Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, February 17, 2011

Kisah si Rambut & Kulit / Hair & Skin

“Bu, potong rambut ya?” Stevany nyengir pagi ini (Rabu, 16/2) saat dia menyalami saya setelah meletakkan tasnya di loker & membalik kartu absennya.

Hehe. Itu jawaban saya. Sebelumnya anak-anak TK B yang datang pagi juga sudah mengomentari rambut pendek saya yang memang di potong kemarin sore.

Dalam urusan rambut, hanya waktu setelah lulus SMA, selama tahun pertama kuliah & tahun pertama mengajar sebagai guru, saya pernah membiarkannya tumbuh agak panjang. Dengan alasan ingin merasakan berambut panjang.

Tapi karena pada dasarnya saya bukan orang yang sabaran mengurusi rambut selain karena rambut saya keriting yang kalau panjang & dibiarkan tergerai maka akan mengembang menjadi seperti rambutnya Marge Simpson (itu lho mamanya Bart Simpson, tokoh dalam film kartun anak-anak The Simpsons), maka rambut panjang saya tidak pernah berumur panjang.

Walaupun lebih memilih berambut pendek tapi ada saat-saat tertentu di mana saya sengaja membiarkan rambut tidak terlalu cepak yaitu pada waktu sekolah akan mengadakan acara foto bersama atau waktu sekolah akan mengadakan acara rekreasi / lomba.

Alasannya sederhana saja. Saya tidak mau nantinya di foto rambut saya kelihatan macam orang baru keluar dari pelatihan Akabri atau dari camp konsentrasi Nazi Jerman. Hehe.

Nah, karena 2 minggu lalu ada acara pemotretan bersama maka terpaksa saya tahan-tahanin untuk tidak segera memotong rambut sekalipun sudah mulai gondrong. Selesai acara pemotretan rencana untuk potong rambut terpaksa di tunda karena tukang cukur pribadi saya yaitu ayah saya terkena pilek & demam.

Akibatnya saya harus menanggung gatal yang menyerang kulit leher yang terkena ujung rambut yang basah terkena keringat. Ya, tidak akan jadi masalah kalau cuma gatal biasa yang hilang setelah di garuk, di gosok balsem atau di cuci dengan air & sabun.

Yang terjadi adalah kulit leher yang terkena rambut berkeringat itu menjadi berbintul-bintul seperti biang keringat yang gatalnya tidak mau hilang. Kalau saya garuk terus menerus maka jadilah dia menjadi eksim.

Saya sudah mengoleskan salep anti gatal tapi kurang manjur sehingga dari pada saya garuk & membuatnya semakin parah maka saya memasukkan air panas ke dalam botol bekas selai yang lalu saya tempelkan ke kulit yang gatal itu. Hasilnya manjur menghilangkan gatal tanpa harus di garuk. Hehe.

Kulit saya memang tergolong sensitif. Kalau terlalu sering saya bersentuhan dengan sabun colek maka akan muncul gelembung berisi air di kulit telapak tangan saya. Itu gatalnya luar biasa. Solusinya saya pecahkan gelembungnya sampai air (getah bening) di dalamnya keluar lalu saya oleskan balsem. Hm, perih tapi kemudian nantinya menjadi kering & sembuhlah dia.

Selain itu saya lebih suka kalau ada luka di kulit lebih baik kalau luka itu tidak di tutup dengan plester. Karena sudah berkali-kali terjadi, lukanya sembuh tapi di kulit yang terkena plester akan muncul bentol-bentol kecil yang gatal. Jadi satu perkara selesai tapi perkara lain muncul. Hehe. Capcay deh!

Belum lagi yang berhubungan dengan makanan. Saya agak was-was kalau makan udang yang tidak di masak sendiri di rumah karena tidak semua rumah makan mau membuang kotoran yang ada di punggung udang itu. Padahal kotoran itu adalah penyebab munculnya gejala gatal-gatal alergi di kulit saya. Untung saja udang bukanlah makanan favorit saya.

Yang lucu sekaligus agak memalukan adalah saat saya menghadiri acara makan malam bersama mantan bos, mantan rekan-rekan sekantor termasuk mantan pacar tahun 2000an di restoran seafood yang cukup mentereng di Jakarta.

Nah, salah satu menu yang dihidangkan adalah calamari alias cumi goreng tepung yang lekker alias enak banget tentunya. Tidak heranlah kalau tanpa malu-malu saya mengganyangnya. Apalagi karena cumi adalah favorit saya. 

Beberapa waktu kemudian saya merasa ada yang agak aneh dengan bibir saya. Rasanya kok panas & gatal gimana gitu loh.. kok juga terasa jadi lebih tebal. Ada apa ya?

Tapi pada waktu di toilet baru saya melihat bibir saya bukan cuma merah tapi juga ‘mekar’ alias bengkak. Yang membuat bingung, geli sekaligus menjadi panik adalah muka saya juga kelihatan memerah. Ini bukan karena kepanasan setelah makan atau karena wine & cocktail yang saya minum sebelumnya. Wah, ini jelas gejala alergi.

Waduh, gimana dong? Kami belum akan pulang. Masa SMP sih (Sudah Makan-langsung-Pulang). Pasti bakal leyeh-leyeh dulu buat nurunin makanan sambil ngobrol ngalor ngidul. Plus udahannya semua sepakat mau lanjut ramai-ramai bermalam panjang ke café. Ya, ga seru dong kalau ada yang lihat muka & bibir saya ‘menggelembung’ begini. Saya juga ogah minta pulang. Wong lagi mau happy hour kok pulang gara-gara alergi kumat. Tapi gimana nih kalau ada yang nyadar muka & bibir saya agak aneh begitu penampilannya. & saya juga tidak mau nanti dansa dansi di café sambil garuk-garuk bibir & pipi yang gatal.

Kompres pake es aja, tiba-tiba ide itu muncul di benak saya. Wah, iya ya. Boleh juga tuh ide. Jadi saya diam-diam menemui seorang pelayan restorannya sambil berbisik-bisik menerangkan perkaranya & lalu kabur ngumpet di toilet sambil membawa seplastik es batu. Syukurlah 5 menit di kompres sudah jauh berkurang bengkaknya.

Repot memang terlahir punya kulit bawaannya rada antik kayak gini. Tidak habis pikir juga kenapa ya kok yang diwariskan kepada saya bukannya uang segebog tapi malah kulit yang alergian. Hehhh.

Nah, jadi saya lega sekali karena kemarin akhirnya ayah saya sudah cukup kuat untuk mencukur rambut saya. Cak cak cak … yak, potong saja pendek-pendek & selesailah biang gatal di leher itu.

Dalam waktu 2-3 minggu lagi rambut ini akan memanjang sehingga saat sekolah mengadakan rekreasi ke Taman Safari hari Kamis, 10 Maret nanti rambut saya akan kelihatan ok saat kami berfoto-foto di sana. Asal jangan si gatal juga kembali lagi menghuni kulit leher saya…
__________________________________________________________________

“You cut your hair, don’t you?” asked Stevany this morning (Wednesday, Feb 16th) when she came to shake my hand after put her bag in the locker & filled in her absency card.

I just laughed. Early this morning the kids from the other class have also commented my short hair. Yes, I’ve it cut yesterday.

I’ve never let my hair grew long except when I just graduated from high school, in my first year in college & in my first year working in this school. I did it because I wanted to know how it feels to have long hair.

But it never went long because I wasn’t a patient person when it comes to care for hair. Plus my curly long hair would look like Marge Simpson’s towering hair when it let loose (you know, Bart Simpson’s mother from the children cartoon film The Simpsons).

Eventhough I prefer short hair but there are times when I let it grow a little longer & that’s on school’s photo taking day & whenever school hold recreation trip because we’re always take pictures on each of those events & I don’t want to look like I’ve been just out of a military camp or Germany’s nazi consentration camp. Lol.

So we had school’s photo taking day about 2 weeks ago & unfortunately my dad got flu so I had to spent about 10 more days aching out of itchy on the back of my neck skin because whenever I sweated the tip of my hair touched that skin causing a great itch on the skin that wouldn’t go away even after I scratch it, wipe it or wash it with soap & water. It ended becoming like eczema.

I’ve put that itchy spot with salve but it didn’t give satisfying result on getting rid the itch so I poured some hot water into a bottle & I put the bottle on the itchy spot on the back of my neck skin. It worked.

I’ve quite a sensitive skin. Too often using the soap for washing dishes would bring small itchy bumps on the palms of my hands. Bandage can do the same so I prefer to let any wound uncovered.

Least to say is seafood. I can only feel safe consuming home cook shrimp because not all chef care to clean the back of it which is the part that can trigger allergic sympthoms. Luckily shrimp is not my favourite dish.

A funny & terrifying incident happened back sometime in the 2000 when I was at a quite popular seafood restaurant having dinner with my former bosses, fellow workers & boyfriend. One of the dishes was calamari & I’ve always fond of squid. It makes delicious dish.

But I felt something wasn’t right with my lips & face. It felt itchy, hot & thick. I was shocked when I saw my face on the toilet mirror. It was red & swollen. It certainly not because I felt hot after had dinner or by the wine & cocktail I had earlier. Oh no! it couldn’t happen now, I thought half in panic & half in joke thinking dinner hadn’t over yet & we would go to a café to spend the Saturday night together. I couldn’t go with this ballooning face & lips. What should I do?

Put some ice on it, an idea suddenly crossed my mind. Good idea! I quietly went to find a waitress, explained to her my situation & ran back to the toilet with a small plastic bag of ice. It did the trick. Thank goodness.

Well, so it’s just my ‘luck’ to be born not being inherit with fortune but with sensitive skin. Lol.

So I’m very glad when my dad gained his health & strength back making him able to give me a haircut yesterday. Yes, cut it short. It will grow longer in 2-3 weeks a head. I’ll have a better looking hair when we make pictures during our recreation trip to Safari Park on Thursday, 10 March.

Umm, but let’s hope the itch on the back of my neck skin won’t return as the hair grow longer then…

No comments:

Post a Comment