Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, February 14, 2011

Pelecehan seksual / Sexual Harassment


Rabu pagi ini (9/2) awalnya saya duduk di paling belakang. Ada 6 kursi kosong saat kami baru masuk kelas. Sengaja saya memilih duduk di deretan kursi sebelah kanan. Tepat di belakang Dea & Kim yang jangan di tanya lagi langsung kegirangan karena saya duduk di belakang mereka.

Selama setengah jam berikutnya mulailah satu per satu berdatangan. Cuma Kelvin & Clarissa yang tidak hadir hari ini karena sakit.

Justin datang & langsung memilih duduk di sebelah saya. Susah juga menjauh dari godaan kalau duduk di sebelah Justin. Hehe. Dia tiba-tiba berpaling menatap saya, berdiri & coba tebak apa yang dilakukannya ? Langsung memeluk saya.

“Boneka panda” katanya sambil tersenyum lebar sementara saya agak megap-megap mencari napas berhubung di peluk erat-erat oleh bocah gempal ini “Boneka pandanya hidup ya, bu”

Hmmph? Saya belum sepenuhnya mengerti maksudnya.

“Boneka pandanya lembut tidak, bu?” Dia bertanya sambil menempelkan pipi tembamnya di pipi saya. Oh. Hehe. Baru saya mengerti. Dia sedang membicarakan dirinya! Hehe.

Berbagai julukan sempat mampir pada dirinya. Kingkong. Beruang madu. Nah, sekarang boneka panda. Entah siapa itu yang menjulukinya demikian. Tapi saya tidak keberatan. Apa pun julukan yang diberikan padanya, dia tetap Justin yang saya sayang.

Nah, nah, teman-temannya rupanya rada sirik melihat Justin dan saya bukan cuma mengobrol tapi juga peluk-pelukan. Begitu melihat ada kesempatan Dea langsung melompat dari kursinya & berlari menghampiri saya untuk selanjutnya menjatuhkan dirinya ke atas pangkuan saya.

Aksinya ini segera menular pada teman-temannya yang lain yang entah karena dari tadi juga mengincar kesempatan untuk bisa menggelendot ke saya tapi takut di larang / di tegur oleh saya & jadi berani karena melihat Dea bisa dengan amannya ada di pelukan saya tanpa di omeli atau karena seru bisa beramai-ramai mengerubuti saya, entah mana yang benar.

Tapi yang jelas dalam hitungan beberapa detik saja tiba-tiba saya mendapati diri saya sudah di rubung bukan cuma oleh Justin & Dea tapi ada March, Nico, Stevany, Michelle & bahkan juga Sekar yang paling kalem & biasanya paling tidak mau terlibat dalam aksi-aksi seperti ini.

Tinggalah Evelyn berkaok-kaok dari depan kelas menegur anak-anak itu. Kalau saya mengajar & kelas ribut maka itu disebabkan karena anak-anak sibuk mengobrol tapi kalau dia yang mengajar & kelas ribut maka itu disebabkan karena anak-anak beberapa kali kabur-kaburan meninggalkan tempat duduknya untuk memeluk, menggelitiki atau naik ke pangkuan saya. Hehehe.

Tentu saja Evelyn tidak berani menegur saya walaupun hal ini beberapa kali terjadi. Terlalu sungkan dia untuk menegur guru senior walaupun anehnya dia berani menentang kepsek yang lebih senior lagi dari pada saya dalam hal pengalaman & umur. Hehe.

Sori, coy. Asli, saya sendiri juga tidak enak hati karena jadi penyebab kebisingan dan ketidaktertiban di kelas. Tapi mau bagaimana lagi ya? Sulit bahkan untuk diri saya sendiri untuk menolak anak-anak itu. Saya boleh saja galak & disiplin tapi saya juga menyukai kehadiran mereka & senang berada di antara mereka.

Plus berbeda dengan guru lainnya, saya menyenangi kontak fisik dengan anak-anak itu. Saya juga jahil. Senang bercanda, menggoda & bermain dengan mereka. Selain tentunya mengekspresikan rasa sayang melalui elusan, pelukan & ciuman.

& anak-anak itu pun membalas bentuk-bentuk afeksi itu. Contohnya hari ini dalam kelas bersama Justin. Sementara dia memperhatikan Evelyn & saya menuliskan soal-soal untuk les anak TK B, sebelah tangannya menggenggam & mengelus-elus tangan saya. Bukan cuma tangan yang saling menggenggam, kakinya pun ditaruhnya di atas kaki saya.

Saat ini kita jamak mendengar berita pelecehan seksual oleh orang dewasa terhadap anak kecil. Bahkan Evelyn pun mengajarkan anak perempuannya untuk tidak mau di sentuh atau diciumi oleh pamannya sendiri sebagai bentuk tindakan pencegahan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Seorang teman pena saya dari Kanada bercerita bahwa saat anak lelakinya mengompol di sekolah, tidak ada guru yang mau mengganti celananya atau membersihkannya. Sekolah menelpon orang tua dari anak itu supaya datang ke sekolah & mengganti celana serta membersihkannya. Rupanya karena ada begitu banyak kasus pelecehan seksual atau tuduhan / kecurigaan atas tindakan pelecehan seksual terhadap anak-anak sampai sekolah (guru) tidak mau melakukan hal yang membuat mereka harus bersentuhan dengan tubuh / alat kelamin anak didiknya. 

Wah luar biasa, pikir saya karena selama hampir 6 tahun saya menjadi guru TK sudah tidak terhitung berapa banyak kali saya bersentuhan fisik dengan anak-anak didik saya. Kami berpelukan, bercanda, menggelitiki satu dengan lainnya. Belum lagi perkara menceboki, mengganti baju / celana sampai memandikan anak sehabis kami berenang.

Memang serba sulit. Guru TK & SD mau tidak mau memang harus menjalani peran tidak hanya sebagai guru tapi juga sebagai pengganti orang tua bagi anak didiknya. Kasih yang tulus & murni yang membuat guru mau melakukan peran ini ternoda oleh perbuatan orang-orang yang melecehkan anak-anak. & tidak jarang pelaku pelecehan terhadap anak adalah guru.

Menurut saya pribadi, seorang dewasa yang bisa merasakan birahi saat melakukan kontak fisik dengan anak kecil adalah orang yang pada dasarnya memiliki masalah-masalah psikologis. Seorang normal tidak akan merasakan hal seperti itu. Saya bisa mengatakan demikian karena saat melakukan kontak fisik dengan anak-anak yang saya rasakan hanyalah kasih sayang. Tidak ada nafsu atau pikiran sesat lainnya.

Tapi toh saya menyesalkan bahwa dunia yang saya diami saat ini semakin hari semakin kehilangan kemurniannya oleh karena kejahatan yang semakin meluas.

Anak-anak adalah kemurnian dan kejahatan ingin mencuri kemurnian itu dari mereka. Kita sebagai orang-orang dewasa haruslah menjaga agar kemurnian itu tetap ada di dunia ini yaitu dengan memerangi kejahatan itu.
_________________________________________________________________

At first I sat alone on the last row today (Wednesday Feb 9th) as there were 6 empty seats. I sat behind Dea & Kim who thrilled to have me sat behind them. Then in half hour one by one the empty chairs were taken by those who came late. Only Kelvin & Clarissa were absent because they were sick.

Justin came & without hesitation took a seat next to me. Oh man, I always find it hard to resist the temptation everytime I sat next to him because he doesn’t just gain me in conversation but he’s also very affectionate.

& I didn’t have to wait long for it. He was listening to Evelyn who taught infront of the class when suddenly he stared at me, stood up & guess what he did next. Yep, he hugged me. A big hug. Lol.

“Panda doll” he said while I gasped for air because this big chubby 5 year old boy hugged me tightly “It’s alive, isn’t it?”

Hmmph? I didn’t quite grasp what he was talking about.

“Isn’t the panda doll smooth & gentle?” he put his right chubby cheek onto my right cheek. Oh my! He was referring it to himself! Lol. I couldn’t be more agree. He’s been nicknamed kingkong, pooh bear & now panda doll. Who has given him that nickname? But whatever it is, he’ll remain my beloved Justin.

Now, now, so his classmates were a bit jealous to see us cuddling like that because Dea jumped into me after seeing a slight opportunity to do so. I don’t know if this inspired her other classmates who wanted to do so but feared they’d get a ‘no-no’ from me or they simply seeing it as sort of a game but one thing for sure is within seconds I found myself being swarmed by March, Nico, Stevany, Michelle & even Sekar who usually wouldn’t join in anything like this.

That made Evelyn barked from the front of the class. When I was teaching & the kids were noisy it was because they were busy talking with themselves but when she was teaching & the kids were noisy it was mostly caused by the kids left their seats to hug, tickle me or jump into my lap. Lol.

& she is always reluctant to say her protest to me though it has happened many times. She reluctant to protest at me perhaps because I’m her senior though strangely she doesn’t have any reluctant to protest at our headmaster though she’s much more senior in experience & age than me. Lol.

Sorry, Evelyn. I never feel good to be the cause of the noise or disorder in class whenever the kids swarm at me. But I simply can’t resist the temptation to make affection with the kids. I can be stern & discipline in school but I also an affectionate person who loves & enjoy being with the kids.

So I’m a bit different with other teachers who rarely show affection through physical contact. & the kids return my affection. What happened in class is showing it. Justin held & caressed my hand as he listened to Evelyn in class while I was busy writing down the stuff for tomorrow’s tutoring the kids in the class for the 6 year olds. As if it wasn’t enough, he also put his foot on my foot.

These days we often hear about sexual harassment by adults to under age children. Even Evelyn teaches her daughter not to allow her own uncle to touch her or kisses her in prevention to unexpected or unwanted behaviour from her uncle.

A Canadian penpal once told me that her son’s teacher called her when he peed his pants. She had to come to school to change & clean him. School wouldn’t do that. Maybe there are too many sexual harassment cases make school or teacher fear they would create opportunity for it to happen or to be misunderstood of doing it toward their students.

Wow, I thought to myself thinking f how many times I have physical contact with my students when we play, hug, tickle or do other affectionate contact. Not to mention when I clean those who can’t clean themselves after they pee or poop or accidentally peed or pooped their pants.

It’s a difficult situation. Teachers are suppose to act not only as teacher but as parents substitute to their students. But teachers’ genuine love & attention have been spoiled by the action of those people who harassed children. Worries & suspicion have spread every where even towards teachers.

Personally I think any adults who get aroused upon making physical contact with under children are people with psychological problems. A normal person won’t have anything like that. I can say this because I’ve never feel anything like that.

However, my regret is to see the purity on earth is being taken away bit by bit by spreading evil.

Children are the purity & evil wants to take it away from them. We must fight it.

No comments:

Post a Comment