Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Tuesday, March 15, 2011

Taman Safari / Safari Park


Rabu (9/3) yang melelahkan. Berangkat dari rumah jam 7 pagi. Kembali ke rumah jam 7 malam.

Bagaimana perjalanan rekreasinya? Secara keseluruhan bisa saya katakan menyenangkan. Sekalipun dengan diiringi oleh hujan, kabut, sepatu basah, dipersalahkan karena tidak memberitahu mamanya Kekey tentang perubahan jadwal keberangkatan dari yang awalnya ditentukan tanggal 10 tapi karena jadwal bis sudah penuh di pesan sekolah lain menjadikannya dimajukan sehari menjadi tanggal 9.

Sebenarnya saya sudah memberitahu Kekey & mengulangi informasi itu di kelas. Salahnya saya tidak mengkonfirmasi melalui sms karena yakin & mempercayai omongan Kekey bahwa pesan sudah disampaikan pada ibunya. Yah, kita tidak bisa terlalu berharap seorang anak berumur 5 tahun mampu menyampaikan pesan.

& kembali dipersalahkan saat mamanya Jovan tertinggal di Taman Safari.

“Tidak profesional” bagaikan kaset rusak kepsek berkicau dari mulai di bis sampai ke hari Jumat & Sabtu “Apa kata orang nanti? Yang ada di dalam bis yang ditebengi mamanya Jovan pasti menanyakan dari sekolah mana dia”.

Yah, sekali lagi saya harus berdiam diri. Meminta maaf. Menelan sejuta gerutuan beliau. Menahan hati mendengar kicauannya. Karena seperti biasa doi tidak perduli dengan alasan apa pun. Tanpa memperhitungkan bagaimana perasaan dari orang yang bersangkutan.

Melakukan kesalahan saja sudah menimbulkan perasaan tidak enak. Masih harus menanggung konsekuensinya sudah berat. Di tambah pula dengan harus menampung 1001 gerutuan, omelan & omongan lainnya.

Saya belajar dari setiap kesalahan yang saya perbuat. Tapi reaksi kepsek yang masih begitu-begitu juga membuat saya muak. Jenuh. Kadang rasanya beliau lebih mementingkan bagaimana pikiran & perasaan orang luar dari pada orang dalam. Kesalahan lebih ditekankan dari pada penyelesaiannya. Menyesalinya berulang-ulang lebih sering dikumandangkan dari pada nasihat yang membesarkan hati.

Hari ini saya menonton episode dari tayangan ‘The Nanny’. Jo Frost di minta datang oleh orang tua yang kewalahan mendidik anak. & alangkah menyenangkannya melihat dia menyikapi kesalahan yang di perbuat orang tua sehingga membuat anak tumbuh dengan sifat, kebiasaan & kelakuan amburadul.

Dia tegas ketika menunjukkan titik-titik kesalahan tapi pada saat yang bersamaan pula dia mengajar agar orang tua tidak berkecil hati dengan kesalahan tsb. Dia tidak berkonsentrasi & berputar-putar hanya membahas kesalahan yang terjadi. Dia melihat ada kesalahan, dia menunjukkan di mana letak kesalahannya & dia membimbing supaya kesalahan tsb bisa diperbaiki & tidak terulang lagi di kemudian hari.

Dalam proses tsb setiap perubahan, setiap perbaikan serta setiap kemajuan diperhatikannya juga & dihargai sehingga membuat orang tidak berkecil hati / putus asa saat menemui kesulitan, kegagalan, kesalahan & tantangan.

Alangkah menyenangkannya bila kita memiliki atasan, guru, orang tua atau orang-orang biasa yang bisa mempraktekkan hal seperti yang dilakukan oleh Nanny Jo Frost.

Saya iri jadi saya mempelajarinya supaya saya bisa mempunyai keahlian & mentalitas seperti yang ditunjukkan oleh Jo Frost.

Hidup adalah proses belajar. Kita belajar melalui berbagai contoh yang ditunjukkan oleh manusia-manusia di sekitar kita. Mana yang harus di tiru & mana yang tidak boleh di tiru. Kepsek & Jo Frost sama-sama memberikan kepada saya pelajaran. Sekarang tinggal terserah saya mana yang mau saya tiru.
___________________________________________________________________

Exhausting Wednesday (March, 9th). Left the house at 7 am & got back home at 7 pm.

How was the recreation? In general it was fun despite the rain, mist, cold, wet shoes, being blamed for not informed Kekey’s mother about the change of our recreation’s day from March 10th to today. I did tell the boy to inform his mother about the change of date but I forgot to confirm it by text to his mother though he has said he has given the message to his mother. Well, it was my fault. Can’t really expect that every 5 year old can deliver a message.

Later, I was blamed for making Jovan & his mother left behind at the park.

& headmaster went on & on like a broken record “how unprofessional. What would people say? What would they think of the school & the headmaster?”

Once again I was quiet. I apologized. I closed my mouth. I greeted my teeth swallowing down every words I wanted to scream out loud. Because as always she would go like a broken record saying whatever she has on mind. Going over & over about the mistakes any of us have done. Didn’t give any solution. Didn’t uplift the already troubled mind knowing that I’ve done mistake. Didn’t say encouraging words such as ‘Ok, so we’ve done a mistake today. Everybody makes mistake. Now we all ought to be more carefull the next time we take a recreation trip’.

So I knew I made mistake. I learn from my mistake. But her same reaction make me sick. I had it. Sometimes it shows she cares more about what other people think & feel than her own men.

I watched an episode of ‘Super Nanny’ on TV today. The Nanny, Jo Frost, is a firm person when she points at the errors parents have made that form mischievious behaviour, characters or bad habits on their kids.

But at the same time Jo Frost doesn’t focus all on those error. She sees the mistake being done, she shows where it is & she guides the parents so they can fix it & prevent it from happening again in the future.

Part of it is how every progress, every improvement, every achievement are being noticed & appreciated by her. This of course encourage any human being. Making that person not left discouraged when face / confront with problems, challenges, failures & mistakes.

I envy her. I want to have her skill & mentality too so I watch her closely through her TV program that I hope I can adopt her skill & mostly her mentality.

Life is about learning. We learn from the people we meet everyday because each of them show us good & bad examples. What we should imitate & what shouldn’t. Now I have our school’s headmaster & Jo Frost. Each of them represent me with examples.

No comments:

Post a Comment