Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, January 29, 2014

Welcoming Chinese New Year : Bad Weather, Bad Health, Bad Road

Hujan selalu turun lebih banyak dan lebih sering menjelang Imlek. Tapi kayaknya tahun ini luar biasa..

It rains a lot and more often as the Chinese new year approaching. But this year we have been having one hell of a remarkable one..

Banjir melanda Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia.


Flood hit Jakarta and other towns in Indonesia.

Pilek, batuk, diare, typhus merajalela bukan hanya di tempat-tempat yang terkena banjir.

Flu, cough, typhus are raging not only in those towns.

Dokter dan rumah sakit kerja keras deh..

Doctors and hospitals are working hard..

Sewaktu saya menginap di rumah sahabat saya di Jakarta, Santi mendaftarkan anak bungsunya ke dokter anak langganan mereka.

When I stayed at my bestfriend’s place in Jakarta, Santi called their pediatrician to have her youngest child registered.

“Emang si Kenzie sakit?” tanya saya.


“Is Kenzie sick?” I asked her.

“Gue mau minta obat alergi yang lain. Yang dia pake sekarang ini sudah ga mempan” jawab Santi.

“I want to get new allergy medicine. The one he takes now don’t work”

Kenzie alergi pada udara dingin. Gejalanya persis seperti orang pilek.

Kenzie has allergy to cold. The symphtoms are similar with flu.

“Dapat nomor antrian berapa?” tanya saya.

“What is his waiting number?” I asked.

“42”

“Buset” saya tertawa “Dokternya praktek jam berapa?”

“Hell” I laughed “What time does the pediatrician’s clinic open?”

“Jam 6 sore”

“6 pm”

Suami Santi membawa kami pergi makan malam. Kami memperkirakan kira-kira 2 jam kemudian nomor antrian sudah makin dekat dengan nomor Kenzie.


Santi’s husband took us out to dinner. We assumed 2 hours later the waiting line would get closer to Kenzie’s number.

Jam 8.30 Santi menelpon klinik dokter anak itu.

At 8.30 pm Santi called the pediatric’s clinic.

“Baru sampai nomor 12” katanya.

“It got to number 12” she said.

Santi, suaminya dan saya saling bertukar pandang dan hampir bersamaan kami tertawa.

Santi, her husband and I glanced at each other and we laughed.

“Berarti pasiennya datang semua” Santi nyengir.

“All patient are obviously present” Santi grinned.

Kami pun melanjutkan acara makan tanpa terburu-buru. Sambil mengobrol dan bercanda. Hampir jam 9.30 ketika kami selesai.

We went on with our unfinished dinner. We took the time. Talking and joking. It was nearly 9.30 pm when we left the restaurant.

Santi menelpon klinik dokter anak itu.

Santi called the pediatrician’s clinic.

“Baru sampe nomor 18”

“It got to number 18”

“Yailah!” seru saya antara kaget dan geli “Giliran si Kenzie jam berapa? Bisa jam setengah sebelas nanti”

“Damn!” I exclaimed in surpriseness and tickled “What time would it be when it came to Kenzie’s number? Ten thirty?”

“Banyak orang sakit” kata Santi “Cuacanya kayak gini”

“Lots of people get sick” said Santi “In this kind a weather”

“Ya, apalagi besok hari libur” saya menambahkan.

“Yes, and tomorrow is a public holiday” I added.

Jadilah kami akhirnya pulang. Dan malam itu Kenzie terpaksa minum obat alerginya yang lama.

So we went home. And that evening Kenzie took his usual allergy medicine.

Hujan membawa penderitaan lain.

Rain brings other suffering.

Hari Kamis, 23/1 saya sampai di kantor jam 8.15 pagi! Gelo! Saya berangkat dari rumah jam 6.30.

Thursday, Jan 23rd, I got at the office at 8.15 am! Nuts! I left home at 6.30 am.

Jalanan penuh lobang. Hujan merusakkan jalanan.

The road is full with holes. Rain destroyed the road.

“Kubangan sapi” teman saya menjuluki satu spot yang jalanannya rusak parah.

“The cow mudpuddle” that’s how a friend called one spot where the road is badly damaged.




Masalahnya adalah daerah tempat tinggal saya jalanannya tidak lebar tapi karena disitu sudah dijadikan areal perumahan serta perdagangan maka lalu lintasnya jangan diharapkan sepi.

The thing is the area where I live is the suburban area but the street is narrow and with many housing complex and business area, can't expect to have less traffic there.

Lalu dengan jalanan yang hancur.. ya pasti lalu lintasnya mampet.. pet.. pet..




With the holes on the road.. the traffic jammed..



Dalam keadaan tidak hujan saja, macetnya bisa parah. Apalagi kalau hujan..

The traffic could badly jammed in sunny day. Worst in rainy day..

Perjalanan dari rumah yang normalnya bisa ditempuh dalam waktu hanya 15 menit bisa jadi 1 jam dan malah pernah 2 jam waktu macetnya parah banget.

What normally takes only 15 minutes from my house to get to the office would go to one hour and once it took 2 hours when the traffic jammed.

Hati saya sudah kebat-kebit saja hari Kamis itu. Dasar apes. Jalanan kok macet parah di hari ketika senior saya ada di kantor.

I was so nervous that Thursday. Just not my luck. The road badly jammed on the day when my senior was in the office.

Soalnya dulu si babe pernah menegur saya. Padahal waktu itu saya tidak terlambat banget-banget. Saya orang yang bisa dibilang tidak pernah terlambat sehingga kalau saya sampai terlambat maka pasti ada sesuatu yang benar-benar menghambat saya di jalan. Tidak heran saya bisa cemberut seharian kalau ada yang ngomelin saya ketika saya terlambat sampai di kantor.

About a year ago he protested at the time when I wasn’t really came late. I rarely came late to work so when I did, something must have stalled me on the road. No wonder if I frowned my face the whole day if someone at work yelled at me because I came late.

“Mending ga usah masuk aja” kata seorang teman “Dari pada sudah dibela-belain datang tapi masih diomelin karena sampai di kantor telat”

“Better skip work” said a friend “Than went on to work and got yelled at for coming late”

Saya tertawa “Maunya sih gitu. Tapi ga ah”

“I laughed “I would. But nah, I better not do that”

Untunglah hari itu tidak ada yang ngomel ke saya.

So glad no one yelled at me on that day.

‘Adik’ saya mengatakan istrinya juga pernah akhirnya pulang lagi ketika terkena macet di jalan.

My ‘brother’ said his wife went home after has been stuck in bad traffic jam.

Dan teman saya cuma tertawa karena teringat seminggu sebelumnya dia sampai harus mengambil rute yang berbeda untuk menghindari macet.

And my friend just laughed as he remembered last week he had to take another route to avoid traffic jam.

Tapi yang terpenting adalah senior saya tidak mengomel.

Most important thing is my senior didn’t yell at me.

Jadi selama jalanan belum diperbaiki karena hujan masih sering turun, saya terpaksa harus berangkat dari rumah lebih pagi.

Before the road is fixed because it is still raining, I have no other choice than to leave early for work.

Ada pilihan rute lain yang bisa saya ambil tapi itu berarti saya harus berganti angkot tiga kali. Pengeluaran saya jadi bertambah dong untuk ongkos transport.

There is other route I can take but I have to change angkot three times. I would have to spend more money for transportation fares.

Jadi begini inilah yang terjadi menjelang datangnya Imlek.

So this is what have been happening as the Chinese new year approach.

Monday, January 27, 2014

Welcoming Chinese New Year : Polar Bear

Seorang teman menjuluki saya beruang kutub karena saya tahan dingin.


A friend dubbed me polar bear because I seem to have this sort of feezing temperature-proof.

Jadi sementara orang-orang lain menggeletar kedinginan, membungkus diri dengan jaket, syal, selimut dan kaus kaki wol, saya cuek saja memakai baju yang bahannya tipis atau hanya bercelana pendek dengan atasan tanpa lengan kalau saya berada di rumah.

So when people shiver or wrap themselves in jacket, shawl, blanket and wool socks, I am perfectly comfortable in my clothes which most made from thin fabric or when I am at home shorts and sleeveless shirt are my favorite casual clothes.

Bahkan ketika udara di Bogor menjadi sangat dingin karena selama hampir 2 minggu setiap hari hujan turun tanpa henti, saya masih tenang-tenang saja.

Even when the temperature in Bogor dropped down after having non-stop rain for nearly 2 weeks, I stayed cool.

Bukan berarti udara dan angin dingin itu tidak terasa. Saya hanya tidak suka membungkus badan dengan jaket, syal, selimut atau kaus kaki wol.

It doesn’t mean I don’t feel the cold weather and the freezing wind. The thing is I dislike wrapping myself in jacket, shawl, blanket or wool socks.

Kalau saya sampai berjaket atau membungkus diri dengan syal maka itu adalah untuk menjaga supaya badan saya tetap hangat pada waktu saya berjalan menembus hujan dengan celana panjang yang digulung dan bersandal.

When I wrap myself in jacket or shawl, it is to keep my body warm when I walk under the pouring rain with my pants rolled up and wearing sandals.

Soalnya kaki saya tidak tahan dingin. Kalau dia basah dan di tiup angin dingin.. aduh mak, dinginnya menjalar naik ke badan, bikin perut jadi sakit and kemudian kepala juga ikut sakit.

My feet can’t stand the cold. If they are wet and the freezing wind blows.. brrr.. the cold crawl up to my body, it hurts my stomach and eventually gives me bad headache.

Malam hari kadang mau tidak mau saya harus tidur berselimut karena kalau tidak kaki saya akan kram terkena udara dingin. Padahal saya tidak tahan tidur berselimut. 1-2 jam kemudian selimut itu akan jatuh ke lantai karena saya tendang-tendang.. hehe..

At night sometimes I have no choice than to cover myself with blanket or otherwise my feet would cramp when they are cold. The problem is I can’t stand to sleep with blanket covering me. 1-2 hours later I would kick the blanket until it is fell to the floor.. lol.

Waktu saya menginap 3 hari 2 malam di rumah Santi, saya baru tahu kalau anak lelakinya tergolong beruang kutub seperti saya juga. Tidur harus pakai AC yang temperaturnya disetel di angka yang paling rendah. Kalau tidak begitu, dia tidak akan bisa tidur.

When I spent 3 days and 2 nights at Santi’s place, I found out that her son is another polar bear just like me. When he goes to bed the airconditioned must be set to the lowest temperature. Otherwise he can’t sleep.

Lucunya Kenzie ternyata alergi udara dingin. Dan kalau alerginya kumat, gejalanya seperti pilek.

Funny thing is Kenzie allergic to cold. It would give him sympthoms as if he were having flu.

Jadi dia harus tidur dengan AC yang dipasang dengan temperatur paling rendah tapi karena dia alergi pada udara dingin maka dia harus tidur berselimut… hehe..

So he has to sleep with the airconditioned set into the lowest temperature but since he is allergic to the cold, he has to cover himself in blanket… lol..

Nah, selama 3 hari dan 2 malam itu Santi, Klara, Kenzie dan saya tidur sekamar di lantai atas sementara suami Santi tidur di kamar bawah. Santi, Kenzie dan saya tidur di satu kasur yang digelar di lantai.


So, in those 3 days and 2 nights Santi, Klara, Kenzie and I slept in the same bedroom upstair while Santi’s husband slept in the bedroom downstair. Santi, Kenzie and I slept on the mattress that laid on the floor.

Saya menjuluki kamar itu kutub utara saking dinginnya. Udara di luar sudah mulai sejuk karena hujan turun terus menerus dan masih ditambah dengan dinginnya AC yang dipasang di dalam kamar itu.

I called that bedroom the north pole because it was so freezing in there. The weather has been cooled down out of the non-stop rain and still we had the airconditioned turned on.

Klara dan Santi membungkus diri dengan selimut tebal. Sementara saya dan Kenzie yang tidur bersebelahan, cuek-cuek saja tidur berselimut tipis.

Klara and Santi wrapped themselves with thick blanket. While Kenzie and I, we slept next to each other, just had one thin blanket.

Entah jam berapa, saya terbangun. Kaki kiri saya kram. Hadohhh.. sakitnyaaaaaaa…

I didn’t know what time it was when I awoke. My left foot cramped. Ouch.. it hurt like hell..

Rupanya Kenzie menarik selimut sehingga kaki kiri saya mencuat keluar dan dingin bikin kaki itu kram.

Kenzie pulled our blanket, leaving my left foot uncovered and the cold made it cramped.

Besoknya Santi menawarkan kaus kakinya.


The next day Santi offered her socks.

Waduh, jangankan tidur pakai kaus kaki, pakai sepatu saja saya tidak tahan kalau pakai kaus kaki. Rasanya gerahhhhh banget… tapi kalau kaki dingin, kaki saya kram... yah, saya dan Kenzie termasuk jenis manusia aneh.. hehe..

Oh no, left alone sleeping with socks on, I can’t wear my snickers with them. It feels sooooo hot.. but cold makes my feet cramped… yeah, well, Kenzie and I are weirdos.. lol..

Lain lagi ceritanya dengan Andre.

Andre has another thing to tell.

Datang dari negara dengan 4 musim bikin dia tidak tahan dengan udara panas asia. Tidur sekamar dengan dia terasa seakan tidur dalam igloo, rumah es orang eskimo, saking dinginnya itu AC. Untung saya jenis beruang kutub jadi ya tidak masalah.. hehe..


Came from a country with 4 seasons makes him can’t stand the warm tropical Asian weather. Sharing bedroom with him feels like in an igloo, the ice house of the eskimo, because it is so freezing, the work of the airconditioned of course. Good thing I am a polar bear so that has never been a problem for me.. lol..

Beberapa hari lalu dia kembali setelah hampir 2 minggu pulang kampung. Putra tunggalnya, Josh, datang untuk tinggal dengan kami dari natal sampai lewat tahun baru. Dari negerinya dia berangkat sendiri naik pesawat. Andre menjemputnya di Jakarta. Tapi pulangnya Andre ikut serta selain untuk mengantarkan Josh kembali pada ibunya, juga untuk menengok keluarga dan teman-teman di kampung halaman.

Few days ago he got back after spent nearly 2 weeks in his hometown. His only child, josh, came to stay with us from christmas until passed new year. The boy travelled all by himself by plane. Andre picked him up at Jakarta airport. But Josh had Andre flew with him on the way back to his hometown as Andre needed to bring the boy back to his mother and to see his family and friends.

“Gila, disana dingin banget” katanya ketika kami sedang duduk-duduk berdua dan mengobrol.

“Man, it was so damn freezing there” he said to me as we sat and chatted.

“Bulan Januari kan masih musim dingin” jawab saya “Ya, jelas aja dingin. Salju dimana-mana”

“It’s January, it’s still winter there” I replied “So, obviously it is freezing. With the snow everywhere”

“Tapi saya tidak tahan dinginnya” dia tertawa.

“But I couldn’t stand the cold” he laughed.

“Nah, disini kagak tahan panas. Disana ga tahan dingin” saya ikut tertawa “Gimana ceritanye..”

“So, you can’t stand the heat here. And you can’t stand the cold there” I laughed “What would it make you..”

“Makanya saya senang betul sudah balik lagi ke sini” dia mencium saya.

“That is why I am glad I have returned” he kissed me.

“Aww.. ini ciuman yang bisa melelehkan seluruh kutub utara” saya tertawa.

“Aww.. this is the kind of kiss that could melt the whole north pole” I laughed.

Suara tawanya langsung terdengar membahana.

His laugh has never sounded so loud..

Sunday, January 26, 2014

Welcoming Chinese New Year : The Rain

Bogor adalah kota hujan karena sepanjang tahun curah hujannya terhitung tinggi.

Bogor is known as rainy town because all through the year it gets lots of rain.

Tapi sejak hari Minggu, 13 Januari, hujan turun selama hampir  24 jam setiap harinya.

But since Sunday, January 13th, it rained for nearly 24 hours everyday.

Sebelumnya hujan hanya turun pada siang, sore atau malam hari.

Before that it only rained in the afternoon, evening or at night.

Saya ingat benar kapan hujan mulai menggila karena hari Minggu itu adalah pertama kali hujan turun nyaris tidak berhenti. Justru di hari ketika saya akan berangkat ke rumah Santi di Jakarta. Kalau bukan karena kangen pada dia dan anak-anaknya, saya pasti sudah membatalkan rencana itu.


I remember it clearly when the rain started to rage because that Sunday was the first time it rained non-stop. Exactly at the time when I would go to Santi’s place in Jakarta. If it wasn’t because I missed her and her kids so much, I would call off the plan.

Hujan adalah bagian dari Imlek. Tapi kalau hujan sepanjang hari dan berlangsung selama hampir 2 minggu.. wah, itu sih membawa penderitaan.

Rain is part of Chinese new year. But if it went the whole day for almost 2 weeks.. heck, that brings suffering.

Banjir, tanah longsor dan ombak besar di laut..

Flood, landslide and big tidal wave at sea..

Saya bersyukur sejak masih tinggal di Jakarta, daerah tempat tinggal saya cukup tinggi sehingga tidak pernah kebanjiran. Tapi ya jadi seperti sepetak pulau dikelilingi air banjir. Repot kalau mau melakukan aktivitas di luar rumah.

I am grateful the area where I lived in Jakarta has never flooded. It was only turned like a small island in the middle of the ocean. It became a problem if we needed to go to work or school.

Hal-hal seperti itu tidak kami temui lagi setelah pindah ke Bogor.

We don’t have that kind of situation when we moved to Bogor.

Di musim hujan yang ekstrim begini yang kami hadapi hanyalah cucian yang butuh waktu 2-3 hari untuk kering, jalanan becek, lantai yang tidak bisa bersih (apalagi kalau punya anjing di rumah.. lantai belum lama selesai saya pel dan si Doggie dengan 4 kakinya yang basah dengan santainya masuk… grrrrr…) dan atap bocor dibeberapa tempat.


 In this extreme rain season what we have are just the laundry that takes 2-3 days to dry, muddy road, the floor that hardly to stay clean (especially if you have a dog in the house. I just done with mopping the floor and Doggie came inside the house with its 4 wet dirty feet… arrrrgghh…) and leaked on the roof.

Tapi banyak orang di Jakarta, Manado dan beberapa kota lain yang mengalami lebih dari itu ketika banjir, angin topan dan tanah longsor memporak-porandakan kota dan rumah mereka.


But many people in Jakarta, Manado and other towns have to have more than that when flood, typhoon and landslide turned their towns and houses upside down.

Dan kalau sudah begitu, siapa peduli dengan nama, umur, latar belakang pendidikanmu, suku, etnis, bangsa, agama atau jabatanmu.

And in that kind of situation, who the hell cares about your name, age, educational background, ethnic, nationality, religion or title.

Karena semua bersatu dalam penderitaan.

Because we are united in suffering.

Karena semua bersatu dalam usaha untuk menolong mereka yang berada dalam penderitaan.

Because all came united in the struggle to help those who suffer.

Kadang orang-orang yang terlibat didalam penderitaan atau yang melakukan kegiatan untuk menolong mereka yang tertimpa kesusahan adalah orang-orang yang tidak saling mengenal dan tidak pernah mengadakan acara-acara untuk saling mengakrabkan diri. Tapi semua bersatu ketika penderitaan melanda atau ketika hati memiliki kesamaan visi serta misi.

Sometimes those who suffer or those who do humanitarian activities are complete strangers, they have never known each other before and they have never been in a gathering made to bring them close with one another. But suffering unities them. Humanitarian vision and mission also unite people. 

Saturday, January 25, 2014

The Youth and I

“Kak, tanggal 31 pemuda mau ngadain acara persekutuan. Nanti nginap di Cipanas. Kakak ikut ya” kata ‘adik’ saya. Dia teman merangkap rekan kerja saya. Kami menjadi akrab sampai menjadi seperti kakak-adik.

“Sis, the youth will have a fellowship. We will spend a night at Cipanas. Join us, ok” said my ‘brother’. He is a friend and colleague. We have become close like brother-sister.

“Ke, hari Jumat elu ikut pemuda ya” kata teman saya.

“Keke, you will come with the youth on Friday, ok” said a friend of mine.

“Eh, ikut ya acara pemuda” kata teman saya yang lain “Kan Jumat libur Imlek. Kita nginap di Cipanas”

“Hey, come to youth fellowship” said another friend “It’s Chinese new year, a public holiday. We will spend a night at Cipanas”

Saya menolak. Saya ogah ikut. Saya sama sekali tidak tertarik.

I said no. I don’t want to go. I am so very not interested.

Tapi masih juga pada ngajakin. Akhirnya saya menemukan ide yang menurut saya paling topcer untuk bikin mereka berhenti mengajak saya pergi..

But they were pretty much tailing me around with that request. Eventualy I found the best idea to stop them asking me to join that fellowship..

“Pulangnya Sabtu?” tanya saya.

“Get back on Saturday?” I asked.

Mm..  Sabtu itu hari keramat buat saya. Satu hari sebelum Minggu, mana boleh saya ga masuk kerja. 

Mm.. Saturday is the sacred day for me. A day before Sunday, I should not have a day off.

“Ngomong gih sana ke si babe” kata saya sambil menahan tawa “Mau ga dia ngijinin gue ga masuk hari Sabtu”

“Go ask my senior” I  told them as I hid my laugh “See if he would allow me to take a day off on Saturday”

Dalam hati saya ngakak karena saya tahu betul si babe paling susah di tawar untuk hal yang satu itu.

I laughed quietly because I knew it too well my senior is one tough guy when it comes to that one particular issue.

Hari Kamis pagi (23/1)..

Thursday morning (January 23rd)..

“Keke, kamu mau ikut acara pemuda?” cetus senior saya tiba-tiba di antara percakapan kami.

“Keke, do you want to join the youth fellowship?” said my senior in between our conversation.

Oh, rupanya mereka sudah ngomong..

Oh, so they have come to him and spoke about it.. 

“Iya pak, nanti urusan kerjaan diberesin dari hari Kamis” kata ‘adik’ saya sebelum saya sempat menjawab.

“Yes, we will take care the work on Thursday” said my ‘brother’ before I said a word.

Saya memperhatikan dan mendengarkan saja. Sampai kemudian tiba-tiba saya tersadar.. senior saya mengijinkan saya pergi..

I just watching and listening at them. Until suddenly I realized.. my senior gave me the permission..

Nah lo!

Whatta!

Kok dia kasih ijin sih?

Why did he give me the permission?

 Wah gawat, ide cemerlang saya jadi kacau begini.. jadi saya pun bicara..

Crap, there goes my brilliant idea.. so I blurted out..

“Ga ah, pak, Sabtu hari keramat. Saya ga bisa ga masuk. Lagian saya bukan pemuda lagi. Umur saya 42”

“No, sir, Saturday is sacred day. I can’t skip work. Beside, I can’t be put in youth. I am 42”

Tapi tidak ada yang menanggapi ucapan saya dengan serius.

But nobody seemed to take my words seriously.

Kecuali saya tentu saja karena saya tahu saya tidak main-main ketika mengatakan hal-hal itu.

Everyone but me, of course, because I know I meant what I said.

Umur saya 42. Saya tidak bisa dimasukkan dalam golongan pemuda. Dan pertimbangannya bukan hanya pada umur.

I am 42. I can’t be categorized as youth. Age is not the main consideration.

Sekali pun saya berteman cukup baik dengan mereka yang terlibat dalam persekutuan pemuda tapi saya merasa mereka tidak bisa mengimbangi saya dalam hal pemikiran, kedewasaan, pengalaman dan kebijaksanaan.

Despite the fact that I have quite good friendship with those who involve in youth fellowship but they don’t make balance companion in minds, maturity, experience and wisdom.

Sori guys, bukan saya sok tua atau meremehkan kalian.. tapi kenyataannya memang begitu.

Sorry guys, I don’t mean to be a smartass or underestimate you.. but that’s the fact.

Mereka merasa cocok dengan saya karena saya memang tidak bertingkahlaku sok tua dan bisa mengikuti gaya mereka.

They feel at ease with me because I don’t act like a senior and I can make myself fitted their style.

Dan pada waktu-waktu tertentu mereka curhat pada saya seperti adik pada kakaknya, kadang mencari nasihat, kadang membutuhkan dukungan atau hiburan. Saya bisa memberikan hal itu tapi mereka tidak bisa memberikan hal yang sama pada saya.

Sometimes they came to me to unburden their weariness as if I were their older sister, they sought for advice, sometimes needing support or encouragement. I can give them all that but they can’t give any of it to me.

Sebagai contoh, setahun lalu saya pernah bercerita (setengah mengadu) pada seorang dari mereka tentang seorang laki-laki yang kelakukannya tidak sopan terhadap saya dan beberapa perempuan lainnya.

For example, a year ago I told one of them about a man whose attitude was inappropriate to me and to other women.

Tapi tanggapannya kurang memuaskan sehingga ketika saya menghadapi suatu masalah, saya memilih curhat pada senior saya yang saya nilai dengan umurnya yang jauh lebih tua membuat pengalaman, kebijaksanaan dan kesabarannya lebih banyak sehingga bisa memahami saya lebih baik, serta membuat saya merasa nyaman dan aman. Nasihat dan sarannya sederhana tapi berdasarkan pengalamannya sehingga saya bisa mengerti dan mau mengikutinya. Selain itu beliau tidak hanya bicara, saya tahu itu, ada tindakan-tindakannya yang membuat saya merasa dilindungi.


But his respond was quite disappointing me so the next time I had a problem, I preferred to go to my senior whom I consider being older makes him more experienced, wiser and patient making him able to understand me better, making me feel comfortable and safe. His advice and suggestion were made based on his experience so I could understand and willing to follow them. Beside that, he didn’t just talk, I knew this, because he did things that made me feel protected.

Dan hal-hal seperti ini yang tidak saya temui dalam diri anak-anak muda itu.

And I don’t find these kind a stuff in those young people.

Selain itu, saya nilai kegiatan-kegiatan yang mereka adakan dalam persekutuan pemuda tidak memberi masukan, kurang membangun.

Beside that, in my perspective their youth fellowship activities are less inspiring.

Anak muda yang masih sehat dan kuat, penuh dengan semangat, yang idealismenya belum terlalu terkontaminasi kok cuma diajak kumpul, masak-masak, makan-makan dan jalan-jalan.. yee, gimana sih? Mereka harusnya dilibatkan dalam kegiatan sosial.

Those young ones who are healthy and strong, full with energy, whose idealism is less contaminated were involved in gathering activity, doing cooking, eating and on sort of picnicking outing activity.. come on. They should be involved in social, humanitarian activities.

Saya yang jauh lebih tua saja mencari berbagai kegiatan sosial. Dan diam-diam saya melibatkan diri dalam beberapa diantaranya. Itu lebih memuaskan hati saya dibandingkan kalau saya ikut kumpul-kumpul, makan-makan, masak-masak atau jalan-jalan.

I, who is much older than them, seek for various social activities. And have been quietly involved in some of them. It gives my heart more satisfaction than to be in a gathering, doing cooking, eating or going into sort of picnic outing.

Saya tanya pada ‘adik’ saya apa agenda kegiatan mereka untuk tanggal 31 itu. Dia bilang nanti disana wisata kuliner, lihat-lihat kampusnya dan sharing.

I asked my ‘brother’ what is their agenda on that 31st. He said to go culinary trip, seeing his former campus and sharing.

Dua kegiatan pertama benar-benar bukan lagi hal yang saya perlukan dan cari kalau saya mengikuti suatu acara rohani. Jadi saya semakin mantap dengan keputusan saya untuk tidak ikut dengan acara pemuda ini.

The first two activities are definitely not the things I need and seek when I join a spiritual activity. So it convinced me more not to join this youth fellowship.

Kegiatan terakhir yang disebutkannya juga bukanlah hal yang sedang ingin saya lakukan. Saya tidak lagi percaya pada segala hal rohani, agama, tuhan dan yang sejenis dengan itu.

The last activity is not what I am want to do either. I no longer believe in any of religious, spiritual, god and those kind a stuff.

Sejak saya mulai memproklamirkan diri dengan hal itu, orang-orang di tempat kerja saya berusaha untuk meluruskan dan membuat saya bertobat. Masing-masing dengan caranya.

Ever since I declaring those stuff, people at work have been trying to straighten and knock some senses into my head. They have their own ways of doing these.

Ketika senior saya memberikan ijin untuk saya mengikuti acara pemuda yang membuat saya pasti tidak masuk hari Sabtu.. dan tetap memberikan ijin sekali pun saya sudah mengatakan padanya kalau saya tidak mau ikut..

When my senior allowed me to join that youth fellowship activity which will make me skip work on Saturday.. and still gave me the permission though I have told him that I don’t want to go..

“Ada yang ga beres” kata saya pada Andre ketika menceritakan peristiwa hari Kamis pagi itu.

“Something fishy” I said to Andre when I told him about that Thursday morning conversation.

“Mungkin dia benar-benar ingin kamu pergi” jawab Andre.

“Maybe he really wanted you to go” Andre replied.

“Saya tahu betul si babe” saya menggelengkan kepala “Kegiatan yang paling berguna pun tidak bisa bikin dia keluarin ijin kalau kegiatan itu bikin saya harus ga masuk kerja di akhir minggu”

“I know him” I shook my head “The most important event couldn’t make him gave me the permission to take a day off in the weekend”

“Mungkin dia ingin kamu bisa bergembira ikut kegiatan anak-anak muda itu” Andre tersenyum “Mungkin dia melihat kamu perlu bergembira sedikit”

“Maybe he wanted you to have fun with those young people” Andre smiled “Maybe he saw that you need to cheer up a bit”

Saya berpikir “Ya, dia senior saya yang paling baik, paling perhatian, paling peduli ke saya. Tapi kalau soal kerjaan, dia orang yang pegang aturan dan alasannya masuk akal jadi saya tidak pernah merasa kesal kalau dia tidak ijinin saya tidak masuk kerja di akhir minggu”

I thought about it “Yes, he is the kindest senior I have ever had, full of attention and most care to me. But when it comes to work, he sticks to the rule and he has logical reason so it didn’t upset me if he didn’t allow me to skip work on weekend”

Andre memeluk saya “Kamu menduga ada sesuatu dibalik sikapnya yang demikian melunak tentang ijin itu?”

Andre hugged me “You suspect there is a catch behind his change of opinion on that permission?”

Saya tertawa “Mungkin akhir-akhir ini saya jadi terlalu paranoid ketika orang-orang dengan penuh semangat ingin bikin saya bertobat. Saya jadi cepat curiga dan menjauhi mereka yang punya niat seperti itu”

I laughed “Maybe I have become a bit paranoid lately when people eagerly wanting to straighten me. I became suspicious and show ignorance attitude toward those who have that kind of intention”

“Dia orang baik” lanjut saya “Saya menghormati, menghargai, mengagumi dan menyayanginya dengan sepenuh hati tapi saya tahu dia berkeinginan sama seperti orang-orang lainnya.. ingin supaya saya kembali ke jalan yang benar. Padahal saya hanya ingin hidup berdasarkan prinsip-prinsip saya”

“He is a good man” I went on “I respect, appreciate, admire and love him with all my heart but I know he is just like the others who wish I would return to the right path. While all I wanted is to live my life in accordance to my own principles”

Persekutuan pemuda dan saya tidak berada dalam frekuensi yang sama.

The youth fellowship and I are just not in the same frequency.

Dan sayangnya saya juga tidak lagi berada dalam satu frekuensi dengan apa yang orang-orang yakini.

And unfortunately I am no longer in the same frequency with what people belief.

Seandainya saja mereka semua bisa menerima dan melihat saya sebagai seorang Keke dan tidak peduli dengan apa yang saya yakini dan apa yang tidak saya yakini.. hal itu akan membuat saya jauh lebih bahagia.

If only they could accept and see my as Keke and don’t give a damn about what I belief and what I don’t belief.. it would make me a much happier person.

Thursday, January 23, 2014

Olympus Has Fallen

Itu judul film.

That is a movie title.

Film yang menyenangkan untuk ditonton kalau anda penggemar film action seperti saya. 

A fun movie to watch if you are a fan of action movies like me.

Olympus adalah nama sebuah gunung di sebelah utara Yunani. Dalam mitologi Yunani, gunung ini adalah rumah dari 12 dewa.


Olympus is the name of a mountain in northern Greece. The home of 12 gods in Greek mythology.

Dalam film itu Olympus adalah kode untuk Gedung Putih.

In that movie Olympus is a code name for White House.

Suatu serangan besar-besaran dilancarkan oleh sejumlah besar teroris tidak hanya berhasil menembus pertahanan Gedung Putih tapi juga berhasil menyandera presiden yang sedang berada didalamnya.


A massive terrorist attack not only could knock down White House's highly sophisticated security but also could take the president as their hostage.

“Olympus sudah runtuh” seorang pengawal presiden dalam keadaan terluka parah karena terkena tembak menghubungi markasnya. Rekan-rekan serta anak buahnya tewas. Dia sendiri pun akhirnya ditembak mati oleh teroris.

“Olympus has fallen” a badly wounded president secret service sending out the message to his basecamp. His men were dead. He too was later shot dead by the terrorist.

Saya tidak sedang menulis resensi film. 

I am not writing a movie review.

Olympus dan White House menggambarkan kemegahan dan kekuatan.

Olympus and White House talk about glory and power.

Tapi ada banyak bukti memperlihatkan tidak ada satu kemegahan yang tidak bisa runtuh. Dan tidak ada sesuatu yang sangat kokoh yang tidak bisa hancur.

But evidents show that every glory can fall down. And do you think the strongest could never fall into pieces?

Sekian belas tahun yang lalu saya memiliki Olympus.

Decades ago I had my Olympus.

Dalam usia yang terhitung masih muda, saya memiliki segalanya yang diimpikan orang. Saya punya pekerjaan yang baik, jabatan saya sekretaris direktur, gaji saya besar sampai saya punya banyak uang di tabungan, deposito, simpanan emas dan mata uang asing, saya punya mobil sendiri tapi selalu ada mobil kantor berikut supir yang siap mengantarkan saya kemana saja saya mau pergi dan karena baru pindah ke Bogor, rumah saya belum sebutut sekarang.

In a young age I had everything anyone would dream to have. I had a good job, I was the company director’s secretary, I had the money, I had time deposit, I had gold and dollars in my saving, I had my own car but there was company car along with the driver to drive me anywhere I wanted to go and since I just moved to Bogor, my house was not rotten as it is now.

Pada waktu itu saya punya pacar yang juga sukses dalam karir. Selain itu saya dalam kondisi muda, sehat dan kuat. Saya adalah Olympus. Kemegahan dan kekuatan ada pada diri dan kehidupan saya.

At that time I had a boyfriend who was also had a bright career. And I was young, healthy and strong. I was Olympus. Greatness and power were in me and in my life.

Tapi pada waktu itu saya menerimanya sebagai sesuatu yang wajar. Saya bahkan menipu diri dengan menganggap bahwa semua itu membuat saya bisa berbuat banyak bagi sesama. Saya melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Saya menjadi orang tua asuh.

But I accepted it as something normal. I even foolishly thought those things could make me do more to needy people. I involved myself in social activities. I paid school fees of needy students.

Terlepas dari segala perbuatan baik itu, saya merasa terlalu megah dan kuat.

Apart from those good deeds, I got myself of having too much glory and power.

“Olympus sudah runtuh”

“Olympus has fallen”

Tahun 2001 mengawali serangan demi serangan yang menghancurkan Olympus dalam diri dan kehidupan saya.

The year 2001 was the beginning of attacks that destroyed my Olympus.

Dalam film Olympus Has Fallen, Gedung Putih tidak hancur rata dengan tanah dan presidennya pun selamat sekalipun terluka. Tapi bangunan Gedung Putih porak-poranda dan ada begitu banyak korban jiwa.


In the movie Olympus Has Fallen, White House was not totally destroyed and the president came out safely though wounded. But the building got severely damaged and there were many casualties.

Demikian pula diri dan kehidupan saya serta orang tua saya. Porak-poranda tapi tidak hancur rata dengan tanah.

So do the lives of me and my parents. Damaged but not completely knocked down.

Tapi saya melihat ada banyak sekali Olympus berkeliaran dimana-mana. Tidak peduli itu di dalam atau di luar tempat ibadah.

But I see so many Olympus walk everywhere. In and outside places of worship.

Saya telah mengalami banyak hal. Saya tidak bisa lagi dikelabui dengan kelakuan malaikat dan kata-kata dengan bahasa bak orang suci.

I have been through a lot. I can’t be deceived by angelic behavior and saintly words.

Saya hanya berharap dan menunggu Olympus-Olympus itu berjatuhan. Mungkin bukan hari ini. Mungkin tidak besok. Tapi suatu hari nanti Olympus itu akan diruntuhkan.

I just hope and wait for those Olympusess to be fallen. Maybe not today. May not be tomorrow. But one day they will be brought down.

Bukannya saya mengharapkan hal-hal jelek akan menimpa mereka. Saya hanya ingin hilangnya Olympus dalam diri dan kehidupan mereka akan mengubah mereka menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.

I don’t put a curse on them. I just want Olympus be gone from them and their lives so it can make them into better people. 

Ada banyak hal yang berubah dalam sifat, kebiasaan dan pribadi saya sejak runtuhnya Olympus dalam diri dan hidup saya.

There are many changes in my characters, habits and personality since the Olympus in me and in my life was fallen down.

Saya tidak menyesalinya.

I have no regrets.

Segala yang rusak dan porak-poranda akan dipulihkan. Semua bisa dibangun ulang. Tapi kali ini tanpa Olympus.

Everything that was ruined and damaged will be restored. Everything can be re-built. But this time without Olympus.