Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, June 26, 2014

Paint and Brush

Komputer.. kamera.. cat dan kuas.

Computer.. camera.. paint and brush.

Enak juga sekali-sekali beralih dari komputer dan kamera ke cat dan kuas.


A nice change from computer and camera to paint and brush.

Dari sehari-hari menjadi seorang tenaga administrasi yang selalu rapi, bersih dan wangi dalam ruang kerjanya yang sejuk oleh pendingin ruangan..

From being a neat, clean and smells good administrator in her nice cooled by aircondition office..

Dari kamera yang menjadi alat untuk menyalurkan hobi memotret..

From having camera to satisfy my photography hoby..

Hari Selasa (24/6) saya bangun jam 7 pagi. Sarapan. Lalu tanpa mandi langsung mengosongkan lemari berisi piring, gelas dan segala macam benda lainnya, menggesernya bersama ayah saya, meja makan serta dua meja juga di geser..


I got up at 7 am on Tuesday (June 24th). Had breakfast. After that without taking a bath I took out plates, glasses and other stuff from the cabinet, with my father, we pulled it, we also did that to the dining table and another two tables.

Saya dan ayah saya sudah merencanakannya. Kami akan mengecat rumah.

My father and I have planned it. We would paint the house.

Rumah yang dibeli tahun 1998 ini harusnya sudah di renovasi sejak 10 tahun lalu. Tapi yah, manusia berencana.. kenyataan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana..

2000.. when the house was still in good condition & we had a car

The house was bought in 1998 and it should have been renovated since 10 years ago. But well, it was the plan.. reality doesn’t always go accordingly with the plan..

Untuk membetulkan atap yang bocor pun kami harus menunggu sampai Tuhan mengirimkan dana. Itu pun masih kurang sehingga uang celengan saya pun terpakai.

Let alone renovating the house, we had to wait for God to send the money before we could fix the leaking roof. It was not enough so I had to take my piggy bank money to cover the rest of the cost.

Tahun ini perbaikan atap tidak bisa di tunda lagi. Bocornya makin parah. Dan yang lebih mengerikan adalah ada bagian atap yang sudah melengkung turun. Bisa rubuh kalau tidak cepat dibetulkan.

This year we couldn’t postpone the roof repairment anylonger because the leaking was got worst. Another scary thing is there was part of the roof which was sliding and it would fall down if we didn’t repair it.

Selain itu saya juga sudah lama ingin rumah di cat. Temboknya belang bentong. Jujur saja, saya malu betul kalau ada yang datang ke rumah. Karena rumah itu yang paling butut, paling buluk di blok saya. Cuaca serta rayap pelan-pelan merubah rumah yang dulu sangat bagus menjadi butut dan buluk.

Apart from that I have been wanting for the house to be painted. The wall is like a graffiti of many abstract painting. To be honest, I am so ashamed when people came to my house. Because it is the most rotten house in my block. The weather and termite have slowly turned what once a beautiful house into a rotten one.

Uang adalah masalah utama.

Money is the main issue.

Saya pernah menjadi orang yang punya pekerjaan yang memberi saya kenyamanan dalam hal finansial. Tapi kemudian datang masa ketika semuanya itu habis. Lalu enam tahun saya bekerja dengan gaji di bawah gaji pembantu dan tiga tahun terakhir ini gaji pokok saya sama dengan gaji OB kami yang baru. Sampai saya harus cari kerja sambilan untuk menopang kehidupan saya dan orang tua saya.

There were times when I lived comfortably out of a job that enabled me to have such a life. But then came the time when everything was gone. For six years I had to work on jobs that paid me less than a house maid’s salary and in the past three years my basic salary amount was same with our new OB salary. I had to work double jobs to be able to support me and my parents.

Sembilan tahun..

Nine years..

Tahun ini segalanya menjadi baik. Lebih baik dari yang bisa kami bayangkan.

Things got better this year. More than what we could have imagined.

Saya menerima kejutan. Kenaikan gaji yang di rapel selama hampir setahun setengah!

I have got a surprise. The office paid me almost one and a half year of salary raised.

“Nah Ke, kamu bisa beli deh apa yang kamu mau” kata senior saya di bagian akunting saat dia menyerahkan uang itu.

“There you go, Keke, you can buy anything you want” said my senior in accounting department when he gave me the money.

Yang terpikir oleh saya hanya satu “Oh, saya mau beli cat, pak!” seru saya “Saya mau ngecat rumah”

There was only one thing came to my mind “Oh, I want to buy the paint, sir!” I exclaimed “I want to paint my house”

Sampai di rumah, sambil tersenyum lebar saya menyerahkan amplop berisi uang itu pada ayah saya. Dia kaget. Tapi kemudian dipegangnya amplop itu, bersyukur pada Tuhan dengan seluruh isi hatinya.

Once I got home, smiling broadly, I gave the envelope with that money inside to my father. He was so surprised. But then he hold it, saying his thankful to God with all of his heart.

Sembilan tahun berada di puncak kesulitan..

Nine years spent on the peak of hardship..

Semua sudah berakhir. Sudah berlalu. Ruang tamu yang bersih setelah kami cat menjadi tanda sebuah awal yang baru, hari-hari kebahagiaan telah datang..

at 6 pm. the wall has been painted & the things have been put back to their places
 It is all behind us now. It has become a past. The clean livingroom after we painted it is a sign of a new beginning, the happy days have come..

Saya dan ayah saya memutuskan untuk mengecat sendiri karena kalau kami mengupahi orang.. waduh, tukang cat itu tidak murah.. cat sekaleng seukuran tiga kilo saja harganya hampir sembilan puluh ribu. Untuk mengecat satu ruang tamu saja menghabiskan hampir dua kaleng cat.

I painted the wall head height, my father painted the top
My father and I decided to do the painting work by ourselves because if we hired people to do that.. man, it is not cheap.. the price for a can of three kilos paint is almost ninety thousand rupiah. We have used almost two cans of paint to paint the livingroom.

Kalau pakai tukang cat.. buset, berapa banyak jadinya?

If we hire a worker to paint it.. geez, how much would it cost us?

Mengecat itu menyenangkan kok. Jadi biar pun dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore saya dan ayah saya sibuk menggeser-mengeluarkan-memasukkan barang-barang, mengecat, ditambah saya harus menyapu serta mengepel lantai.. kami berdua melakukannya dengan gembira.

inspector doggie; ".. everything looks okay. carry on"
Well, it is fun to paint the house. So though my father and I have been busy from 8 am to 6 pm, removing-taking out-taking in so many things and I had to sweep and mopped the floor.. we did all the work happily.

Capeknya minta ampun. Tapi kami semua puas melihat tembok ruangan yang cling.


We were so damn tired. But we are satisfy to see the wall is shining.

Bulan Juli saya akan ambil cuti dan kali ini saya tidak akan traveling karena satu hari itu akan dikhususkan untuk mengecat kamar ibu saya dan tembok luar.

I am going to take a leave in July and this time I won’t be making any traveling because I planned the day to be spent by paint my mother’s room and the front wall of the house.

Sembilan tahun dalam masa-masa sulit telah mengajarkan dan menanamkan banyak hal baik.

Nine years spent in hardship have taught and instilled so many good things.

Kesabaran, ketabahan, bersyukur dan untuk tidak melepaskan harapan serta impian sekalipun keadaan demikian buruk.

Patience, endurance, gratefulness and to never let go the hope and dreams though everything looks so bad.

Ada banyak harapan dan impian yang kami miliki..

We have many hopes and dreams..

Dari yang paling sederhana sampai yang paling luar biasa.

From the simpliest ones to the most extra ordinary.

Enam bulan telah lewat dari tahun 2014 dan saya telah melihat beberapa harapan serta impian dari yang sederhana sampai yang luar biasa terwujud.

Six months have passed in 2014 and I have seen few hopes and dreams from the simpliest to the extra ordinary have come true.

Satu diantaranya adalah memperbaiki dan mengecat rumah ini.

One of them is to fix and paint this house.

Menunggu sembilan tahun sebelum keinginan, harapan, rencana dan impian itu benar-benar terwujud.

To have to wait nine years for that wish, hope, plan and dream to really come into reality.

Tidak pernah terbayangkan bahwa kami harus menunggu sembilan tahun sebelum akhirnya keinginan yang amat sederhana itu bisa terwujud..

Never did it cross my mind that we had to wait nine years for a very simple wish to come true..

Saya hanya sangat bersyukur dan amat sangat berbahagia karena akhirnya penantian yang panjang itu berakhir..

I am just so thankful and so very happy the long waiting has finally ended..

Cat dan kuas menandakan kemenangan.

Paint and brush are victory sign.

Saturday, June 21, 2014

I Love To Hear You Laugh

Beberapa hari lalu rekan saya sedang menceritakan tentang celana pendek yang dipakainya. Lalu entah bagaimana dia rupanya teringat pada celana pendeknya yang sobek ketika dia berjongkok. Insiden yang bikin dia senewen setengah mati karena terjadinya di kantor. 

Few days ago a colleague told me about the shorts she wore. As she was telling this she remembered another shorts that ripped when she kneeled. An incident that made her panic because it happened in the office.

“Harusnya tidak usah di jahit” katanya “Biar jadi bergaya rocker”

“Shouldn’t sew it” she said “It would be rocker style shorts”

“Lebih mantap lagi kalau atasannya tank top, jaket jeans belel yang juga sobek-sobek, rambut gaya punk dan ber-tato” saya menambahkan “Tapi tatonya gambar Doraemon, Shaun The Sheep..”

“Add it with a tank top, worn off jeans jacket, punk hairstyle and tattoo” I went on “Of Dora Emon and Shaun The Sheep”

“Hah??” rekan saya kontan tertawa geli “Penampilan sudah sangar gitu, tatonya gambar Doraemon, Shaun The Sheep?? Sekalian aja bawahnya pake sandal Hello Kitty warna pink”

“Whatta??” she spontaneously laughed “A rocker with Doraemon, Shaun The Sheep tattoo?? Why not having a pair of Hello Kitty pink sandals too?”

Kami berdua tertawa terpingkal-pingkal membayangkan seperti apa penampilannya dengan atribut seperti itu.

We had quite a laugh thinking how she would look like with those outfit.

“Waduh, meriah betul ketawanya” kata rekan saya yang lain ketika dia masuk ke ruangan saya. Dia ikut tertawa padahal dia tidak tahu apa yang sedang kami tertawakan.

“What a laugh you have here” another colleague said as she entered my room. She was laughing though she didn’t know what we were laughing about.

Ketika kami ceritakan tentang penampilan rocker nyeleneh itu, dia tidak bisa membayangkan apanya yang lucu tapi toh dia tidak bisa tidak tertawa ketika mendengar kami berdua kembali tertawa terpingkal-pingkal saat menceritakan padanya tentang penampilan imajinari tersebut.

She couldn’t see what was so funny when we told her about our imajinary rocker appearance in that kind of outfit. However, she couldn’t hold herself not to laugh when she heard us laughing as we told her about it.

* * * * * *

“Tukang-tukangnya hari ini absen lagi” ibu saya bercerita tentang para tukang yang sedang membangun rumah tetangga kami “Sering banget tidak datangnya”


“The construction worker are absent again today” my mother told me about the workers who are building our neighbor’s house “They have been absent too often”

“Ya mungkin mereka lagi pada datang bulan” jawab saya sekenanya karena sedang makan.

“Yeah they probably are having their period” I said it without thinking because I was eating my dinner.

Ibu saya terpana mendengar jawaban saya.. untuk kemudian tertawa geli.

This stunned my mother.. a moment later she laughed.

“Tukangnya lagi datang bulan” ibu saya terpingkal-pingkal “Ada-ada aja kamu”

“They are having their period” she laughed “You are so sily”

Saya cuma nyengir. Tidak menduga jawaban ngasal itu menggelitik rasa humor dan imajinasi ibu saya.

I grinned. Not expected to make her tickle with my imaginary sily answer.

Tapi saya senang mendengarnya tertawa.

But I love to hear her laugh.

Selama 3 tahun kesehatannya menyiksa tidak hanya dirinya tapi juga saya dan ayah saya. Pada waktu itu ada hari-hari dimana rasanya matahari tidak akan pernah menyinari kehidupan kami lagi.

For 3 years her health condition tortured not only herself but me and my father as well. At that time there were days when it felt as if the sun wouldn’t shine in our lives anymore.

Dalam 3 tahun itu rasanya kalau bisa saya rela bertukar nyawa dengannya asalkan dia bisa kembali sehat dan ceria lagi.

In those 3 years I felt I would give my life for her if it could make her well and cheerful again.

Tapi kesehatannya membaik sejak awal tahun ini. Kemajuannya bahkan sangat pesat. Kami semua sangat gembira dan bersyukur.

But she gets better since the beginning of this year. There is quite a progress in her health. We are so very happy and grateful for that.

* * * * * *

“Pak, kalau gudang genset kita pakai untuk office boy, lantas gensetnya kita taruh dimana?” tanya saya pada senior saya.

“Sir, if we use generator’s storage room for office boy’s room, where are we going to put the generator?” I asked my senior.

“Taruh diluar” jawab beliau.

“Outside” was his answer.

“Siapa yang mau tanggung jawab kalau hilang?”

“Who would take the responsibility if it is stolen?”

“Dibikinin teralis, Ke. Kayak kandang anjing gitu”


“We will make sort of cage for it, Keke. Like dog’s cage”

“Oh” saya mengangkat bahu “Gensetnya dikandangin”

“Oh” I shrugged my shoulder “So it will be put in a cage”

“Iya, biar dia ga kabur” senior saya menatap saya sambil nyengir.

“Yes, so it won’t run away” my senior stared at me and grinned.

“Tinggal dipasangin pelang awas genset galak” jawab saya ikut nyengir.

“Put a sign beware of fierce generator” I said as I grinned broadly.

Senior saya kontan tertawa.

This gave him a big laugh.

* * * * * *

“Nonton apa sih kamu kok sampai lucu banget kayak gitu” Andre menghampiri saya.

“What is it that you are watching that makes you laugh merrily?” Andre came to me.

Saya kaget melihatnya “Kirain kamu lagi tidur”

It surprised me to see him “I thought you were sleeping”

“Ah, ga bisa tidur” dia duduk di samping saya. Dipeluknya saya “Lagi nonton apa sih? Dari tadi saya dengar kamu ketawa lucu banget”

“Couldn’t sleep” he sat next to me. Gave me a hug “What are you watching? It must be so funny to make you laugh like that”

“Itu” saya menunjuk layar televisi yang sedang menayangkan film kartun Marsha.

“That” I pointed at the tv screen. The cartoon Marsha was playing.

“Ya ampun” Andre tertawa “Jadi dari tadi kamu nonton film kartun?”

“Man” he laughed “So you have been watching cartoon?”

“Yap”

“Yep”

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu diciumnya saya dengan gemas.

He shook his head. Then he kissed me.

“Begini deh kalau punya pacar masih suka nonton film kartun” katanya geli “Mulai dari Mickey tikus, Donald bebek, Scooby Doo, Shaun The Sheep.. sekarang ini apa kartun apa?”

“This is what you get if you have a girlfriend who likes cartoon” he smiled “From Mickey mouse, Donald duck, Scooby Doo, Shaun The Sheep.. up to.. say again, what cartoon is this one?”

“Marsha” saya mencubitnya “Ssh.. jangan berisik.. tuh, anak kecil itu namanya Marsha. Dia nakal banget. Jahil. Temannya si beruang yang sayang sama dia tapi suka dibikin pusing dengan berbagai ulahnya”


“Marsha” I pinched him “Ssh.. quiet.. there, the little girl is Marsha. She is so naughty. Mischievous. Her friend, the bear, loves her but has oftenly have the headache over her many mischievousness”

“Umur berapa sih kamu?” Andre meledek saya “Baru lima tahun ya?”

“How old are you?” he teased me “Just five years old, aren’t ya?”

“Bawel” saya tertawa sambil mendorong mukanya karena jenggotnya menggelitik ketika dia sengaja menggosokkan pipinya ke pipi saya “Tuh, tonton aja si Marsha”

“Noisy” I laughed as I pushed his face away because his beard tickled me when he deliberately caressed his cheek on my cheek.

Jadilah sore itu kami duduk berpelukan sambil menonton film kartun Marsha. Dan beberapa kali saya mendengar Andre tertawa melihat berbagai ulah Marsha atau si beruang.

So we sat and hugging each other on that afternoon as we watched the cartoon Marsha. And several times I heard Andre laughed seeing Marsha and the bear’s actions.

Diam-diam saya tersenyum. Senangnya mendengar dia tertawa. Sore itu terasa lebih indah karenanya.

I smiled quietly. Happy to hear him laugh. It made the afternoon brighter.

* * * * * *

Hanya tawa.. hal yang sangat sederhana.. terlalu sederhana sampai rasanya tidak lagi memiliki arti.

Laugh.. a simple thing.. so simple that it has become meaningless.

Tapi cobalah pergi ke rumah sakit. Suara tawa jarang terdengar di sana.

Go to the hospital. You rarely hear the sound of laugh there.

Lalu bagaimana saat berhadapan dengan guru yang galak atau atasan yang punya tekanan darahnya melebihi tinggi gunung Everest? Rasanya tersenyum saja sudah merupakan kejahatan besar ketika berada dengan mereka.

How would it be like when having the presence of killer teacher or the boss whose blood pressure is higher than mount Everest? Even a smile would feel like committing a big crime at their presence.

Tapi tertawa tidak hanya melonggarkan urat syaraf yang tegang.

But laughing is not just to chill the nerve.

Mendengar suara tawa orang-orang tersayang mampu membawa kebahagiaan.


It brings such a joy to hear the laugh of loved ones.

Hampir seminggu setelah saya kembali ke Bogor setelah melewatkan waktu tiga hari, dua malam bersama Santi dan keluarganya, saya masih bisa mengingat dengan jelas suara tawa Kenzie.

It was nearly a week has passed that I got back to Bogor after spent three days, two nights with Santi and her family, I can still recall the sound of Kenzie laughing.

Dan saya juga sangat merindukannya.


And I miss him so much.

Beberapa hari lalu senior saya menelpon saya dan kemudian mampir ke kantor. Dua minggu kami tidak bertemu karena beliau sakit. Alangkah senangnya saya ketika melihatnya dan mendengar tidak hanya suaranya tapi juga tawanya.

Few days ago my senior called me and later stopped by at the office. We haven’t met for two weeks because he was sick. I was so happy to see him and to hear not only his voice but also his laugh.

Saat itu saya sadar bahwa selama dua minggu saya merasa kehilangan beliau, seseorang yang bukan saja seorang senior tapi telah menjadi seorang kawan, sahabat, seorang figur ayah.

At that moment I realized I missed him not just as a senior but a friend, a bestfriend, a father figure.

Ada arti lebih dari sebuah tawa.

A laugh is not just a laugh.

Friday, June 20, 2014

When You Believe

Ketika saya berangkat ke rumah Santi di Jakarta, saya tahu benar haid saya sedang keluar dan saya tahu benar dari pengalaman sebelumnya bahwa kelelahan fisik akan meningkatkan intensitas serta kuantitas haid itu.

When I went to Santi’s place in Jakarta, I knew I was having my period and I knew from previous experience, physical tiredness increases the intensity and quantity of my period.

Tapi saya tetap berangkat.

But off I went.

Ayah saya mengatakan saya ceroboh. Andre mengatakan saya kepala batu. Santi mengatakan saya edan-edanan.

My father said I was reckless. Andre said I was stone head. Santi said I was insane.

Yah.. saya ini batu, banteng dan api.. pengalaman-pengalaman hidup selama 10 tahun terakhir ini semakin mengokohkan tiga unsur itu dalam diri saya.

Yeah.. so I am rock, bull and fire.. the things happened in the past 10 years have solidly formed those three elements in me.

Ketika saya memutuskan untuk mengunjungi Santi, saya memasukkan tanggal 9 Juni dalam form pengajuan cuti dan sejak itu pula saya seluruh keyakinan saya mengatakan saya akan pergi dan pasti pergi ke rumah Santi pada tanggal itu. Saya tidak akan mengijinkan apa pun dan siapa pun untuk menghentikan saya.

When I decided to visit Santi, I put the date on my leave application form and since then I put all my faith, believing that I would go and it was a certain thing to go to Santi’s place on that date. I wouldn’t allow anything and anyone to stop me.

Begitulah cara saya untuk menghilangkan keraguan, kecemasan, ketakutan dan ketidakpercayaan diri.

It is my way to cast away doubt, worry, fear and unconfident.

Bukan berarti seluruh penghalang lalu hilang. Akhir Mei, haid saya datang. Dan biasanya berlangsung selama dua minggu. Aduh.. itu artinya tanggal 9 haid saya masih sedang mengalir dan bisa jadi sedang mengalir deras-derasnya.

It doesn’t mean all the barrier then gone away. End of May, I had my period. And it usually goes for two weeks. Oh no.. it means on the 9th I would still be having it and it could be on its peak.

Saya berpikir-pikir. Menimbang-nimbang. Akan lebih mudah untuk membatalkan rencana. Tapi itu artinya saya menyerah pada keadaan. Maukah saya melakukannya?

I took time to think about it. Put some consideration. It would be easier to call the plan off. But then it would be giving up to circumstance. Would I do that?

Dua tahun terakhir ini saya mendidik diri saya lebih keras dari sebelumnya. Karena itu saya katakan pada diri saya bahwa saya tidak akan membiarkan haid ini menjadi semacam trauma yang akhirnya melumpuhkan saya.

I have been hard on myself in the past two years, harder than before. Therefore I told myself I won’t let this period became sort of trauma that it eventually paralyzed me.

Saya tidak akan membiarkannya menjadi suatu kecacatan.

I won’t let it become a handicap.

Jadi saya berangkat dengan hati ringan. Tentu saja saya membekali diri dengan pakaian dalam dan pembalut ekstra banyak. Ya iyalah, kita tidak akan maju ke medan perang tanpa membawa senjata dan perisai, ya kan?

So I left with no worry. I surely brought extra underwear and sanitary napkin. Well, we won’t go to the battle without bringing our weapon and shield, right?

Haid itu menyedot tenaga saya tapi tidak mengurangi kebahagiaan saya karena bisa bertemu dan melewatkan waktu tiga hari, dua malam bersama Santi serta keluarganya.

The period took my energy but not lessened my happiness to meet and spent three days, two nights with Santi and her family.

Kami berteman selama dua puluh empat tahun. Kami bukan lagi teman. Kami lebih dari sahabat. Kami saudara.

College graduation

We have been friends for twenty four years. We are no longer friends. We have become more than best friends. We are sisters.

Tapi kami tinggal berjauhan. Kesibukan serta beberapa hal lain membuat kami tidak bisa sering bertemu. Sekalipun Santi diberkahi dengan kenyamanan dalam hal keuangan tapi suaminya tidak mengijinkan dia pergi tanpa kawalannya. Itu sebabnya Santi dan anak-anaknya tidak bisa pergi jauh. Kami berdua membicarakan hal ini dan saya mengalah. Saya yang akan mengunjunginya walau tentu saja dalam setahun mungkin hanya bisa 2-3 kali.

But we live far away from each other. Our activities and other things make us can’t see each other oftenly. Despite being financially well off Santi’s husband doesn’t allow her to go without him chaperoning her. It is why she and the children can’t go far. We talk about this and I told her if she can’t visit me then it is me who visit her though it is only 2-3 times a year.

Saya sudah mengunjunginya tiga kali dan setiap kali saya akan pergi untuk mengunjunginya, selalu ada saja tantangannya. Mulai dari hujan lebat, banjir, sakit sampai haid.

First reunion

I have visited her three times and challenges always appeared in every visit. Rain, flood, illness up to period.

Second reunion

Tapi saya memiliki keyakinan bahwa saya akan bisa melalui setiap penghalang itu dan saya akan selamat.


Third reunion
But I believe I can go through each barrier and I believe I will be safe.

Saya selalu mendapatkan apa yang saya percayai.

I always get what I believe.

Sayangnya saya menemui banyak.. banyak sekali orang yang membiarkan dirinya dilumpuhkan oleh ketakutan, kecemasan, kesedihan, keraguan..

It is a pity that I have found many.. so many people let themselves to be paralysed by fear, worry, grief, doubt..

Saya tidak mengatakan saya ini super duper hebat. Dalam diri saya tetap ada ketakutan, kecemasan, keraguan, kesedihan, ketidakpercayaan diri.. tapi saya menolak untuk dikalahkan, dilumpuhkan dan dikuasai oleh hal-hal itu.

I am not saying I am such a super duper person. I have fear, worry, doubt, grief, unconfident.. but I refuse to be defeated, to be paralysed and to be controlled by those things.

Seorang kenalan saya belum lama ini diputuskan oleh pacarnya dan wajarlah kalau dia patah hati tapi isi omongannya mengusik hati saya. Lebih tepatnya, membuat saya gusar karena dia bicara tentang lebih baik dia mati.

Somebody whom I know recently had a broken relationship with his girlfriend and so it makes sense for him to have a broken heart period but his talking started to make me feel uneasy. It upset me, to be precise, because he talked about better be dead.

Buat saya hal ini keterlaluan. Dia sehat, kondisi tubuhnya tidak bercacat, dia punya kehidupan yang baik, tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami sakit berat atau kesulitan keuangan.. dan dia bicara tentang lebih baik mati.. Coy, elu gila apa? Kayak belum pernah mengalami kesulitan dalam hidup aja. Segitu murahnyakah kamu menilai hidupmu sendiri? Tidak tahu bersyukurkah kamu untuk hal-hal yang kamu miliki?

For me it is just unacceptable. He is healthy, he has arms-legs-senses that work fine, he has a quite a good life, he doesn’t have family member who have terminal illness or have financial problem.. and he talked about better be dead.. Dude, have you lost your mind? It is not like you never had hardship in life. Do you value your life that cheap? Don’t you know how to be thankful for the things you have in your life?


Emosi bisa melumpuhkan kita kalau kita biarkan. Dan emosi bisa mengendalikan kelakuan kita.

Emotion can paralyzed us if we let it happen. Emotion can drive our behavior.

Diri kita sendiri yang bisa mencegah hal itu terjadi atau untuk menghentikannya.

It is we who can prevent it from happening or to stop it.


Asal kita meyakini bahwa kita bisa melakukannya.

Only if we believe we can do that.

Wednesday, June 18, 2014

Mother, How Are You Today?

“Kenzie, ayo sarapan!”


“Kenzie, eat your breakfast!”

“Klara, sudah disiapin buku-buku pelajaran buat besok?”

“Klara, have you prepared your school books?”

Itu cuma sedikit dari entah berapa banyak kesibukan Santi.

That is just a few of Santi’s many activities.

Bagi Santi setiap hari kehidupan dimulai jam 5 pagi.

For Santi everyday life starts at 5 am.

Dia bangun untuk menyiapkan sarapan, memberi makan anjing-anjing, membangunkan anak-anak, menyuruh mereka sarapan, mandi, berganti pakaian dan mengantarkan mereka ke sekolah.

Klara
She gets up to prepare breakfast, feed the dogs, wakes the children, telling them to have breakfast, take a bath, change their clothes with school uniform and drive them to school.

Pulangnya dia masak, kadang sembari mencuci pakaian. Untungnya dia punya pembantu dan mesin cuci super canggih untuk meringankan bebannya.

Once she is back home she cooks lunch and dinner meals, sometimes she also doing her laundry. Good thing she has a maid and a super washing machine to help her.

Mendekati jam 10 dia bersiap-siap untuk menjemput anak-anaknya.

When it is nearly 10 am, she prepares to pick up the children from school.

Sampai di rumah, anak-anak harus diingatkan untuk makan dan kemudian tidur siang. Kalau tidak, mereka tidak akan berhenti bermain game, bermain dengan anjing-anjing, nonton tv, mengobrol atau bercanda.

Once they are home, the children have to reminded to eat their lunch and take a nap. If not they won’t stop play games, play with the dogs, watch tv, chat or joke with one another.

Sorenya anak-anak harus dibangunkan, disuruh makan, mandi, berganti baju dan di antar ke tempat les.

arrr...
In the afternoon the children have to be awaken, getting them to have afternoon meal, take a bath and other preparation before she drives them to their tutoring place.

Satu setengah jam kemudian dia berangkat untuk menjemput anak-anak. Sampai di rumah, menyuruh mereka makan, gosok gigi, mengerjakan PR sekolah atau PR les, mengecek buku atau peralatan lain untuk sekolah besok dan segala macam persiapan sebelum tidur.

A half and an hour later she picks them. get home, ask them to have dinner, brush their teeth, do school or tutoring homework, checking the school books or other stuff for tomorrow’s school and other preparation for bedtime.

Memperhatikan Santi membuat saya pusing. Tapi juga salut.

It gives me the headache to see her. But I admire her too.

Jangan remehkan tugas dan peran seorang ibu.

Don’t underestimate a mother’s role.

Keputusan untuk menjadi seorang ibu bukanlah suatu keputusan yang dibuat dengan tiba-tiba.

A decision to be a mother is not an out of the blue decision.

Satu keputusan. Satu komitmen. Seumur hidup.

One decision. One commitment. A life time one.

Jangan kira tanggung jawab seorang ibu berhenti ketika anaknya mencapai umur tertentu atau setelah anaknya berkeluarga.

Don’t think that a mother’s responsibility for her child stops when he/she reaches certain age or after the child has his/her own family.

Itu saya alami sendiri. Ibu saya kadang masih mengingatkan saya untuk makan, istirahat dan bahkan untuk jangan lupa gosok gigi!

It happens to me. My mother sometimes still reminds me to have lunch, to take a rest and even not to forget to brush my teeth!

Umur saya sudah empat puluh tiga!

I am forty three!

Ada saat-saat dimana saya kesal karena merasa diperlakukan seperti anak usia lima tahun.


There are times when it upsets me to be treated like a five year old.

Tapi ada saat-saat dimana saya merindukan masa-masa ketika saya bisa bermanja-manja padanya karena kondisi kesehatannya membuat dia pernah menjadi setengah hidup. Di tidak bisa bicara lama, harus sering istirahat, saya pergi dia masih tidur dan saya pulang dari kantor, dia belum bangun. Saya tidak bisa memeluknya karena pelukan akan membuatnya sesak napas. Saya bahkan tidak bisa menyentuhnya karena sentuhan membuatnya terlompat kaget.


But there were times when I missed the moments when I could cuddle her because her health turned her half alive. She couldn’t have long talk, she had to rest often, she was still asleep when I left for work and she hasn’t awaken when I got back home. I couldn’t hug her because it made her had labor breath. I couldn’t even touch her because it made her aghast.

Ketika itu ibu saya menjadi seperti hanya seonggok daging bernyawa.

At that time my mother was like nothing but a living piece of flesh.

Dan ini terjadi selama kira-kira tiga tahun. Sekalipun pada waktu itu usia saya sudah empat puluh, hal ini menggoyahkan saya. Merana betul rasanya saya waktu itu karena biar pun ibu saya ada di depan saya tapi dia tidak bisa berperan sebagai seorang ibu.

And it happened for about three years. Despite the fact that I was forty at that time but it shook my ground. It felt so devastating to have my mother infront of me but she couldn’t be a mother for me.

Saya kehilangan pijakan. Pada akhirnya saya juga kehilangan akal sehat. Saya jatuh dalam depresi.

I lost my ground. I lost my sanity. I fell into depression.

Biar pun ada Andre dan ada orang-orang disekitar saya yang menyayangi saya, mereka yang bahkan berperan sebagai seorang ibu bagi saya tapi tidak bisa menyaingi ibu sendiri.

Though there were Andre and people around me who love me and played the role as mother for me but they couldn’t replace my own mother.

Ibu adalah batu karang dalam kehidupan anak-anak mereka.

Mother is the rock in their children’s lives.

Ibu adalah kekuatan yang menopang, melindungi dan menyatukan anak-anak itu.


They are the strength that hold, protect and unite the children.

Tidak semua ibu, bisa menjadi seperti itu. Banyak yang gagal. Sementara yang lainnya memalingkan muka, tidak mau tahu, tidak mau peduli pada anak-anaknya.

Not all mothers, can be that rock. Many failed. While others turn away, don’t give a damn to their children.

Karena itu berpikirlah baik-baik sebelum mengambil keputusan untuk menjadi seorang ibu.

So think before take a decision to become a mother.

Ingatlah bahwa sekalipun kelihatannya hanya satu keputusan tapi itu adalah suatu komitmen dan tanggung jawab pada nyawa yang dipercayakan kepada kita.

It may look as a decision but it is a commitment and responsibility to the lives entrusted to us.

Saturday, June 14, 2014

To Be With You

Santi menelpon saya tiga hari sebelum hari Minggu. Dia tidak mau dia tidak bisa menemani saya ketika saya berada dirumahnya karena dia sibuk mengurusi rumah, anak-anaknya dan dua ekor anjing sementara pembantunya tidak bisa masuk karena sakit.

Santi called me three days before Sunday. She was afraid she would leave me unaccompanied when I stay in her place because her maid couldn’t come so she would be alone to care the house, her children and two dogs.

Ah, jangan khawatirkan itu. Kita bisa ngobrol dimana dan kapan saja. Lagian kan saya bisa bantu-bantu sedikit. Itu kata saya padanya.

Oh, don’t worry about it. We can talk anywhere and at anytime. Beside, I can lend her a hand. That’s what I told her.

Mendekati hari Minggu.. haid saya masuk ke periode dimana dia keluar lebih banyak.

As Sunday approached.. my haid was in a period when its intensity increased.

Di tunda aja, Ke, kata ayah saya.

Can’t you just re-schedule it?, asked my father.

Kenapa ga bilang?, Andre kaget ketika tahu, kan saya bisa antar kamu.

Why didn’t you tell me?, Andre was surprised when he knew about it, I could drive you there.

Saya tidak mau membatalkan rencana dan saya tidak mau di antar.

I didn’t want to cancel my plan and I didn’t need anyone to drive me there.

Ayah saya memandang saya dengan tatapan cemas dan putus asa.

My father looked at me with worry and despair on his face.

Andre menghela napas dalam.

Andre took a deep breath.

Mereka berdua tidak bisa berkata apa-apa lagi karena tahu benar, percuma menghadapi saya kalau saya sudah membulatkan tekad seperti itu. Kalau mereka ngotot, hasilnya adalah pertengkaran.

They didn't say anything as they knew it too well that it was useless to reason with me whenever I have made up my mind. If they insisted, it would only trigger a fight.

Pertengkaran yang tidak akan pernah bisa mereka menangkan.

A fight they could never win.

Jadi hari Minggu, 8 Juni, saya berangkat ke Jakarta. Tadinya saya berharap bisa berangkat sebelum tengah hari tapi saya harus menunggu sampai rekan kerja saya kelar dengan pekerjaannya. Kami berdua adalah orang-orang terakhir yang meninggalkan kantor pada jam 1 siang.

Kota transjakarta bus underpass entrance, behind Kota train station

So I left to Jakarta on Sunday, June 8th. I was hoping to leave before noon but I had to wait until a colleague done with his work. The two of us were the last ones who left the office at 1 pm.

Bogor-Jakarta dengan kereta api. Turun stasiun Kota.Nyambung dengan bis transjakarta. Untuk ke terminalnya lewat underpass yang pintu masuknya nempel di belakang stasiun Kota. 

go down the stair once you enter the entrance

Bogor-Jakarta by train. Got off at Kota train station. Took transjakarta bus. The underpass entrance to transjakarta bus terminal is behind Kota train station.

turn right to get to transjakarta terminal

go up

huft... long way to the terminal

Untuk ke Cengkareng saya harus naik bis transjakarta ke arah Kalideres. 

waiting in line at Kota transjakarta bus terminal.
Destination; Kalideres. Transit at Harmonie and from there
take another bus to Kalideres
My destination is to Cengkareng and I must take transjakarta bus to Kalideres.

Naik bis transjakarta dari Kota, transit di Harmonie dan sambung lagi dengan bis transjakarta jurusan Kalideres.Turun di terminal Rawa Buaya.

Took transjakarta bus from Kota, transit at Harmonie terminal and from there took transjakarta bus to Kalideres. Got off at Rawa Buaya terminal.

Jam 4 sore saya sampai di kompleks perumahan tempat tinggal Santi di Cengkareng.

I arrived in Santi’s housing complex in Cengkareng at 4 pm.

Capeknya minta ampun. Dan yang saya takutkan terjadi, haid saya keluar seperti banjir bandang.

I was so damn tired. And what I feared came into reality, my haid was like a big flood.

Tapi ketika saya melihat Santi dengan keluarganya, saya tahu saya akan lebih menyesal kalau saya tidak datang.

But when I saw Santi and her family.. I knew I would feel more sorry if I cancelled the plan.

Santi dan saya berteman sejak kami masa kuliah tahun 1990. Kami terpisah setelah lulus walau tidak putus kontak. Tapi jarak di antara kami semakin jauh setelah saya pindah ke Bogor.

our college graduation

Santi and I have been friends since college in 1990. We went on our own ways after we graduated though we keep in touch. However the distance between us grew farther after I moved to Bogor.

Beberapa kali Santi dan keluarganya berwisata ke Bogor tapi tidak pernah berhasil mampir ke rumah saya.

Santi and her family have traveled to Bogor for several times but couldn’t stop by at my house.

Akhirnya tahun lalu saya membulatkan seluruh tekad dan keberanian untuk pergi sendirian ke rumahnya. Saya pergi begitu saja tanpa memberitahu orang tua saya atau Andre.

Finally last year I made up all my mind and nerve to go to her place all by myself. I just went there without telling my parents or Andre.

24 tahun kami berteman, kami sudah menjadi lebih dari sahabat. Kami menjadi keluarga. Saudara.


We have been friends for 24 years, we have become more than best friends. We have become family. Sisters.

Anak-anaknya mengenal saya tidak sebagai ‘teman mami’. Santi mengatakan saya adalah auntie mereka.


Her children know me not as ‘mommy’s friend’. Santi told them I am their auntie.

Dan untuk saya mereka adalah anak-anak saya.

And to me they are my children.

Sejak kunjungan pertama itu saya kembali datang awal tahun ini. Saya bela-belain langsung berangkat ke Jakarta dari kantor dari hari Minggu supaya saya bisa melewatkan waktu 3 hari, 2 malam bersama mereka.

After the first visit I came again early this year. I left to Jakarta from the office on Sunday so I could be with them for 3 days and 2 nights.

Hari Senin saya ambil cuti sehingga digabung dengan hari libur saya pada hari Selasa maka saya bisa tinggal 3 hari dan 2 malam dengan mereka.

I took a leave on Monday so with my off day on Tuesday made me able to stay 3 days and 2 nights with them.

Itu pun berkali-kali Kenzie protes. Besok jangan pulang dulu dong. Kok auntie ga bisa cuti 5 hari sih?. Auntie kapan datang lagi?

Kenzie on stage. Klara & Kenzie's school had end of school year party
Kenzie protested. Don't leave tomorrow. Why can't you take 5 days of leave? When will you come again?

Klara on stage.
Saya berusaha menjelaskan. Auntie tidak bisa ambil cuti panjang, Ken. Kerjaan ga bisa ditinggalin lama-lama.

in his classroom

I tried to explain.. Auntie can’t take many leave days, Ken. I can’t leave the office for too long.

with some of his classmates
Kami mungkin tidak bisa selalu bersama dan tidak bisa bertemu setiap saat. Tapi kami saling terikat dalam kasih yang menyatukan hati, pikiran dan jiwa.

We may not be able to be together oftenly or meet at anytime we want to. But our love bound our minds, hearts and souls.