Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, March 4, 2011

Teman / Friend


Karena guru gambar kami tidak dapat datang hari ini (Rabu, 2/3) untuk mengajar di kelas TK B maka jadwal pelajaran bahasa Inggris yang biasanya diadakan setiap hari Jumat di pindah ke hari ini berhubung jamnya pada hari Jumat itu akan di pakai untuk mengganti pelajaran menggambar. Jadi hanya pindah jadwal saja.

Tapi test bahasa Inggris jadi mendadak diadakan. Biasanya buku bahasa Inggris anak TK B dibagikan pada hari Kamis. Di dalam buku itu ada catatan 5 kata dalam bahasa Inggris yang harus mereka hafalkan karena 5 kata itu akan muncul dalam test pada keesokan harinya.

Maaf ya anak-anak, hari ini kalian harus menghafal 5 kata itu di kelas. Untung saja 4 kata diantaranya terhitung mudah (red, yellow, orange & blue). Ya, menurut saya mudah. Hehe. Untuk anak-anak umur 6 tahunan itu tentunya tidak. Terhitung masih ada 3 di antara 17 anak TK B itu yang setengah mati untuk bisa menghafal ke 4 kata tsb.

Di sisi lain ada gunanya juga test bahasa Inggris ini diadakan tiba-tiba. Saya jadi tahu kemampuan menghafal setiap anak. Minggu sebelumnya nilai test mereka bagus-bagus. Tapi itu karena mereka sudah menghafal 5 kata yang akan di test sehari / semalam sebelumnya.

Dari pengalaman ini saya mengakui kebenaran petuah mantan guru SD saya supaya murid-muridnya belajar tidak hanya pada waktu besoknya akan ulangan tapi setiap hari pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya diulangi / dipelajari lagi di rumah. Belajar setiap hari itu bertujuan supaya otak tidak menjadi tumpul. Supaya materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya tidak menguap hilang dari ingatan. Lebih ringan & mudah belajar dengan cara demikian dari pada baru belajar menjelang ulangan.

Sementara itu sambil mengajar di kelas TK B pikiran saya tetap nyangkut ke kelas sendiri. Gimana ya Evelyn di sana? Kerepotan tidak dia mengajar sendirian? Kelas kami sekarang memiliki 16 murid. Bertambah 1 kemarin. Rivandio namanya. Kakaknya Rivilyo juga lulusan TK ini & sekarang sudah kelas 2 SD.

Semua bersemangat dengan punya teman baru. Pagi ini misalnya. Farrell, Kekey & Justin langsung bertanya dimana Rivan begitu mereka sampai di sekolah. Kebetulan Rivan memang datang terlambat. Nah, saya yang gurunya sendiri malah tidak memperhatikan kalau dia belum datang. Kalah saya dengan murid-murid sendiri. Hehe.

Tapi baguslah. Ini menunjukkan mereka ‘sadar lingkungan’. Karena biasanya anak TK, bahkan anak SD pun, belum tanggap dengan lingkungan di sekitar mereka. Dulu saya pernah punya murid les yang sudah kelas 2 SD tapi tidak tahu siapa saja teman-teman sekelasnya. Padahal setiap hari bertemu ya. Begitu di tanya siapa saja nama teman-teman sekelasnya, wah, dia bingung. Yang berhasil diingatnya tidak sampai separuhnya & itu pun sudah mengerahkan segenap tenaga untuk mengingat nama-namanya. Hehe.

Saya adalah termasuk tipe yang kurang ‘sadar lingkungan’. Pasti ada alasannya.

‘Terlalu cuek’, kata bonyok (bokap nyokap).

‘Terlalu individualis’, kata mantan guru-guru saya.

‘Terlalu asosial’, kata kepsek.

‘Terlalu pemalu & minder’, itu pendapat saya pribadi tentang diri saya di masa lalu.

Dulu saya memang hidup dalam ‘dunia’ saya sendiri. Saya tidak mudah bergaul. Teman sih memang selalu ada. Ya, untung saja tetap ada yang mau berteman dengan manusia yang terhitung sulit untuk di ajak bergaul. Bahkan dulu dengan keadaan kepribadian saya yang seperti itu tetap ada teman yang setia pada saya. Tentu saja bisa di hitung dengan jari.

Saya tidak menyesalinya. Mereka adalah bagian dari masa pertumbuhan saya. Kita semua mengalaminya kan. Kita harus melalui saat-saat amburadul di masa lalu untuk menjadi diri kita seperti sekarang ini.

Saya bersyukur untuk setiap teman yang saya miliki.

Ada yang usia pertemanannya masih di bawah 3 tahun tapi ada juga yang sudah lebih dari 20 tahunan.

Ada yang rutin bertemu dengan saya. Ada yang bahkan belum pernah saya temui padahal kami sudah berteman selama 22 tahun! Ya, itu adalah teman-teman pena saya di luar negeri. Jarak & biaya yang membuat kami belum pernah bisa ‘copy darat’. Hehe.

Ada teman lama yang justru menjadi sosok yang asing karena terpisah sekian tahun. Jembatan penghubung yang berusaha di bangun untuk menyebrangi jurang perpisahan selama bertahun-tahun tidak selalu mulus jalannya. Mungkin memang seharusnya teman lama lebih baik berada di tempatnya yaitu di dalam memori saja. Hehe. Karena pertemanan yang dulu bisa cocok ternyata bisa berubah sekian tahun kemudian.

Hari ini saya melihat hubungan pertemanan yang cukup indah. Pertemanan antara orang tua murid terhitung sulit untuk bisa terjalin. Tapi saya melihat (dengan gembira & bersyukur) bagaimana orang tua dari murid-murid TK A & B bisa berjalan dengan baik & malah cukup erat.

Pertemanan mereka terjadi karena setiap hari ngetem di sekolah. Menunggui anak. Dari situ ternyata berlanjut dengan saling kunjung mengunjungi, lalu juga jalan-jalan atau istilah kerennya ‘hang out’ bersama-sama, kemudian ikut senam barengan, arisan. Jadilah akhirnya mereka berteman.  

Siang ini saya bertemu dengan mamanya Clarissa saat saya sedang berjalan kaki pulang dari rumah Justin.

“Mau ikut, bu?” dia bertanya “sekalian deh ikut ke rumah mamanya Echa”.

Memang ada acara apa di sana? Saya bertanya-tanya. Seingat saya rasanya tidak ada yang ulang tahun hari ini. Ada acara kenduri? Selametan? Tapi ternyata mereka memang hanya kumpul-kumpul saja. Masak bareng. Makan bareng. Ngobrol. Anak-anak bisa bermain bersama. Wah. Salut saya. Ini bagus sekali bahwa mereka mau mengadakan acara kumpul di antara mereka tanpa harus ada yang ulang tahun / selametan / arisan.

Yang ngumpul di rumah Echa cuma Niko & Stevany berikut emak-emaknya tentunya. Hehe. Lalu kami. 

Di sana saya melihat mamanya Niko sedang memasak tumis kangkung. Lalu kami makan bareng. Hmm, sedap. Padahal cuma mie goreng buatan mama Stevany, tumis kangkungnya mama Niko. Ada tahu & ikan goreng. Sederhana banget kan tapi di makan sambil ngumpul dengan teman membuat rasanya jadi luar biasa. Hehe.& Terima kasih sekali untuk hidangan yang enak-enak itu.

Faktanya adalah bahwa sekarang ini teman-teman saya justru adalah para orang tua murid. Di luar itu saya juga punya banyak teman. Tapi dengan orang tua muridlah pertemanan itu terasa lebih lekat.

Aneh & lucu juga sih karena hal ini selalu mengingatkan saya pada masa saya bersekolah dulu. Karena bisa dikatakan saya tidak pernah melihat ada mantan guru saya yang bisa ‘gaul’ dengan orang tua murid.

Bahkan sekali pun jaman sudah berubah & manusia sekarang tidak lagi sekaku & seformal angkatan sebelumnya tapi guru masih juga banyak yang sulit ‘gaul’ dengan orang tua murid, terutama yang dikelasnya sendiri.

Yah, masing-masing punya alasannya sendiri-sendiri tapi menurut saya ada banyak untungnya kalau guru bisa ‘gaul’ (berteman) dengan baik dengan orang tua murid. Yang pasti itu membuat komunikasi dua arah bisa berjalan dengan baik. Ini kan menguntungkan untuk kepentingan bersama, terutama untuk sang anak.
___________________________________________________________________

Our drawing teacher was off today (Wednesday, March 2nd) so since he will shift today’s class to Friday, my English class too has to be shifted to today. It means to have the English test today. Sorry kids, this sudden arrangement made you have to memorize those 5 English words in class today.

But in one side it is actually good to know about their learning ability. The words are simple (red, yellow, orange, blue & green) but not too easy to memorize for 3 kids out of the 17 kids.

This too reminds me to what my former elementary teacher liked to say that it is better to re-study everything you have learn in school today to make your brain sharp than to let it evaporate as you only study before you have a test.

My mind however stuck in my own class when I was teaching English in another class. Could Evelyn manage to run our class by herself? We have 16 kids now. Having 1 new kid who joins us since yesterday.

The kids are pretty excited to have a new classmate. Farrell, Kekey & Justin have even asked about Rivandio once they got in school but didn’t see him. Well, I was their teacher & I myself didn’t realize he hasn’t got in school. Shame on me. Lol.

But it’s actually good for them to pay attention to the things & the people around them. Not all kindergarten kids have developed such awareness. Even elementary kids don’t pay attention toward what’s & who’s around them. I’ve got a former tutoring kid who were in second grade but got puzzled when asked who are his classmates. He could only named not even half of his classmates. & this required some effort for him to remember the names of his classmates.

I myself was one of those kids who are slow to pay attention towards things & people around me.

‘Being too mind of your own business’ said my parents.

‘Being too individualistic’, said my former teachers.

‘Being too anti social’, said the headmaster.

‘‘Being too shy & under self confident’, that’s my own opinion about myself in the past.

I lived in my own world. I wasn’t good at socializing. I was fortunate to have friends. Some even loyal. A difficult thing to do to a freak like me. Lol.

Well, I don’t regret it. It’s part of my growth process. We all had it. Or otherwise we wouldn’t become the people we are today.

I’m grateful for every person I can call my friend.

There are people who just being my friends for 3 years or so. But there are others who have been friends with me for 22 years! Those are my foreign penfriends. Different continent & money are the reasons why we haven’t meet in person yet.

There are those who were close in the past but turn like strangers now because of the long separation. The effort to bridge up the long silence don’t always result positively. Maybe some old friends are better kept in the past because not all of them fitted for the present.

However I’ve seen wonderful friendship develop among the parents of my students. They obviously meet everyday in school & get mingled as they wait for their kids. This follow by some regular togetherness activities, go shopping together, hang outs, do aerobic exercise, visiting at each other house. It’s really a good thing for them to do.

I met Clarissa’s mother when I was walking on my way home from tutoring Justin.

“Wanna come along to Echa’s place?” she asked me. Oh? What the occasion? I think no one in my class was having birthday. Well, why not? I was free for the whole afternoon anyway.

It turned out that they were just having sort of lunch together. & there were only Nico & Stevany along with their mothers of course. So we joined them.

The meal for lunch was simple but it tasted great. It was cooked my Stevany’s mom (the fried noodle) & Nico’s mom (the veggies). It tasted great because we had lunch together. We chatted. Joked. The kids played together. It was simple but fun. It was wonderful.Thanks a lot for the nice lunch.

It reminded me to the old school days when I’ve never seen my former teachers have had such a good relationship (friendship) with the parents of their students.

Though time changes & People change too but still there are teachers who unable to develop such relationship (friendship) with the parents of their students.

Well, they have their own reasons of course but in my opinion it will & can do good for our students if we (the teachers) can develop or have a good relationship (friendship) with their parents. It opens two ways of communication. & who will benefit most from it if it’s not the students?.

No comments:

Post a Comment