Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, June 27, 2013

Drama Queen

Hari Sabtu (22/6) seseorang di tempat kerja saya muncul diruangan saya sambil menyedot-nyedot hidung. Matanya kelihatan agak merah.

Last Saturday (June 22nd) somebody at work showed up in my room making sound like she was having runny nose. Her eyes looked a little teary.

Lalu dia bicara tentang ‘musibah’ yang menimpa keluarganya. Ibu mertuanya yang berusia 98 tahun muntah darah.

And she talked about the ‘unfortunate’ thing be fallen upon her family. Her 98 year old mother in law spitted out blood.

Hmm…

Sekitar 1-2 jam kemudian dia kembali ke ruangan saya ketika saya sedang berada bersama seorang rekan dan lagi-lagi dia menyedot-nyedot hidung seperti sebelumnya. Kali ini lebih keras.

About 1-2 hours later she came to my room again when I was with my colleague. Again, she made a sound like someone who was having runny nose. This time she made it sounded louder.

Saya tidak memperdulikannya. Rekan saya yang sedang banyak pikiran juga tidak terlalu memperhatikan. Jadi dia kembali mengulangi ucapannya bahwa keluarganya sedang mengalami ‘musibah’.

I pretend I didn’t notice any of this. My colleague who had lots of things on his mind apparently didn’t notice it either. So she told us again about the ‘unfortunate’ thing be fallen upon her family. Her 98 year old mother in law spitted out blood.

Rekan saya mengajukan beberapa pertanyaan singkat tapi terlihat pikirannya sedang tidak terfokus pada apa yang didengarnya. Sedangkan saya memilih untuk sama sekali tidak berkomentar.

My colleague asked few short questions but it was clearly showed his mind was very occupied that he didn’t focus on what he heard. In the meantime I chose not to say any comment.

Belakangan saya mendengar bahwa dari ruangan saya, orang itu pergi ke ruangan lain dimana sedang berkumpul sejumlah ibu-ibu yang sedang latihan nyanyi. Di sana, sambil menyedot-nyedot hidung dan bercucuran air mata, dia (kembali) bercerita tentang ‘musibah’ yang sedang menimpa keluarganya dalam bentuk ibu mertuanya yang muntah darah.

Later I heard that after leaving my room, she went to another room where some ladies were gathered to have a choir rehearsal. There, making sound like having runny nose and so teary, she (again) told about the ‘unfortunate’ thing be fallen upon her family when her 98 year old mother in law spitted out blood.

Hari berikutnya dia datang ke ruangan saya pagi-pagi sekali. Kebetulan di ruangan itu ada 4 orang lain.

The next day she came to my room early in the morning. There were 4 people in my room.

Di luar dugaan saya tanpa di tanya, dia langsung duduk dan bercerita tentang.. yah, apalagi kalau bukan tentang.. tentang ‘musibah’ yang sedang menimpa keluarganya dalam bentuk ibu mertuanya yang muntah darah.

To my surprise without being asked how she was doing, she sat down and started to tell.. well, what else than about.. the ‘unfortunate’ thing be fallen upon her family when her 98 year old mother in law spitted out blood.

Itu termasuk dengan acara menyedot-nyedot hidung dan air mata bercucuran. Satu paket lengkap.

That was including making loud runny nose sound and tearful. One whole package was there.

Kalau saya pikir pertunjukannya cuma segitu saja, wah, saat itu saya betul-betul salah kira karena ketika senior saya masuk, eh, dia langsung meledakkan tangisnya dengan suara keras.

If I thought the show was all that, I was completely wrong because when my senior came into the room, she cried loudly.

Senior saya tentu saja kaget. Dia melirik-lirik tapi untungnya tidak bertanya. Saya pun mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memintanya untuk menandatangani dua buah surat. Selesai tanda tangan, senior saya keluar dari ruangan saya. Tetap tanpa komentar. Saya lega.

This surely surprised my senior. He looked at her but thankfully didn’t ask any question. I tried to distract his attention by asking him to sign two letters. After that he left my room. Still without saying any comment which relieved me.

Beberapa saat kemudian senior saya kembali ke ruangan saya. Mungkin mengira hanya tinggal saya yang ada di dalam ruangan sehingga bisa bertanya ada kejadian apa tadi itu. Ya, orang-orang itu memang sudah keluar tapi orang yang tadi membuat pertunjukan sinetron satu babak itu masuk lagi ke ruangan saya dan masih ada di sana ketika senior saya masuk.

A moment later my senior returned to my room. Thinking I was probably already alone in my room so he could ask what was happening early this morning. So yes, everyone has left my room but the person who made a scene got into my room again and was still there when my senior came in.

Senior saya jelas melihat dia ada diruangan saya jadi ya ga ada pilihan selain senyum dan nanya gimana kabarnya. Lah, malah di jawab ‘maaf ya pak, kalau saya atau suami saya punya salah ke bapak’.

My senior saw her and had no other choice than to smile to her and asked how she was to which she replied by saying ‘please forgive me and my husband if we have done mistakes’

Pret!

Wtf!

Senior saya terheran-heran mendengarnya. Pada waktu itu saya betul-betul merasa antara ingin tertawa, malu, tapi rasanya juga ingin banget melempar sepatu saya ke kepala manusia pencipta adegan sinetron sebabak ini. Kirain sih pertunjukannya sudah selesai tapi rupanya masih mau dilanjutkan toh?

It puzzled my senior. I felt I wanted to laugh, embarrassed and at the same time wanting it so bad to throw my shoes to that make-a-scene person. I thought the show has ended, well, so she wanted to make another scene?

Pertanyaan senior saya malah di jawab dengan tatapan mata berkaca-kaca. Hah!

And she answered my senior’s question with her teary eyes. Blah!

Keesokan harinya saya mendengar dari seseorang yang dekat dengan saya di tempat kerja ini bahwa kemarin itu si pembuat adegan sinetron satu babak itu mengulang-ulang cerita tentang ‘musibah’nya lengkap dengan adegan menyedot-nyedot hidung dan berlinangan air mata.

The next day I heard from a trusted person that make-a-scene-person went around and repeated her story about her mother in law, oh, of course served in full package of made noise of having runny nose and teary eyes.

“Kok ya kayak semua orang harus tahu tentang kesusahannya” kata orang yang dekat dengan saya itu.

“As if everybody has to know about her trouble” said my trusted person.

Saya cuma mencibir.

I just sneered.

Maaf. Saya mungkin memberi kesan sebagai orang yang sangat jahat, tidak punya belas kasihan dan tidak bisa berempati terhadap kesusahan orang.

Well, excuse me. I may give you the impression like a very mean person, not showing mercy nor emphaty toward somebody’s misery.

Tapi orang ini sudah kami juluki ‘lebay’ dan semakin lama lebay-nya tidak berkurang tapi malah bertambah.

We actually have dubbed that person as ‘drama queen’ and her exaggerating on making a scene has not lesser but increases.

Saya jadi ingat hal-hal yang saya alami sekitar 2 bulan lalu.

Something just reminded me to what have happened to me about 2 months ago.

Ibu saya dua kali harus di rawat di rumah sakit dalam selang waktu hanya 2 mingguan.  Yang terakhir kali masuk rumah sakit, malah saya kira riwayatnya sudah akan habis sampai di situ saja.

My mother had to be hospitalized twice in just 2 weeks apart. The last time she was hospitalized I really thought she was dying.

Bulan April itu juga menandai kira-kira 8 bulan saya mengalami menstruasi nyaris tanpa henti karena gangguan hormon.

That same April marked the 8 months of me having uncontrollable menstrual caused by hormones.

Dokter kandungan yang saya temui bicara blak-blakan bahwa saya sebetulnya harus dibiopsi untuk mengetahui apa penyebabnya. Kalau obat yang diberikannya tidak bisa menghentikan menstruasi saya maka ada 2 kemungkinan penyebab; ada myum (tumor) dalam rahim atau ini adalah gejala kanker rahim.

The gynecologist spoke frankly that I needed to have a biopsy in order for him to know what has caused my menstrual went crazy like that. If the medicines he gave me could not stop the bleeding then there might be 2 possible causes; a tumor in my uterus or a sign of uterus cancer.

Ketika sedang berada di apotik, saya duduk terpekur. Pikiran saya kosong. Saya tidak tahu apakah saya harus tertawa atau menangis. Saya hanya duduk dan tidak bisa merasakan apa pun.

When I was in the drugstore, I just sat there quietly. My mind was empty. I didn’t know if I had to laugh or cry. I just sat there dan felt numb.

Ibu saya sakit. Saya sakit. Diagnosa dokter sama sekali tidak membesarkan hati.

My mother was ill. I myself was ill. The doctor’s prognosis was bleak.

Saya telah mengalami berbagai macam kesusahan tapi selalu ada jalan keluar. Namun malam itu, di apotik, sementara duduk diam membisu, saya merasa perjalanan hidup saya sudah sampai ke titik akhir dan saya tidak melihat ada jalan keluar.

I have had many hardship before but there were always way out. But that evening, in that drugstore, sitting quietly alone, I felt I had reached the end of my journey and I saw no way out.

Dan pada saat kritis itu, senior saya yang baik hati itu datang. Beliau bertanya apa yang dikatakan dokter. Dan beliau sejenak terdiam setelah mendengar diagnosa menyeramkan yang beberapa menit sebelumnya disampaikan dokter kepada saya.

In that critical moment, my senior came. He asked what was the gynecologist told me. He stood there, speechless for a minute or so after he heard the prognosis.

Mungkin beliau tidak mengira kalau selama berbulan-bulan saya menyembunyikan kondisi saya. Bahkan keadaan ibu saya yang naik turun pun baru diketahui banyak orang pada bulan April itu.

He probably surprised to know that I had been hiding my real condition for months. The news about my own mother’s condition was become known by people in that April.

Selama berbulan-bulan itu apa pernah orang melihat saya bermuka sedih, pasang aksi seakan sedang sangat susah atau berdukacita?

For those months has anyone ever seen me put on sad face, acted like I was in so damn miserable?

Selama berbulan-bulan itu apa pernah saya mengumbar cerita tentang kondisi fisik saya atau orang tua saya?

For those months have I ever spread the news about my physical condition or my parents’s?

Tidak pernah.

Never.

Ada saat dimana saya sempat menjadi manusia yang cengeng. Tapi kemudian saya belajar bahwa air mata tidak akan mengubah apa pun. Tidak akan mengakhiri kesusahan. Tidak akan bikin penyakit hilang.

There were times when I was teary and meek. But then I learned that tears won’t change anything. Won’t end the misery. Won’t make illness gone.

Jadi saya mengeraskan hati. Menegarkan diri.

So I hardened my heart. Turn myself into a tough person.

Pantang untuk saya menunjukkan isi hati saya yang sesungguhnya.

I won’t show the things I really feel.

Saya tekan seluruh emosi negatif dalam hati dan pikiran. Saya tutup rapat-rapat. Saya sembunyikan semuanya.

I press down all my negative emotion in my heart and mind. I close the door. I hid them all.

Ketika saya sudah tidak tahan, saya masuk ke kamar, saya kunci pintunya dan saya menangis diam-diam di dalam. Jauh dari tatapan orang. Tidak terdengar oleh siapa pun.

When I couldn’t take it anymore, I got into my room, I locked the door and I cried there quietly. Hidden from anyone’s prying eyes. Unheard by them.

Sehari-hari saya menampilkan diri sebagai orang yang ceria, tenang, sabar, terkendali.

I appear as a fun loving person, calm, patient, controllable on daily basis.

Karena itu saya tidak bisa bersimpati terhadap orang yang berkelakuan atau berkepribadian sebagai ‘drama queen’ (atau mungkin juga ‘drama king’?).

It is why I feel no emphaty nor sympathy toward people who act or have ‘drama queen’ personality (or perhaps there are also ‘drama  king’ out there?).

Siapa sih yang bebas dari kesulitan, masalah atau penyakit?

Who is problem free or illness free?

Tidak ada.

None.

Kita hidup lurus-lurus saja pun, hal-hal menjengkelkan, menyusahkan atau menyedihkan tetap terjadi.

Even when we have a straight live, annoying, troubling or hurting stuff still came.

Jadi ketika ada orang yang berkelakuan menyebalkan atau ketika tiba-tiba mengalami sakit, bencana alam atau kesusahan lainnya, tidak usah deh dilebih-lebihkan seakan-akan semua itu sengaja muncul untuk menyulitkan kita.

So when people act like a jerk toward us or out of the blue we fell ill, natural disaster hit or other troubles, don’t exaggerate it as if it came on purpose to put us into trouble.

Jangan bertingkah kayak anak kecil!

Don’t be such a baby!

Apa anda pikir dengan mendramatisir perasaan, pikiran atau keadaan anda maka segala sesuatunya akan berubah? Atau anda mengira masalah akan pergi? Atau anda berpikir anda akan mendapatkan apa yang anda inginkan? Bahwa anda akan mendapat kemenangan?

Would you think that by dramatizing your feelings, thoughts or situation then everything would be okay? Or problems would go away? Or you would get what you wanted? Or you think it would make you win the battle?

Yang bener aja..

Yeah, right, get real..

Atau itu untuk mendapat perhatian dari orang-orang? Lalu mereka akan mengalah kepada anda? Atau anda mengira bisa memperoleh keuntungan?

Or it is to get people's attention? That they would allow you to have you go on your own way? Or you thought you could get something profitable?

Dulu sewaktu kita masih kecil, hal-hal demikian masih bisa kita lakukan dan masih bisa memberi hasil memuaskan. Tapi masa umur bertambah tapi kelakuan dan kepribadian masih setara dengan anak umur 5, 10 atau 15 tahun?

Sure, when we were kids, we could do things like that and gained some. But come on, would you get older but your attitude and personality are equal with a 5, 10 or 15 year old?

Jadilah orang dewasa.

So grow up.

Ingatlah bahwa bukan hanya kita satu-satunya yang mengalami masalah dan jangan pula mengira hanya kita yang paling menderita atau yang sangat susah. Ada banyak orang yang mengalami masalah lebih rumit dari yang kita hadapi atau harus hidup dalam penderitaan serta kesusahan yang lebih berat dari yang kita alami.

Just remember that we are not the only one with problems and don't assume that we are the most suffering people on earth. There are many people dealing with more problems or suffer  more than us.  

Wednesday, June 26, 2013

All About Money

“Emang si bule ga ngasih duit kalau dia balik ke negerinya?” seorang teman saya pernah mengajukan pertanyaan seperti ini.

“Does the guy leave you some money before he returns to his country?” a friend of mine asked me that question.

Saya tidak pernah minta uang dari Andre.

I have never asked Andre to give me money.

Bukan karena dia tidak punya uang.

Not because he does not have any money.

Bukan juga karena dia pelit.

Not because he is cheap.

Bukan karena dia tipe orang yang suka mengungkit-ungkit.

Neither because he is the type of person who likes to boast every little good thing he has done or given to someone.

Tapi karena pengalaman tidak menyenangkan yang berhubungan dengan uang yang membuat saya bersikukuh berupaya untuk tidak meminta uang dari siapa pun, kalau tidak sangat terpaksa dan terpojok.

Some unpleasant experiences in the past have convinced me not to ask for money from anybody unless I really don’t have any other option and very much cornered.

5-6 tahun lalu, sebelum saya bertemu dengan Andre, saya pernah terpaksa harus meminta bantuan uang dari laki-laki yang pada waktu itu memiliki hubungan istimewa dengan saya.

5-6 years ago, before I met Andre, I had to ask for some money from a man with whom I had special relationship.

Karena berpikir laki-laki itu mencintai saya, saya tidak menduga bahwa beberapa waktu sesudahnya dia akan meminta saya mengembalikan uang tersebut dalam bentuk menyerahkan tubuh saya kepada dia.

Thinking that he loved me made me really surprised when some time later he asked me to return his money in the form of giving my body to him.

Saya akui gaya pacaran saya memang sangat bebas. Saya toh bukan anak kecil lagi. Dan saya bukanlah orang yang mau dikendalikan oleh batasan norma timur atau keagamaan. Buat saya, setiap orang bertanggung jawab untuk moralitasnya sendiri.

I admit I have gone quite free in this stuff. Heck, I am not a child. And I am not the kind of person who wants to be controlled by Eastern or religion norms. I believe everybody is responsible for their own morality.

Tapi sebebas-bebasnya saya, saya tetap berkeinginan untuk menyerahkan diri saya seutuhnya untuk orang yang saya benar-benar saya cintai.

But no matter how free I am, it is still my wish to give myself completely to the man I truly love.

Saya dan Andre sudah menjalin hubungan selama 5 tahun, ini rekor hubungan paling lama yang pernah saya miliki dengan seorang laki-laki, dan selama 5 tahun itu belum pernah saya menyerahkan diri saya sepenuhnya kepadanya. Kami bisa saja berpelukan, berciuman atau bercumbu, tapi saya tetap bertahan untuk tidak lebih dari itu.

Andre and I have been together for 5 years, the longest relationship I have ever had with a man, and I have never given myself completely to him. So we hug, kiss and make out but that is all I give him.

Jadi ketika laki-laki yang memberikan saya uang itu meminta saya untuk mengembalikannya dalam bentuk bercinta dengan dia, saya demikian terhina karena saya merasa lelaki itu menilai saya seperti seorang pelacur.

So when the man who gave me that money asked me to return it in the term of having sex with him, I have never felt so insulted because I felt he saw me as nothing more than a whore.

Saya bertemu Andre ketika saya masih berhubungan dengan lelaki jahanam itu, jauh sebelum saya meminta uang darinya.

I met Andre when I was having a relationship with that jerk guy, long before that money incident happened.

Ketika kami berkesempatan pergi berlibur beramai-ramai ke pulau seribu, Andre mengatakan kepada saya kalau dirinya jatuh cinta pada saya. Tentu saja saya menolak karena saya masih berhubungan dengan lelaki jahanam yang pada waktu itu saya kira benar-benar mencintai saya.

When we all went holidaying to thousand island, Andre told me that he fell in love with me. I turned him down because I was still in relationship with that jerk guy, the guy whom I thought really loved me.

Hubungan saya dengan lelaki itu pun harus berakhir dengan tidak menyenangkan. Saya seharusnya bersyukur karena mata saya di buka untuk melihat seperti apa aslinya orang itu. Tapi tetap saja peristiwa itu bikin saya sangat sedih dan meninggalkan pelajaran yang tidak bisa saya lupakan.

Well, at the end my relationship with that guy ended bitterly. I should be grateful because my eyes were opened to see what he really was but still it saddened me and left unforgettable lesson.

Ketika Andre mendengar hubungan kami bubar, dia menemui saya dan kembali menyatakan cintanya. Awalnya saya agak skeptis karena saya baru saja mengalami bubarnya satu hubungan dengan cara yang tidak menyenangkan dan lelaki itu adalah orang asing sama seperti Andre.

When Andre heard I just broke up with that guy, he came to meet me and told me again that he fell in love with me. I was skeptical at the beginning because I was just had a bitter broken relationship and it was with a foreigner just like Andre himself, a very much foreigner.

Pengalaman tidak enak lainnya yang menyangkut uang adalah ketika ayah saya sakit. Saudara-saudaranya memberi bantuan uang tapi juga disertai dengan banyak komentar dan hal-hal yang menyakitkan hati.

Another unpleasant experience regarding money is when my father was ill few years ago. His siblings gave him some money but it was also followed by many hurtful comments and stuff.

Sebelumnya sudah beberapa kali saudara-saudara ayah saya melakukan hal-hal yang menyakiti hati tapi peristiwa terakhir itu betul-betul sangat keterlaluan bagi saya sehingga kepada ayah saya, saya mengatakan bahwa saya tidak mau lagi ada hubungan dengan mereka.

Before that my father’s siblings have done things that hurt our feelings but that last one they did to us was unforgiven for me that I told my father I no longer want to have anything to do with them.

Saya bukan orang yang mudah mengambil tindakan sedrastis itu.

I am not the kind of person who can make such drastic move.

Dalam perjalanan hidup saya, ada orang-orang yang telah membuat saya sakit hati, marah, telah menghina atau menyusahkan saya tapi kalau saya masih bisa bersikap baik kepada mereka maka itu artinya saya masih bisa menahan geram di dalam hati.

I have met people who made me angry or hurt my feelings, who have insulted or caused me trouble but if I am able to behave myself toward them it means I can hold the fire in my heart.

Ketika saya mengatakan bahwa saya tidak mau lagi ada urusan dengan saudara-saudara ayah saya, itu artinya saya tidak mau dikenal sebagai bagian dari mereka. Jadi saya mendeklarasikan nama saya sebagai Keke Yohanes. Keke anak dari bapak Yohanes. Saya tidak lagi mau memakai nama keluarga ayah saya. Titik.

When I told my father that I don’t want to have anything to do with his siblings it means I don’t want to have any connection with them. so I declared to have my name as Keke Yohanes. Keke, the daughter of Mr. Yohanes. I won’t put my father’s family name behind my name. Period.

Mengetahui bahwa uang adalah hal yang sangat peka membuat saya sebisanya memisahkan uang dari persahabatan, pertemanan atau percintaan.

Knowing that money is a sensitive matter, I try the best I can to exclude money from friendship and romance.

Ketika ibu saya harus dua kali masuk rumah sakit, saya tidak punya pilihan lain kecuali meminta bantuan uang dari orang yang saya tahu sangat memperdulikan saya. Itu pun disertai dengan rasa yang sangat tidak enak. Tapi saya dalam keadaan tersudut. Uang saya sudah terkuras habis-habisan. Uang tunai yang saya punyai tidak mencukupi untuk membayar ongkos perawatan dan pengobatan ibu saya. Jadi saya buang malu, buang gengsi, buang harga diri dengan menemuinya dan meminta bantuan uang.

When my mother had to be hospitalized twice, it left me with no option than to ask for money from someone I knew cares so much for me. I didn’t and still don’t feel good about it though. But I was cornered. I was nearly broke and so I ran out of cash to pay for my mother’s hospitalization and other medical bills. I had to cast away my shame, ego and pride when I came to him to ask for money.

Kenapa saya tidak meminta pada Andre? Karena saya masih dibayangi oleh peristiwa pahit yang saya alami dengan lelaki yang telah saya ceritakan di atas.

Why didn’t I ask Andre instead? Because that bitter experience with that jerk, still very much haunted me.

Jadi saya pergi menemui orang lain yang bukan keluarga ayah saya dan juga bukan Andre. Orang yang saya tahu memperdulikan saya sekali pun dia tidak punya hubungan darah dengan saya dan yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan saya. Orang yang saya percayai, yang saya hormati, saya kagumi dan yang saya tahu adalah orang baik.

So I went to another person who is not my father’s siblings and not Andre. Somebody who I know cares for me eventhough he is not related to me by blood nor have special relationship with me. He is someone I trust, respect and I know is a good person.

Bahkan setelah saya berhutang budi kepadanya pun, tidak sekalipun hal itu dipergunakannya untuk mengambil kesempatan dari diri saya sehingga semakin besar pula rasa hormat dan kekaguman saya pada dirinya.

Even now that he knows I am in debted to his kindness does not make him thinks that he can take advantage out of me so I respect and admire him more for this.

Tapi janganlah berpikir dan berharap bahwa semua orang seperti beliau.

But don’t assume and hope everybody can be as kind and sincere as him.

Ketika saya sedang bersama dengan teman-teman Andre, beberapa kali saya mendengar mereka membicarakan tentang pacar atau pasangan, yang sudah mantan atau yang masih jalan, yang sering minta uang atau yang matre.

When I was with Andre’s friends, I heard them talked about partners in the past or present time who were or are known as materialists, who came asking for money.

Karena itu saya benar-benar menjaga supaya hubungan saya dengan Andre tidak ternoda oleh uang.

It is why I keep my relationship with Andre not ruined by money.

Kalau Andre sedang ada di Bogor maka saya tahu segala pengeluaran kami untuk makan, minum, jalan-jalan atau yang lainnya ditanggung oleh dia. Saya tidak pernah repot harus mengurusi apa pun karena dia sudah mengurus segala sesuatunya.

When Andre is in Bogor, I can be certain that all of our expenses for food and beverages or for our travelling is taken care by him. I never have to take care anything because he takes care everything.

Kalau dia mau pergi ke satu tempat, dia yang cari info tentang tempat itu, dia yang susun rencana, dia yang sewa mobil atau porter atau pemandu wisata, dia yang pesan tiket pesawat, dia yang bikin reservasi di tempat penginapan dan dia juga yang bayar. Setelah semua beres, baru deh kami berangkat. Saya cuma tahu bawa badan dan barang-barang pribadi. Hehe.

When he wants to go somewhere, he search it himself to get information about that place, he makes the plan, he rents the car or porter or tour guide, he books the plane tickets, he makes the hotel reservation and he pays it all. After everything is fixed, off we go. All I know is just bring my own stuff.

Kalau dia memberikan uang kepada saya, itu tidak karena saya minta.

When he gives me money, it is not because I am asking him for it.

Kalau dia memberikan uang kepada saya, selalu saya beritahukan saya apakan uang itu. Apakah saya simpan di bank atau saya pakai untuk membeli sesuatu, itu pun selalu ada buktinya.

When he gives me money, I always tell him what I do with that money. Whether I save it in the bank or I use it to buy something is always come in hardcopy as a proof.

Kalau dia tidak memberi uang, ya, tidak masalah. Saya tidak jadi marah karenanya. Setiap kali pergi dengannya, saya juga berbekal uang sendiri untuk berjaga-jaga saja. Toh saya punya penghasilan sendiri. Jadi kenapa juga saya harus bergantung dari orang lain selama saya masih bisa membiayai keperluan sendiri.

How if he doesn’t give me any money? No problem. I will not going to get upset because of that. Everytime I go with him, I bring my own money just in case. Why not? I have my own income so why do I have to depend on others when I can support myself financially?

Bagaimana kalau saya jalan dengan lelaki lain? Selama ini sih saya tidak pernah berharap akan dibayari tapi kenyataannya lelaki yang jalan dengan saya pasti akan membayari ongkos transport, makan atau nonton sekalipun tidak ada perjanjian dia akan membayari saya.

How if I go with other men? All this time I never asked them or him to pay my fares but the fact is they or he always pay for transportation, food, beverages or movie tickets though there is no deal for them or him to pay for all the expenses.

Jadi begitulah cerita tentang uang. Sederhana tapi rumit.

So there goes the story about money. Simple but complicated.

Monday, June 24, 2013

Friday Blues; Fabulous Friday

Hari Jumat (21/6) lalu saya menghabiskan waktu di kantor dengan hati sedikit mengkal. Yang lain pergi sementara saya harus terkurung di kantor. Sendirian. Yah, bukan pertama kali saya sendirian tapi membayangkan yang lain bersenang-senang dan saya tidak bisa ikut bikin saya jadi sedikit uring-uringan.

I spent the time in the office feeling a little upset on that Friday (June 21st). Everyone left on an outing trip while I had to stay in the office. Alone. Well, it was not the first time I was in the office alone but thinking others were having good time without me upset me quite a bit.

“Jangan cemberut gitu dong” Andre nyengir melihat muka saya pagi itu “kamu kelihatan kayak anak anjing yang tersesat”

“Come on, don’t look so sad” Andre grinned when he saw my face that morning “you look like a lost puppy”

Hih. Orang lagi sebal kok malah diledekin. Saya cuma mengangkat bahu.

Hell. I was feeling upset and he teased me. I just shrugged off my shoulder.

“Nanti pulang aku jemput kamu ya” dia mencium saya sebelum saya turun dari mobil.

“I will come to pick you up after work, ok” he kissed me before I got off the car.

Saya cuma mengangguk. Tidak banyak bicara. Begini memang sifat saya. Kalau lagi marah, saya diam. Sedih, diam juga. Sakit, makin diam. Kesal, jarang saya merepet.

I nodded. I was quiet. So it is my character. I am quiet when I am angry, sad or upset. I rarely make myself noisy whenever I am in a bad mood.

Berhubung kerja dengan hati kesal juga tidak enak, saya memutuskan untuk menyibukkan diri. Sambil kerja, sambil mendengarkan musik. Dan lama-lama suasana hati saya menjadi lebih baik.

Since it is not fun to work with bad mood, I decided to keep myself busy. I listened to some music while I worked and my mood slowly improved.

Tapi tak urung saya sempat merasa kesepian juga. Tidak sabar rasanya menunggu waktu pulang. Saya kepingin bisa secepatnya meninggalkan tempat ini. Pikiran bahwa Andre akan datang menjemput saya membuat saya semakin tidak sabar menunggu usainya jam kantor.

Still I couldn’t help myself for not feeling lonely. I hardly waited for work hour ended. I couldn’t wait to leave this place. The thought that Andre would come to pick me up made me waited impatiently for the time to pass by.

Akhirnya jam kantor usai juga. Yihaa! Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, saya mematikan semua yang perlu dimatikan dan mengunci semua yang perlu dikunci. Untunglah ini hari Jumat. Saya hanya perlu kerja setengah hari.

Finally it was time for me to leave. Yippee! Humming a song, I turned off everything that needed to be turned off and locked everything that needed to be locked. Lucky me it was Friday. I work half day every Friday.

“Nah, gimana kantor tadi?” Andre mencium saya setelah saya naik ke mobil “kayaknya muka kamu lebih ceria dibandingin tadi pagi”

“So how was your day in the office?” Andre kissed me after I got on the car “you looked much better now”

Saya spontan tertawa.

I bursted out my laugh.

“Saya girang karena sekarang saya ada sama kamu, saya tidak lagi terkurung sendirian di kantor yang lebih sepi dari kuburan”

“I am happy now because I am with you, I am no longer stuck alone in a quiet office that is quitter than in a cemetery”

Andre tertawa mendengarnya.

Andre laughed it out loud.

“Ok, non, kalau begitu sekarang kamu mau kemana?” tanyanya.

“Okay now, my lady, where would you like to go?” he asked me.

“Ke BTM” jawab saya. Ada yang perlu dibeli.

“BTM” I needed to buy some stuff.

“Siap, boss” Andre mengemudikan mobil sewaan itu menuju BTM (Bogor Trade Mall).

“You’re the boss” Andre drove his rented car to BTM.

Kami tidak lama di BTM. Tadinya saya mengajaknya makan disana tapi Andre menolak.

We didn’t stay long at BTM. I wanted to have lunch there but Andre had other plan.

“Kita makan siang ditempat lain” katanya singkat.

“We’ll have lunch in other place” that was all he said to me.

“Dimana?” perut saya sudah menabuh genderang. Lapar nih. Hehe.

“Where?” my stomach was already making some noise down there. I was hungry. Lol.

“Saya bawa cemilan di mobil” katanya sambil menarik tangan saya karena saya sudah berjalan ke arah kios penjual es krim.

“I bring some snacks in the car” he said as he pulled my hand because I was walking straight to the ice cream kiosk.

“Oh ga, saya ga akan beliin kamu es krim” katanya sambil nyengir “nanti kamu keburu kenyang”

“Oh no, I am not buying you ice cream” he grinned “it would make you feel full before  lunch”

Aduh, please deh ah. Tapi saya diam saja. Soalnya dia benar. Kalau saya makan es krim, saya bakal kenyang.

Oh come on, man. But I said nothing. He was right. If I had ice cream I wouldn’t want to have lunch.

Andre ternyata membawa saya makan ke Café Gumati.

Andre took me to Gumati Café to have lunch there.

Saya pikir kami akan pulang setelah itu tapi dia ternyata punya kejutan untuk saya.

I thought we would go home after that but he had a surprise for me.

Dia membawa saya ke villa temannya yang ada di Puncak Pass.

He brought me to his friend’s villa in Puncak Pass (Puncak Pass is the area surrounding the peak of Mt Gede-Pangrango).


Kami belum pernah ke sini sebelumnya dan karena saya tertidur, saya tidak tahu itu villa persisnya ada dimana. Tapi peduli amat. Yang penting kami sampai selamat dan villanya...

We have never been there before and since I fell to sleep all the way there, I have no idea where it was located. But hell, who cares? We got there safely and the villa...

“Saya pikir karena hari ini kamu ga bisa ikut dengan yang lainnya ke Puncak, saya sendirilah yang bawa kamu ke Puncak”

“I thought since you couldn’t go with the others to Puncak, I would take you to Puncak by myself”

Saya melompat untuk memeluknya erat. Duh, dia tahu saya kecewa dan sedih karena tidak bisa ikut dengan yang lainnya ke Puncak. Dan dia ingin membuat saya gembira.

I jumped up to hug him tight. Oh man, he knew I was disappointed and sad for couldn’t go with the others to Puncak. And he wanted to make me happy.

“Terima kasih, sayang” bisik saya pelan karena terharu.

“Thanks, hun” I whispered quietly. It touched me deeply.

“Ga usah bilang pun, matamu sudah mengatakannya” Andre memeluk dan mencium saya.

“You don’t have to say it. Your eyes have already said it” Andre hugged and kissed me.

Dan saya tanpa sadar memekik gembira ketika melihat di bagian belakang villa itu ternyata ada… kolam renang!

And I squeaked in surprise when I found out there was a swimming pool at the back yard of the villa.

“Aduh, kenapa ga bilang kalau ada kolam renangnya” saya menatapnya “ga bawa baju renang deh”

“Man, why didn’t you tell me there is a swimming pool” I looked at Andre “we don’t bring swimsuit”

“Ah, berenang aja tanpa baju” Andre nyengir sambil membuka bajunya, mencopot sepatunya.

“Let’s swim naked” Andre grinned as he undressed and tossed his shoes.

“Gila kamu” saya terkikik “ini masih siang, tahu!”

“What, are you nuts?” I giggled “in broad day?”

“Copotlah semua” dia berjalan mendekati saya sambil tertawa.

“Come on, take off your clothes” he walked toward me, laughing.

“Sinting!” saya berlari menjauh “di lihat orang nanti”

“You’re nuts!” I ran off “what if anyone sees us”

“Ga ada orang disini” dia berhasil menangkap saya. Dicopotnya sepatu saya.

“No one is here” he caught me. He took off my shoes.

Dan dia menarik saya ke kolam renang. Terceburlah kami. Cuma sepatu saya saja yang selamat.

And he pulled me into the pool. We fell into the water. Great, my shoes, cellphone and wrist watch were the only ones that were saved.

“Gila kamu!” teriak saya “nanti pulang gimana? Baju, celana basah semua”

“You are crazy ass!” I screamed “how would I get home with wet clothes”

Andre malah ngakak.

Andre laughed it out loud.

“Kan sudah saya bilang tadi, copot semua pakaian kamu” katanya dengan mata bersinar nakal.

“Didn’t I tell you to take off your clothes” his eyes shone naughtily.

Saya nyengir.

I grinned.

“Kamu ga akan bisa seperti ini kalau pergi dengan orang-orang itu” Andre membawa saya ke bagian yang dalam. Karena tidak bisa berenang, saya memeluk lehernya “berani taruhan, kamu tidak akan segembira ini”

“You couldn’t do this kind a stuff when you went with those people” Andre took me to the deep part of the pool. Unable to swim made me hold on to him, I wrapped my arms around his neck “And I bet you would not have so much fun as what you are having now”

Ya. Saya tidak peduli lagi bahwa saya tidak bisa ikut dengan orang-orang itu. Saya tidak lagi iri, kecewa atau sedih.

Yep. I no longer cared that I couldn’t go with those people. I no longer jealous, disappointed nor sad.

Keesokan harinya saya bertemu dengan beberapa orang yang pergi pergi pada acara jalan-jalan itu. Saya tidak terlalu banyak bertanya bagaimana acaranya. Saya bahkan tidak terlalu menyimak ketika mereka bercerita tentang acara kemarin.

The next day I met some of the people who went on that outing trip. I didn’t ask too much questions how it went. I didn’t even really listen to their stories.

Yang teringat oleh saya adalah kejadian di kolam renang itu. Ketika saya dan Andre berada di dalam air, ketika kami berpelukan, saat kami berciuman. Waktu seakan berhenti seketika itu juga.

What came to me was the swimming pool moment. When Andre and I were in the water, when we hugged, when we kissed. Time seemed to freeze instantly.

Andre dan saya sudah agak lama juga tidak pergi berenang.

Andre and I haven’t been going swimming in quite a long time.

Ketika dia datang di awal bulan Juni ini, kami tidak bisa langsung pergi jalan-jalan karena dia masih agak sibuk mondar-mandir ke Singapura mengurusi pekerjaan dan tempat tinggalnya yang baru.

When he arrived in this country early this month, we couldn’t go anywhere because he had to take care his new job and new place to stay in Singapore.

Kemudian ketika dia sudah berada di Bogor, eh, saya kena pilek sehingga kami menunda dulu semua rencana sampai saya sembuh.

And when he is finally staying in Bogor, I had cold and we had to delay our plan until I recovered from cold.

Beberapa waktu yang lalu kami memang sempat berkeinginan untuk pergi berenang. Cuaca panas begini enaknya berenang.

We have talked about going swimming. This hot weather makes it perfect to go swimming.

Andre maunya pergi ke pulau seribu. Mancing, berlayar, berenang dan menyelam di laut sudah ada dalam agendanya. Dan biasanya kami pergi beramai-ramai dengan beberapa temannya.

Andre wants to go to thousand island. Fishing, sailing, swimming and diving in the sea are on his agenda. And we usually share the vacation with his friends.

Saya tidak terlalu suka dengan laut. Walau tetap bisa menikmati kegiatan yang berhubungan dengan laut tapi kalau bisa memilih, saya lebih suka berenang di kolam renang saja.

I don’t really have the same passion about the sea. Though I can enjoy every activity that they do in the sea but if it were up to me, I would rather swim in the swimming pool.

Cuma, lebih enak berenang tidak di kolam renang umum. Padahal saya senang pergi ke kolam renang umum, apalagi kalau yang modelnya water park macam The Jungle. Tapi masalahnya tempat-tempat begitu selalu ramai, apalagi kalau bertepatan dengan libur sekolah seperti sekarang ini.


But it is much convenient to swim not in public swimming pool. I personally prefer to swim in public swimming pool, mostly in water park such as The Jungle. The thing is those places are usually crowded, especially during school’s break.

Tidak enaknya di kolam renang umum adalah kami selalu diperhatikan orang. Ya, di jaman modern begini bule jalan dengan orang asia masih jadi pemandangan aneh. Andre sih cuek saja. Saya yang jengah.

The thing about being in public swimming pool is that we drew people’s attention. Yep, in this modern time, a foreigner seen with an Asian is still seen as something unusuall. It doesn’t bother Andre. I on the contrary feel uncomfortable.

Lagi pula di kolam renang umum mana bisa kami beradegan mesra. Jalan bersisian saja sudah dipelototi orang, apalagi kalau kami melakukan hal-hal seperti yang kami lakukan di kolam renang pada hari Jumat itu. Widih.., bisa jadi tontonan orang sekampung.. hehe..

Besides, we certainly can’t do the kissing thing when we are in public swimming pool. People stare at us when we walk side by side so imagine how would they react when they see us kissing or cuddling in the swimming pool like the ones we did on that Friday. Man.., we would make one hell of a show for everybody.. lol..

Tapi keinginan untuk berenang tetap ada dan Andre rupanya sudah merencanakan acara pada hari Jumat itu. Dia membawa pakaian kami sehingga saya tidak perlu pulang dengan pakaian basah. Hehe. Dia memang sengaja mau buat kejutan untuk saya.

One thing for sure is both of us really ached to go swimming and Andre has planned the whole thing on that Friday. He brought our clothes so I didn’t have to go home wearing wet clothes. Lol. He made that day’s outing as a surprise for me.

Puas berenang atau buat saya, lebih tepatnya main air, kami mengisi waktu berduaan. Makan. Minum. Musik. Mengobrol. Bercanda. Main kartu. Berenang lagi. Melihat matahari tenggelam dan mengamati bintang-bintang di langit.

After playing in the pool we spent the rest of the day by having precious togetherness moment. We had snacks. We drank. Listened to some music. Chatted. Joked. Played some cards. Got into the swimming pool again. Watched the sunset and saw the stars in the sky.

Malamnya kami pulang.

We left in the evening.

Ya, akhirnya hari yang diawali dengan kekecewaan, berakhir dengan kegembiraan.

Well, the day that began with disappointment, ended with happiness.

Saya mengalami hari Jumat yang tidak menyenangkan, tapi kemudian menjadi hari Jumat yang sangat menyenangkan.

I had one terrible Friday, turned to be a fabulous day.

Saya kira pada dasarnya kehidupan juga seperti itu. Ketidakbahagiaan akan diakhiri dengan kebahagiaan. Kegelapan akan digantikan oleh terang.

I think life goes just like that. Unhappiness will be ended by happiness. Darkness will be placed by light. 

Thursday, June 20, 2013

Ritual

- Always done in a particular situation and in the same way each time - 
Merriam Webster's Learner Dictionary

Ritual adalah julukan saya untuk hal-hal rutin yang dilakukan manusia setelah bangun tidur di pagi hari.

I called Ritual as the things each of us do after we wake up in the morning.



Minum Air Putih / Drink Water
Ada yang menyarankan untuk minum air segelas setelah bangun tidur untuk alasan kesehatan tapi buat saya sih, minum air 1-2 teguk itu wajib karena setelah tidur malam selama 7-8 jam tanpa terbangun jelas bikin tenggorokan kering.

Some suggest to drink a glass of water once we wake up in the morning. For me personally, drink 1-2 sip of water is a must because after spending a non waking 7-8 hours of night sleep really dries my throat.

Alasan lain adalah air dingin yang mengalir melewati kerongkongan itu bikin saya sadar sepenuhnya. Sebelum itu saya merasa masih setengah tidur.

Another reason is the cold water needed to make me awake fully. Before that I was half awake. I was half a sleep.

Yang terjadi adalah seperti ini; Alarm berbunyi, saya mematikannya, menunggu 1-2 menit sebelum bangun dari tempat tidur, berjalan tersaruk-saruk membuka tirai jendela kamar dan minum air 1-2 teguk… nah, setelah minum barulah mata saya betul-betul terbuka, pikiran saya jadi terang dan kesadaran saya berfungsi sepenuhnya. Hehe.

What happens is like this; alarm rang, I turn it off, wait 1-2 minutes before getting up, walk half a sleep to open my bedroom’s curtain and take 1-2 sip of water.. then, my eyes really open, my mind works and I really awake. Lol.

Hanya saja kalau saya sedang menginap di rumah sewaan Andre, sebelum tidur saya harus menyiapkan dua gelas air. Satu untuk saya dan satu untuk dia.

The thing is whenever I stay at Andre’s rented house, I have to put two glasses of water. One for me and another one for him.

Soalnya saya tipe orang yang jarang sekali bangun di malam hari, kecuali kalau saya terlalu banyak minum sebelum tidur sehingga terbangun di tengah malam karena ingin pipis. Atau kalau tiba-tiba perut mules. Tapi ini jarang sekali terjadi.

You see, I rarely wake up in the middle of night unless I drank too much before going to bed and it wakes me up with the urge to pee. Or I have stomache. But this is very very rarely happen.

Andre kebalikannya dari saya. Setiap malam dia pasti terbangun setidaknya sekali. Nah, perkaranya adalah dia malas pergi ke dapur untuk ambil minum setelah pipis sehingga air di gelas saya yang diminumnya. Lha, kalau dia bangun tiga kali, tiga kali pula dia minum air di gelas saya. Ya, besok paginya di jamin tinggal gelasnya aja. Isinya sudah pindah semua ke perutnya. Hehe.

Andre is far different with me. Every night he awakes at least once. But after peeing, he is too lazy to go to the kitchen to grab a glass of water so he drinks my water. Now if he awakes up three times, it means he drinks my water three times. What left for me in the morning than an empty glass because all of the water has been drank by him. Lol.

Jadi tinggalah saya terheran-heran melihat gelas saya kok kosong melompong. Wah, ada maling air, kata saya antara kesal dan lucu sementara Andre cuma cengar-cengir.

I stared at that empty glass, amazed. Someone stole my water, I said half grumbled, half joking while Andre just grinned broadly.

So, dari pada saya jadi uring-uringan cuma karena perkara air, sebelum tidur, saya taruh 2 gelas di meja dekat tempat tidur. Sengaja gelas yang agak besar untuk Andre karena dia kan bisa bangun lebih dari sekali. Kalau tidak, begitu air digelasnya habis, air di gelas saya yang dia minum. Hehe.

So, to avoid the bad mood just because of water, I specifically put two glass of water on the desk near the bed. Andre’s glass is bigger than mine because he awakes up more than once every night. If I put the water in the same size of my glass, it can’t last long. And when he has drank all the water in his glass, he would drink my water. Lol.

Buang Air Kecil / Take a Pee
Kayaknya ini kebiasaan umum setiap manusia. Langsung ke kamar mandi buat pipis begitu bangun tidur.

This one is universal ritual. Going to the bathroom to pee after waking up in the morning.

Saya justru tidak. Saya sarapan dulu. Baru masuk kamar mandi buat pipis, pup, gosok gigi dan mandi.

Well, not me. I have breakfast first before going to the bathroom to pee, poop, brush my teeth and take a bath.

Banyak orang heran melihat saya kok bisa tahan semalaman tidak terbangun karena kepingin pipis dan bangun tidur juga masih bisa tahan tidak pipis.

Some people wonder how can I sleep the whole night without waking up to go peeing and still not have the urge to pee after waking up.

Kalau saya kebanyakan minum sebelum tidur, ya, tengah malam saya bisa terbangun karena ingin pipis atau besok paginya langsung lari ke kamar mandi untuk pipis. Tapi kadang bisa juga karena Andre suka ‘manasin mesin’ saya di pagi hari, ujung-ujungnya  jadi pingin pipis. Hehe.

If I drink too much before I go to bed, yes, it sometimes waking me at night to pee or make me go to pee once I awake in the morning. Sometimes it is because Andre likes to ‘warm me out’ in the morning and at the end it makes me wanted to go pee. Lol.

Sarapan / Breakfast
Kebiasaan orang sarapan pun berbeda satu dengan lainnya.

Each people has different way of having breakfast. 

Ada yang cuma minum juice, teh, kopi atau susu.

Some people just drink juice, tea, coffee or milk.

Ada yang makan makanan enteng seperti sereal, roti atau buah.

Others prefer light meals such as cereal, bread or fruit.

Ada yang makan makanan berat dan lengkap seperti roti isi atau nasi dengan lauk pauk.

But to some people, breakfast must contains full course meal from sandwhich or rice and its complete dishes.

Saya? Ayah saya menjuluki sarapan saya ‘nasi 9 butir’ karena takarannya mungkin hanya sesendok. Hehe. Ini karena saya baru merasa lapar setelah jam 10 pagi. Nah, repotnya kalau saya menginap di rumah orang lain karena saya jadi tidak enak hati menolak kebaikan hati tuan rumah yang sudah menyajikan sarapan lengkap.

Me? my father nickname me ‘the nine grains of rice eater’ because I can only eat about a spoon of rice for breakfast. I feel hungry after 10 am. Problem occurs when I stay at other people’s house because the host has kindly serve full course of breakfast and I don’t want to offend them by eating in my usual ‘nine grains of rice’ portion.

Repotnya kalau sarapan dalam porsi lebih, perut saya suka melilit. Repot kan kalau dalam kendaraan tiba-tiba saya kebelet boker. Atau justru datang di jam-jam yang tidak menguntungkan. Wah, sampai merinding-rinding saya menahannya. Hehe.

Having breakfast in excessive portion means it gives me stomachache. Not fun to have the urge to poop when I am in the car or when it comes in inconvenient hours. I have got goosebumps when my stomach feels like. Lol.

Saya heran juga kalau lihat orang sudah sarapan di rumah tapi masih bisa mengisi perut dengan jajanan kelas berat seperti makan bubur ayam, mie ayam, soto daging, bakso.

I am amazed to see people who have breakfast at home can still have serious snacking such as porridge, noodles, beef or chicken soup, meatball dish.

Repotnya kalau ada teman atau atasan yang berbaik hati membelikan saya makanan-makanan seperti diatas itu. Masalahnya makanan-makanan itu enaknya dimakan panas-panas. Nah, kalau saya menerimanya sebelum jam 10 atau kalau saya sedang sibuk, mana bisa saya langsung makan. Ya apa boleh buat, terpaksa saya makan dalam keadaan dingin. Kerupuknya sudah melempem, mienya sudah mangkak. Hehe.

It gives me quite a headache when a friend or a boss kindly buys me one of those kind of meals because they are better eaten while hot. The problem is what if I got it before 10 am or when I was busy. I could eat it later. And it is already cold. The chips were no longer crispy, the noodle has became bigger.

Tapi yang paling tidak ada tandingannya adalah sarapannya Andre; rokok.

The toppest breakfast is Andre’s; cigarette.

Gile aja tu orang. Bangun tidur, minum air, nyiapin sarapan, terus ngebul deh di kamar mandi sambil pipis atau nangkring di atas closet, kemudian mandi. Selesai mandi, ngerokok lagi.

He is just unbelievable. He wakes up, drink a glass of water, preparing breakfast, light his cigarette and go to the bathroom to pee or poop, take a bath after that. Not long after he gets out of the bathroom, he lights another cigarette.

Kalau saya lagi jahil atau kesal, rokoknya saya umpetin atau malah saya buang semua. Sebodo, berantem deh situ pagi-pagi gara-gara rokok.

Either I am in the mood to joke or simply because it upsets me, I hid or throw away all of his cigarette. There, I don’t care if we have a fight in the morning over those damn things.

Andre itu mirip dengan ayah saya. Setelah bangun pagi, yang dipikirkannya adalah menyiapkan sarapan untuk saya. Tapi dia sendiri jarang sarapan. Paling cuma ngopi. Ya ga heran, sudah kenyang duluan sama asap rokok, ledek saya.

Andre and my father are a like. Once he wakes up, all he thinks about is to prepare breakfast for me. He himself rarely have breakfast. Coffee is his only breakfast. Yeah, no wonder, I tease him, you are already full with the smoke from your cigarette.

Untungnya sudah 2 tahun ini dia merokoknya sudah tidak gila-gilaan lagi. Gaya hidup dan pola makannya juga sudah lebih sehat. Mungkin karena merasa diri makin tua. Hehe.

I am glad that he has been smoking less for 2 years. His lifestyle and his eating have become healthier. Maybe because he feels he is getting older now. Lol.

Buang Hajat / Pooping
Hehe. Jarang ada yang punya kebiasaan tidak B.A.B di pagi hari. 

Lol. It is rare for people not having this habit in the morning.

Ada yang bisa langsung buang hajat tidak lama setelah bangun tidur. Ayah saya contohnya. Hehe.

Some people would go poop not long after they wake up in the morning. My father is one of them. lol.

Tapi ada yang seperti saya yang baru bisa boker setelah sarapan. Kegiatan itu saya lakukan sesaat sebelum mandi.

Some are just like me, pooping after breakfast, which I do before taking a bath.

Payah kalau cuma ada 1 kamar mandi di rumah. Kalau penghuni rumah punya jam buang hajat beda-beda sih ga bakal jadi perkara. Gimana kalau ada yang samaan atau beda-beda tipis? Bisa jadi bahan buat berantem atau menemukan pemandangan ada yang lagi menekuk badan di depan kamar mandi. Sudah kebelet boker tapi kamar mandi masih di daulat sama orang lain. Hehe.

It is quite tricky if you have just 1 bathroom in the house. It wouldn’t be a big problem if the house inhabitants have different pooping time but how if they don’t? Well, be ready to have arguments over the using of bathroom or seeing someone bent over in front of the bathroom, having stomachache and wanting so much to poop only to find the bathroom is already occupied.

Rumah sewaan Andre juga cuma punya 1 kamar mandi tapi ukurannya besar sehingga bisa ada kloset dan bathtub. Jadi kalau yang satu pengen boker sementara yang lain lagi mau mandi, dua kegiatan itu bisa dilakukan sekaligus. Hehe. Aman. Kami tidak pernah berantem karena berebut pakai kamar mandi.

Andre’s rented house has just 1 bathroom but it is wide so it has enough space for the water closet and the bathtub. So when one wants to poop while other wants to take a bath, no worry, we can do our own business in that room. Lol. No need to fight over who’s taking the bathroom first.

Nonton TV / Watching TV
Ada yang punya kebiasaan langsung nyalain tv begitu bangun tidur? Atau nonton tv sambil masak atau sarapan?

Any of you have a habit to turn on the tv after you wake up? Or watch it while you are cooking or having breakfast?

Keluarga saya tidak punya kebiasaan seperti itu jadi saya pun tidak terbiasa untuk nonton tv pagi-pagi.

My family don’t have such habit so I am not used to watch tv at early hours.

Tapi Andre selalu menyalakan tv begitu dia bangun tidur. Yang ditontonnya berita. Karena dia bangun lebih dulu dari saya, yang sering terjadi adalah saya bangun bukan karena suara alarm tapi suara tv.

Andre has always turn the tv on once he wakes up in the morning. He likes to watch the news. Since he wakes up earlier than me, what wakes me is not my alarm but the sound of the tv.

Masih ada banyak lagi ritual di pagi hari yang dimiliki oleh masing-masing orang. Misalnya saja langsung mengaktifkan telpon genggam, langsung online, menyiapkan baju yang mau dipakai atau perlengkapan yang mau dibawa kerja, dandan.

There are many other morning rituals that each of us has such as activate cellphone, going online, preparing the clothes or stuff for that day, put on the makeups etc.

Anda bisa memperhatikan dan mencatatnya seperti apa ritual yang anda atau keluarga anda lakukan di pagi hari. Lalu lihatlah bahwa ada yang lucu, menyebalkan sampai menemukan hal-hal yang mungkin harus diperbaiki untuk mendukung kelancaran aktivitas anda di pagi hari seperti misalnya pakaian serta sepatu atau benda-benda yang mau dibawa keesokan harinya sebaiknya dipersiapkan dari malam sebelumnya biar lebih praktis dan meminimalkan resiko ada yang lupa untuk dibawa.


You can put attention or note on your own morning rituals and discover funny or annoying sides, things to be corrected to make your morning activities can go smoother. For example, you can prepare the clothes or shoes you want to wear or the things you want to bring in the morning from the previous night to make it practical and minimize the risk of forgetting to bring them.