Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Tuesday, April 12, 2011

Bergembira / Having Fun

Biar pun anak-anak kerap membuat ulah yang mendebarkan dan menjengkelkan hati tapi setiap kali kita berada di antara mereka mau tidak mau kegembiraan mereka pasti menular pada kita atau kita yang ingin membuat mereka gembira.

Saya termasuk orang yang ingin membuat hal-hal menyenangkan bagi anak-anak itu. Setiap malam saya memutar otak berpikir kegiatan apa yang sesuai tema & indikator pengajaran yang bisa saya buat menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Hari ini.. (Kamis, 7/4) …

Berjalan di atas papan titian. Itu yang tertulis di kertas. Di sekolah ada sebatang besi selebar kaki anak TK yang biasa di pakai sebagai papan titian. Tapi karena saya malas mengambilnya dari kelas TK B maka yang saya pergunakan adalah kursi-kursi dan dhingklik / kursi jongkok yang ada di kelas sendiri. Hasilnya lihat saja sendiri. Anak-anak berjalan penuh semangat, ada yang takut-takut tapi berulang kali juga naik ke atasnya. Ramai karena di sertai dengan canda tawa.
Sesudahnya ayo menghitung langkah dari papan tulis ke loker tas yang ada di belakang kelas. Berapa banyak langkah? Bu guru dapat 16 langkah. Nah, ada yang mendapat 16 langkah juga. Ada yang 17, 19 & bahkan 23 langkah. Ternyata jarak sedekat itu saja sudah sekian banyak langkah ya. Kalau dari sekolah ke tempat pangkalan becak kira-kira berapa langkah? Nah, kalau di hitung sehari kita melangkah berapa banyak ya? Ada yang menjawab puluhan, ratusan & malah triliunan.
Kemudian kami membuat alat perkusi. Saya mencomot beberapa benda dari loker. Mainan kayu, spidol & piring plastik. Jadilah semua itu alat musik. Bergantian 4 anak maju ke depan untuk memainkan alat-alat musik itu sementara saya & teman-temannya bernyanyi berbagai lagu anak-anak.
“Tadi asyik ya” kata Stevany yang segera diiyakan oleh Kim & Dea dengan penuh semangat.

Ah, senangnya hati saya mendengarnya. Mereka belajar sesuatu dengan hati yang gembira. Itu saja sudah membuat saya sangat gembira.

Tentu saja karena berurusan dengan anak kecil maka kegembiraan tidak bisa lepas dari titik-titik ‘noda’. Hm. Justin masih ringan tangan. Belakangan ini ada perkembangan baru yang tidak saya sukai & yang hampir kewalahan saya menghadapinya karena begitu mudahnya dia mengangkat tangannya, membuat gerakan akan memukul teman. & mudah saja untuk dia memukul teman.

Di ledek teman, dia memukul. Teman lewat terlalu dekat dengan mejanya, dia sigap mengancam dengan gerakan tangan siap memukul. Di pandang teman saja sudah mau memukul. Bahkan yang membuat saya meradang adalah dia memukul teman yang bahkan tidak berbuat apa-apa kepadanya. Anak perempuan pula.

Saya sudah menasihatinya. Memperingatkannya. Memarahinya. Sampai terpaksa harus menghukumnya di kursi hukuman tapi tidak ada efek jera. Dia memang jadi tahu bahwa memukul itu tidak baik & tidak bisa di tolerir tapi tidak bisa menghentikan kebiasaan ini.

Sudah begitu dia bercerita ke neneknya bahwa di sekolah dia di pukul oleh teman-temannya. Ibunya bercerita tentang hal ini kepada saya. Lebih jelasnya adalah curhat. Mamanya tahu betul anaknya itulah yang kerap memukul teman. Kalau sampai Justin di pukul, itu karena teman yang di pukul membalas memukulnya. Kok ya bisa bercerita kebalikannya pada neneknya. Saya bingung sekaligus kesal karenanya.

Jadi saya membuat foto-foto yang menunjukkan dengan jelas bagaimana Justin membuat gerakan akan memukul bahkan saat teman-temannya sedang duduk & tidak ada yang berada di dekatnya untuk mengganggu, mencoleknya saja tidak kok.

Saya beritahu pada mamanya bahwa kalau neneknya Justin menegurnya lagi tunjukkan saja foto-foto ini supaya neneknya bisa melihat apa yang sebetulnya terjadi di kelas. Saya selalu mentagged foto-foto yang saya jepret ke beberapa orang tua murid TK A yang sudah terhubung dengan saya di Facebook.

Saya menghimbau para orang tua / kakek nenek yang membaca blog ini supaya jangan terlalu cepat mempercayai apa pun yang anak / cucu kalian.

Bukan artinya saya mengatakan bahwa omongan anak tidak benar. Hanya saja anak kadang melihat hal-hal hanya dari satu sisi & itu adalah sisi pengertian mereka. Belum lagi kalau mereka punya kebiasaan melebih-lebihkan untuk mendapat perhatian / karena imajinasi yang terlalu besar. 

Runyam jadinya kalau anda dengan penuh emosi langsung melabrak orang tua / guru dari cucu / anak anda dengan hanya berpegang pada apa yang anda dengar dari omongan anak / cucu anda.

Tolong, jangan gegabah. Jangan bertindak terburu-buru. Selidiki dulu bagaimana & seperti apa duduk perkaranya yang benar. Nah, kalau memang betul seperti yang anak / cucu anda katakan, barulah anda berhak untuk melakukan tindakan pencegahan & klarifikasi.

Di kegiatan inti kami mengerjakan maze. Menghubungkan jalan yang harus di ambil oleh anak berpakaian adat Sumatera Barat menuju Rumah Gadang. Anak itu bertopi & berbaju merah. Jalannya harus di warnai.
Di lembar itu ada gambar anak lain yang berseragam biru. Tentu saja anak itu tidak pergi kemana-mana. Jadi biarpun ada jalan yang menghubungkan anak itu dengan Rumah Gadang tapi jelas jalan itu tidak di warnai.

Nah, mudah kan? Wow, March yang duduk sebangku dengan Vivien membuat kesalahan. Semua jalan di beri warna. Saya kira mereka membuat kesalahan itu karena duduk di barisan belakang. Tapi beberapa menit kemudian saya kaget melihat Kekey & Kelvin yang duduk sebangku juga melakukan kesalahan yang sama. Padahal mereka duduk di barisan ke dua dari depan. Nah, jadi ini bukan karena posisi duduk ya.

Lalu mewarnai gambar dari orang-orang & anak yang sedang bekerja membersihkan halaman setelah sebelumnya memberi tanda ceklis & silang pada anak yang mau bekerja & yang tidak mau membantu. Mudah? Kelvin yang tertinggal dari awal menulis huruf b (betul) & s (salah)
“Kenapa Kelvin belum selesai?” kepsek menegur saya waktu masuk ke kelas & melihat Kelvin masih berkutat dengan tugasnya “Ke, di ambil saja tugasnya kalau sudah lewat waktunya”.

“Tidak bisa, bu. Itu membuat anak berpikir selesai / tidak, toh di kumpul juga ke bu guru” bantah saya.

“Itu di SD. Kita TK” kepsek masih bersikukuh tapi kali ini saya tidak mau mengalah. Sedangkan yang saya lihat dalam tayangan Super Nanny saja menunjukkan bahwa anak perlu belajar bertanggung jawab atas hal yang harus dituntaskannya & membuatnya tidak beranjak dari tempatnya sebelum pekerjaan itu selesai bukanlah hal yang kejam. Ini soal mendidik disiplin & membuat anak mengerti tentang tanggung jawab & konsekuensi. Siapa bilang cuma bisa diterapkan pada anak SD. Justru sedini mungkin anak di latih & di didik demikian maka akan lebih baik.

“Dikurangi saja nilainya”

“Tidak bisa, bu. Anak-anak ini belum mengerti konsep seperti itu. Lebih resap kalau mereka mengalami seperti yang sedang Kelvin jalani sekarang ini”

Kali ini saya bersikukuh mempertahankan argumentasi. & saya tetap akan menjalankan prinsip tentang pelatihan & pendidikan disiplin, tanggung jawab & konsekuensi kepada anak didik saya.

Kelvin & segelintir anak-anak di TK A memang sering ketinggalan. Bukan karena tugas yang sulit. Tapi karena terlalu banyak membuang waktu dengan bengong, mengobrol & bercanda. Cara yang saya pilih untuk mendisiplinkan mereka sudah cukup berhasil pada March, Justin & Kekey. Tapi belum pada Kelvin. Kadang dia bisa. Lain waktu kembali lelet. Masih harus terus menerus di latih.

Tentu saja saya tidak hanya menuntut mereka bekerja tepat waktu. Saya mendorong mereka dengan kalimat-kalimat pendorong semangat, mengacungkan jempol, memuji, menepuk pundak & menampakkan muka gembira bila mereka bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, bekerja dengan teliti & rapi, berhasil membuat perubahan positif. Semua kan harus ada imbangannya. Sejauh ini hasilnya cukup sukses. Tapi di beberapa anak memang membutuhkan perjuangan ekstra.

Nah, dengan semua hal yang terjadi di kelas setiap harinya tidak heran kalau semua itu menyedot tenaga & saraf saya sampai ketika saya bertemu evelyn di rumahnya kemarin, dia dengan kaget mengatakan saya kurus sekarang padahal baru sebulan dia tidak lagi mengajar di TK A bersama saya. Sampai berulang kali dia mengajukan pertanyaan apa saya menemukan masalah di kelas. Rupanya begitu nyata perubahan dalam fisik saya sampai dia kelihatan prihatin & mencemaskan keadaan saya.

Jadi jangan di kata enteng menghadapi 16 orang anak berusia 4-5 tahun. Hehe.

So, tertarik jadi guru TK?
________________________________________________________________

Despite the fact that kids do unreasonable & annoying stuff but we can’t avoid not to catch their joy when we’re around them or we want to bring joy to their lives.

I happen to be that person. I think over what acitivities that I will do in class to make them have fun while they learn.

Today (Thursday, April 7th) I lined up the chairs in my class making it like a footpath & asked the kids to walk on them. They walked in excitement, few of them looked a bit hesitate, feared they would fall down but didn’t want to quit. They kept on going, holding on to the chairs, talking with each other, laughed & giggled.

After that I grabbed wooden toys, markers & plastic platter from the lockers & made them musical instruments. I asked 4 kids to take turn to play those musical instruments while I & their friends sang many children songs.

“That was fun, wasn’t it?” asked Stevany. Kim & Dea quickly nodded. It warmed my heart to know how they had fun doing class activities as they learned many things.

But being with kids means no joy is free from stain.

The stain came in the form of Justin’s habit of punching his friends. He would make a gesture of him about to punch any of his friends. Sometimes for no particular reason. None cold tease him, stare at him, get too close to his desk without him quick & ready to make the assault. What enraged me is if he punches his female classmates. It’s really unacceptable.

I’ve tried every method I knew. I talked to him, warned him, sent him to naughty chair. All to no avail except now he knows I don’t like such behavior & I’d require him to apologise. But it doesn’t change him.

& then he told to his grandmother that his classmates were hitting him. His mother told me about it yesterday. She of course knows that if a kid in my class hits him it is because he has hit that kid. Now how could he made it sound as it goes the other way around? I don’t like this.

So I took photos showing how Justin made a gesture of him ready to hit his classmate when none of them were even got near him / did anything to him.

I therefore urge you not to make a quick one sided conclusion upon hearing what your kid / grandchild / grandchildren are telling you. Not to tell you that their words are all lie. I ask you not to get emotional when they come to you & tell you things. Make sure you know that what they tell you isn’t come from their imagination or them being exaggerating things or from their own understanding or because they want to get your attention. Put this into your consideration before you get upset or confront the child’s parents / teacher / friend.

In class today we did a maze. The kids had to color the footpath that led the kid in traditional tribe clothes to his traditional tribe house. There’s another kid in the maze who wears blue school uniform. His footpath of course is not to be colored. Easy, right? Wrong. 4 kids made mistake by colored every footpath from any kids to the house. 2 of them sat at the back row while 2 others sat in the second front row. So it wasn’t because of their sitting position that made them didn’t hear my instruction. It must be their concentration.

After that put cross mark on the circle next to the kid who doesn’t help the others cleaned the yard & color the drawing. The kids could do this quite well except Kelvin who had to stay inside the classroom even after the others have gone outside to play because he hasn’t finished this task.

“We don’t keep the kid in the classroom while the others go outside” headmaster who got into the classroom objected when she saw Kelvin still sitting on his chair doing his task “Take away his book & tell him it’s time”.

“& the next time he will think no need to complete his work because the teacher will take it anyway, whether he’s done it all or half done it” I argued.

“Don’t give him high score”

“Can’t do that. Not every kid understands it” I kept stood up for my ground “It doesn’t work. I’ve tried it before. This way is the most effective because he learns it himself that if he wastes his time he is the one who is going to take the consequences”. I’ve seen it in Super Nanny how Jo Frost taught about it. There’s no such thing of being too young for a kid to learn about this lesson.

I’ve applied it to few kids in my class who couldn’t do their works done on time & it works. With Kelvin the outcome still in process. Sometimes he could do on time & other time he couldn’t. It’s just need practice & persistence.

But I am not just act as a demanding teacher. I show my appreciation & happiness when they do it well or make achievement. I’d give them a pat in the back, praise, smile & announce it. Everything has to work in balance. You can’t just make critics but no praise / appreciation.

The things happen in school everyday really sucks up my energy & eating my nerves as well. No wonder Evelyn was so surprised when we met at her house yesterday. She repeatedly said I looked slimmer & it’s just been a month since she no longer teaches in my class. She kept asking if things are doing well at work. I guess my physical appearance clearly visible that it made her concern.

Well who says it’s easy to deal with 16 kids age 4-5 years old. Lol.

So, anyone interested to work as kindergarten teacher?

No comments:

Post a Comment