Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Tuesday, March 15, 2011

Kuman di seberang lautan / A flea across the ocean


Sudah capek-capek ngebut merapel ketikan untuk materi blog selama 2 hari eh, Senin ini (14/3) warnetnya tutup. Pret! Capcay deh. Tahu gitu tadi saya online saja dari warnet di tempat pembayaran listrik.

Begini nasib kalau bergantung sama warnet. Betul sih jatuhnya jadi jauh lebih murah dibandingkan dengan kalau pasang sambungan internet sendiri di rumah. Dengan catatan, itu kalau di hitung dengan jumlah pendapatan saya sekarang ini ya. Yang menurut saya mahal mungkin murah dalam hitungan anda.

So anyway by the way, hari ini untuk pertama kalinya setelah mungkin setahun lebih saya tidak menjadi inspektur upacara. Yuhuiii. Asyik. Bisa berdiri santai di belakang anak-anak walaupun tentu tetap mengawasi supaya mereka bisa berbaris dengan tertib, rapi & diam.

Tapi terus terang saja saya jadi bosan. Berdiri diam selama kira-kira 20 menit ternyata membosankan ya. Mana lagi kalau kepsek yang menjadi inspektur maka jalannya upacara jadi terasa semakin panjang & juga semakin membosankan.

Aduh bu, udah deh. Segala wejangan, petuah & doanya tidak usah berpanjang-panjang kenapa sih?

Yang saya sebalkan adalah beliau kalau mau menegur orang tua murid kok lebih memilih untuk bicara terbuka di depan umum. Kan setiap hari orang tua ada saja yang berada di sekolah dari pagi sampai jam pulang. Kenapa tidak memilih bicara dengan mereka pada saat-saat seperti itu. Jangan waktu lagi upacara seperti ini lalu berbicara soal jangan terlambat datang, orang tua ikut bertanggung jawab… bla bla bla.

Yang membuat tidak nyaman karena beliau lalu berbicara bahwa selama ini beliau tidak bertindak tegas sehingga banyak murid yang datang terlambat. Jadi seakan-akan saya & wali kelas TK B pada lembek-lembek dalam hal disiplin & hanya beliau satu-satunya yang dapat menegakkan disiplin dengan benar & baik. Hah!

Saya tidak mengatakan kepsek adalah orang yang jahat karena tidak ada manusia yang 100% jahat & demikian juga sebaliknya tidak ada yang 100% baik.

Hanya saja dalam pandangan kami beliau terlalu jaim & terlalu ingin semua serba sempurna. Sibuk menyoroti kekurangan & kelemahan dalam setiap hal / setiap orang tapi lambat (bahkan jarang) memberikan penghargaan terhadap setiap kemajuan & perkembangan sekecil apa pun itu.

Sampai-sampai saya & Evelyn pernah bergurau dengan mengatakan bahwa memang benar kuman di seberang lautan lebih kelihatan dari pada gajah di pelupuk mata.

Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Mungkin itu pikir anda. Kamu sendiri ngomongin & mengkritik kepsekmu sendiri secara terbuka di forum publik seperti ini.

Hehe. Betul. Saya tidak akan menyangkalnya. Tapi jangan mengira saya hanya melakukan hal ini di belakang beliau. Di depan beliau pun (tapi tidak di depan publik) saya beberapa kali mengemukakan keberatan & ketidaksukaan saya baik itu secara bercanda atau secara serius. Sampai bahkan pernah hampir kami jadi bertengkar.

Satu hal lagi yang perlu di ingat adalah bahwa saya menjadikan blog ini sebagai semacam catatan harian online saya. Jadi saya punya 2 diary. 1 di rumah dalam bentuk buku tulis biasa & 1 lagi yang ada di blog ini.

Kita tahu kalau kita menulis catatan harian maka kita tidak hanya mencatat tentang hal-hal yang terjadi pada sepanjang hari itu tapi juga tentang apa yang kita rasakan & pikirkan tentunya. Semua tanpa pretensi. Tanpa ditutupi.

Itu yang saya lakukan di dalam blog ini. Kita hidup di negara demokrasi. Semua berhak mengemukakan pikiran & perasaannya asal dalam kadar yang tidak berlebihan & tidak bertujuan untuk politik adu domba / sara.

Saya menuliskan hal-hal yang membebani pikiran & perasaan saya tapi bukan untuk mengajak pembaca untuk lalu bersimpati kepada saya / berantipati terhadap orang-orang tertentu yang saya tulis dalam blog ini. Jangan menjadi demikian.

Bacalah tetap dengan hati & pikiran yang netral & fair. Karena saya tidak berusaha sedang membangun simpati orang terhadap diri saya sambil menjelekkan orang lain. Bukan itu tujuan saya membuat blog ini.

Ok. Mari kita lanjutkan. Nah, udaranya panas betul hari ini. Tidak lama sampai di sekolah saya banjir keringat. Wah, syukur juga saya tidak harus menjadi inspektur upacara. Gerah-gerah begini harus jadi inspektur upacara?!

Farrell bangga betul di pilih untuk menjadi petugas yang membacakan teks Janji Murid. Kim, Stevany & Stevanky sebelumnya juga sudah terpilih membacakan teks itu di upacara-upacara sebelumnya. Mereka boleh saja belum bisa membaca (baru TK A, coy) tapi untuk anak umur 5 tahun & sudah bisa mengingat teks seperti ini tidak bisa di anggap remeh.

Janji Murid
Sebagai murid TK saya berjanji :
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Patuh kepada orang tua dan guru
3. Giat bekerja dan rajin belajar

Kelihatannya pendek & gampang untuk di ingat. Tapi tidak semua anak TK A & bahkan TK B bisa mengingat setiap kata dalam teks di atas itu. Jadi kalau mereka bisa.. wow, saya acungin jempol banget itu. Farrell saja sampai tersenyum-senyum sambil tersipu malu waktu saya dari belakang barisan anak-anak mengacungkan jempol saya ke arahnya.

Setiap kemajuan, setiap perbaikan & setiap perubahan positif harus diakui & dihargai.

Janganlah kita hanya gesit dalam menemukan kesalahan & kekurangan tapi lambat menemukan hal-hal positif pada diri sendiri & terutama pada orang lain. Saya mempelajari hal ini dari pengalaman & dari tayangan ‘Super Nanny’ yang disiarkan di Metro TV setiap hari Sabtu jam 3 / Minggu jam 4 sore. Kadang jam siarannya suka berubah tapi rutinnya sih sekitar jam 3 atau jam 4 sore.

Wih, tapi setelah upacara dengan langkah tegap bak jendral yang baru pulang perang, kepsek masuk ke kelas saya. Langsung mengatur siapa duduk dengan siapa & duduk di mana. Serasa kelas milik sendiri tuh.. monggo, mari, bu, silahkan. Wali kelasnya lagi di Bandung kok..

& tidak sengaja saya bertatapan dengan teteh kami yang menatap saya dengan pandangan antara geli, sinis & kesal. Tidak usah kau katakan, teh. Saya mengerti kok apa yang ada di dalam benakmu. Hehe.

Lha, teteh yang notebene cuma bagian kebersihan sekolah & yang bukan wali kelas TK A saja bisa berpikiran seperti itu. Apalagi saya coba, yang resmi wali kelasnya saat melihat kepsek nyolong masuk ke kelas saya tanpa memberi kata pengantar, boro-boro permisi apalagi permintaan maaf untuk sejenak ‘mengambil alih’ kemudi di kelas saya itu.

Kalau sekali lagi mau saya bahas dengan kepsek tentang hal ini.. hmm, bisa ujung-ujungnya memicu pertengkaran saja karena saya terbawa emosi nantinya. Lagi pula percuma saja. Beliau tahu kok saya tidak suka kalau beliau berbuat seperti itu. Tapi ya, terjadi lagi & lagi & lagi.. ya, sutralah… sabar, neng geulis. Orang sabar di sayang Tuhan..

Tema minggu ini adalah Api (dari mulai sumbernya, warna, rasa, guna sampai bahayanya).

Sumber api terbesar adalah matahari. Bentuknya seperti apa matahari itu? tanya saya kepada anak-anak. Lingkaran! jawab hampir seluruh isi kelas. Ok. Bagus sekali.

Bentuk geometri selain lingkaran apa saja? Saya bertanya lagi. Ada yang langsung tanggap menjawab segitiga, persegi empat / kotak & persegi panjang. Ada yang mulutnya cuma mangap, melongo menatap saya seakan-akan baru sekali itu mendengar tentang konsep bentuk geometri. Hehe.

Yuk, kita main sebentar. Wah, dasar anak. Mendengar kata ‘main’ langsung semua bersemangat termasuk yang tadi mulutnya mangap & menatap saya dengan tatapan kosong. Hehe.

Saya mulai mengumpulkan beberapa benda dari kelas yang mempunyai 4 bentuk geometri itu. Ada buku, buku gambar, penghapus papan tulis, penggaris, roda mobilan, tamborin, bola & segitiga kayu permainan balok yang saya letakkan di atas sebuah meja.

Di belakang kelas saya meletakkan 3 kursi dengan 3 warna berbeda lalu saya membuat pengumuman sambil memasukkan pelajaran bahasa Inggris.

Yellow chair is for circle (kursi kuning untuk lingkaran), green chair is for triangle (kursi hijau untuk segitiga) & blue chair is for square (kursi biru untuk persegi empat/kotak). Nah, untuk bagian yang ini adalah improvisasi saya karena semalam saya hanya mencatat di kertas draft ‘membuat permainan mengelompokkan benda berbentuk geometri’. Ide kursi & mengaitkannya dengan bahasa Inggris baru muncul di kepala setelah saya selesai meletakkan berbagai benda di atas meja.

Wah, rancangan kegiatan yang saya buat semalam ternyata jadi obat penawar stress karena ulah kepsek tadi karena yang enjoy dengan permainan di atas bukan cuma anak-anak saja tapi juga saya. Hehe. Kami ramai berseru-seru & tertawa-tawa. Setelah itu hilang deh kekesalan & ketegangan saya.

Lebih menyenangkan lagi saat anak-anak itu mencuri kesempatan di tengah-tengah pelajaran / pada waktu jam makan & bermain untuk memeluk saya, bergelayut, menggelitiki & bahkan mencium saya. Betul-betul obat yang paling sederhana tapi paling manjur untuk membuat bu guru hatinya jadi gembira lagi. Terima kasih ya, nak. Saya sayang sekali pada kalian.
__________________________________________________________________

I’ve spent 2 days drafting these materials for my blog & when it’s ready.. the internet cafĂ© was closed. Darn!. If I just knew about this I’d rather go to the one not too far from school instead.

So for the first time after a year, I think, I wasn’t the flag ceremony inspector today (Monday, March 14th). Good. It was a hot day & I wasn’t really in the mood to be the flag ceremony inspector in such a heat.

But oh no. It was the headmaster who became the flag ceremony inspector & she made it borrrriiiing & loooong. Oh dear please, cut those advices short, will ya? Man, if you’ve got something to say to the parents why don’t you talk straight to them & not using such event today’s flag ceremony.

& then she talked how she didn’t run a more strict discipline so there are still lots of kids get in school late. Hm, as if we the teachers are meek. Aren’t capable to discipline the students & she’s the only one capable of doing it. Yeah, right..

Well, don't give me wrong. I’m not saying that she’s a 100% bad person. Because there’s no human being really 100% bad & 100% good.

It’s just that in our persepective she’s too concerned about preserving image & wants things to be in perfect that at the end it makes her focus only to see the imperfectness & fail to acknowledge every improvement, every achievement & every progress no matter how minor they are. Not to mention that it led to sort of hypocrisy.

Evelyn & I joked about this once that it’s true the saying that says ‘a flea across the ocean is more visible than an elephant before your eyes’. Easier to see other people’s imperfectness than to see your own.

So what about yourself, you may ask. You make talk, complain & critize your headmaster openly in such a public forum like this one.

Yes, it’s true. I don’t deny it. But I don’t do that behind her back. I voiced my opinion & feelings to her in several occasion either by joke or serious conversation. We even nearly had a quarrel once in a heated talk.

& please note that I make this blog as sort of my online diary. I’ve 2 diaries. One is at home in a form of a regular book & this one. & you know that when we write in diaries we write things openly. Unpretentious.

It’s what I do in this blog. Beside, we live in democratic country. Freedom of speech is everyone’s right as long as it has no wrong intention & not done for wrong purposes.

I write about the things that burdened my mind & my heart. I am not trying to build up symphaty upon myself & degenerating other people. There’s no such intention. & therefore you have to read it with open & fair mind.

So shall we go on now?. Farrell was so excited & proud to be appointed as one of the flag ceremony officer. He had to read Student Oath.

Student Oath
As a kindergarten student I herewith make an oath that I :
1. Believe in God
2. Obey my parents and teachers
3. Work and Study at my best

Now it can be tricky if you can’t read because it means you’ll have to memorize it. Not an easy thing for a 5-6 year old kid. So I’m proud of Farrell. He smiled & blushed when I gave him a thumb up.

Every progress, improvement & achievement duly notified & appreciated.

Most of us are quick to find imperfectness but slow in finding positive things. I learned about this from life experience & from the ‘Super Nanny’ tv program that I find very educating.

But after flag ceremony was done.. oh oh… headmaster marched like a war general walked straight into my classroom & gave order of who sat with whom & where. Oh, yea, just serve yourself, ma’am. Make yourself feel at home. The class’s teacher is gone out of town anyway.

I accidentally caught our school’s janitor looked to me with that sort of mocked, puzzled & cynical look on her face. I smiled sourly. You don’t have to tell me. I know what you think. We thought the same. Headmaster just did it again. Crossing the line. Without saying a word to me she just took the control of my class.

I’ve talked about her about it. She knew how it makes me feel. There’s no need to bring the same subject again. She does it again & again & again. I make no point. Be patient there, girl. God blesses those who can take hard times with patience.

So anyway by the way, this week’s theme is about fire (source of fire, colour, feel & danger).

The biggest source of fire is the sun. Can anyone tell what is the shape of the sun? I asked the kids after headmaster left the classroom allowing me to take control of it. Circle! Asked the kids in unison. Ok. Good.

Now can you tell me what other geometrical shapes? I asked again. Square, triangle & rectangular, some kids quickly answered it while others gave me a long jawed face as if it were their first time to hear such concept. Lol.

Let’s play a game, shall we? Hm, kids. Once heard the word ‘play’ they became excited including those who previously gave me a long jawed face & stared me with blank look. Lol.

I started to gather stuff from our classroom that have those 4 geometrical shapes. Book, drawing book, whiteboard eraser, ruler, toycar’s tire, ball & wooden block triangles. I placed them all on a table infront of the class.

I went to the back of the classroom & placed 3 chairs with 3 different colours. It’s a perfect opportunity to insert English lesson. So I announced. Yellow chair is for circle, green chair is for triangle & blue chair is for square. This part was pure my improvisation because last night I just scribbled ‘play a game of sorting geometrical shapes’ on my draft paper when I made today’s class program of lesson.

Well, what do you know that the game has became sort of stress relieve for me. I joined in the kids joy, energy & excitement as we cheered & laughed during the game.

It’s much more fun when they then sneaked every opportunity to grab my hand, hugged, tickled & even kissed me in between the class activities, snack & recess time. A simple but powerful medicine to make the teacher’s burdened heart became light again. Thank you, kids. I love you all so much.

No comments:

Post a Comment