Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, April 30, 2011

Kasih yang Sejati / True Love

“Wanita panggilan” Kamis pagi (28/4) tak lama setelah saya sampai di sekolah tiba-tiba terdengar suara teteh tertawa.

“Siapa, teh?” tapi sebelum teteh sempat menjawab saya sudah mendengar suara yang tidak lagi asing. Yohana! Dia yang di sebut teteh dengan ‘wanita panggilan’ karena memang itulah julukan dan ledekan kami pada Yohana yang hanya muncul di sekolah kalau kepsek pergi dan karenanya meminta dia untuk menggantikan mengajar di kelas Playgroup (PG).

“Halo, Yo” saya langsung merasa hari ini jadi sedikit istimewa karena kehadiran mantan kamerad.

Yohana & daughter + Keke in PG classroom
Mengobrol deh kami berempat di kelas TK A selama hampir setengah jam. Wali kelas TK B khusus menggabungkan dirinya dengan kami karena tidak bisa dipungkiri kami semua senang dengan kehadiran Yohana di sekolah.

Yah, begitulah. Bertukar cerita, berita dan keluhan.

Seandainya saja kepsek adalah pribadi yang lebih banyak menyenangkan dan meringankan hati, suasana di sekolah ini sebetulnya menyenangkan. Maksudnya, kami yang rata-rata sudah bekerja di sini selama lebih dari 5 tahun memiliki hubungan kerja dan pertemanan yang terhitung sangat baik. Bahkan sangat kompak.

Sayangnya kepsek tidak bisa di tebak. Jadi setiap hari saya berangkat dari rumah ke sekolah dengan membawa pertanyaan siapakah yang akan saya temui dalam diri kepsek pada hari tsb. Malaikat atau setan?

Ya, setiap orang memang punya sisi gelap dan sisi terang; kelebihan dan kekurangan. Tapi bisa kita timbang mana yang lebih besar dan yang lebih menguasai diri seseorang atau diri sendiri.

Saya sendiri mengakui belakangan ini cuaca hati saya banyak dikuasai oleh setan. Setidaknya mungkin demikian menurut anak-anak itu.

“Ibu sekarang beda” Justin pernah mengatakan demikian.

“Ibu kok gitu sih sekarang?” kata Calvin baru-baru ini.

Pertanyaan itu sangat menohok hati saya. Ya, saya akui memang saya berubah. Sejak saya menjadi wali kelas TK A kesibukan saya bertambah. Saya tidak menganggapnya sebagai beban. Hanya saja hal itu memang betul membuat saya menjadi lebih tegang.

Memegang satu kelas selama 6 hari seminggu dengan 16 orang anak menyita banyak sekali waktu dan tenaga saya. Belum lagi ada les anak TK B 2 kali seminggu dan seminggu sekali harus mengajar bahasa Inggris di kelas TK B.

Tambahan lagi saya tidak mempunyai hari libur karena hari Minggu pun saya masih harus mengajar Sekolah Minggu dan mengajar les. Semua ini yang saya pikir membuat saya menjadi cepat tidak sabar dan mudah kesal. Saya berubah menjadi orang yang tidak saya sukai. Haduh, bagaimana caranya supaya keceriaan dan ketenangan saya yang dulu bisa kembali lagi?

Mungkin saya memerlukan suatu perubahan yang membuat saya menemui hal-hal baru.

Hari ini anak TK A saya sibukkan dengan kegiatan mewarnai gambar anak yang berdiri di bawah siraman hujan. Kali ini instruksi khusus untuk tidak mewarnai payungnya bisa di ingat oleh semua anak.



Sesudah itu mengerjakan maze anak yang memakai payung harus menuju tempat yang sedang hujan.


Beberapa anak membuat saya merasa seperti ingin melompat-lompat dan menjerit-jerit karena frustrasi melihat mereka mengulangi kesalahan yang sama terus menerus bahkan setelah saya memberi petunjuk yang dalam penilaian saya sudah sangat jelas dan tidak terburu-buru.

Sampai akhirnya saya yang betul-betul harus memegangi tangan anak ybs dan menuntunnya menggarisi jalan yang harus dilewati anak berpayung pada gambar itu menuju lokasi yang benar dengan krayon. Kalau tidak dengan cara begitu, bisa gila saya dibuatnya karena berkali-kali dia membuat kesalahan yang sama.

Ya, kalau hanya 2-3 anak yang harus ditangani sih tidak apa tapi ini ada 15 anak di kelas pada hari ini. 15 mahluk hidup yang memiliki 15 keanekaragamannya. Dan seperti yang saya tulis dalam blog saya beberapa hari lalu, kalau ada anak kecil maka rasanya 2 mata, 2 telinga, 2 tangan, 2 kaki, 10 jari dan 1 mulut kurang banyak. Hehe.

Tugas terakhir adalah menyusun angka yang hilang pada gambar jam. Wah, ini juga sempat membuat saya makin spanning karena ada beberapa anak yang tidak teliti padahal ada tugas-tugas berpola sama yang sudah sering dikerjakan seperti menebalkan huruf atau angka yang berwarna abu-abu. Tetap saja sesuatu yang rutin itu tidak melekat di benak anak.


 

Karena itu jangan heran kalau seorang anak memberi jawaban tidak tahu saat di tanya apa yang dikerjakannya setelah bangun tidur. Padahal yang terjadi dirumahnya setelah dia bangun tidur adalah hal yang rutin dan dia tidak melakukan semua itu dengan mata tertutup karena masih tidur atau sedang pingsan kan.

Hal ini membuktikan bahwa biarpun matanya terbuka lebar, seorang anak bisa ‘tidak hadir’ saat dia sedang melakukan aktivitas mandi, berganti pakaian, makan dll.

Tidak semua anak seperti itu. Tapi dari 16 anak di kelas saya, setidaknya setengahnya seperti itu. Dan umumnya anak lelaki. Karena itu kalau anda berjenis kelamin perempuan, berbahagialah anda tercipta sebagai perempuan karena walau di juluki mahluk lemah tapi sebetulnya di dalam kelemahan itu perempuan sebetulnya memiliki kekuatan dan kelebihan dari mereka yang dikatakan mahluk yang lebih perkasa.  

Btw, Stevanky, seorang murid di kelas saya, semester 2 ini semakin terpacu untuk menjadikan dirinya asisten saya di kelas. Terutama setelah Evelyn berhenti kerja.

Lucu juga rasanya melihatnya mondar-mandir di kelas memantau pekerjaan teman-temannya. Memberi petunjuk. Mengatakan ‘no no’ saat temannya melakukan kesalahan atau ‘pintar, bagus, betul, good’ saat temannya dapat mengerti petunjuknya atau mengerjakan tugasnya dengan benar.  Soalnya ini anak umur 5 tahun, bo!. Berapa banyak anak umur 5 tahun yang anda tahu bisa melakukan hal seperti itu? Saya saja baru menjumpainya saat ini dalam diri Stevanky.

Tapi perkaranya adalah seringkali dia menghalangi gerakan saya. Kalau di dalam kelas jangan membayangkan saya bisa duduk manis. Tidak. Saya bergerak kasak kusuk kesana kemari. Gerakan saya pun cepat karena harus memantau dan menolong anak yang mengalami kesulitan. Akibatnya berapa kali saya menabrak atau menginjak kaki Stevanky tanpa sengaja. Belum lagi saya sendiri nyaris hilang keseimbangan akibatnya.

Saya sudah memperingatkan Stevanky “Ibu guru lagi sibuk, Ky, kalau sudah begini aku bergerak cepat jadi kamu jangan menghalangi ibu. Jangan juga marah kalau keinjak, ke sikut atau ketabrak bu guru ya. Dan jangan tersinggung kalau bu guru menggonggongi kamu karena kamu menghalangi jalan ibu”.

Satu hal yang saya membuat saya heran, kagum dan juga terharu adalah mau seperti apa pun saya kepada mereka, anak-anak itu tetap menyayangi saya.

Kasih seorang anak adalah kasih yang tulus murni. Kasih sejati ada dalam diri mereka.

Dalam segala keterbatasan dan kekurangan saya, saya pun mengasihi mereka dengan segenap hati saya.

Sesudah anak-anak dipulangkan pada jam 10.30, ternyata Yohana membeli kue rangi. Kue yang setahu saya khas betawi ini sudah makin langka tapi di kompleks perumahan ini ada pedagang keliling yang menjajakannya. Maka berpestalah kami makan kue rangi sambil berfoto-foto.


___________________________________________________________________

“Our call girl” I heard school’s cleaning lady laughed not long after I arrived in school this Thursday morning (April 28th).

“Who?” but before she answered my question, I’ve heard a familiar voice. Yohana! ‘our call girl’ has become sort of our joke and tease for her because she came only after headmaster gave her a call to replace her whenever headmaster wasn’t able to teach in Playgroup (PG) class.

“Hello, Yo” I grinned at her and feeling something special today because we were having an former fellow teacher among us.

We chatted and joked around in my classroom. Exchanging news, stories and complaints. But no doubt that we were all happy to have her in school today.

If only headmaster is a character that brings light in school I’m certain the air in school would be filled with joy because we who have worked for more than 5 years in this kindergarten have built up quite a strong bond and good relationship.

Unfortunately headmaster is unpredictable. Everyday I leave home and go to school with a question hanging on my head of what angel would I meet in headmaster. Would it be the angel of God or the angel of devil?

Oh yes, so each of us have our light and dark sides. Good and bad sides. But we can measure which one is dominant.

I admit that my mood has been influenced by the angel of devil lately. At least that’s what some kids think.

“You’re different” said Justin sometime ago.

“Why is it you’re like this now?” asked Calvin not too long ago.

Their questions came like a big blow to me. Yes, I admit that I’m not the same person after I’m appointed to incharge in this class. I never see it as a burden. But it does make me tense.

It really takes lots of my time and energy to incharge in a class of 16 kids for 6 days a week. Not to mention to have to run B class tutoring twice a week and teach English in B class once a week.

Plus I don’t get any break from teaching. I’ve Sunday school and tutoring too every Sunday. All of this is what I think have changed me. The bad part is it turned me into a person that I myself dislike. Gosh, what should I do to have my joy and serenity back?

Maybe I need a change so new things will refresh me.

Well, I made the kids busy today with class activity of coloring the drawing of a kid standing in the rain under his raincoat and umbrella. My instruction for them not to color the umbrella have been followed by all the kids. Good.

After that they did maze of a girl who needs help finding her path to the right scene. She has her umbrella so she will go to a place where it is raining. 

Some kids made me felt I’d go jump and screaming out of frustration seeing them repeated same mistakes even after I gave slow and detailed explanation on how to do that maze.

At the end I had to hold those kids’s hands and drew the line with crayon the right path the girl in the maze should take to the right location. If I didn’t do this they drive me crazy by doing the same mistake over and over again.

The thing is I don’t have 2-3 kids in class. There were 15 kids in class today. 15 living being with 15 varieties. And as I’ve written in previous journal on this blog is when you deal with kids it feels that 2 eyes, 2 ears, 2 arms, 2 hands, 10 fingers, 2 feet and 1 mouth aren’t enough. Lol. 

The last task is to glue the missing number on the clock. This once again brought headache to me because some kids seemed haven’t remembered that certain task has become routine such as whenever they saw any letter or number in grey it means they have to bold it with their pencils.

Some kids live their routinities with wide open eyes but unable to take it to their memory as if they have their bath, getting dressed, meal time etc in unconscious state. That’s what make them give ‘I don’t know’ answer when asked what they do after they get up in the morning.  

Not all kids are like them and mostly are boys. So be glad to be born as female because though they say female is weak creature but we are not. We have things that make us superior than the male.

Anyway, Stevanky, one of the kid in my class, has become more keen to become my assistant in class. Especially after Evelyn resigned.

It is funny to see him move around from one classmate to another. Watching, giving direction and helping them doing their tasks. Saying ‘no no’ when they didn’t do it well or made mistake and said ‘good. Ok. Smart’ when they did it well. I mean, how many 5 year old do you know who does stuff like this?

The thing is I never sit quietly in class. I always move fast from one kid to another. And I found myself bump or step into Stevanky’s feet many times.

I’ve forewarned him though “I move around in high speed, Stevanky. So don’t take it personally if I accidentally bump into you or step on your feet or hit you with my elbow. You’ve to forgive me too if I bark at you to ask you to move over because you stand on my way. Ok”

It is amazed and touched me though to see the kids still love me no matter how bad I’d behave toward them.

Their love is definitely the true love. Pure and sincere.

In my limitations and weaknesses I love them too with all of my heart.

Anyway, after school Yohana bought ‘rangi’ cake. It’s one of Indonesian traditional cake made of flour, coconut and palm sugar. It has become rare to find as kids these days prefer to have western snack. But this cake remains as one of my favorite snacks. So we had ‘rangi’ party and took photos as well.

No comments:

Post a Comment