Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, August 31, 2014

All We Need Is Love

Suatu hari, belum lama ini, saya menemukan foto ini ketika sedang browsing di facebook.


One day, not so long ago, I found this photo when I was browsing on facebook.

Saya tidak akan bercerita panjang tentang siapa tentara itu dan siapa anak kecil yang tertidur dipelukannya.

I am not here to tell you long story about who the soldier is and who the sleeping kid he is holding.

Kalau anda melihat foto ini, kesan apa yang anda dapatkan?

What came to your mind If you see this photo?

Lihat foto ini dan apa yang muncul dalam hati anda?

Just look at the photo and what came to your heart?

Kalau seseorang menyodorkan foto ini pada saya dan mengajukan pertanyaan itu.. saya akan memberikan jawaban singkat; saya melihat kasih sayang.

If somebody shows me this photo to me and asks me that question.. I give him or her short answer; I see love.

Duduk dengan posisi seperti itu, dengan seorang anak berbaring di atas dadanya.. itu bisa bikin badan terasa kaku, kesemutan atau otot malah bisa jadi kram.

Sitting on that position, with a child laying on his chest.. it can make the body feels stiff, it makes blood can’t circulate well and may cause muscle cramp.

Saya tahu bagaimana rasanya karena sekalipun saya tidak memiliki anak tapi seorang anak murid saya pernah tertidur dipelukan saya dan karena saya tidak bergerak karena tidak mau membangunkannya, saya merasakan otot-otot saya mengejang, lengan dan bokong saya pun sampai kesemutan.

I know how it feels because though I have no children but a student once fell to sleep on my arm and because I didn’t want to wake him up, I sat remotely and I felt my muscles stretched, my arms and butt were numb.

Diperlukan rasa kasih sayang yang besar untuk membuat seseorang mau membiarkan diri tersiksa seperti itu.

It takes a lot of love to make somebody let him/herself to be in that kind of uncomfortness.

Bahkan sebetulnya rasa kasih sayang itu yang membuat segala rasa tidak nyaman itu menjadi tidak terasa dan tidak ada artinya.

Infact it is that love that makes the uncomfortness feel as nothing and meaningless.

Kasih sayang atau cinta memampukan siapa pun untuk bisa menerima, bersabar, memaafkan, tidak mendendam, bisa mengerti dan tidak melakukan hal-hal buruk kepada sesamanya.

Love enables anyone to accept, to have patient, to forgive, not to hate, to understand and not do bad things to people.

Dunia terkoyak oleh kebencian dan kemarahan.

The world is shattered by hatred and rage.

Dunia yang terkoyak menciptakan ‘kelompokku versus kelompokmu’.


The shattered world creates ‘my people vs your people’.

Sebagai contoh adalah komentar-komentar yang saya baca dibawah foto tersebut.

The comments below that photo is the example.

Ada kelompok yang demikian sibuk memaki, mencela dan bahkan mengutuki bangsa atau agama yang diwakili oleh tentara itu.. sehingga mata jasmani dan mata hati mereka tidak lagi bisa melihat cinta itu.

Some people were too busy scorning, scolding and even cursing the country and religion that soldier represents.. it makes their eyes and their hearts failed to see that love.

Sementara kelompok yang lain menganggap mereka adalah yang paling benar.

While other people thought they are the righteous ones.

Dunia ini memang penuh dengan ketidakadilan, penderitaan dan penindasan melalui berbagai cara, berbagai alasan dan berbagai manusia.

This world is full with injustice, misery and oppression through many ways, many reasons and many people.

Dunia ini tercabik-cabik dan kita mendapati bahwa kini ada begitu banyak ‘kelompokku versus kelompokmu’.

This world is shattered and we found there are so many ‘my people vs your people’.

Dan ketika kita membicarakan tentang ‘kelompokku versus kelompokmu’, maka kita akan mendapati bahwa ada lebih banyak kebencian, kecurigaan, prasangka dan kemarahan dibandingkan dengan cinta.

And when we talk about ‘my people vs your people’, we can find there are more hatred, suspicion, prejudice and rage than love.

Setiap hari dan bahkan setiap saat kita diperhadapkan pada pilihan untuk ikut terkoyak ketika mata jasmani dan mata hati kita lebih tertuju pada ‘kelompokku versus kelompokmu’..


Every day and even every moment we are faced with the choice to be shattered when our eyes and our hearts focus on ‘my people vs your people’..

Atau..

Or..

Kita memilih untuk merekatkan kembali cabikan-cabikan itu dengan kasih, dengan cinta..

Or we choose to put the pieces back together with love..

Thursday, August 28, 2014

Be Like Children

Murid les saya bertambah lagi. Nia dan Debora. Empat dan lima tahun.


I have more students to tutor. Nia and Debora. Four and five years old.

Nia baru belajar mengenal huruf. Sementara Debora belajar membaca.

Nia is learning abc. While Debora learns to read.

Waktu satu jam lewat tanpa terasa karena yang mengajar dan yang belajar sama-sama sibuk tidak hanya dengan urusan huruf a-i-u-e-o dan ba-bi-bu-be-bo tapi juga dengan berbagai aktivitas mulai bernyanyi, bercerita, bercanda dan yang terakhir kami lakukan di menit-menit terakhir adalah berfoto.

An hour passed without any of us noticed it because the teacher and the students were all busy not only with a-i-u-e-o and ba-bi-bu-be-bo but also with many other activities from singing, talking, joking and in the last minutes were filled by us taking pictures.

Mereka meninggalkan rumah saya dengan muka ceria dan mata bersinar penuh kegembiraan.

They left my house with happiness shown on their faces and their eyes shone brightly.

Saya memperhatikan mereka dan sangat terkesan tidak hanya karena melihat kebahagiaan di muka mereka tapi juga karena teringat satu jam yang lalu kami tidak saling mengenal.

I looked at them and was impressed not only to see happiness on their faces but because the fact is an hour ago we were strangers.

Dua hari kemudian mereka datang lagi karena jadwal les mereka dua kali seminggu.

Two days later they came again as they are scheduled to have the tutoring twice a week.

Hari itu mereka datang beberapa menit sebelum jam empat sore.

They came few minutes before four in the afternoon.

“Sudah tidak sabar nunggu jam empat, bu Keke” kata mamanya “Semangat mau belajar”

“They hardly wait for four o’clock, Keke” said the mother “So excited to have their tutoring”

Mereka masuk sambil berceloteh riang. Sesi les kedua ini berjalan menyenangkan.

They came in, very much chatty. This second session of tutoring went pleasantly.

Minggu berikutnya, Selasa (26/8) Nia datang dengan berurai air mata.

The next week, on Tuesday (August 26th) Nia came, crying.

Lho kok nangis, kenapa, nak?

Why are you crying, kiddo?

“Baru bangun, bu Keke” kata mamanya “Saya bangunin”

“She just wake up” said the mother “I woke her up”

Oh, kasihan.. Saya minta supaya ibunya tidak memaksanya untuk les.

Oh, dear.. I asked her mother not to push her to attend today’s tutoring.

Beberapa menit kemudian, ketika Debora baru saja kelihatan siap untuk mulai belajar.. seseorang memanggil saya.

Few minutes later, just when Debora ready to learn.. someone called out for me.

Nia datang di antar oleh tantenya. Masih menangis.

Nia came with her aunt. Still crying.

“Mau belajar, bu” kata tantenya sambil tersenyum.

“She wants to have her tutoring” said her aunt. Smiling.

Wah, gimana caranya mau belajar kalau masih nangis begini?, tanya saya pada diri sendiri. Tapi saya tidak berkata apa-apa.

Now how would she learn when she is still crying like this?, I asked myself. But I said nothing.

Saya bukakan pintu “Masuk yuk, sayang” kata saya pada Nia yang masuk sambil masih menangis tersedu-sedu dan langsung menggandeng tangan saya.

I opened the gate “Come in, dear” I spoke to Nia who came in, still crying and she held my hand.

Di dalam rumah.. “Nia duduk ya disamping Debora” kata saya lembut. Tapi Nia menggeleng dan menangis lebih keras. Walah.. gimana nih? Masa mau tetap berdiri?

After we got in the house.. “Nia sits next to Debora, ok” I spoke gently to Nia. But she shook her head and cried louder. Oh no.. what should I do? She can’t just stand there.

Saya memutar otak “Nia duduk dipangkuan bu Keke aja ya” Dia tidak menolak. Saya duduk di kursi kecil sementara dia duduk di paha kiri saya. Dia meletakkan kepalanya di bahu saya, masih menangis tersedu-sedu.

I thought hard to come out with something “Nia sits on my lap, ok” she didn’t show anything against it so I sat on a small chair while she sat on my left tigh. She rested her head on my shoulder, still crying.

Debora dan saya mencoba menghiburnya. Mengalihkan perhatiannya. Membuatnya berhenti menangis. Debora bahkan sampai membuat gambar kolam dan ikan sambil berceloteh tentang ikan dalam upayanya untuk membuat Nia mau berhenti menangis.

Debora and I tried to soothe Nia. To distract her. Did everything to make her stop crying. Debora even drew a pool and fishes as she endlessly spoke about those fishes in her effort to make Nia to stop crying.

Diperlukan mungkin lebih dari lima belas menit untuk akhirnya saya bisa membuat Nia berhenti menangis.

It needed probably more than fifteen minutes for me to finally made Nia stopped crying.

Tidak banyak yang bisa mereka pelajari hari ini karena bagaimana saya bisa mengajar Debora yang penuh semangat dan bawel itu dengan Nia yang duduk dipangkuan saya sambil menangis? Dan bagaimana pula saya serta Debora dapat fokus pada pelajaran dengan diiringi oleh suara tangisan Nia?

They didn’t learn much today because how could I tutor the energetic and chatty Debora while having Nia on my lap who seemed unable to stop crying? And how could Debora and I focused on the lesson with the noise of Nia crying?

Yah,sebetulnya saya yang jadi banyak belajar dari mereka.


Well, it was actually me who learned a lot from them.

Hari itu adalah hari ketiga Nia dan Debora datang ke rumah saya. Tiga kali bertemu dengan total waktu tiga jam.

It was the third day Nia and Debora came to my house. Three days and three hours in total.

Berapa banyak yang kita ketahui tentang seseorang dengan hanya bertemu tiga kali atau hanya selama tiga jam?

How much would we know about someone whom we met just three times or for only three hours?

Reaksi Nia pada hari ini menunjukkan bahwa dia mungkin baru mengenal saya selama tiga jam tapi dia mempercayai saya.

Nia’s reaction today showed that she trusts me though she just knew me for three hours.

Malam harinya saya memikirkan anak-anak ini dan merenungkan banyak hal.

I thought about those kids at night and had many things in my mind.

Banyak hal membuat saya terkesan sejak dari hari pertama Nia dan Debora datang ke rumah saya.

Many things impressed me even since the first day Nia and Debora came to my house.

Nia serta orang tuanya adalah tetangga saya. Jarak rumah kami hanya dipisahkan oleh satu rumah. Tapi selama ini saya hanya sekali-sekali saja mengobrol dengan mamanya. Dengan Nia sendiri tidak pernah.

Nia and her parents are my neighbor. Our houses are just one house apart. But I never spoke to Nia, I just occassionaly have short chat with her mother.

Debora adalah sepupu Nia yang sering berkunjung ke rumah Nia. Saya tidak pernah melihatnya, mungkin pernah tapi tidak memperhatikan karena anak-anak itu tidak pernah main sampai ke depan rumah saya.

Debora is Nia’s cousin who oftenly comes to her house. I never saw her before, maybe I had but didn’t pay attention as the kids never played infront of my house.

Jadi saya dan anak-anak itu betul-betul tidak saling mengenal. Karena itu bayangkanlah bagaimana herannya saya melihat pada hari pertama mereka tanpa ragu langsung masuk ke rumah saya tanpa disertai oleh ibu-ibunya.

So the kids and I were total strangers. Imagine how it surprised me to see how they confidently came into my house on their first day of tutoring without their mothers came along.

Tanpa ragu, tanpa takut, tanpa resah, tanpa curiga, tanpa banyak pertimbangan.

Without hesitation, without fear, without anxiety, without suspicion, without too many considerations.

Saya tidak bisa tidak berpikir tentang suasana di kantor selama dua minggu terakhir ini; begitu banyak keresahan, kebingungan, ketegangan, desas-desus. Beberapa orang menjadi demikian tertekan karenanya sampai seorang diantaranya sempat jatuh sakit.

I couldn’t think about the air in the office which in the past two weeks has been filled with so many anxieties, confusion, tension, rumors. Some people have become so troubled by this that it even made one of them fell ill.

Semuanya berawal dari apa? Sederhana saja sebetulnya. Sesuatu yang menurut saya dan juga beberapa orang lainnya, tidak perlu menjadi demikian rumit.

Where did all this starting? It was something simple, actually. Something that I and some people thought should be made complicate.

Tapi ketika pemikiran di isi oleh banyak pertimbangan, ketakutan, kecemasan, kecurigaan dan praduga.. maka terciptalah suasana yang penuh dengan aura yang sama.

But when mind is filled with so many considerations, fears, worries, suspicion and .. it resulted in a condition that fills exactly with those auras.

Kalau sampai seseorang memilih untuk (terpaksa) tidak datang ke rumah orang lain untuk membantu memasak atau mempersiapkan rumah orang itu (yang sudah dianggap sebagai teman) ketika akan diadakan acara dirumah orang tsb karena takut kalau-kalau tindakan persahabatan itu di lihat dan di nilai sebagai hal-hal yang tidak pantas atau tidak seharusnya dilakukan..

When somebody chose not to come to somebody’s house (who has considered as a friend) to help that person with the cooking or house preparation before a gathering held there for fearing that friendship based thing would be seen or judged as something improper to do..

Ketika dua orang teman terpaksa harus menjauh ketika banyak mata disekitar mereka menatap dengan hati penuh praduga..

When two friends have to distant themselves when many eyes around them stare at them with heart fills with so many prejudice..

Ketika dua orang teman dipaksa untuk mengurangi keakraban mereka karena sesuatu yang bahkan tidak pernah ada dalam pikiran mereka..

When two friends are forced to limit their closeness for something that they themselves have never thought..

Saya hanya ingin mengatakan.. ada banyak hal akan menjadi lebih sederhana dan indah seandainya kita mau menyederhanakan pikiran kita..

I just wanted to say.. many things would be more simple and nicer if only we could simplify our minds..

Kita perlu belajar dari anak-anak kecil seperti Nia dan Debora tentang ketulusan, kesederhanaan, keyakinan dan kepercayaan.

We need to learn from kids like Nia and Debora about sincerity, simplicity, faith and trust.

Wednesday, August 27, 2014

Mt. Salak, Pine Forest and Ugly Monkey

Hari Kamis (14/8) saya ikut survei ke Gunung Bunder. Nama resmi tempat itu sebetulnya Gunung Salak Endah. Entah kenapa lebih populer dengan nama Gunung Bunder. Padahal yang namanya gunung mana ada yang bunder (bundar).


I went on survey to Mt. Bunder on Thursday (August 14th). The site’s official name is Mt. Salak Endah. I don’t know why it is more popular with the name Mt. Bunder. Bunder in English means round and surely there isn’t any round mountain.

Kami berangkat sekitar jam 8.45 pagi dari kantor. Dibutuhkan waktu satu jam untuk sampai di lokasi pertama yang akan kami survei.


We left the office at around 8.45 am. It needed an hour to get to the first location on our survey list.

Villa Marijo. Tempatnya tidak jelek. Lihat saja foto-foto dibawah ini. Tapi kami semua sepakat tempat itu kurang luas.


Marijo Villa. Not a bad place. You can see it in the below photos. But we all agreed it is not wide enough.


Gunung Bunder menjadi tujuan berikutnya. Kesan awal? Seperti tidak ada bedanya dengan masuk ke Kebun Raya Bogor. Suasana hutan malah lebih terasa di Kebun Raya Bogor. Tapi kemudian saya melihat yang belum pernah saya lihat. Hutan pinus.


Mt. Bunder was our next destination. First impression? It felt no different with entering Bogor Botanical Garden. It is even feel more like in real forest in Bogor Botanical Garden. But then I saw something I have never seen before. Pine forest.


Sayang kami tidak bisa mengunjungi air terjun dan kawah. Tapi kami kan memang tidak bertujuan untuk mensurvei tempat-tempat itu.


Too bad we didn’t go to the waterfalls and crater but we didn’t go there to survey those places.




Rumah Wisata Pakis Asri adalah tujuan berikut.



Rumah Wisata Pakis Asri was our next destination.



Kami langsung sepakat tempat ini cocok untuk menjadi tempat diadakannya acara kebaktian open air hari Jumat, 29 Agustus.


We all agreed this is the right place to have our open air service on Friday, 29th August.

Ada satu tempat lagi yang kami datangi dalam perjalanan pulang. Tapi saya sudah terlalu capek hingga saya tidak turun dari mobil. Seorang dari kami malah mabok kendaraan.

There was one more place we went to on our way back to the office. But I was too exhausted that I stay in the car. One of us even had car sick.

Jadi saya tidak tahu seperti apa tempat itu. Tapi menurut mereka yang meninjau, tempat itu terlalu terbuka dan berangin.

So I have no idea how that place looks like. But according to those who went to see it, the place is in a wide open area and so it is windy there.

Peserta kebaktian open air adalah mereka yang berusia di atas lima puluh tahun. Tempat itu tidak cocok untuk mereka.

Open air service will be attended by those whose age are more than fifty years old. That place does not suitable for them.

Jadi begitulah perjalanan survei kami. Seru. Banyak foto bagus. Kecuali satu yang di ambil di depan Rumah Wisata Pakis Asri. Menurut saya sih bagus-bagus saja. Tapi Andre protes setelah melihat foto itu.


So there was our survey trip. It was fun. There are beautiful photos. Except one that was taken infront of Rumah Wisata Pakis Asri. I think it is not bad but Andre protested after he saw it.

“Emangnya ga ada yang lebih cakepan dikit yang bisa kamu peluk?” katanya “Dari pada monyet jelek itu yang kamu peluk, mendingan meluk saya dong”

“Didn’t you have anyone cuter to hug?” he said “Better hug me than hugging that ugly monkey”

Ya ampuuuunn! Itu kan cuma patung Hanoman..

Dear goodnesss! That’s just Hanoman statue..

“Makanya cepetan pulang” ledek saya “Hari ini saya meluk patung Hanoman. Besok-besok ga tahu siapa yang akan saya peluk”

“So hurry back” I teased him “I hugged Hanoman statue today, who can tell whom will I hug tomorrow”

Monday, August 25, 2014

Stay Cool

Pernah mengalami hal-hal yang terjadi beruntun dalam waktu sehari atau mungkin hanya dalam selang waktu beberapa menit?

Have you experienced things happened one after another in one day or maybe in just few minutes apart?

Hari Rabu lalu (14/8) rasanya belum ada 5 menit saya sampai di kantor, koster datang ke ruangan saya. (koster adalah sebutan untuk orang yang tugasnya membersihkan gereja).

Last Wednesday (August 14th) it felt as if I just got at the office for about 5 minutes when the cleanercame to my room.

Kak, kemarin bapak ... datang. Saya disuruh beli cat dan kuas buat ngecat tembok dan pagar” katanya “Katanya uangnya minta ke kakak”

“Sis, Mr. ... came yesterday. He told me to buy brush and paint to paint the wall and the fence” he said “He said to ask you to give me the money”

Saya mengerutkan kening “Dia bilang gitu?”

I raised my eye brows “He said that?”

Koster kantor nyengir sambil mengangguk. Walau pun belum lama dia bekerja di kantor saya tapi dia kelihatannya tahu saja kalau saya mulai bertanduk, bertaring dan berasap..

The cleaning boy grinned as he nodded. He hasn’t worked here long but he can tell whenever I am pissed off.

Saya tertawa kering “Haduh, apa dia pikir saya pegang duit petty cash sampai setengah juta?”

I laughed drily “Geez, did he think I have half millions in my petty cash?”

Setiap minggu bagian keuangan memberi saya uang petty cash masing-masing seratus ribu untuk pos keperluan kantor dan pos brt (barang rumah tangga).

Treasury department give me one hundred rupiah each for office utilities post and for office household post.

Uang itu ditujukan untuk pengeluaran-pengeluaran rutin yang ada hubungannya dengan pos masing-masing.

The money is to be used for each post's routine expenses.

Kalau misalnya printer kantor kehabisan tinta maka saya harus membeli tinta baru atau mengisi ulang tinta dengan dana yang bukan termasuk dalam kedua petty cash itu. Biasanya saya meminta uang terpisah untuk membeli tinta itu atau membelinya dengan uang saya (kalau saldo petty cash tidak mencukupi) dan kemudian bagian keuangan akan menggantinya.

If for example office printer is run out of ink, I buy new ink or has it refilled using separate funds, not using petty cash funds. I usually ask for that funds or buy it with my own money (if petty cash is short in balance) and treasury department will reimburse it.

Hari Rabu itu sekali pun saldo kedua petty cash tersebut digabungkan, tetap tidak akan mencukupi untuk dipakai membeli cat dan kuas.

On that Wednesday the balance of both petty cash was not enough to cover the expenses to buy the paint and brush.

Belum lama ini saya mengecat rumah jadi saya tahu harga cat tembok, cat besi dan kuas. Cat tembok yang saya pakai bukanlah kwalitas nomor satu tapi itu saja harga sekalengnya sudah hampir seratus ribu. Nah, sudah pasti kantor memilih cat yang kwalitasnya lebih baik dan tentu saja harganya pasti di atas seratus ribu. 


I recently painted my house so I know the price of paint for wall and fence and brush. I used not high quality paint to paint my house wall and its price is almost one hundred rupiah. The office would definitely choose better quality and the price is definitely more than one hundred rupiah.

Dan tidak mungkin satu kaleng cukup. Minimal dua kaleng. Itu lebih dari dua ratus ribu dan itu pengeluaran hanya untuk cat tembok. Belum cat pagar, thinner dan kuas.

And one can wouldn’t be enough. It would need at least two cans of paint. It means it would be more than two hundred rupiah just to buy paint for the wall. There were paint for the fence, thinner and brushes.

Saya perkirakan diperlukan dana sekitar tiga-empat ratus ribu.

I calculated it would cost between three-four hundred rupiah.

Saldo kedua petty cash tidak sampai dua ratus ribu karena sudah terpakai.

Both petty cash balance was less than two hundred rupiah as I have spent some for office necessities.

Lantas apa saya harus nombokin dengan uang pribadi saya? Yee.. emangnya tiap hari saya bawa duit segepok?

So did I have to cover it with my own money? Geez.. do you think I bring lots of money to work?

Ya, minta dong duitnya ke bagian keuangan.., anda pasti akan bilang begitu.

Go ask the man in treasury department for the money.., you would tell me that.

Masalahnya adalah, dia tidak standby setiap hari di kantor. Saya menelponnya tapi kalau dia tidak bisa datang.. gimana yo? Padahal katanya itu semuanya harus sudah selesai di cat sebelum tanggal 17.

The problem is, he is not in the office everyday and it is not everyday that he can come to the office. I did call him but if he couldn’t come.. what would it be? And the painting work should be done before the 17th.

Yang bikin saya heran dan kesal adalah kok tidak dari beberapa hari sebelumnya saya diberitahu. Kenapa tidak ada telpon atau sms. Pemberitahuan hanya lewat koster. Tidak kontak langsung ke saya atau ke bagian keuangan.

What amazed and upset me is why didn’t I get any advance information about this thing. No call nor text. The information was passed to me by the office cleaner. No personal call to me nor to the treasury department.

Saya mengirimkan sms pada bapak yang memerintahkan pengecatan itu. Memberitahukan tentang kondisi uang petty cash yang tidak cukup dan usul saya supaya ybs mengontak bagian keuangan. Saya juga tentunya menelpon penanggung jawab bagian keuangan untuk memberitahukan tentang permintaan dana untuk mengecat tembok serta pagar dan bahwa saldo kedua petty cash kantor tidak mencukupi.

I texted the man who ordered the painting. Informed him the office cash was not enough and my suggestion for him to personally contact the treasury department. I also called the treasury department person in charge, informed him about the funds for painting office gate and front wall and that office petty cash balance was not enough to cover it. 

Gimana akhirnya? Untung saja bagian keuangannya mau datang ke kantor besoknya. Jadi bapak-bapak yang bersangkutan itu bisa saling bertemu dan bicara langsung tentang urusan perduitan.

How it ends? Good thing treasury department person in charge could come to the office the next day. So those gentlemen could meet and thus could talk directly about the painting funds.

* * * * * *

Masih keriting dengan urusan di atas.., eh, cat merah dan putih yang saya minta untuk dibeli ternyata belum di beli.

Still very much annoyed by the above matter.., well, the red and white paints I asked to buy haven’t been bought yet.

Saya lihat tiang-tiang bambu yang dipakai untuk mengibarkan bendera warna cat merah dan putihnya sudah pudar. Jadi saya minta supaya koster membeli cat merah dan putih. Nah, koster lain langsung dengan gagah perkasa menawarkan diri untuk membeli cat itu. Jadi saya pun memberinya uang tiga puluh ribu untuk membeli cat dan kuas.

I noticed the bamboos used as flag poles had their red and white color faded. So I asked the cleaner to buy red and white paints. Another cleaner with solid confident offered herself to buy those paints. So I gave her thirty thousand rupiah to buy the paints and brush.

Itu kejadiannya hari Senin..

It was on Monday..

48 jam kemudian.. kok tiang-tiangnya belum di cat?

48 hours later.. howcome the poles have not painted yet?

Karena cat dan kuas belum dibeli..

Because the paint and brush have not been bought yet.

??... Kenapa belum?

??... Why?

.. Kata si bapak tidak perlu di cat.. demikian jawaban yang saya dapatkan. Si bapak disini merujuk pada suami ybs.

..He said they don’t need to be painted.. that was the answer given to me. This 'he' referred to her husband.

Lho? Tiang bendera di cat kan adalah keputusan saya, bukan keputusan suami ibu.., saya menggigit bibir karena ketelepasan bicara dengan nada judes.

Whatta? The poles needed to be painted is my decision, not your husband’s decision.., I bite my lip for have spoken in harsh tone.

Haduh.. haduh..

F***.. f***.. 

Yah, akhirnya baru hari itu cat dan kuas dibeli. Memerlukan waktu dua hari untuk mengeringkan tiang-tiang yang sudah di cat. 


Well, the paints and brush were bought that day. It took two days to dry the poles after they were painted. 

* * * * * *

Kelar dengan dua urusan di atas.. ah, enaknya ngopi dulu deh buat ngilangin kesel. Dan perut juga lapar nih. Baru ingat kalau tadi kan bawa bekal roti.


After those matters were done.. uh, coffee would be nice to release the stress. And my stomach has just screamed. I just remember I brought a sandwich to the office.

Satu mug kopi dingin dan roti.. hmm..


A mug of ice coffee and sandwich.. hmm..

Saya menaruh mug kopi, membuka tempat bekal saya, memperhatikan setumpuk kerjaan di atas meja dan mulai memilah-milah mana yang harus saya kerjakan..


I put the coffee mug, opened my snack box, observed the papers on the desk and started to sort the ones I should work on first..

Saya meraih mug kopi, mengangkatnya, siap untuk menikmati tegukan pertama ketika.. telpon berdering.. dan mug kopi pun terpaksa diletakkan kembali..

I took the coffee mug, raised it up, ready to enjoy the first sip when.. the phone rang.. and the coffee mug should be put back on the table..

“Kak, saya ga bawa dompet” suara panik rekan saya terdengar lewat telpon “Gimana saya bayar angkot?”

“Sis, I didn’t bring my wallet” my colleague panicked voice heard over the phone “How would I pay angkot fare?”

Astaga..

Holy crap..

“Tenang, nanti kalau sudah sampai, kamu bilang ke supirnya supaya tunggu dulu. Kamu minta duit ke satpam. Kan pos satpam di depan kantor. Disitu selalu ada satpam. Pinjam duit dulu dari satpam yang jaga disitu”

“Easy, when you arrive at the office, tell the driver to wait. You go to the security, the post is at the front, right, you go there and asked the guard there to borrow some money to pay for angkot fare”

“Nanti kalau kamu kelar rapat, saya suruh koster jemput kamu”

“I will send the cleaner to pick you up from the meeting”

Ok. Satu masalah lagi teratasi.. sekarang minum kopi dulu..

“Ok. Another problem was solved.. it's coffee time now..

“Kak, ada tamu” koster mengetuk pintu ruangan saya. Yaaa.. kopi tersayang, mau kapan ya saya bisa minum kamu.. 

“Sis, there’s someone to see you” the cleaner knocked my door. Sigh.. my dear coffee, it seemed I couldn't have the time to drink you..

* * * * * *

Kelar dengan tamu dan beberapa urusan administrasi..

After the guest left and several paper work later..

Eh, tadi lagi mau ngapain ya?.. saya berpikir-pikir.. oh iya, kan lagi mau minum kopi, makan roti dan ngerjain beberapa kerjaan..

What was I about to do a moment ago?.. I thought it a while.. oh yes, I was about to drink my coffee, have my sandwhich and do some paper work..

Tapi kayaknya kebelet pipis nih. Terakhir kali saya pipis, waktu di rumah, kira-kira jam 7, sebelum berangkat ke kantor. Sekarang sudah jam 11!

But I needed to pee. The last time I pee was at home, at around 7 am, before I left to work. It is 11 am!

Baru sampai di depan pintu toilet.. telpon diruangan saya berdering.. waduhh.. saya lari pontang-panting ke ruangan..

I just got to toilet door.. the phone in my room rang.. arrgghh.. I ran back to my room..

“Keke, ibu-ibu yang tugas hari Minggu nanti semuanya berkebaya. Kamu belum dikasih tahu ya?”

“Keke, the ladies whom will be in charge this Sunday wear kebaya. You haven’t been informed, have you?”

Oh, belum bu.. sori, tadi sms saya salah dong..

No, I haven’t, ma’am.. sorry, so I spread the wrong information in my previous text..

Yah, berarti saya harus kirim sms koreksi.. aduh, tahan, Ke.. jangan ngompol ya.. kebelet pipis banget nih tapi ini sms juga penting..


So, it means I had to send pass the right information by text.. aww, hold it, Keke.. don’t pee your pants.. I am so needed to pee but this is an important text..

Kelar mengirim sms itu.. saya lari pontang panting ke toilet.. yah, sebelum ada telpon lagi berdering, sebelum ada tamu lagi yang datang, sebelum ada krisis lagi, sebelum ada masalah lagi, sebelum, sebelum dan sebelum… gue pipis duluuu! 

Once done with that text.. I ran back to the toilet.. yeah, before the phone rang, before another guest came, before another crisis appears, before another problem hit, before, before and before… let me go peeee!

* * * * * *

Kembali ke ruangan saya..

Back to my room..

“Ke, besok kita pergi survey duitnya ada ga?” tanya rekan saya.

“Keke, do we have some money for the survey tomorrow?” asked my colleague.

“Duit? Duit buat apa?” dengan begonya saya bertanya.

“Money? What money?” I dumbedly asked.

“Buat bayar konsumsi, bayar tiket masuk, bayar uang panjar buat sewa tempat”

“To pay for lunch, the entrance ticket to the park, the rent down payment”

Nah lo.. saya kan ikut survei sebagai seksi dokumentasi.

Oh no.. I am going on that survey to make documentation.

“Siapa yang harus ngurusin soal-soal begini?” tanya saya.

“Who is incharge for these kind of things?” I asked.

“Ketua bidang ..” jawab rekan saya “Telpon deh, Ke, tanya apa duitnya sudah siap?”

“The head of ..” replied my colleague “Call her, Keke, ask if the money is ready?”

Saya pun menelpon..

I made that phone call..

“Berapa ya, Ke?” wadoh.. besok pagi mau jalan dan belum ada perkiraan mau bawa uang berapa banyak?

“How much do you think, Keke?” you gotta be kidding me.. we will go tomorrow morning and you have no idea how much money we should bring?

Setelah hitung menghitung dan sedikit berdiskusi, kami sepakat lima ratus ribu.

After doing some calculating and a little discussion, we agreed five hundred thousand would be enough.

“Tolong telponin ibu ... ya, Ke. Aku lagi di jalan soalnya”

“Could you do me a favor to call Mrs. ..., Keke. I am on the road right now”

Saya menelpon lagi..

I made another phone call..

* * * * * *

Sorenya saya kembali sendiri diruangan saya. Sambil mengerjakan beberapa kerjaan, saya pasang earphone untuk mendengarkan lagu-lagu berirama cepat. Sesekali saya berdiri untuk menandak-nandak mengikuti irama lagu yang menghentak itu.

I was alone in my room in the afternoon. As I did some work, I put my earphone to listen to fast beat songs. Sometimes I got up to dance around while listening to those songs.

Yah, mesin saya yang panas kan harus didinginkan dan saya tidak bisa mendinginkannya dengan berdoa, duduk diam atau mendengarkan musik slow.

Yeah so my heated machine needed to be cooled down and I can’t do that by praying, sit in silence or listening to slow music.

Jadi saya menandak-nandak dan membayangkan memukul drum sekeras-kerasnya diiringi oleh lagu-lagu seperti ini.

So I danced around and imagining hitting the drum as hard as I could as these songs played.



Oh, yes.. they cooled me down..