Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, March 27, 2013

Rhythm of the Rain

Listen to the rhythm of the falling rain..

Hujan… air menetes dari langit… sesederhana itukah?

Rain… water falls down from the sky.. as simple as that?

Tinggal di Bogor yang curah hujannya tinggi berarti hampir setiap hari hujan. Itu artinya payung dan jas hujan harus selalu dibawa. Saya bahkan sampai selalu membawa sandal jepit supaya sepatu tidak basah. Untung saya lebih suka membawa ransel. Semua bisa masuk. Praktis.

Bogor gets lots of rain. It means never leave the house without bringing umbrella and rain coat. I add that with sandals so when it rains heavily I can change my shoes with the sandals and my shoes don’t have to get wet. Good thing that I happen to like backpack better than any other bags. It is very practical to bring lots of things. 

at 8 am
2 minggu terakhir ini saya uber-uberan dengan hujan karena setiap hari saya usahakan bisa menjemur bantal dan guling. Biasanya sekitar jam 8 pagi saya meletakkan bantal-bantal itu di halaman. Tapi jam 2 siang saya harus mulai waspada karena hujan bisa tiba-tiba saja turun walau kelihatannya langit tidak terlalu mendung.

at 11 am
In the past 2 weeks I have put the pillows and bolsters on the chairs on the backyard. I put them there at 8 am but I have to watch the clock and the sky because it would suddenly rain at around 2 pm, eventhough the sky barely cloudy.

Ngapain saya kerajinan amat ngejemur bantal dan guling? Ya, itu karena kami akan menginap di kamar tamu pada akhir minggu ini berhubung akan ada acara sampai malam. Nah, dari pada repot mikir urusan kendaraan untuk pulang, lebih praktis menginap semalam saja disini.

Now why would I put those pillows and bolsters out in the sun for the past 2 weeks? Well, we will have an event this weekend and we will spend a night at the guest room. It is more convenient for us to spend a night at the guest house than to go home late in the evening.

Lantas ngapain repot-repot ngejemur bantal dan guling?

So why do I have to put the pillows and bolsters out in the sun?

Kamar tamu itu lembab. Bantal dan guling jadi bau. Terakhir kali kami menginap di kamar itu, kami susah tidur karena terganggu dengan baunya. Untung saya membawa kain Bali yang selalu saya bawa setiap kali saya akan pergi menginap. Jadi bantal yang saya pakai saya bungkus dengan kain itu. Teman-teman saya yang tidak membawa kain mengakali dengan membungkusnya memakai baju dan handuk. Kami menggerutu tapi juga tidak habis-habisnya tertawa. Menggerutu dan menertawai bantal-guling bau itu serta berbagai upaya yang kami lakukan untuk meredam baunya. Hehe.

The room is damp. Making the pillows and bolsters smell so bad. The last time we spent a night at that room we couldn’t sleep because of the smell. I was lucky that I always bring my Balinese cloth whenever I go traveling or have to spend a night in other people’s place. My friends who didn’t have such cloth, came up with the idea to wrap the pillows with their clothes and towels. We grumbled and laughed over it. Lol.

Jadi, demi ketentraman hidung kami semua, saya mulai menjemur bantal dan guling itu 2 minggu sebelum kami menginap lagi di kamar ini. Tapi hujan selalu mengintai…

And for 2 weeks prior to our stay I put those pillows and bolsters out in the sun though I must always check on the afternoon sky for rain might just fall at anytime..

Dan gara-gara hujan pula, beberapa tahun lalu saya pernah terpeleset ke lubang di jalanan yang tidak kelihatan karena hari sudah gelap, hujan lebat dan lubang itu terendam air. Akibatnya kaki jadi keseleo. Duh..

Few years ago, rain has made me slipped to a hole on the ground. It was dark, rained heavily and the hole filled with water. I didn’t see it. I sprained my ankle because of that. Ouch...

Selain itu hujan pernah bikin saya sakit sampai 3 hari. Kejadiannya tahun lalu waktu ruang kerja saya kebanjiran. Kami harus menguras airnya keluar dan mengepelnya. Malamnya jari-jari tangan saya bengkak dan saya demam.

the source of leak
Rained made me ill for 3 days. It happened last year when my office room was flooded. We had to scoop the water out of the room and mopped it. My fingers swelled in the evening and I had fever.

Berhubung kantor tidak mau merubah saluran air di atas ruangan kerja saya, maka saya harus mencari akal untuk mencegah supaya jangan sampai saluran air keparat itu bikin perkara lagi. Jalan keluarnya adalah 1-2 minggu sekali saya minta orang naik ke atap untuk membersihkannya.

Since the office won’t do anything about the water duct on the roof just above my room, I had to find a way to make that darn duct from leaking and flooding my room again. So every 1-2 weeks I ask someone to go up to the roof to clean and check if it is working properly.

The door to the back
terrace
Di rumah pun kalau hujan sangat deras, air dari halaman belakang bisa naik sampai masuk ke teras. Pada suatu malam di saat saya sedang nonton tv sendiri di ruang tengah, tiba-tiba saya kaget sekali karena melihat Doggie sedang mengintip ke dalam lewat jendela di samping saya.

Water could flood the back terrace when it rains very heavily. Once I was watching a late hour movie, the rest of the house already went to bed and it was pouring rain outside. Suddenly I saw Doggie peeped through the window which is next to where I sat.

Malam itu sedang hujan deras dan rupanya air sudah naik sampai ke teras belakang dan Doggie yang selalu tidur disitu tidak bisa menemukan tempat kering sehingga dia naik ke atas kursi yang menempel ke jendela. Dia tidak menggonggong atau menggaruk-garuk jendela. Dia hanya duduk dan mengintip ke dalam sampai akhirnya saya melihat mukanya yang hampir menempel di kaca jendela.. hehe.

It turned out that water has reached the back terrace and Doggie who always sleeps there couldn’t find any dry spot. It jumped up to the chair that happens to be placed next to the window. It didn’t bark or scratch the window. It just peeked through the window until I saw its face so close to the glass. Lol.

Buru-buru saya membuka pintu belakang dan Doggie kelihatan sangat lega ketika dia melompat masuk ke dalam. Malam itu dia terpaksa tidur di dalam rumah. Kami tidak membiasakan dia untuk tidur di dalam dan karena itu dia juga tidak betah berada di dalam rumah pada malam hari. Tapi ya malam itu perkecualian..

I opened the door to the back terrace to let Doggie in. It looked so relief. Well, it had to sleep in the house that night. We don’t let it sleep in the house at night and this make it doesn’t want to stay in the house at night either. But that night we made an exception..

Hujan pernah pula membuat saya dan Andre beberapa kali nyaris terdampar di Bali. Hujan deras membuat jalan banjir dan menciptakan macet. Waduh, sampai jantungan kami karena takut ketinggalan pesawat. Percuma saja berangkat dari hotel lebih awal. Waktunya habis di jalanan yang macet.

The pouring rain has made Andre and I stranded in Bali because it flooded the roads, creating bad traffic jam. We were so nervous thinking we might miss the plane. It was useless that we had left the hotel early. Time lost on the traffic jam roads.


Jadi begitu sampai di bandara, terbirit-biritlah kami lari menuju gerbang untuk boarding. Tapi mungkin karena kaki saya lebih pendek dari kaki Andre, saya selalu ketinggalan beberapa langkah dibelakangnya. Jadi kalau lagi terburu-buru begitu, Andre pasti menggandeng saya; setengah menarik, setengah menyeret saya.. hehe..

Once we got at the airport, we ran like hell to the boarding gate. Since my legs are shorter than Andre’s, it makes me always walk few steps behind him. So when we were in a hurry, he would hold my hand and half pull, half drag me.. lol.

Ya begitulah ceritanya air turun dari langit bisa menciptakan berbagai kehebohan..

So that's the story about the water falling down from the sky... it can create many unexpected things sometimes...

Saturday, March 23, 2013

Time

Waktu adalah teman. Waktu adalah musuh.

Time is a friend. Time is an enemy.

Tasya (second, left - front)
Belum lama ini saya ditemukan oleh mantan murid saya, Tita, di Facebook. Beberapa hari kemudian kakaknya, Tasya, yang juga adalah mantan murid saya ikut meng-add saya di Facebook.


Tita (Tasya's sister) at far left





A former student of mine in kindergarten has somehow tracked me down through Facebook. Tita and I are now connected through Facebook, followed by her sister, Tasya, who was also my former student in the same kindergarten.

Tita & Tasya
Hampir tidak percaya saya melihat foto-foto mereka. Sudah jadi remaja yang cantik-cantik. Rasanya baru kemarin kita main petak umpet, gelitik-gelitikan dan bermanja-manja bareng. Kontak terputus setelah mereka lulus dari TK.

I look at their pictures and hardly believe they have grown into beautiful teenagers. It seems like yesterday when I played hide and seek with them, tickled and cuddled them. I lost contact with both of them after they graduated from kindergarten.

Time, where did you go?

Kira-kira bulan lalu saya mendengar kabar tentang meninggalnya ibu dari mantan murid saya. Mobil yang mereka tumpangi terbalik di jalan tol. Ibu ini meninggal seketika. Dan untuk beberapa hari setelah mengetahui tentang kematiannya, saya masih sulit menerima kenyataan bahwa saya masih bertemu dengan dia beberapa minggu sebelum kecelakaan itu terjadi, dia masih begitu hidup, segar, sehat, ceria dan kami mengobrol lumayan panjang. Dia cantik, lebih muda dari saya, cerdas, enerjik dan anak-anaknya masih di SD.

Last month I heard a news that a mother of my former student in kindergarten was killed in car accident in the highway. For few weeks after I heard that news, I still unable to accept the fact that she has passed away. We met few weeks before that accident. She was so alive, fit, healthy, cheerful and we had quite a long chat. She was beautiful, younger than me, smart, full of energy and her two kids are still in elementary school.

Time, what have you done?

Menjelang tutup tahun 2012, seorang senior saya di tempat kerja mengalami sakit yang tidak lama. Beliau segera kembali sehat tapi kami sulit percaya kondisi daya ingatnya amat sangat menurun sampai beliau menjadi seperti seorang yang hilang ingatan. Dibutuhkan waktu sampai lebih sebulan untuk beliau mulai bisa mengenali orang dan bisa merespons ketika di ajak bicara.

As the year 2012 drew to a close, a senior at my work got ill. It was just for a few days but the impacted shocked us all because he nearly lost all of his memory. It took him about a month before he could regain some of his memory and could respond when we talk to him or ask him question.

Time, what did you do?

2 bulan lagi saya akan berumur 42. Saya melihat ke belakang. Sudah panjang perjalanan hidup yang telah saya tempuh. Saya melihat ke depan dan bertanya-tanya berapa panjang jalan yang terbentang di sana.

I will turn 42 in another 2 months. I take a look at the road behind me. It has been a long journey. I look on the road in front of me and wonder how long it is.

Time, where will you take me?

Setiap saat di rumah, saya mendengar dan melihat hal-hal yang berkisar tentang kondisi fisik orang tua saya. Kadang saya merutuki hari-hari yang telah lewat karena tidak memberikan kesempatan untuk membuka jalan yang dapat memberikan solusi untuk memperbaiki kondisi mereka.

Whenever I am at home, I see and hear things about my parents physical condition. Sometimes I curse the days in the past for they did not give ways that could solve our hardship.

Time, will you take our side from now on?

5 tahun sudah saya dan Andre saling menjalin kasih. Kami memang cenderung berhati-hati dengan hubungan ini. Siapa pun akan demikian kalau sudah berkali-kali mengalami kasih yang terputus di tengah jalan. Terutama saya. Pengalaman masa lalu membuat saya ekstra hati-hati, hampir bisa dikatakan kehilangan selera untuk merajut mimpi tentang Cinderella menemukan Pangerannya. 


It has been 5 years for Andre and I having this relationship. We tend to be careful with this relationship. Anyone would do the same after experienced many broken relationship. Me particularly. The past makes me live my life with extra caution. In fact I have lost any interest to dream that Cinderella is finding her Prince Charming.

Time, you are dream builder and dream destroyer…

10 hal apa saja yang akan anda lakukan sebelum meninggal? Pasti ada banyak yang ingin dilakukan tapi disederhanakan sajalah menjadi 10 hal karena jumlah yang sedikit lebih memungkinkan untuk diwujudkan.

10 things to do before you die, what would that be? There are many things we want to do before we die but 10 are more convenient to make them come true.

Kalau harus membuat daftar 10 hal yang ingin saya lakukan sebelum saya meninggal, maka saya akan menuliskan hal-hal ini; punya duit banyak supaya orang tua bisa berobat, bisa betulin rumah, bekerja sebagai guru, kuliah lagi, bisa beli kamera digital super canggih, pindah ke Amerika supaya bisa tinggal dengan Andre, menulis buku tentang pengalaman hidup, punya sekolah dan rumah sakit, terjun payung dan belajar berenang.. hehe… eh, serius, itu hal-hal yang paling saya inginkan.

If I had to make my list of 10 things I want to do before I die, I would put these things in that list; to get lots of money so I could afford any expenses for my parents to get their physical condition fixed, renovating the house, work as teacher, go back to college, buy a sophisticate digital camera, move to America to live with Andre, write books about my life experiences, have my own school and hospital, go skydiving and learn how to swim.. haha.. seriously, those are the things I really want to do and have. 

Time, I don’t give a damn whether you are on my side or not, or how many dreams you have destroyed, I am gonna get what I am entitled to have and there’s nothing you can do to stop me from getting them..

Friday, March 22, 2013

Toxic


Apa saja yang bisa dikategorikan sebagai racun?

What substance can be categorized as hazardous?

Segala sesuatu yang membahayakan kesehatan tentunya bisa dimasukkan dalam kategori racun. Tapi apa yang melintas pertama kali dalam pikiran kita bila kita melihat atau membaca kata ‘racun’?

Everything that is endangering our health can be categorized as hazardous substance. But what crosses your mind when you see the word hazardous?

Apakah kita akan spontan berpikir tentang racun tikus atau sianida? Obat nyamuk? Bahan pengawet? Ular berbisa? Atau kita berpikir tentang zat-zat beracun yang berada dalam tubuh manusia?

 Do we spontaneously think about rat extermination, mosquito repellent or cyanide? Preserves substance? Or we think about the toxic in our bodies?

Tapi yang sedang saya pikirkan adalah racun dalam pikiran. Bukan pikiran siapa-siapa. Ini berbagai macam hal yang ada dalam pikiran saya.

Well I was thinking about the toxic in my mind.

Saya memang orang yang selalu punya banyak pikiran. Mungkin karena saya tipe orang yang tertutup jadi yang benar-benar saya rasakan, semua keluh kesah, ketakutan, kecemasan, kemarahan, kesedihan dan ketidakpuasan disimpan dalam hati.

I always have lots of thoughts. Maybe because I am a reserved person so I keep true feelings that contains of anger, worries, sadness, disappointment, fear and discontentment only to myself.

Cuma sekitar enam bulan terakhir ini pikiran itu merubah saya menjadi seorang yang berpikir negatif. Saya tidak bisa mencegahnya. Bahkan sebetulnya ketika saya mencoba untuk berpikir positif dan optimis, yang terjadi justru kebalikannya. Tapi ketika saya berpikir tentang semua yang negatif dan membayangkan segala hal yang paling buruk, tidak ada satu pun yang terjadi. Akhirnya saya enggan untuk berpikir tentang hal positif.

In the past six months they have changed me as a negative thinker. I can’t stop it. When I tried to think positive and be optimist, things happened differently. None of the positive things I thought happened. But when I think about negative things and even imagine every possible worst things or situation, none of those things happen. Now with all this, I reluctant to think positive.

Gila kan?

Yes, it is crazy.

Lebih gilanya lagi saya bisa menampilkan diri sebagai orang yang sangat kebalikan dari apa yang ada di dalam diri saya. Tanya saja pada orang-orang yang mengenal saya. mereka pasti mengatakan bahwa saya adalah orang yang ceria, lucu, tidak gampang marah, sabar, tidak cepat ngambek atau tersinggung.

What more crazy is I can appear as a different person outwardly than what I really am inwardly. Just ask the people who know me. They will tell you that I am a cheerful person, funny, patient, not the kind of a moody person nor easily offended.

Ngeri juga saya melihat diri saya. Bagai memiliki dua sisi yang sangat bertolak belakang. Di dalam satu tubuh ada Dr. Jeykill dan Mr. Hyde. Gelap dan terang.


It scares me though because it seems like having two different side of personalities. There are Dr. Jeykill and Mr. Hyde in one body. Light and dark.

 Saya tidak tahu bagaimana cara untuk menghentikan atau merubahnya. Akhirnya saya pikir selama hal ini tidak membahayakan orang lain, ya, sudahlah.. biarkan saja. Lagipula ini juga tidak mempengaruhi pekerjaan saya.

I don’t know how to stop or change it. At the end I thought as long as this won’t hurt other people, well, yeah.. let it be. Beside, it doesn’t affected my work either.

Tapi kadang capek juga saya dengan sisi diri saya yang satu ini. Dulu saya pernah mencoba meredam dan menghilangkannya dengan merokok, lalu berpindah dengan alkohol tapi efeknya tidak baik untuk kesehatan fisik sehingga saya hentikan.

However, it dries me up sometimes. It the old days I tried to sedate and get rid of it by smoking, after that switched to alcohol but both effect were not good for health so I stopped.

Kemudian beberapa waktu lalu saya sempat mencoba valium milik Andre. Yah, lumayan juga untuk menenangkan walau hanya untuk beberapa jam. Andre tidak menyarankan saya untuk meminumnya. Dia sendiri tidak memakai obat itu kalau tidak sangat terpaksa dan dia menyembunyikan obat itu dari saya ketika dilihatnya saya mulai agak terlalu rajin meminumnya.

Sometime ago I tried taking Andre’s valium. It calmed me down for few hours. Andre doesn’t recommend it though. He only takes it when he thinks he really really needs it. And so he hid it when he saw I have been taking it too often.

Yah, akhirnya saya berpikir berbahaya juga karena obat ini tidak menyembuhkan. Saya mungkin gila, tapi belum segila itu sampai tidak lagi bisa berpikir mana yang membahayakan dan mana yang tidak.. hehe…

I eventually thought it is not curing. I might be mad but not that mad so I could no longer think which one is good and which is not.. lol..

Sebetulnya ada satu obat yang sangat ampuh dan sudah terbukti manjur yaitu dengan berada di antara anak-anak. Mereka memang menguras enerji tapi mereka memancarkan semangat hidup, keceriaan dan ketulusan yang murni.

There is one cure. Being with the children. They are energy sucker but they have this unsinkable spirit and purity.

Sekarang takaran obat itu berkurang dan akibatnya terjadi peningkatan dalam kadar racun di pikiran saya… hehe..

Now I get that cure not as much as before so there are increase level of toxic in my mind.. haha.. but seriously, this is what really happens.

Saya mencoba cara lain; menambah kegiatan di luar pekerjaan. Mungkin pekerjaan saya ini membuat saya mulai menjadi tumpul. Karena itu saya mencari kegiatan yang bisa menggugah semangat dan memompa adrenalin.

I try other medication; getting more activities outside work. Maybe work has made me dull. It is why I seek for activities that can pump up my spirit and give me adrenaline rush.

“Hun, can we do paragliding again?” 'yang, kapan kita bisa terbang layang lagi? pertanyaan saya itu sontak membuat Andre tertawa.

“Hun, can we do paragliding again?” my question made Andre laughed.


“I thought you swore never to do that again” kirain kamu sudah kapok, katanya “what makes you change your mind?” kok bisa berubah pikiran?

“I thought you swore never to do that again. What makes you change your mind?”

“I don’t know.. I just want to do some crazy things” ga tahu.. lagi pengen lakuin hal-hal gila jawab saya jujur. Hehe.. lebih baik melakukan hal-hal seperti itu kan dari pada pikiran saya bikin saya jadi gila.

“I don’t know.. I just want to do some crazy things” I sincerely meant it.. after all, better doing crazy stunts than letting my mind driving me crazy.

“Alright, if that’s what you want. We will go up to the sky when I visit you in May” ok deh, kalau itu yang kamu mau. Kita bakal terbang layang lagi nanti kalau aku datang bulan Mei.

“Alright, if that’s what you want. We will go up to the sky when I visit you in May”

Ya, saya memang memintanya datang pada bulan Mei karena ingin merayakan ulang tahun saya bersamanya. Tidak apa-apa kalau dia hanya bisa berada di sini kurang dari seminggu. Saya sudah mengambil satu hari cuti supaya bila di gabung dengan hari libur bisa dapat kira-kira dua setengah hari. Lumayanlah untuk bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan dia.

Yes, I did ask him to come in May because I wanted to spend my birthday with him. It doesn’t matter if he can’t stay less than a week. I have taking one day leave so adding it with my day off then I will have about two and half days off. Not to bad to spend time with him. Just the two of us.

“Do some crazy things, eh?” melakukan hal-hal gila? Andre menggoda saya.

“Do some crazy things, eh?” Andre teased me.

“Yep, to make me sane, baby” ya, supaya saya jadi waras.

“Yep, to make me sane, baby” I grinned.

“So it is true what they say that life begins at forty” mungkin benar juga ya orang bilang hidup mulai di umur 40, dia ngakak.

“So it is true what they say that life begins at forty” he laughed it out loud.

“Nope, life becomes crazier” hidup yang jadi lebih gila jawab saya “maybe I become crazier” mungkin saya juga jadi makin gila.

“Nope, life becomes crazier. Maybe I become crazier”

Racun-racun itu memang bisa bikin saya jadi gila kalau saya tidak melakukan hal-hal utnuk menetralisirnya.

Those toxic can turn me into a mess if I don’t do anything to neutralize them.

Begitulah saya belajar untuk hidup berdampingan dengan segala racun dalam pikiran saya. Bila tidak dapat mengusir atau menghilangkannya, saya belajar untuk bisa menerimanya sambil berupaya supaya mereka tidak menghancurkan diri saya, kehidupan saya, pekerjaan saya atau orang-orang disekitar saya. 

In the meantime I learn to live with them. When I realized I can’t get rid of them, I learn to accept and do my best on prevent them from not destroying me, my life, my work or the people around me.

Hehe… mengerti maksud saya?

Get it?

Racun-racun itu membuat saya belajar untuk lebih bisa mengendalikan diri, lebih sabar, tegar, tabah, fleksibel. Aneh memang bahwa kehadiran racun-racun itu justru membuat kepribadian saya semakin berkembang ke arah positif.

Those toxic have made me learned about self control, to be patient, tough, strong, flexible. It is odd though to think that their presence have shaped my personality to the better.

Tapi omong-omong, siapa yang menyanyikan lagu berjudul Toxic?

But just wondering, Toxic is a song title. Does anyone know who sings it?

Thursday, March 21, 2013

Animal Song


Kecintaan saya pada anjing dimulai tahun 1980an sewaktu ayah saya menghadiahi saya seekor anjing spaniel. Anjing itu kami miliki dari tahun 1983 sampai tahun 1989.


My affection for dogs started in the 1980s when my father gave me a Tibetan spaniel. We had that dog from 1983 to 1989.

Kesedihan melihat anjing itu sakit dan kemudian meninggal membuat kami agak kapok memelihara anjing lagi.

The sorrow watching the dog got ill and later died made us felt we didn’t want to have another dog.

Kemudian kami pindah ke Bogor tahun 1998 dan kami menemui lingkungan yang amat sangat berbeda dengan lingkungan tempat tinggal kami di Jakarta. Di Bogor ini kami tinggal di kompleks perumahan yang ternyata banyak anjingnya. Pada waktu itu seorang tetangga memelihara 3 ekor anjing.

We moved to Bogor in 1998 and we found out that our neighborhood is so much different with the one we lived in Jakarta. There are many dogs here. We even had a neighbor who owned 3 dogs.

Dan anjing-anjing itu kadang membawa atau diikuti oleh anjing-anjing dari blok lain sehingga akhirnya blok tempat tinggal kami selalu ramai dengan kehadiran berbagai macam anjing.

And those dogs seemed to have brought other dogs so our block had always had many dogs.

Lama-lama kami, terutama saya dan ayah saya, bersahabat dengan anjing-anjing ini. Di depan pagar rumah, kami menaruh kaleng berisi air untuk minum anjing-anjing itu dan kami selalu menyisihkan makanan untuk mereka tanpa peduli apakah mereka anjing peliharaan atau anjing liar. Tapi yang diutamakan tentunya yang terlihat lebih kurus dan tidak terawat.

Soon enough my father and I made friends with those dogs. We even had a can of water in front of our gate for them to drink and we spared some leftovers to feed them. Those who looked neglected had our special attention and care.

Tapi ibu saya mengatakan tidak mau memelihara anjing lagi. Takut rumah jadi kotor. Takut tanamannya diacak-acak. Jadi karena itu akhirnya seekor anjing milik tetangga kami itu menjadi anjing kesayangan saya dalam artian saya memeliharanya seperti memelihara anjing sendiri tanpa si anjing benar-benar menjadi milik saya karena dia selalu pulang ke rumahnya sendiri.

Still, my mother said she didn’t want us to have another dog. She didn’t want the house would be dirty or the dog would dig her plants out. So it made me sort of half owned our neighbor’s dog.


Untungnya tetangga kami itu tidak keberatan berbagi anjingnya dengan saya. Anjing itu sendiri juga menganggap dia memiliki dua tuan, dua rumah dan juga dua nama… hehehe… ya, karena saya memberinya nama Totol karena tidak tahu nama aslinya. Anehnya Totol mengenali nama pemberian majikannya dan nama pemberian saya.

Luckily that neighbor didn’t mind to share his dog with me. The dog itself seemed to accept that it had two masters, two houses and two names.. lol.. yes, I named it Totol because I didn’t know its real name. Strange is Totol recognized the name given by its real owner and the name I gave it.

Sayangnya Totol meninggal saat melahirkan anaknya yang sungsang dan bikin saya menangis setiap malam selama beberapa minggu. Kesedihan saya lebih karena rasa menyesal tidak mengetahui malam itu adalah malam terakhir saya melihat Totol masih hidup, dia masih dengan gembira menyambut saya pulang dari kantor, padahal perutnya sudah sangat besar dan malam itu sedang hujan. Siapa kira kalau malam itu dia mengalami proses kelahiran yang akhirnya membuat dia kehilangan nyawa. Seandainya saya tahu, kami pasti akan membawanya ke dokter hewan.

Unfortunately Totol died while it was in labour process. It made me cried every night for several weeks. My sorrow came from regret for not knowing its labour would come that night. I didn’t know that night would be the last time I saw it alive, it was raining and still it looked so happy to see me got home from work, jumped around with big belly. If only I knew, we would bring it to the vet.

Saat itu saya merasa tidak sanggup untuk memelihara anjing lagi.

I thought I would never want to have a dog again.

Beberapa bulan kemudian anjing-anjing di kompleks perumahan kami menghilang. Yang hilang ini adalah anjing yang berkeliaran di jalan. Ini termasuk anjing-anjing milik tetangga kami itu. Tidak seorang pun dari kami mengetahui apa yang terjadi pada anjing-anjing itu. Apakah dibunuhi oleh orang yang tidak suka anjing atau di bunuh untuk di makan?

Several months later the dogs in our housing complex went missing. Including our neighbor’s dogs. We never knew what happened to those dogs. Would anyone kill them or caught, killed and ate them. Yes, some people in Indonesia like to eat dog.

Saya berpikir Totol terhindar dari semua itu dan hanya dia yang setidaknya ketahuan dimana tubuhnya berada karena dia di kubur tidak jauh dari rumah kami. Sementara anjing-anjing yang lain hilang lenyap tidak ketahuan kemana rimbanya.

I thought Totol, being had died before it happened, were spared and it is the only dog whose body, or the remains of it, can still be found because it was buried not too far from my house.


 Doggie adalah hadiah ulang tahun saya yang tidak direncanakan.

Doggie was my unexpected birthday present.

Adik ayahnya menemukan seekor anjing berkeliaran di jalan dan memutuskan untuk membawanya pulang. Sayangnya (atau untungnya) anjing-anjing dirumahnya tidak bisa menerima kehadiran pendatang baru itu. Karena selalu berkelahi akhirnya Doggie diberikan kepada ayah saya.

My father’s sister found Doggie on the street. She brought it home only to find out that her other dogs didn’t welcome it. They were constantly fighting with Doggie.

Sudah 6 tahun Doggie tinggal bersama kami. Menjadi kesayangan kami semua, termasuk ibu saya yang tadinya tidak mau menerima kehadirannya. Terbukti Doggie adalah anjing yang tahu diri, gampang untuk dididik dan diajar. Cuma kadang-kadang saja dia menggali-gali tanah untuk ditiduri kalau udara terlalu panas atau barang-barang gombrang gambreng kalau dia sedang berburu tikus, cicak atau kadal.. hehe..

It has been 6 years Doggie lives with us. We love it, including my mother who at first couldn’t accept it. But Doggie is a nice, polite, easy to teach and discipline dog. It only occassionaly dug up a hole in our yard as a place to lie down when the weather was hot or sometimes it made a little mess when it was having mouse or lizzard hunt.

Punya anjing banyak untungnya. Baik untuk jadi teman, penjaga rumah, menyingkirkan binatang hama (tikus dan ular) dan juga untuk menenangkan, menyenangkan atau menyibukkan murid-murid les saya karena kebetulan juga Doggie menyukai anak-anak kecil. Dan anak-anak itu juga menyukai Doggie. Buktinya Doggie selalu berada di samping mereka saat mereka sedang belajar. Sekali-sekali mereka atau saya menyempatkan diri untuk mengelus-elus, menepuk kepalanya atau malah memeluk serta menciumnya. 

Having a dog in the house bring many benefit. It can be a friend, a guard, keep away unwanted animals (mouse and snake) and to calm the nerve. My tutoring students like Doggie and the dog itself like to be around children. I allow it to present when I tutor the kids so they or myself sometimes give it a hug, kiss, caress or patting its head in the middle of tutoring.

Eh, saya pernah baca cerita tentang seorang dokter gigi yang sengaja membiarkan anjing peliharaannya berada di ruang prakteknya karena hal itu membuktikan pasiennya menjadi lebih tenang saat sedang menjalani pengobatan. Kemudian ada juga rumah sakit yang melibatkan anjing sebagai alat terapi bagi pasien-pasiennya.

Actually, I read a story about a dentist who brings his dog to his practice because the dog presence helps calming down his patients while they are undergoing medication. And there is hospital that uses dogs as a therapy for their patients.

Sementara saya memiliki Doggie, Andre memiliki Max. Senang juga punya pacar yang menyukai anjing karena mantan-mantan saya yang lain tidak seorang pun yang suka anjing.

And so while I have Doggie, Andre has Max. It is actually very nice to have a boyfriend who likes dog because my former boyfriends never share my fondness for dogs.

“I will buy a house if you agree to move in with me” saya akan beli rumah kalau kamu setuju untuk tinggal sama saya kata Andre “a house that has wide back and front yard so it is convenient for us to have more than one dog” rumah yang punya halaman depan dan belakang cukup luas supaya enak buat kita memelihara anjing lebih dari satu.

“I will buy a house if you agree to move in with me” that is what he told me “a house that has wide back and front yard so it is convenient for us to have more than one dog”

Sesuatu yang saya inginkan. Kami tinggal bersama serumah. Memelihara 2-3 ekor anjing. Ah.. kapan ya semua terwujud..

I want it very much. We live in our own house. Having 2-3 dogs around. When will it come true?


Oya, judul di atas itu adalah judul lagu Savage Garden.

By the way, the title is a song of Savage Garden.

Wednesday, March 20, 2013

Big Big World


Lagunya sederhana. Kata-katanya sederhana. Iramanya sederhana.

Simple song. Simple words. Simple lyrics.


Coba dengerin lagunya...

Listen to the song..

'I'm a big girl'... terjemahannya bukan 'saya perempuan yang gede' lho.. hehe. Bahasa Indonesianya berarti 'saya bukan lagi anak kecil'.

I'm a big, big girl.. means I am no longer a child.

In a big worlddi dunia yang besar (lagi-lagi tidak mengacu pada ukuran).

Saya pernah berada di dunia yang besar ini kemudian pergi meninggalkannya untuk masuk dalam dunia yang kecil. Tapi karena alasan-alasan tertentu, saya harus meninggalkan dunia kecil saya dan kembali masuk dalam dunia yang besar.

I lived in this big world but I left it to be in a small world. Due to some reasons I had to leave my small world to enter this big world again.

Perasaan saya tentang hal-hal yang saya temui dalam dunia yang besar ini digambarkan dalam lirik lagu itu,

How do I feel about it? this lyrics say it all,

I can see the first leaf falling
It's all yellow and nice
It's so very cold outside
Like the way I'm feeling inside

Sudah pernah lihat daun-daun pertama berguguran dari pohonnya? Biar pun di Indonesia tidak ada musim gugur tapi saya pernah melihat daun-daun berguguran. Pemandangan yang indah.

I have seen leaves falling off the trees though there is no autumn in Indonesia. It surely a beautiful sight.

Ada keindahan tapi pada saat bersamaan saya menemukan banyak hal yang membuat hati saya berubah menjadi kosong dan dingin sejak saya meninggalkan dunia saya yang kecil itu dan masuk ke dalam dunia yang besar.

There are beautiful things but at the same time my heart turns empty and cold since I left my small world and be in this big world.

But I do, do feel that I do, do will miss you much

Saya belum lama kembali di dunia yang besar ini dan kejadian demi kejadian, manusia demi manusia, pemikiran demi pemikiran.. telah membuat saya kehilangan apa yang dulu pernah saya pegang erat, yang saya pertahankan walau kelihatannya langit akan runtuh menimpa saya.. dan saya memutuskan untuk tidak mempercayai semua itu lagi, saya mengucapkan selamat tinggal pada tokoh yang dulu pernah menjadi segalanya bagi saya.

It hasn’t been a long time since I return to this big world and things, people, thoughts.. have made me lost what I used to hold on tight, what I refused to give in though it looked as if the sky would fall upon me.. and I decided not to believe them anymore, I said goodbye to the One who used to be everything for me.

I have your arms around me
Warm like fire
But when I open my eyes
You're gone

Dulu memang demikian. Sampai kemudian saya melihat bahwa saya mendapati bahwa sebetulnya saya sendiri karena dalam banyak peristiwa, tetap saja fisik dan perasaan saya yang lebih dulu kena tamparan. Saya mengira ada lengan yang memeluk dan melindungi saya tapi sebetulnya tidak ada.
It used to be that way. Until I realized I have been actually always on my own because events by events showed me that it has always been me, physically and emotionally who got the slap. I thought there were arms that hugged and protected me but there was none.

Outside it's now raining
And tears are falling from my eyes
Why did it have to happen
Why did it have to end

Saya mungkin tidak akan pernah mengerti kenapa semua yang saya alami harus membawa saya sampai ke titik kesimpulan ini karena saya tidak pernah mau semua harus berakhir begini.

I may never understand why everything I have been through had to get me to this point because I never wanted it to end like this.

Kadang-kadang saya berharap saya tidak pernah kembali lagi ke dunia yang besar ini karena sekalipun peristiwa-peristiwa yang saya alami membuat kedewasaan saya semakin berkembang dan kokoh tapi ada sisi-sisi dalam diri saya yang hilang.

Sometimes I wished I never had to return to this big world because though the things I have been through have made me more mature and tough but I also lost things in myself.

Saya terjepit dalam dilema. Terjebak dalam ketidakmengertian.

I am stuck in dilemma. Caught in confusion.

Tapi saya tidak bisa berhenti berjalan. Entah suka atau tidak, saya masih harus meneruskan perjalanan di dunia yang besar ini.

But I can’t stop now. Whether I like it or not, I have to continue my journey in this big world.

Kalau anda bingung, … yah, saya sendiri juga bingung.

If this confuses you, … hell, I myself am confuse.

Dan payahnya, saya tidak bisa menceritakannya pada siapa pun.

The darn thing is, I don’t have anyone I can tell about this.

Orang tua saya terlalu sibuk dengan urusan kesehatan. Masa mau saya tambahi lagi dengan membagi segala keruwetan dalam otak saya?

My parents are too busy being unwell. Would I bother them with my complicated mind?

Orang-orang di sekitar saya? Banyak yang baik tapi sedikit yang benar-benar bisa di percaya.

People around me? Many of them are kind but less are really trustworthy.

Teman? Kami berbagi tawa tapi saya bertanya-tanya apa mereka juga bisa diajak berbagi air mata.

Friends? We share our laugh but I wonder if I could share them my tears.

Sahabat? Mereka berpikir saya adalah orang yang tegar, hampir tidak mungkin menemui kenyataan bahwa saya sebetulnya adalah orang yang penuh dengan keresahan.

Best friends? They think I am an unbreakable person, it is almost impossible to find the truth that I am a restless person.

Andre? Kami terpisah oleh jarak yang demikian jauh hingga rasanya seperti tidak punya kekasih karena sebagian besar dari waktu yang ada saya lewatkan tanpa kehadirannya.

Andre? There is a huge distant separating us that it feels I don’t have any boyfriend because I spend most of my time without his presence by my side.

Dunia yang besar ini menyadarkan saya bahwa dia telah membangun tapi juga menghancurkan saya. Dia membuat saya mendapatkan dan kehilangan banyak hal. Dia membuat saya bersyukur tapi juga menyesalinya. Dia membuka mata saya supaya saya melihat bahwa saya bukan lagi kanak-kanak yang lugu tapi seorang dewasa. Suatu anugerah sekaligus kutukan.


This big world made me realize that it has build but also destroy me. It gives and takes lots of thing to and from me. I am grateful but yet also keep regret. It opens my eyes so I can see that I am no longer an innocent child but an adult now. A blessing but also a curse.

Sunday, March 17, 2013

Girls Just Wanna Have Fun

Cyndi Lauper.

Mereka yang lahir sebelum tahun 1980 pasti tahu siapa penyanyi asal Amerika yang tampilannya aneh itu.

I think those who were born before 1980 know this funky American singer.

Dari semua lagunya, yang paling saya sukai adalah lagu dengan judul di atas itu. Lagu itu juga terhitung beken.

And of all of her songs, Girls Just Wanna Have Fun is my favourite. It was actually quite popular in the 1980s.
Girls Just Wanna Have Fun… Cewe-cewe Cuma Pengen Bersenang-senang..

Saya terbangun di hari Rabu (13/3) dengan pemikiran demikian walau sempat terombang-ambing antara ragu dan cemas tapi sorenya jadi juga saya pergi ke jalan Sukasari untuk menonton arak-arakan dalam rangka memperingati perayaan Cap Go Meh.

I awoke on Wednesday, 13th March with the thought that I would just want to have fun today though I did have doubt and worries but in the afternoon I made up my mind and went to Sukasari street to see the Cap Go Meh parade. It is an annual festival commemorating the 15th day after Chinese new year.


Sampai di sana belum ada jam 5.30.

Got there before 5.30 pm.

Weleh, hujan tiba-tiba turun. Ini dia yang tadi sempat bikin saya ragu dan cemas. Maklum, selain curah hujan di Bogor memang tinggi, beberapa bulan belakangan ini sepertinya hujan turun tidak pakai aturan lagi.. hehe.., maksudnya gini, dalam sehari bisa panas-hujan-panas-hujan berganti-ganti.

It rained. Unbelievable!. This what worried me in the morning. Bogor gets lots of rain and it has been raining in the afternoon. It has no pattern anymore though so it would get rain and then it stopped, it was bright and sunny only to be followed by another rain. This could happen several times in a day.

Benar saja, tidak sampai 10 menit hujan berhenti dan cuaca kembali terang walau di langit tetap kelihatan ada awan mendung.

See, in less than 10 minutes the rain stopped and it was bright again though it was still cloudy.

Satu perkara baru selesai, muncul tantangan lain. Di depan Ramayana sudah sesak. Penuh orang. Kok tumben? Tahun lalu tidak seperti ini.

Another challenge followed. In front of Ramayana chain store crowds already filled the street. It was not like this last year.

Waduh, bagaimana ceritanya mau nembus manusia begini banyak? Kepala saya mulai pusing dan serangan panik mulai datang. Saya suka begini kalau berada di dalam kerumunan orang atau kalau melihat terlalu banyak orang.

I had no idea how to walk through the crowds. I had dizzy and panic attack lurked. It happened sometime when I see or being in the crowds.

Segala sesuatu yang saya lihat kok agak bergoyang. Aduh mak, pertanda buruk…

Dizzy. Not a good sign.

“Ke, kita ga bisa lewat sini” di waktu genting itu saya mendengar suara bu Martha berseru mengatasi riuh rendahnya suara orang dan musik gombrang gambreng.

“We can’t walk through this street” I hear Mrs. Martha’s voice overcame the loud noise of people and Chinese musical instruments.

“Terus kalau ga lewat sini, kita harus lewat mana lagi dong?” saya berupaya untuk tetap tenang. Aduh, jangan panik. Jangan ngegabruk pingsan ya..

“But where should we go?” I tried to remain calm despite the dizzy and panicking. Don’t passed out… please…

“Harus balik lagi”

“We need to go back”

“Balik lagi??” saking kagetnya, saya sampai lupa pada kepala yang sedang keliyengan. Sudah sampai sini terus mau balik lagi?

“Go back??” you gotta be kidding me, I forgot my dizziness that very moment. We have got here, what do you mean we have to go back?

“Kita naik angkot. Lewat Bondongan”

“We take angkot (a car uses as public transportation in this town). We take Bondongan route”

Oh, ngomong dong dari tadi. Tapi naik angkot? Ke Bondongan? Naik angkot nomor berapa? Nyari angkot dari mana? Itu angkot lewat arah mana?

Gosh, why didn’t you say so from the first place?. But Bondongan route? Which angkot should we take? From where?

“Terserah ibu dah” jawab saya akhirnya “saya ngikut aja”..

“Ok” I said “I follow you”

Ya, iyalah. Saya kan tidak tahu arah. Hehe. Kalau sudah begitu jangan banyak tanya, jangan rewel ngomel, jangan protes. Ngikut aja. Yang penting akhirnya sampai ke tujuan.

Well, what could I do? I didn’t know the way to get there. I wouldn’t say much nor complain. Just follow on. Get at the destination was my only concern at that time.

Jadilah kami balik kanan… grak.. menjauhi kerumunan massa itu. Segera saja saya merasa kembali segar, rasa pusing dan bingung hilang. Kami berjalan ke arah BTM dan menemukan angkot yang membawa kami ke Bondongan. Turun di jalan Pahlawan dan berjalan kaki.

So we went back, away from that crowd and soon I felt back to normal. We walked to Bogor Trade Mall (BTM), found an angkot to Bondongan, got off at Pahlawan street and continued by walking until we got at Siliwangi street.

Untungnya kaki sudah tidak pengkor lagi. Jadi tidak masalah di ajak jalan kaki lumayan jauh. Enaknya cuaca sedang mendung. Udara sore itu jadi sejuk.

I am so glad I had no pain on my left knee cap joint so I could enjoy that long walk. And the weather was nice.

Akhirnya sampai juga kami di jalan Siliwangi. Hujan turun lagi. Kacau… kacau.. padahal saya sedang mulai memotreti arak-arakan yang sedang lewat. Gimana nih? Pakai payung? Ah, ribet. Gimana caranya payungan sambil motret??.

It rained not long after we got at Siliwangi street. Great.. I was already taking pictures of the parade. Umbrella? Oh, how could I take picture and having an umbrella at the same time. No way. But I brought my cap so lucky me.

Untungnya saya bawa topi. Jadi sementara yang lain lari berteduh, saya bertahan berdiri di tengah hujan gerimis. Pokoknya hari ini saya sudah bertekad tidak ada angin, hujan, kaki pengkor atau kepala pusing yang bisa menghentikan saya untuk memotret arak-arakan Cap Go Meh.

And so while the others ran to get cover, I stayed on the street, taking pictures under the drizzle. I had decided that no wind, rain, pain in the legs or dizzy should stop me from taking picture of this Cap Go Meh parade.

Hasilnya adalah foto-foto ini.

And these are the photos.

Dari total 33 foto, 20 foto saya upload ke Facebook saya. Yang tidak saya duga, seorang teman di Facebook men-share 2 foto saya ke timelinenya dan ada 4 orang yang mengklik Like. Wah, surprise juga buat saya karena saya tidak pernah menilai foto-foto saya sebegitu bagusnya.. maklum, motret kan sekedar hobi. Kameranya juga kamera digital kecil.

Out of the total 33 photos, I uploaded 20 photos to my Facebook. What surprised me is one of my Facebook friend shared 2 photos to his timeline and 4 of his friend Liked it. I never expected it because I consider photography is just one of my hobbies and the camera I use is just a simple small digital camera.

Yang pasti Andre jadi sirik ketika melihat foto-foto itu. Soalnya kami belum pernah nonton arak-arakan Cap Go Meh bareng-bareng. Mudah-mudahan tahun depan bisa tapi itu juga tidak berani janji karena bulan segini dia sibuk.

Andre saw those photos and regretted it so much that he was not there watching the parade with me. We both hope he would made it next year but no promises since he usually busy on March.

Saya cukup puas karena bisa motret arak-arakan Cap Go Meh. Memang tidak sebanyak foto tahun lalu tapi lumayanlah. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi supaya saya bisa datang buat nonton dan motret. Psst, mudah-mudahan juga Andre bisa datang.

As for myself, I am quite happy for the pictures. Not as many as the ones I took last year but well yeah, not so bad. Hopefully next year there will be another parade so I can take photo of it again. Psst, hopefully Andre will come along with me.

So, nyenengin ga? Seru ga?

So, was it fun?

Wow, iyalah. Biar pun kena kehujanan entah berapa kali, becek-becekan, menggigil kena angin malam dan sempat kebat-kebit mikir apa masih ada angkot ke arah rumah karena kami pulang hampir jam 9 malam.. hehe..

You bet! Though it rained on and off, the road was wet, a little muddy, the chilling evening wind and worried over finding angkot home after 9 pm but yes, I did have fun.

“You don’t have to tell me” tulis Andre saat kami chatting jam 11 malam itu “I knew you had fun” kamu ga usah bilang ke saya, saya sudah tahu kalau kamu sangat senang hari ini.

“You don’t have to tell me. I knew you had fun” said Andre when we chatted that night at 11 pm.

Yes baby, I had tons and tons of fun tonight.