Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, June 13, 2011

Bakat / Talent


Saya menyingkirkan rasa enggan, ragu dan takut saya untuk memotret tepat pada saat kepsek sedang berada di antara kami hari Sabtu pagi ini (11/6) karena saya belum mempunyai dokumentasi pada waktu kami sedang melakukan ibadah.



Jadi di awal ibadah saya menjepret beberapa foto. Syukurlah kepsek tidak berkomentar / menunjukkan keberatan dalam bentuk apa pun.


Tuh, makanya jangan terlalu sering mengkritik, mencela atau memprotes seseorang, apa lagi kalau tanpa penjelasan, saran atau nasihat dan tidak diimbangi dengan pengakuan / pujian pada setiap kemajuan / perbaikan. Bahaya, saudara-saudara. Hal itu bisa membuat orang ybs pada akhirnya bisa menjadi takut berbuat salah, kreativitas dan keberaniannya berkurang atau malah rasa percaya dirinya kempes.


Itu yang dilakukan kepsek kepada kami dan dampak yang saya sebutkan di atas itu terjadi pada diri saya.

Selesai ibadah sengaja saya membiarkan diri saya bermain dengan anak-anak itu. Kami tidak berlatih menari. Saya tidak mau membuat mereka bosan kalau kami melakukan latihan menari setiap hari. Jadi biarlah latihan menari tetap menjadi sesuatu yang menyenangkan dan yang mereka nanti-nantikan.

Sementara itu saya melihat beberapa anak naik ke atas bangku di dekat papan tulis. Ini memberi saya ide. “Naiklah ke situ dan nyanyi” kata saya meminta 4 anak naik ke atas bangku panjang pendek itu.


Bergantian mereka naik ke atas bangku kayu panjang itu dan bernyanyi.



Semua senang. Begitu pula saya. Jadi tidak ada kesulitan untuk membuat mereka mengerjakan 2 tugas yang saya berikan hari ini. Tugas pertama adalah menulis angka 9 dan mewarnai gambar tangan serta tanaman kacang hijau.



Tugas terakhir adalah mewarnai gambar, menggunting dan menempelnya sesuai dengan pasangannya (odol-sikat gigi, pel-ember, handuk-sabun, sapu-kemoceng).





Selesai semua pekerjaan anak-anak anteng deh pada main jadi saya juga bisa tenang memeriksa hasil pekerjaan mereka sekaligus memotret halaman buku paket yang tadi mereka kerjakan.



“Bu, boleh ya saya motret” March tiba-tiba sudah berada di depan saya saat saya sedang memotret halaman di buku paket yang menjadi tugas yang saya pilihkan untuk mereka kerjakan hari ini. 


“Boleh” dan sambil menyerahkan kamera digital itu padanya saya memberi keterangan singkat tentang bagaimana dia harus melihat layar monitor dan di mana tombol shutter. Hasilnya adalah foto saya di bawah ini.


Sekar menghampiri saya dan segera menggelendot manja di belakang saya.

“Mana, bu, saya potret lagi ya” pinta March.Hasilnya adalah foto saya dengan Sekar seperti yang terlihat di sini.


Wah, boleh juga anak ini, pikir saya. Ada bakat mungkin ya. Mudah-mudahan saja.

Jaman sekarang kita tidak boleh menggantungkan hidup sepenuhnya pada gelar sarjana saja. Kalau kita bisa memakai bakat yang Tuhan anugerahkan kepada kita untuk menjadi cara mendapatkan penghasilan sampingan / malah mungkin menjadi sumber penghasilan maka itu hal yang baik sekali.

Dulu saya tidak pernah berpikir kalau pada suatu hari nanti saya bisa mendapat uang dari minat dan bakat saya pada bahasa Inggris. Ini karena saya hanya menganggap otak bahasa menjadi kompensasi kelemahan saya di bidang hitung menghitung. Jaman saya sekolah dulu nilai lebih di satu mata pelajaran bisa di ambil untuk mendongkrak nilai jeblok di mata pelajaran lainnya.

Jadi kalau nilai bahasa Inggris saya rata-rata 90 atau malah 100, itu artinya nilai tsb bisa di ambil 10-20 untuk mendongkrak nilai matematika, fisika, kimia yang jeblok. Saya kira sistem seperti ini tidak dipakai lagi sekarang ya.

Saya masih berharap bakat saya (yang baru muncul) dalam bidang fotografi kelak dapat menjadi lebih dari sekedar hobi. Tapi karena ini hobi yang terhitung mahal maka saya harus menunggu sampai kocek cukup tebal / kalau ada yang tergerak untuk memberi saya kamera digital yang lebih canggih yang sering membuat saya ngiler setiap kali melihat ada orang membawa kamera seperti itu.

Di sisi lain saya berharap bakat saya di bidang tulis menulis bisa segera menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar hobi. Saya sudah melatihnya selama hampir setahun ini dengan menjadi penulis blog dan saya sedang merencanakan untuk menerbitkan tulisan-tulisan saya.

Saya memperhatikan anak-anak ini. Ada yang bakat-bakatnya sudah tampak menonjol tapi ada yang belum.

Bersyukurlah kalau anak anda masuk dalam kategori pertama. Tapi bila tidak, jangan berkecil hati. Ambil contoh diri saya saja.

Bakat dalam bahasa asing baru muncul mulai dari kelas 1 SMP. Bakat menulis baru ada setelah bisa membaca dan itu baru terjadi di kelas 2 SD. Minat pada fotografi memang sudah ada sejak saya memiliki kamera sendiri pada tahun 1989 tapi baru betul-betul muncul 4 bulan terakhir ini. Bakat saya dalam bidang mengajar malah baru ditemukan 6 tahun lalu yaitu pada waktu saya berumur sekitar 34 tahun.

Saya orang yang serba terlambat. Ketinggalan melulu dari teman sebaya. Dulu sempat membuat saya minder karena sepertinya semua orang sudah memiliki tujuan dan tempat di dunia ini sementara saya masih berjalan seperti orang buta. Tidak mengetahui diri saya diperuntukkan untuk apa.

Bersyukurlah saya sekarang ini karena walau tampaknya terlambat tapi sebetulnya tidak ada yang terlambat. Yang ada hanyalah ‘untuk segala sesuatunya ada waktunya’ dan waktu itu tidak sama pada setiap orang.
__________________________________________________________________

I cast away my hesitation to snap some photos during today’s Saturday service this morning (June 11th) because I don’t have any documentation of Saturday’s service. The reason I hesitated is because headmaster was present at the service. But to my relief she didn’t say or show any objection.

Take this as an example, people, of not to criticize, scold or protest anyone too fast or too often. It could make the person whom became the object of those things feel uneasy being around you, fearing your presence & this makes him / her lost confident, creativity and nerve.

It is what headmaster did to us and the impact is still fresh even now.

Anyway, I let myself played with the kids after the service. I didn’t run any rehearsal for not wanting to bore the kids. I want our rehearsal remain as an interesting activity. Something they are looking forward. It won’t happen if I run it everyday.

In the meantime I saw some kids climbed up the chair next to the whiteboard. This gave me an idea “go up there and sing” I told them. They did this with great enthusiasm.

So they did today’s 2 tasks with happy heart. The first one I gave them is to write the number 9, colored the hands and the bean. The last one is color the drawings & stick it in the right match (e.g toothpaste with toothbrush).

“May I take your photo?” asked March after saw me took photo of the page from the kid’s book.

“Sure” I handed him the digital camera and told him to see the screen and press the shutter. The photo he took can be view above.

Sekar came to me and put her arms around my neck from behind.

“May I take your photo again?” March asked me again. Sure.

Later I looked into those 2 photos and thought they’re not too bad. Who knows the boy might have talent in photography.

It’s a good thing if you can make a good use out of your talents because it’s not enough to make a living only relying on your degree. Too many people have college / university degree these days. So if you can make money out of your talents then it’s something good.

What I thought as just an interest in English has somehow turned as a way to make ends meet when I tutor English for elementary students.

I hope that my interest in photography may broadened in the future because the equipments aren’t cheap.

As for my writing skill and talent, well, after having trained myself as blog writer for nearly a year I am hoping to make it more serious as I intend to publish my writings.

There are talents that easily be spotted from early age but in others they come slow or latter. Don’t be troubled if your kid is not in the first category. Take me as an example of a person who discovers some of her talents in latter life.

For the world I might be behind on almost everything. It even once made me lost my confident thinking and seeing others have left me behind. They all seemed knew their place or knew what they are made of while I was leaving in the darkness.

But the fact is there’s no such of being behind. It’s all about ‘everything has its own time’.

No comments:

Post a Comment