Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, August 31, 2016

Define Beauty

Sehat, Gembira & Cantik

Ini judulnya terinspirasi dari status sendiri.

The title is inspired from my own status.

Status ini pertama kalinya saya taruh di whatsapp sewaktu saya ultah. Waktu itu baru kira-kira dua bulan saya sembuh diare yang parahnya minta ampun sampai dalam waktu kurang dari tiga minggu berat badan saya turun enam kilo.

I put this status for the first time on whatsapp on my birthday. About two months have passed after I had that awful diarrhea that made me lost six kilos in less than three weeks.

Sakitnya tiga minggu. Memulihkan badan perlu lebih dari minggu.

I was ill for three weeks. Took more than three weeks to recover.

Dua bulan yang menguras emosi, mental dan fisik jadi sewaktu saya ulang tahun, saya dan orang-orang tersayang melihatnya tidak hanya sebagai ulang tahun tapi lebih sebagai ucapan syukur.

It really drained me emotionally, mentally and physically in those two months so when I had my birthday, I along with my loved ones saw it not just as birthday, it was more like a thanks giving.

Teman-teman terdekat yang bertemu dengan saya atau melihat foto saya setelah saya sakit pada kaget karena mereka kan tahunya saya ini dulunya gendut.


Some closed friends were surprised when they met me or saw my photos after I recovered because they knew me chubby.

Well, penampilan urusan belakangan, yang penting saya sudah sembuh dan tiga minggu yang menakutkan itu sudah terlewati.

Well, appearance is not the most important thing, I have recovered that’s what mattered and those horrible three weeks were behind me now.

*  *  *  *  *

Mendekati akhir bulan Juli saya mulai memikirkan tema apa yang akan saya pilih untuk bulan Juli-Agustus.

As July was drew to its close I started to think what theme would I pick for July-August.

Tanggal 30 Juli saya sedang melihat-lihat foto profil serta status whatsapp saya. Setelah empat bulan sembuh, muka saya tidak lagi kelihatan seperti orang sakit dan kekuatan fisik saya juga sudah kembali normal. Walaupun saya sedang menghadapi berbagai hal yang mengganggu ketentraman hati tapi saya tetap mencantumkan status Sehat, Gembira & Cantik.

I was looking at my whatsapp profile and status on July 30th. I have recovered for four months, I don’t look like an ill person anymore and my physic has completely back to normal. Though I am facing many things that bothered me but it doesn’t deter me to put Healthy, Happy & Beautiful as my status.


Kemudian saya berpikir apa sih sebetulnya arti kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan itu?

Then I thought what do health, happiness and beauty reall mean?

Seperti apakah definisi kita tentang kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan?

What is our definition about health, happiness and beauty?

Apakah itu mencakup hanya secara lahiriah?

Does it just the outwardly?

Sampai dititik manakah kita bisa menganggap diri sehat, bahagia dan cantik?

Up to what point can we consider we are healthy, happy and beautiful?

Ting!.. saya pun menemukan tema buat tulisan saya di bulan Agustus. Ilustrasinya akan saya pakai pengalaman-pengalaman saya atau pengalaman orang lain serta hal-hal yang saya lihat atau dengar..

Voila!.. I found the theme for my writing in August. I will use my experiences or other people’s experience along with the things I saw or heard as the illustration..

*  *  *  *  *

Ada empat minggu di bulan Agustus jadi masing-masing topik akan mendapat jatah seminggu. Minggu terakhir akan saya isi dengan kesimpulan dari tulisan-tulisan saya selama tiga minggu itu.

August has four weeks so each topic will get a week. For the last week I will write the summary of my writings in those three weeks.

Yah, niat awalnya sih mau menulis satu topik selama seminggu tapi kenyataannya tidak benar-benar bisa berjalan seperti itu.

Well, I planned to write a topic for a week but it turned out differently.

Saya cuma berhasil melakukannya di minggu pertama. Minggu kedua dan ketiga.. wah.. tidak bisa memenuhi target sendiri..

I could do that only on the first week. The second and third week.. crap.. I couldn’t meet my own target.

Sebabnya? Biasalah.. sibuk dan capek. Saya pekerja kantoran yang harus nyambi jadi guru les bahasa Inggris. Ngapain nyambi? Ya, kalau dari kerjaan kantor gajinya cukup buat hidup sebulan sih ngapain juga saya jungkir balik ngebelain punya kerja sampingan? Mendingan sampe rumah gue tidurlah atau jalan-jalan..

Why? You know.. I’ve got busy and tired. I am an office worker who has to work as English tutor. Why should I have a side job? Yeah, if I make enough money from my office work why would I have to juggle myself with having side job? I’d rather go to bed or go clubbing after work.

So kalau sudah capek, bawaannya males ngapa-ngapain. Kepala penuh dengan ide tapi ga sanggup buat duduk di depan laptop dan nulis. Sekalinya badan enak.. nulis deh sampai lewat tengah malam.. tapi sudahannya tepar, dua atau tiga hari harus tidur cepat buat ngebayar kekurangan tidur. Beda banget sama jaman muda dulu yang kuat aja seminggu kurang tidur.. mending kali kalau kurang tidur karena nulis, ini kurang tidur karena pulang kerja langsung dugemmm.. hehe..

So I don’t feel like doing anything when tired hit me. There are many ideas in my head but I just can’t sit infront of the laptop and write. Once I feel my body is in tune.. I can write until passed midnight.. but after that I’ll have to go to bed early for two or three days to refill the one night sleepless. It’s so different with the time when I was younger and could stay up late for a week.. that’s not because I was writing, it was because I went to the club after work.. haha..

Baiklah, jadi postingan kali ini adalah tentang tema;

Ok, so this post's theme is;

Cantik..

Beautiful..

Topik terakhir yang jadinya dapat jatah cuma sehari dan bukannya seminggu.

The last topic that gets just a day instead of a week.

*  *  *  *  *

Kecantikan selalu dikaitkan dengan perempuan.

Beauty has always connected to female.

Haruskah saya bangga? Ah, tidak juga.

Should I be proud to that? Nah, not really.

Haruskah saya tersinggung? Mungkin.

Should I be offended? Maybe.

*  *  *  *  *

Kata orang, cantik itu relatif. Tergantung dari mata yang melihat.

People say beauty is relative. It depends on whose eyes who is looking.

Kriteria cantik juga berbeda. Ada suku atau bangsa tertentu yang menganggap perempuan cantik adalah yang berbadan langsing sementara yang lain kebalikannya.

Beauty also has different criteria. Some ethnic group sees slim female beautiful while it goes differently with other ethnic group.

Ada yang menganggap perempuan cantik adalah yang berkulit putih. Benarkah? Perempuan Asia tergila-gila dengan kulit putih sementara orang kulit putih justru kepingin punya kulit coklat.

Some think beautiful woman is the one with fair skin. Well, is it true? Asian women are so crazy about fair skin while the fair skin foreigners wanting so much to get tanned skin.

Kita punya pemikiran dan pengertian berbeda-beda mengenai kecantikan. Ada yang benar, ada yang salah. Ada yang masuk akal, ada yang ngawur.

We have different thinking and understanding about beauty. Some are right, some are not. Some are reasonable, some are not make sense.

Lalu apa kata perempuan-perempuan itu sendiri mengenai kecantikan?

So what the women say about beauty?

*  *  *  *  *

Putri Diana adalah perempuan cantik yang menikahi calon raja. Dikagumi. Dipuja.

Princess Diana was a beautiful woman who married the king in waiting. She was admired. Worshipped.

Berbahagiakah dia sebagai perempuan cantik?

Was she happy being beautiful?

Apakah dia merasa dihargai karena dia cantik?

Was she felt appreciated for being beautiful?

Apakah kecantikannya adalah pencapaiannya yang terbesar?

quotesgram.com
Was beauty her greatest achievement?

*  *  *  *  *

Margaret Thatcher adalah perempuan cantik dengan otak pintar dan ambisi tinggi.

Margaret Thatcher was a beautiful woman with the brain and ambition.

Apa yang membuatnya dihormati? Ditakuti? Dibutuhkan?

therightstuffforamerica.blogspot.com
What made her respected? Feared? Needed?

*  *  *  *  *

Barbara Hutton. Kaya. Cantik. Terkenal.

Barbara Hutton. Rich. Beautiful. Famous.

Tapi dia dijuluki ‘gadis kecil kaya yang malang’

But she was called ‘poor little rich girl’

Terlahir kaya dan cantik.. wah, itu impian semua perempuan. Tapi bahagiakah Barbara? Bersyukurkah dia untuk itu? Bisakah dia menikmatinya?

www.harrysbarvenezia.com
Being born rich and beautiful.. gosh, it’s every girl’s dream. But was Barbara happy about it? Was she grateful for that? Could she enjoy it?

*  *  *  *  *

Ketika saya berada di rumah bersama orang tua saya, mengobrol dengan mereka, curhat, bercanda, bermanja-manja.. siapa peduli apakah saya cantik atau tidak? Karena saat-saat demikian saya adalah seorang anak yang sedang bersama orang tua yang mengasihi, membela dan mendukungnya. Dunia yang rumit, keras, kejam dan penuh tuntutan menjadi tidak ada artinya karena kasih yang ada dalam diri kami untuk satu dengan lainnya adalah kekuatan kami.

When I’m at home with my parents, when I talk with them, joke, cuddle.. who cares if I’m beautiful or not? Because at those time I’m just a kid with her loving, defending and supportive parents. The complicated, tough, mean and demanding world is nothing because the love we have for each other has become our power.

Ketika saya sedang bersama-sama dengan sahabat-sahabat saya, siapa peduli apakah saya cantik atau tidak.. mereka adalah orang-orang yang bisa menerima dan menyukai diri saya apa adanya, saling mempercayai dan bersama-sama kami membentuk jalinan emosi, jiwa dan pikiran. Persatuan kami adalah kekuatan kami.

When I am with my bestfriends, who cares if I’m beautiful or not.. they are the people who can accept and like me the way I am, we have mutual trust and together we form emotion, soul and mind bond. Our unity is our power.

Setiap kali saya merasakan lengan-lengan kokoh Andre memeluk saya.. peduli amat saya ini cantik atau tidak. Saya memiliki seseorang yang mencintai saya. Ini bukan tentang uang yang dimilikinya, jabatannya, ini bukan tentang seks atau impian-impian kami untuk masa depan.. ini adalah tentang saling memiliki, saling mencintai, saling mempercayai, saling mendukung.. semua itu adalah anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri.

www.104likes.com
Everytime I feel Andre’s strong arms around me.. who the hell cares if I’m beautiful or not. I have somebody who loves me. This is not about the money he has, his rank, nor it’s about sex or our dreams for the future.. this is about having each other, loving each other, trusting each other, supporting each other.. it’s God’s gift that should be thanked for.

Ketika saya merenungi perjalanan hidup saya dan melihat kesetiaan serta kasih Tuhan.. sikon sesulit pun dan bangsat mana pun yang harus atau sedang saya hadapi saat ini rasanya jadi tidak ada artinya. Tuhan telah berkali-kali menolong dan membela saya. Cantik atau tidak.. itu adalah perkara yang tidak penting dalam hidup ini.

When I think back of my life and saw God’s faithfulness and love, whatever the tough situation and whoever the asshole I have or am dealing now are nothing. God has helped and defended me many times. Beautiful or not beautiful.. it’s not what matters in this life.

Sunday, August 28, 2016

A Life of Peace

Sehat, Gembira & Cantik

Ini judulnya terinspirasi dari status sendiri.

The title is inspired from my own status.

Status ini pertama kalinya saya taruh di whatsapp sewaktu saya ultah. Waktu itu baru kira-kira dua bulan saya sembuh diare yang parahnya minta ampun sampai dalam waktu kurang dari tiga minggu berat badan saya turun enam kilo.

I put this status for the first time on whatsapp on my birthday. About two months have passed after I had that awful diarrhea that made me lost six kilos in less than three weeks.

Sakitnya tiga minggu. Memulihkan badan perlu lebih dari minggu.

I was ill for three weeks. Took more than three weeks to recover.

Dua bulan yang menguras emosi, mental dan fisik jadi sewaktu saya ulang tahun, saya dan orang-orang tersayang melihatnya tidak hanya sebagai ulang tahun tapi lebih sebagai ucapan syukur.

It really drained me emotionally, mentally and physically in those two months so when I had my birthday, I along with my loved ones saw it not just as birthday, it was more like a thanks giving.

Teman-teman terdekat yang bertemu dengan saya atau melihat foto saya setelah saya sakit pada kaget karena mereka kan tahunya saya ini dulunya gendut.


Some closed friends were surprised when they met me or saw my photos after I recovered because they knew me chubby.

Well, penampilan urusan belakangan, yang penting saya sudah sembuh dan tiga minggu yang menakutkan itu sudah terlewati.

Well, appearance is not the most important thing, I have recovered that’s what mattered and those horrible three weeks were behind me now.

*  *  *  *  *

Mendekati akhir bulan Juli saya mulai memikirkan tema apa yang akan saya pilih untuk bulan Juli-Agustus.

As July was drew to its close I started to think what theme would I pick for July-August.

Tanggal 30 Juli saya sedang melihat-lihat foto profil serta status whatsapp saya. Setelah empat bulan sembuh, muka saya tidak lagi kelihatan seperti orang sakit dan kekuatan fisik saya juga sudah kembali normal. Walaupun saya sedang menghadapi berbagai hal yang mengganggu ketentraman hati tapi saya tetap mencantumkan status Sehat, Gembira & Cantik.

I was looking at my whatsapp profile and status on July 30th. I have recovered for four months, I don’t look like an ill person anymore and my physic has completely back to normal. Though I am facing many things that bothered me but it doesn’t deter me to put Healthy, Happy & Beautiful as my status.


Kemudian saya berpikir apa sih sebetulnya arti kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan itu?

Then I thought what do health, happiness and beauty reall mean?

Seperti apakah definisi kita tentang kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan?

What is our definition about health, happiness and beauty?

Apakah itu mencakup hanya secara lahiriah?

Does it just the outwardly?

Sampai dititik manakah kita bisa menganggap diri sehat, bahagia dan cantik?

Up to what point can we consider we are healthy, happy and beautiful?

Ting!.. saya pun menemukan tema buat tulisan saya di bulan Agustus. Ilustrasinya akan saya pakai pengalaman-pengalaman saya atau pengalaman orang lain serta hal-hal yang saya lihat atau dengar..

Voila!.. I found the theme for my writing in August. I will use my experiences or other people’s experience along with the things I saw or heard as the illustration..

*  *  *  *  *

Ada empat minggu di bulan Agustus jadi masing-masing topik akan mendapat jatah seminggu. Minggu terakhir akan saya isi dengan kesimpulan dari tulisan-tulisan saya selama tiga minggu itu.

August has four weeks so each topic will get a week. For the last week I will write the summary of my writings in those three weeks.

Dari tanggal 1 sampai 12 Agustus postingan saya mengambil tema Kebahagiaan. Jadi seminggu berikutnya temanya berganti menjadi;

The theme for my posts on 1st to 12th August was about Happiness. So for the next one week the theme will be changed to;

Kesehatan..

Health..

Kenapa saya taruh tema Kebahagiaan lebih awal baru kemudian Kesehatan? Padahal kalau mengikuti urutan dari status whatsapp (yang menginspirasi tema untuk bulan Agustus ini) harusnya kan mulai dari Kesehatan dulu.

Why did I put Happiness as the opening theme and not Health? Seeing from my whatsapp status (which inspired me to make it as August theme) it Health should come first.

Karena orang boleh saja sehat, kaya, pintar, berhasil, tampan, cantik, punya jabatan tinggi di kantor, gelar sarjananya mulai dari S1 sampai S10, punya rumah besar, pembantu ada selusin, tidur di kasur yang harganya jeti-jeti tapi hatinya tidak bahagia, tidak ada kedamaian dalam dirinya hingga akhirnya di rumah, di kantor, di tempat ibadah, di mana saja dia menciptakan ketidakdamaian sampai hubungannya dengan orang-orang disekitarnya jadi tegang, dari yang damai jadi berantem, persahabatan berakhir dengan permusuhan, orang ogah dekat-dekat sama dia, semua bergembira dan bersyukur kalau dia tidak ada, menyedihkan bahwa umurnya masih panjang tapi sudah didoain mudah-mudahan cepat mati, sukur-sukur kalau tidak pernah ngalamin digampar atau dibacok sama karyawannya, sopirnya atau pembantunya.


Somebody maybe healthy, rich, smart, success, handsome, pretty, holds high position at work, has a long academic title, owns big house, has a dozen of maids, sleeps on millions of dollar mattress but still feels unhappy, there’s no peace in that person that he/she creates restlessness at home, at work, at worship place, creating tense relationship or quarrel with the people around him/her, turn friends into enemies, people can’t stand to be around that person, they are happy and thankful whenever he/she is not around, it is sad that sometimes while the person is still very much alive but people already wished him/her dead, and would be lucky never be hit or attack by his/her employees, driver or maid.

Itu sebabnya saya menempatkan Kebahagiaan di urutan pertama dari tema tulisan di bulan Agustus ini.

That is why I put Happiness first for the theme of my writing in August.

*  *  *  *  *

Mens Sana in Corpore Sano

Ungkapan di atas itu lumayan terkenal di dunia olahraga.

The above saying is quite popular in sport.

A Healthy Mind in a Healthy Body

Itu terjemahan dalam bahasa Inggrisnya ‘Pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat’.

That’s the meaning in English.

Kalimat yang sering dihubungkan dengan olahraga itu sebenarnya diambil dari puisi seorang Romawi bernama Juvenal.

That proverb that has been oftenly connected to sport is actually taken from a poem written by a Roman named Juvenal.

Juvenal tidak sedang berpikir mengenai mengenai pentingnya hidup sehat atau olahraga ketika dia menulis puisi tersebut.

The importance of living healthy or sport were not in Juvenal’s mind when he wrote that poem.

Karena tidak ada satu pun indikasi yang mengarah ke himbauan untuk hidup sehat atau untuk rajin berolahraga.

Because there is not anything indicate to a suggestion of healthy living or doing exercise regularly.

Yang tersirat melalui kata-kata itu justru menggambarkan Juvenal mungkin hidup di masa ketika bangsanya hidup berfoya-foya, santai, bermalas-malasan, konsumtif, materialistis, mengumbar ego tapi pengecut, bermental tempe, tidak memiliki kebijaksanaan, ketulusan atau kebaikan.

You should pray for a healthy mind in a healthy body.
Ask for a stout heart that has no fear of death,
and deems length of days the least of Nature’s gifts
that can endure anykind of toil,
that knows neither wrath nor desire and thinks
the woes and hard labors of Hercules better than
the loves and banquets and downy cushions of Sardanapalus.
What I commend to you, you can give to yourself;
For assuredly, the only road to a life of peace is virtue.
–Roman poet Juvenal (10.356-64)
(source: http://www.drpribut.com)

The words gives the picture that Juvenal probably lived at the time when his people lived extravagantly, laid back, lazy, consumptive, materialist, ego was the rule of the game but the mentality were cowardness, meek, had no wisdom, sincerity nor kindness.

Juvenal sepertinya muak dengan semua itu sehingga lewat puisinya dia menyindir dan mengolok-olok sikon serta orang-orang yang hidup atau bermental seperti demikian.

It seems Juvenal was sick of it so in his satirical poem he mocked the situation and the people who lived or had mentality as it mentioned in the poem.

Tapi orang hanya memperhatikan paragraph pertama mengenai kesehatan pikiran dalam tubuh yang sehat.

But people gave attention only to the first paragraph about healthy mind in a healthy body.

Padahal lewat paragraf pembuka itu saja sudah jelas tergambar sebal dan muaknya Juvenal pada sikon dan manusia-manusia disekitarnya.

Where infact that opening paragraph has clearly pictured how Juvenal felt so upset and sick of the situation and the people around him.

Berdoa dong supaya kamu dikasih pikiran yang sehat karena apa gunanya punya badan yang sehat tapi pikiran didalamnya sama sekali tidak sehat.

Pray that you are granted with healthy mind because what good it is to have a healthy body but there’s no healthy mind in it.

Begitulah kira-kira yang mau disampaikan oleh Juvenal lewat paragraf pertama tersebut.

That is the message Juvenal wanted to say through the first paragraph.

*  *  *  *  *

Manusia cenderung fokus pada tampilan luar.

People tend to focus on outward appearance.

Manusia mengatur penampilannya supaya tampak rapi, bersih, wangi, sehat, gagah, cantik, menarik dan menjaga supaya kelakuannya manis, sopan, lemah lembut, santun, religius, baik.. pokoke.. kinclong, mengesankan, sempurna, tidak bercela.

People set their appearance to look neat, clean, smells good, healthy, dashing, beautiful, interesting and keep their attitude to be sweet, polite, gentle, good mannered, religious, kind.. in general.. shining, impressive, perfect, no stain.

Kenapa manusia mau berepot-repot seperti itu? Bahkan tidak jarang sampai harus berkorban keluar uang banyak, waktu dan tenaga. Kalau perlu malah perasaan orang lain serta persahabatan pun ikut dikorbankan.

Why do they want to take all the trouble to be like that? Sometimes they have to make sacrifice either by spending lots of money, time and energy. Other people’s feelings and friendship may also be sacrificed.

Semua itu karena manusia memiliki kebutuhan yang amat besar untuk diakui, dikagumi, dihormati, dipuja.. belum lagi kebutuhan lain dari sisi ekonomi atau politik.

All because people have big needs to be acknowledged, to be admired, to be respected, to be worshipped.. not to mention the economical or political needs.

Dan tentu saja hal-hal itu adalah benar di mata mereka.

And  it is surely those things are right in their sight.

Tidak peduli untuk mendapatkan atau mencapainya membuat mereka menganggap dan memperlakukan kegelapan sebagai kebenaran dan hitam sebagai putih.

They don’t care if in order to get or achieve it they have to see or treat darkness as truth, black as white.

*  *  *  *  *

Dipostingan saya sebelumnya (Body and Mind) saya menulis tentang paragraf pertama dari puisi Juvenal dan mengambil contoh dari pengalaman saya dengan mantan teman kost saya.

Roman poet, Juvenal - www.nndb.com
I wrote about the first paragraph in Juvenal’s poem in my previous post (Body and Mind) and took my experience with a former housemate.

Dari luar teman kost saya itu terlihat memiliki kehidupan serta kepribadian yang baik, religius malah.

My former housemate looked like somebody who had a good life and good personality, even looked like a religious one.

Satu peristiwa terjadi (yang saya jadikan ilustrasi dipostingan Body and Mind) memperlihatkan bahwa segala yang terlihat dari luar, semua yang dia tampilkan ternyata amat sangat berkebalikan dengan kondisi asli yang ada dalam pengertian, pikiran, kedewasaan mentalitas serta kerohaniannya.

One incident (I have put it as illustration in Body and Mind) occurred which showed everything seen outward, things that she showed the world was actually so different with the real one in her understanding, mind, mentality and spiritual maturity.

Ya, boleh-boleh saja menjaga penampilan dan sikap asal jangan hal itu dipakai untuk menipu mata manusia.

Fine, it’s okay to have good appearance and manner as long as it is not used to fool people’s eyes.

Ikutlah kegiatan apa pun sesuai selera masing-masing tapi jangan semua itu semata untuk membangun citra palsu.

Everyone is free to do any activities according to one’s choice but don’t let it to build fake image.

Ok deh kalau seseorang menganggap dirinya benar dan merasa berhak untuk menampilkan apa pun yang ingin ditampilkannya, untuk melakukan apa pun yang ingin dilakukannya atau untuk memilih apa pun yang ingin dipilihnya.. baiklah, lakukanlah itu tapi jangan memaksa orang lain untuk menjadi seperti dirinya dong.

Ok if somebody thinks he/she is right and has the right to show whatever image he/she desires, to do anything as he/she pleases or to choose whatever he/she wants.. fine, do that but don't force others to be the person he/she is.

*  *  *  *  *

Juvenal melihat ada hal-hal tidak benar terjadi di komunitasnya. Mungkin dia dikitari oleh orang-orang yang memiliki pola pikir, mentalitas dan perbuatan yang tidak benar.

Juvenal saw bad things happened in his community. Maybe he was surrounded with people with bad mindset and bad mentality who did bad things.

Jelas jumlah mereka lebih banyak. Mereka mungkin juga punya kedudukan lebih tinggi dari dia sehingga otomatis lebih berkuasa.

They obviously outnumbered him. They probably also had higher position that made them powerful.

Mereka yang berada dalam posisi demikian biasanya bisa membuat yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar; hitam dijadikan putih dan putih dijadikan hitam.

Those who held such position usually could turn right into wrong and wrong into righteousness; black turns into white and white appears as black.

Juvenal sudah sampai di titik dimana kekesalan, geram, frustrasi dan muaknya melihat serta menghadapi kondisi serta perbuatan dan sikap orang-orang itu sudah mencapai puncak.

Juvenal has reached the top point of his upsetness, wrath, frustration and sickness on seeing and dealing with the condition along with the things did by those people.

Dia pun bertindak sesuai dengan apa yang dapat dilakukannya.

He did something he knew he could do.

Orang mungkin meremehkannya dan menganggap dia tidak berarti tapi dia telah melakukan apa yang telah dilakukannya; kecil tapi berpengaruh besar.

People might underestimated him and thought he was a person with no value but he did what he did; it was small but it gave huge impact.

*  *  *  *  *

Sekian ribu tahun kemudian, pesan Juvenal di paragraf pertama dan terakhir masih berdering nyaring dan memiliki korelasi dengan ajaran agama mana pun.

Thousands of years later Juvenal’s messages are still ringing loudly and they have correlation with any religion’s teaching.

Berdoalah supaya memiliki Pikiran yang sehat

You should pray for a Healthy Mind

Pikiran yang sehat bukan berarti tidak pernah memiliki pikiran yang tidak baik karena pikiran manusia sebagian besar isinya adalah hal-hal yang tidak baik.

Having healthy mind doesn't mean of never having bad thinking because people’s mind filled mostly with bad stuff.

Pikiran yang sehat yang dimaksud oleh Juvenal adalah kebijaksanaan.


Juvenal referred healthy mind to wisdom.

Pada akhirnya di paragraf terakhir dia menulis ‘satu-satunya jalan menuju kehidupan yang damai adalah dengan kebaikan’.

In his closing, in the last paragraph he wrote ‘the only road to a life of peace is virtue’.

Hati yang bijaksana adalah hati yang penuh dengan kebaikan dan karenanya terisi dengan kedamaian. 

A wise heart is a heart fulls with kindness and so it is filled with peace.

Thursday, August 25, 2016

Body & Mind

Sehat, Gembira & Cantik

Ini judulnya terinspirasi dari status sendiri.

The title is inspired from my own status.

Status ini pertama kalinya saya taruh di whatsapp sewaktu saya ultah. Waktu itu baru kira-kira dua bulan saya sembuh diare yang parahnya minta ampun sampai dalam waktu kurang dari tiga minggu berat badan saya turun enam kilo.

I put this status for the first time on whatsapp on my birthday. About two months have passed after I had that awful diarrhea that made me lost six kilos in less than three weeks.

Sakitnya tiga minggu. Memulihkan badan perlu lebih dari minggu.

I was ill for three weeks. Took more than three weeks to recover.

Dua bulan yang menguras emosi, mental dan fisik jadi sewaktu saya ulang tahun, saya dan orang-orang tersayang melihatnya tidak hanya sebagai ulang tahun tapi lebih sebagai ucapan syukur.

It really drained me emotionally, mentally and physically in those two months so when I had my birthday, I along with my loved ones saw it not just as birthday, it was more like a thanks giving.

Teman-teman terdekat yang bertemu dengan saya atau melihat foto saya setelah saya sakit pada kaget karena mereka kan tahunya saya ini dulunya gendut.


Some closed friends were surprised when they met me or saw my photos after I recovered because they knew me chubby.

Well, penampilan urusan belakangan, yang penting saya sudah sembuh dan tiga minggu yang menakutkan itu sudah terlewati.

Well, appearance is not the most important thing, I have recovered that’s what mattered and those horrible three weeks were behind me now.

*  *  *  *  *

Mendekati akhir bulan Juli saya mulai memikirkan tema apa yang akan saya pilih untuk bulan Juli-Agustus.

As July was drew to its close I started to think what theme would I pick for July-August.

Tanggal 30 Juli saya sedang melihat-lihat foto profil serta status whatsapp saya. Setelah empat bulan sembuh, muka saya tidak lagi kelihatan seperti orang sakit dan kekuatan fisik saya juga sudah kembali normal. Walaupun saya sedang menghadapi berbagai hal yang mengganggu ketentraman hati tapi saya tetap mencantumkan status Sehat, Gembira & Cantik.

I was looking at my whatsapp profile and status on July 30th. I have recovered for four months, I don’t look like an ill person anymore and my physic has completely back to normal. Though I am facing many things that bothered me but it doesn’t deter me to put Healthy, Happy & Beautiful as my status.


Kemudian saya berpikir apa sih sebetulnya arti kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan itu?

Then I thought what do health, happiness and beauty reall mean?

Seperti apakah definisi kita tentang kesehatan, kebahagiaan dan kecantikan?

What is our definition about health, happiness and beauty?

Apakah itu mencakup hanya secara lahiriah?

Does it just the outwardly?

Sampai dititik manakah kita bisa menganggap diri sehat, bahagia dan cantik?

Up to what point can we consider we are healthy, happy and beautiful?

Ting!.. saya pun menemukan tema buat tulisan saya di bulan Agustus. Ilustrasinya akan saya pakai pengalaman-pengalaman saya atau pengalaman orang lain serta hal-hal yang saya lihat atau dengar..

Voila!.. I found the theme for my writing in August. I will use my experiences or other people’s experience along with the things I saw or heard as the illustration..

*  *  *  *  *

Ada empat minggu di bulan Agustus jadi masing-masing topik akan mendapat jatah seminggu. Minggu terakhir akan saya isi dengan kesimpulan dari tulisan-tulisan saya selama tiga minggu itu.

August has four weeks so each topic will get a week. For the last week I will write the summary of my writings in those three weeks.

Dari tanggal 1 sampai 12 Agustus postingan saya mengambil tema Kebahagiaan. Jadi seminggu berikutnya temanya berganti menjadi;

The theme for my posts on 1st to 12th August was about Happiness. So for the next one week the theme will be changed to;

Kesehatan..

Health..

Kenapa saya taruh tema Kebahagiaan lebih awal baru kemudian Kesehatan? Padahal kalau mengikuti urutan dari status whatsapp (yang menginspirasi tema untuk bulan Agustus ini) harusnya kan mulai dari Kesehatan dulu.

Why did I put Happiness as the opening theme and not Health? Seeing from my whatsapp status (which inspired me to make it as August theme) it Health should come first.

Karena orang boleh saja sehat, kaya, pintar, berhasil, tampan, cantik, punya jabatan tinggi di kantor, gelar sarjananya mulai dari S1 sampai S10, punya rumah besar, pembantu ada selusin, tidur di kasur yang harganya jeti-jeti tapi hatinya tidak bahagia, tidak ada kedamaian dalam dirinya hingga akhirnya di rumah, di kantor, di tempat ibadah, di mana saja dia menciptakan ketidakdamaian sampai hubungannya dengan orang-orang disekitarnya jadi tegang, dari yang damai jadi berantem, persahabatan berakhir dengan permusuhan, orang ogah dekat-dekat sama dia, semua bergembira dan bersyukur kalau dia tidak ada, menyedihkan bahwa umurnya masih panjang tapi sudah didoain mudah-mudahan cepat mati, sukur-sukur kalau tidak pernah ngalamin digampar atau dibacok sama karyawannya, sopirnya atau pembantunya.


Somebody maybe healthy, rich, smart, success, handsome, pretty, holds high position at work, has a long academic title, owns big house, has a dozen of maids, sleeps on millions of dollar mattress but still feels unhappy, there’s no peace in that person that he/she creates restlessness at home, at work, at worship place, creating tense relationship or quarrel with the people around him/her, turn friends into enemies, people can’t stand to be around that person, they are happy and thankful whenever he/she is not around, it is sad that sometimes while the person is still very much alive but people already wished him/her dead, and would be lucky never be hit or attack by his/her employees, driver or maid.

Itu sebabnya saya menempatkan Kebahagiaan di urutan pertama dari tema tulisan di bulan Agustus ini.

That is why I put Happiness first for the theme of my writing in August.

*  *  *  *  *

Bukan, ini bukan buat membahas soal olahraga.

No, it’s not about sport.

Saya sedang googling ketika menemukan artikel ini dan apa yang tadinya hanya saya kenal sebagai motto yang dipakai untuk olahraga sebenarnya adalah penggalan puisi yang ditulis oleh seorang Romawi.

orandum est ut sit mens sana in corpore sano.
fortem posce animum mortis terrore carentem, 
qui spatium uitae extremum inter munera ponat 
naturae, qui ferre queat quoscumque labores, 
nesciat irasci, cupiat nihil et potiores 
Herculis aerumnas credat saeuosque labores 
et uenere et cenis et pluma Sardanapalli. 
monstro quod ipse tibi possis dare; semita certe 
tranquillae per uirtutem patet unica uitae. 
–Roman poet Juvenal (10.356-64)
(source: http://www.drpribut.com)

I was googling when I found this article and what was once known to me as a sport motto is actually a phrase of a poem written by a Roman.

Yang menarik bagi saya adalah paragraf pertama dan terakhir.
You should pray for a healthy mind in a healthy body.
Ask for a stout heart that has no fear of death,
and deems length of days the least of Nature’s gifts
that can endure anykind of toil,
that knows neither wrath nor desire and thinks
the woes and hard labors of Hercules better than
the loves and banquets and downy cushions of Sardanapalus.
What I commend to you, you can give to yourself;
For assuredly, the only road to a life of peace is virtue.
–Roman poet Juvenal (10.356-64)
(source: http://www.drpribut.com)
The first and last paragraph caught my attention.

Di paragraph pertama tertulis;
Kamu harus berdoa supaya kamu mendapatkan pikiran sehat di dalam tubuh yang sehat.

In the first paragraph it is written;
You should pray for a healthy mind in a healthy body.

Nah, perkaranya adalah; banyak manusia mencurahkan begitu banyak waktu, tenaga, uang dan perhatian untuk tampilan luar.

The thing is there are many people who spend lots of time, energy, money and attention for outward appearance.

Tapi sering lupa kalau kesehatan jiwa, pikiran dan spiritualitas sebetulnya malah lebih penting.

Forgetting the important thing; the health of soul, mind and spirituality.

Contoh; saya pernah punya teman kost yang aktif bergereja, rajin ikut persekutuan, anggota paduan suara di gereja. Dia hapal banyak lagu rohani dan tahu ayat Alkitab dari depan sampai belakang. Dia juga amat sangat memperhatikan perawatan fisik. Kelihatannya sih jasmani-rohani ok banget dah.

For example; I once had a friend who rent the room next to mine who actively involved in church, she attended fellowship meetings regularly, she was in church choir. She knew lots of worship songs and Bible verses from the first page to the last. She also took good care of her body. Overall, she was fine physically and mentally.

Kebalikannya dari dia, saya tidak sehat jasmani dan rohani. Saya merokok, saya minum alkohol, akhir pekan saya dugem dari malam sampai subuh. Kadang saya mabok, saya memaki, pergaulan saya kelewat longgar.

Very contrast to her, I was physically and mentally unhealthy. I smoked, I drank, I spent the weekend by going to bars from night to dawn. Sometimes I got drunk, I cussed, I was way too free.

Nah, suatu saat saya datang untuk menjemputnya dari tempat persekutuan doa karena kami janjian mau makan malam bareng.

So, one evening I came to pick her up from the fellowship meeting because we wanted to have dinner together.

Karena tempatnya dekat kami berjalan kaki sajalah. Malam itu sejuk jadi enak buat jalan kaki dan kami berjalan pelan-pelan sambil mengobrol.

Since the place was close we went there on foot. It was a cool night making it nice to walk and we walked slowly as we talked.

Kami tidak menyadari kalau kami melewati jalan yang sepi dan agak gelap saking asyiknya ngobrol. Saya kaget minta ampun waktu tiba-tiba dia menyambar lengan saya dan mencengkramnya kuat-kuat.

We didn’t realize we were walking passed a quiet and dim passage since we were so into our conversation. She scared the crap out of me when she suddenly grabbed my arm and held it tightly.

“Buset, kenapa sih lu?” jantung saya serasa melompat sampai ke tenggorokan.

“What the hell is wrong with you?” my heart felt like jumped up to my throat.

Dia tidak menjawab, malah memeluk lengan saya dan merapatkan diri ke saya sampai saya jadi susah jalan.

She didn’t say a word, instead she held my arm and drew close to me which made me hardly walk.

Setelah kami sampai di tempat makan, di tempat yang ramai dan terang benderang, baru deh dia ngomong kalau dia tadi ketakutan.

After we got into the food vendor, in a crowded place and bright, she told me that she was freaked out.

“Takut apa?” saya penasaran bercampur kesal apalagi karena teringat dia bikin saya kaget setengah mati “Takut gelap? Takut kodok?”

“Scared of what?” I was curious and upset at the same time especially as I remembered how she scared the hell out of me “Scared of the dark? Of frog?”

Ragu dan malu dia bercerita tentang ayahnya yang meninggal seminggu sebelumnya.

Hesitated and embarrassed she told me about her father who passed away a week ago.

“Ya, terus apa hubungannya sama peristiwa tadi?” saya bingung.

“Ok, what’s that got to do with the thing happened in that passage?” it confused me.

Jawabannya bikin saya melongo. Dia takut pada arwah ayahnya!

Her answer made my jaw dropped. She scared of her father’s spirit!

Ok, saya memang seorang bangsat, hidup saya sama sekali bukan contoh yang baik, tapi saya dibesarkan sebagai seorang Kristen dan saya masih ingat dengan hal-hal yang pernah saya baca dan dengar.

Ok, so I was a dumbass, my life was not a good example but I was raised as a Christian and I still remember the things I have read and heard.

“Elu tu ye” saya ngakak sambil menghindar cubitan-cubitannya di lengan saya “Kemana segala hal yang elu baca di Alkitab? Kemana isi khotbah yang pernah elu denger? Apa gunanya semua lagu rohani yang pernah elu nyanyiin? Lupa tuh neng? Kan elu tahu soal Tuhan Yesus yang mengusir setan, elu tahu setan takut sama nama Yesus dan semua yang percaya sama Yesus punya kuasa buat ngusir setan so setan harusnya takut sama elu, bukan kebalikannya. Lagian coy, kalau elu takut sama arwah bokap lu berarti elu anggap dia gentayangan dong. Lha, yang gentayangan itu kan cuma setan. Masa sih elu percaya bokap lu jadi setan? ”

“Look at you” I bursted out my laugh as I tried to keep my arm off her pinch “Where are all the things you read in the Bible go? Where are all the preach you have heard go? What is the use of all the worship songs you’ve sung? Girl, have you forgot them all? You do know that Jesus cast satan, you knew satan is afraid of Jesus’s name, whoever believes in Him has the power to cast away satan, so satan should fear you and not the other way around. Beside, if you’re afraid of your father’s spirit, girl, it means you think he’s haunting around. Come on, the one who does that is evil spirit. Would you believe your father has turned into an evil spirit?”

Dia tidak bisa menjawab.

She could answer it.

Peristiwa itu terjadi kira-kira lima belas tahun yang lalu tapi saya masih mengingatnya dan saya masih suka merenungkannya.

It happened about fifteen years ago but I still remember it and I still like to think about it.

*  *  *  *  *

Saya tidak mengatakan merawat tubuh sebaik mungkin itu adalah hal yang jelek.

I am not saying taking good care of the body is a bad thing.

Saya tidak mengatakan beribadah itu tidak perlu.

I am not saying it’s useless to attend a service.

Yang mau saya katakan adalah manusia sering menekankan pada penampilan luar.

What I am trying to say is people focus more on outward appearance.

Orang pergi fitness, badannya jadi kekar, kokoh, sehat.. tapi keadaan mentalnya bagaimana? Kondisi kepribadian, sifat, cara berpikir dan cara dia membawa diri sehari-hari apakah sama seperti yang terlihat dari luar? Sama sehatnya kah? Sama kokohnya kah?

People go to fitness places, it makes their bodies strong, healthy.. but how about their mentalities? Are their personalities, characters, way of thinking and socializing the same as their outward appearance? As healthy as it looks from the outward? As tough as it’s seen by the eyes?

Demikian pula dengan orang yang beribadah. Kalau semua cuma karena rutinitas, buat nunjukin dirinya seorang yang sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang beragama, demi status, demi citra, demi jabatan, untuk mendapatkan hormat, untuk mendapat keuntungan..

Same thing about attending a service. If it’s just a routine thing, just to show that he/she has done his/her religion obligation, if it’s for status, for image, to earn respect, to get advantages..

Ada gunanyakah semua itu?

What good does it do?

Ok, menguntungkan, membahagiakan dan memuaskan diri serta ego.

Ok, it's profitable, brings happiness and satisfies oneself and one's ego.

Tubuh akan hancur, nafas akan berhenti dan nyawa harus berhadapan dengan Penciptanya. Bisakah semua yang menguntungkan, membahagiakan dan memuaskan diri serta ego itu dibawa ketika berhadapan dengan sang Pencipta?

m.delphiforums.com
The flesh will be back to ashes, breath will stop and soul will have to meet its Creator. Would everything profitable, makes one happy and satify one's ego be brought along when one met the Creator?

PS; paragraf terakhir dari puisi yang ditulis Juvenal yang berhubungan sama beberapa pengalaman serta renungan saya ditulisnya dipostingan berikutnya aja ya..

PS; I will write Juvenal's poem last paragraph that has connection with few of my experiences and thoughts in my next post..