berhalangan.


Papa and I went to Melania hospital on Tuesday, 27 June 2017 to see how it looks like, how far it is from our house and we also wanted to see my coworker's doctor but he wasn't in that day.

Rumah sakitnya kelihatan cukup baik. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari rumah.

It looks like a good hospital. It is not too far from our house either.

Pada waktu itu kami belum tahu dokternya seperti apa walaupun rekan kerja saya sudah menceritakan dokternya belum terlalu tua, baik, sabar dan mau terbuka pada pasien tapi papa dan saya sama-sama merasa ini rumah sakit yang cukup baik dan tepat untuk papa.

At that time we didn't know how the doctor is like though my coworker has told us he is not too old, kind, patient and open to his patients but both papa and I got this feeling this hospital is quite good and right for papa.

PS: ada kasus-kasus tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk kita menunggu membawa seseorang ke rumah sakit. Kalau keadaannya sudah gawat atau dalam kondisi darurat tentu saja tidak mungkin kita berlama-lama menunda atau menunggu.

PS: certain cases do not allow us to delay on bringing someone to the hospital. And in emergency situation we surely can't wait long. 

*  *  *  *  *

Bayarnya gimana?

How to pay the medical bills?

Ini juga penting, kecuali kalau duit bukan masalah buat kamu sehingga kamu bisa berobat dimana saja dan kapan saja tanpa akan jadi tambah sakit waktu lihat tagihan berobatmu.

This is also important, unless money is not an object for you that enables you to go anywhere and anytime to get medical treatment without making you get sicker when seeing the bills.

Kenyataannya adalah lebih banyak orang bisa nangis darah begitu lihat tagihan berobatnya.

Fact is there are more people who can cry blood tears upon seeing their medical bills.

Yang menyedihkan adalah fakta menunjukkan bagaimana harga menentukan mutu.

The sad thing is the fact shows how price determines quality.

Itu sebabnya saya sempat lari meninggalkan asuransi kesehatan BPJS setelah terlalu sering saya mendengar bagaimana mutu pelayanan dan pengobatan yang diterima oleh peserta BPJS.


That is why I once ran off from BPJS health insurance after heard too much story about the service and medication received by BPJS participant.

Sayangnya saya belum cukup kaya untuk berpindah ke asuransi swasta sehingga saya harus rela rujuk dengan BPJS demi operasi papa.

Unfortunately I have not rich enough to switch to private insurance so I had no option than to reconciliate with BPJS for papa's surgery.

Tapi pakai BPJS bukan berarti kita pasrah saja menerima semua yang kesannya 'seadanya' berhubung ini asuransi kelas rakyat. 

However, using BPJS does not mean we just take whatever service we might get for using social insurance.

Bersyukurlah saya karena di RS Melania kami mutu pelayanan, dokter dan obatnya tetap baik sekali pun kami pemakai BPJS. 

I am glad the quality of the doctor and medicine in Melania hospital are good despite the fact that we are BPJS participants.

PS: tidak semua dokter di RS Melania sebaik dokter mata yang menangani rekan kerja saya dan kemudian juga menangani papa. Semua kembali pada tipe pribadi masing-masing. Simpatik atau tidak simpatiknya seorang dokter terhadap pasiennya tidak selalu karena unsur pasien itu peserta BPJS atau non BPJS.

PS: not all doctors in Melania hospital are as good as this eye doctor who handles my coworker and papa. It all depends on their personalities. Either a doctor is sympathetic or not to his/her patient is not always determined by what insurance that patient is using.

*  *  *  *  *

Siapa dokternya?

Who's the doctor?

Kita pasti kenal dengan perkataan 'jangan menilai buku dari sampulnya'.

We must be familiar with this saying 'don't judge a book from its cover'.

Saya suka nonton film dan dari pengalaman menonton ratusan film, saya berkesimpulan bahwa nama-nama besar aktor atau aktrisnya tidak menjamin sebuah film bisa menjadi suatu film yang enak ditonton.

I like watching movies and from my experience watching hundreds of movies I can conclude that the big names of an actor or actreess can't guarante a movie is pleasant to watch.

Sebaliknya aktor atau aktris yang tidak terkenal ternyata aktingnya malah lebih asyik buat ditonton.

On the contrary unknown actor or actress has much better acting.

Harus diakui untuk bidang-bidang tertentu dibutuhkan mereka yang berotak jenius dan bergelar sarjana tinggi tapi sayangnya semakin canggih otak, gelar dan pengalamannya.. semakin tidak simpatik kelakuan dan kepribadiannya.

We have to admit that certain fields require those who are genius and have high academic degree but unfortunately the more sophisticate one's brain, degree and experience.. the more unsympathetic one's behavior and personality.

Papa after receiving eyedrop before the surgery.
Here we were infront of Dr. Michael's room

PS: dengarkan rekomendasi dari siapa saja mengenai seorang dokter karena pasien membutuhkan lebih dari sekedar otak jenius, gelar pendidikan setinggi langit dan pengalaman segudang dari seorang dokter.

PS: listen to anyone's recomendation about a doctor because patient needs more than a genius brain, high academic degree and tons of experience from a doctor.

*  *  *  *  *

Apa saja yang boleh dan tidak boleh?

What are the dos and don'ts?

Yang saya suka dari klinik mata di RS Melania adalah mereka sudah menyediakan daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebelum dan sesudah operasi.

Pre-surgery preparation:
Taking Floxa eyedrops 4 times a day on the eye which will be operated 2 days  before surgery.
Taking one pill a day before surgery and taking one pill 2 hours before surgery (or under doctor's instruction).
Taking the medicine on surgery day and hand it to the hospital nurse.
Fasting is not required on surgery day.
Wear no makeup, wash the face and hair on surgery day.

What I like about eye clinic in Melania hospital is they have list of the things cataract patient allow to do and not allow to do before and after surgery.

Begini ini lebih enak karena bisa kita bawa pulang, dibaca dan dipelajari pelan-pelan.

It is nicer because we can bring it home, slowly read and learn it.

Tidak semua dokter menerapkan cara seperti ini padahal sebetulnya berguna karena tentu menghemat tenaga si dokter untuk cuap-cuap menerangkan.

Not all doctors have this where it is a good thing because it saves the doctor's energy as he/she doesn't have to have a long talk to his/her patient.

Kebaikan kedua adalah tidak semua pasien punya intelegensi yang tinggi. Kadang juga karena lagi emosi, kaget atau bingung, penjelasan dari dokter jadi susah dicerna.

Another good thing is not all patient has high intellegent. Sometime a patient might be shocked or confused so he/she find it hard to understand the doctor's explanation.

PS: kalau kita tidak beruntung mendapatkan keterangan seperti ini mintalah dokter untuk menjelaskannya dengan lebih perlahan atau disederhanakan dengan bahasa sehari-hari. Catat lalu konfirmasikan apakah pengertian kita sudah pas dengan apa yang dimaksudkan oleh si dokter.

PS: if we are not lucky to get written information then ask the doctor to explain it slowly or simplified it using common language. Note it and confirm it with the doctor to know if our understanding goes according to what the doctor's has on mind.

*  *  *  *  *

Sabar

Be patient

Operasi itu bukan seperti orang main sulap. Datang sekarang, besok operasi, lusa sembuh.

A surgery is not like playing magic. Come today, have the surgery tomorrow, get heal on the next day.

Prosesnya bisa cepat, bisa lambat.

The process may be fast or it may be slow.

Sebelum dan sesudah operasi mondar mandirnya ke dokter bisa bikin saraf tegang.

Going back and forth to the doctor can be stressfull.

Apalagi kalau dokternya laris manis. Widih, bikin mabok lihat antrian di rumah sakit atau di klinik dokter.

when we got there at around 7.30 am

Especially if the doctor is having lots of patients. It brings headache seeing the line in the hospital or at the doctor's clinic.

Dan menunggu itu siksaan buat yang sakit mau pun yang mengantar.

half hour later... it was packed!

And waiting is a torture both for the patient and for the one who accompanies him/her.

PS: bawalah sesuatu yang bisa menyibukkan diri sehingga menunggu jadi tidak terasa lama dan menyiksa.

PS: bring something to keep you busy while waiting so it doesn't feel long and upsetting.

*  *  *  *  *

Pasien dan keluarga harus mempersiapkan diri

Patient and family must be prepared

Ada selang waktu sebulan setengah sejak pertama kali kami bertemu dengan Dr. Michael sampai pelaksanaan operasi dan itu kami pergunakan untuk mempersiapkan diri.

There were about a month and a half of time space from our first meeting with Dr. Michael to the surgery and we used it to make preparation.

Papa terutama sangat mengkhawatirkan urusan makan. Yah, dia yang mengurusi urusan rumah tangga sementara saya yang bekerja mencari nafkah.

Papa mostly worried about beverages stuff. Well, he is the one incharge for the house while I am the breadwinner.

4 hari sebelum operasi dia sibuk masak makanan yang bisa tahan lama 3-4 hari. Setelah itu mau tidak mau kami akan beli makanan jadi karena saya tidak punya waktu dan enerji buat masak (saya ini kerja hampir 7 hari seminggu karena saya punya 3 pekerjaan).

Papa is the chef of the house

4 days before the surgery he cooked some meals that would last for 3-4 days. After that we had no choice than to buy takeouts because I didn't have time and energy to cook (I work for almost 7 days a week as I have 3 jobs).

Dia juga memastikan di rumah ada persediaan beras untuk periode satu bulan karena dia memperhitungkan dia tidak akan bisa banyak beraktivitas atau keluar rumah selama setidaknya sebulan.

He also made sure there were plenty of rice in the house for a month as he calculated that he wouldn't be able to do lots of activity or go outside the house for at least a month.

Dalam selang waktu itu dia juga mengajari saya untuk masak nasi dan memberi tahu saya beberapa informasi lainnya mengenai urusan mengatur rumah (yang sebetulnya sudah saya ketahui.. hehe.. parno deh si papa).

During that time he also taught me how to cook rice and shared me some information about taking care the house (which I already knew.. haha.. papa was a bit paranoid). 

Di luar urusan makanan dan rumah, papa menjaga diri supaya badannya sehat. Ya, ga seru dong kalau menjelang detik-detik operasi dia malah sakit pilek, batuk atau sakit recehan lainnya. Itu sebabnya dia mengurangi aktivitas karena tidak mau jadi capek karena dia berpikir capek bisa menurunkan daya tahan tubuh yang pada akhirnya bisa bikin badan gampang sakit.

Apart from beverages and the house, papa made sure his body would remain healthy. Well, it wouldn't be nice if he got cold, cough or other minor illness just shortly before the surgery due date. So he minimized his activity for not wanting to get tired as he thought it would decrease his body's antibody that would make him easily got sick.

Dan walaupun kami punya bakat keturunan diabetes tapi papa mengurangi konsumsi gula. Dia juga berusaha supaya tidur cukup.

And though none of us have diabetic dna in our body but papa reduced sugar intake. He also made sure he got enough sleep.

PS: persiapan fisik dan mental itu penting bukan cuma untuk si pasien tapi juga untuk keluarganya.

PS: physical and mental preparation are important not just for the patient but also for the family.

*  *  *  *  *

Iman

Faith

Di atas segalanya, sebelum-selama-sesudah operasi adalah memiliki iman pada Tuhan karena manusia boleh demikian hebatnya, pintarnya, berpengalamannya dalam pemikiran dan pandangannya tapi dia sebetulnya tidak ada apa-apanya.

Above everything, before-during-after the surgery is have faith in God because one may be so great, so smart, so experienced in his/her mind and perspective but he/she is actually nothing.

Saturday, August 26, 2017

Recent News on My BPJS Insurance

Ok, urusan saya sama BPJS belon kelar..

Ok, I have got unfinished business with BPJS..

Saya menjadi peserta BPJS asuransi kesehatan bukan karena pilihan dan kemauan pribadi.

I became BPJS health insurance participant not under my personal choice or preference.

Ibarat pernikahan paksa tanpa cinta.

It were like an arranged loveless marriage.

Setelah sempat melarikan diri selama tiga belas bulan dari BPJS, akhirnya saya lagi-lagi dipepet sikon hingga harus kembali.

After spent thirteen months running away from BPJS once again situation forced me to return.

Karena BPJS menolak menceraikan saya.

Because BPJS refused to divorce me.

Yah, kami pun rujuk kembali..

Well, we reconciled..

Haha.. gue cucok banget jadi pengarang novel picisan yak..

Haha.. I'm so good at writing cheesy novel, am I?..

*  *  *  *  *

Ok, jadi rujuknya saya dengan BPJS karena papa harus dioperasi katarak.

Ok, so my reconciliation with BPJS was made because papa needed to have cataract surgery.

Katarak di mata kanannya sudah demikian parah sampai yang dilihatnya cuma kabut putih. Dia tidak pernah cerita. Saya baru tahu seberapa parah kondisi katarak di mata kanannya itu setelah operasi, papa bilang dia bisa melihat dengan jelas (cerita tentang operasinya menyusul dipostingan berikutnya ya).

The cataract on his right eyes has gone worse that he just saw white mist. He never said anything about it. I just knew about it when after the surgery papa said he could see clearly (the story about his surgery will be post later in my next post).

Nah, masalahnya adalah operasi katarak itu biayanya bisa sampai 10 juta. 

The thing is cataract surgery can cost up to 10 millions.

Gratis tis tis kalau pakai BPJS.

It is free by BPJS.

Tadinya saya pikir BPJS papa aja yang diaktifkan lagi tapi rupanya program kepesertaannya harus satu keluarga. Tidak kayak dulu yang bayarnya bisa masing-masing. Sekarang tagihan iuran bulanannya kolektif. Satu keluarga. Itu artinya kalau papa mau bayar iuran BPJSnya dia tidak bisa bayar buat dirinya sendiri. Tagihannya kolektif buat dia dan saya.


So, I thought we just needed to activate papa's BPJS but its participant program applies to the whole family. It is no longer like in the past when one participant could pay for oneself. Now it is collective payment for the whole family. It means when papa wants to pay his BPJS due, he can't pay for himself. Its collective bills for him and me.

Damn! Kagak jadi bercerai deh gue sama BPJS.

Damn! So much for my plan to divorce BPJS.

*  *  *  *  *

Ronde pertama rujuknya saya dengan BPJS; Bayar tuh tunggakan iuran selama 13 bulan.

First round of my reconciliation with BPJS; Paid the 13 months overdue dues.

Iuran perbulan untuk kelas 3 adalah Rp.25.500,-

Monthly due for third class is Rp.25.500,-

Dikali 13 bulan jadinya Rp.331.500,- buat perorang.

Multiply it by 13 months makes it Rp.331.500 for one person.

Ada saya, papa dan almarhum mama (waktu itu masih ditagih karena kita belon lapor ke BPJS kalau mama sudah meninggal).

So there were me, papa and my late mama (she was still charged because we have not reported to BPJS that she has passed away).

Jadi Rp.331.500 itu dikalikan lagi 3. Totale Rp.994.500,-

Multiply that Rp.331.000 by 3. The total is Rp.994.500.


Cihui..

Awesome..

Berita baiknya adalah tempat kerja saya yang mengasuransikan saya di BPJS harus menanggung iuran bulanan BPJS saya jadi ya duit Rp.331.500,- sudah dibayarkan kembali ke saya. Tapi yang punya papa adalah tanggungan pribadi.

The good news is the company where I work is the one who set me up with BPJS so they have to pay my BPJS monthly due and so that Rp.331.500 has been reimbursed to me. But papa's due is our personal obligation.

Yang punya mama setelah kami lapor ke BPJS bahwa mama sudah meninggal tanggal 31 Desember 2016, uang iuran dari Januari sampai Juni 2017 akan dikembalikan (kami melapor tanggal 20 Juni 2017).

Mama's due, after we reported to BPJS that she has passed away on 31 December 2016, from January to June 2017 will be reimbursed (we reported it on 20 June 2017).

Documments required to be attached with refund form; application letter, copy of payment receipt, copy of the deceased participant's  BPJS card, copy of bank book, copy of the deceased's ID card, copy of the deceased's family member's ID card, Death certificate.

*  *  *  *  *

Urusan belon kelar antara saya dengan BPJS menyangkut dua hal.

There were two unfinished business between me and BPJS.

Yang pertama adalah tagihan bulan Agustus kok jadi Rp.51.000,-. Dua kali lipat dari jumlah normal Rp.25.500,- per orang.

Receipt for July-August 2017 BPJS premium payment

The first was August bill showed puzzling number of Rp.51.000. Twice the normal bill which is Rp.25.500 for one person.

Wah, ada apa ini?

What's going on?

Pergilah saya dan papa ke kantor BPJS di Jl. Ahmad Yani Bogor.

it's 8 am and look at the long line

Papa and I went to BPJS office on Jl. Ahmat Yani Bogor.

Saya paling sebal dengan urusan beginian.

I dislike this kind a stuff.


Deuuuhh.. ngantrinya. Nunggunya.

Man.. the line. The waiting.

Mengorbankan hari libur.. libur gue itu barang langka jadi sekalinya libur pengennya di rumah aja. Istirahat. Walau pun biasanya sih ga bisa seratus persen istirahat karena pasti bebersih rumah.

Sacrificing a day off.. my day off is so precious that I wanted to have it by staying home. Resting. Though not really resting as I'd do house cleaning.

Jadi urusan begini buat saya membuang enerji dan waktu.

So to me this kind a stuff is energy and time wasting.

Cuma ya ga ada pilihan.

Well, got no other choice.

Setelah ketemu dengan petugasnya yang cantik dan ramah yang memberikan penjelasan sederhana sehingga mudah dipahami, tahulah saya tagihan yang dobel itu terjadi karena sistem Indo Maret tidak mencatat pembayaran kami pada bulan Juli sehingga menagih ulang di bulan Agustus.

After met the pretty and friendly who gave simple easy to understand explanation I learned that what looked like double billing happened because of Indo Maret's system breakdown that made it didn't record our July payment so it double it with August bill.

Tapi pencatatan BPJS menunjukkan posisi yang sebenarnya.


However, BPJS's record shown our actual billing position.

*  *  *  *  *

Urusan kedua yang belum kelar adalah lama banget sih proses refund iuran almarhum mama saya.

The second unfinished business is that has been a very long process to refund my late mama's due.

Waktu kami melapor tanggal 20 Juni 2017 dikatakan paling cepat prosesnya sebulan.


When we reported it on 20 June 2017 I was informed it would take a month to process it. A month is the minimum time to process it.

Kedua kali saya datang ke kantor BPJS buat ngurusin tagihan yang dobel itu adalah tanggal 8 Agustus. So itu sudah sebulan lebih cuy.

The second time I went to BPJS office to take care that doubled bill was on 8 August. So it has been more than a month, dude.

Bahkan sampai saat saya menulis postingan ini, tanggal 26 Agustus 2017, BPJS belum menghubungi saya mengenai urusan refund uang iuran mama.

Even until I write this post, on 26 August 2017, BPJS still has not contact me regarding the refund of mama's due.

Ok, anggaplah saya tidak mengerti dan tidak mengetahui urut-urutan proses refund tersebut.. tapi logikanya sih tidak perlu waktu sampe lebih dari dua bulan.

Ok, assuming I don't understand and don't know the steps of processing this refund thing.. but logically it shouldn't need more than two months.

Kecuali kali kalau dalam sehari masuk laporan kematian peserta BPJS sebanyak sejuta orang. Nah, kalau kasusnya begini, masuk akal kalau proses refundnya jadi luaaaammaaaaaaa..

Unless if they receive say a million daily reports of deceased BPJS participant. Now that would make sense if it took long time to process the refund.

mama's death certificate from the hospital

Apa perlu gue panggil emak gue ya biar dia sendiri yang datang ke kantor BPJS..

Do I need to summon mama so she herself could go to BPJS office..

Mungkin kalau sudah didatangin sama emak gue, baru tuh refund keluar.

Maybe then the refund would be paid.

1st January 2017

*  *  *  *  *

Berita terkini..

Update news..

Akhirnya bulan Oktober datang juga berita yang ditunggu lewat sms.


Finally the long waited news came through a text in October.

Gile.. 4 bulan, cyn.. masukin berkasnya bulan Juni, cuy! EMPAT BULAN yang lalu! 

Damn.. 4 months, man.. submitted the papers in June, man. It was FOUR MONTHS ago!

Heh.. mungkin setiap harinya ada jutaan orang memasukkan berkas untuk refund.

Huh.. maybe there are millions of people file their papers to get refund.

Ga heran jadi lama.

No wonder it took a long time.

Nah, pada hari yang telah ditentukan pergilah saya ke kantor BPJS di jalan Ahmad Yani.

So, on the appointed day I went to BPJS office on Ahmad Yani street.

Nunggu lagi karena petugasnya lagi sibuk dan lanjut makan siang.

I had to wait again because the officer was busy and then she had lunch.

Tenang, cyn, gue tongkrongin lu. Toh gue udah nunggu 4 bulan, jadi nunggu 1-2 jam apa sih artinya.. ha!

No sweat, man, I'd wait. I've waited 4 months so 1-2 hours of waiting meant nothing to me.. ha!

Akhirnya.. keluarlah dia membawa tiga lembar kertas.


At last.. she got out bringing three sheets of paper.

Tandatangan.

Sign them.

Kagak ada copy buat gue?

Is there any coppies for me?

Ga ada bu, di foto aja.

No, ma'am. Just take pics of them.

Masyaaaaaaaaammmpyyyyuuuuunnn..

Good heavens..

Yah, sudahlah.. dalam segala hal harus bisa fleksibel, Keke.. oiya, omong-omong.. golok sudah diasah kan?

Oh, wtf.. you gotta be flexible in everything, Keke.. by the way.. the machete has been sharpened, right?

Haha..

Kapan transfernya saya terima?

When will I get the transfer?

Nanti dikabari lagi, bu.

You'll be notified, ma'am.

Kapan?

When?

Yah, mungkin 1-2 bulan lagi.

Well, probably in another 1-2 months.

Astaga!!! Kali kalau duitnya 153 milyar ya.. ini cuma Rp.153.000,-

Wtf!!! If it were 153 billions.. geez, it's just Rp.153.000,-

*  *  *  *  *

Begitulah cerita saya dengan BPJS.

So that is my story with BPJS.

Tapi belon kelar loh urusan saya sama BPJS.

However, I still have unfinished business with BPJS.

Mungkin suatu hari nanti saya akan benar-benar bercerai darinya.

Maybe someday I can really divorce it.

Kalau pun tetap bersama.. yah, sebatas di atas kertas saja. 

Even if we remain together.. well, it is just on paper.

Saya akan menjatuhkan diri ke pangkuan asuransi lain..

I will throw myself on other insurance's lap.. 

Haha..

* cerita berkaitan dengan BPJS ini bisa dilihat di postingan saya berjudul "BPJS Insurance: Love-Hate". 

* the story regarding this BPJS can be read in my post under the title "BPJS Insurance: Love-Hate".

Atau kalau kamu terlalu malas buat nyari, bisa klik link ini:  http://kekeyohanes.blogspot.co.id/2017/08/insurance-love-hate.html

Or if you're too lazy to search it, just click on this link:
http://kekeyohanes.blogspot.co.id/2017/08/insurance-love-hate.html