Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, June 9, 2011

Aura


Nah, kalau jurnal kemarin saya ketik malam hari sambil terkantuk-kantuk maka materi jurnal untuk hari Selasa (7/6) saya ketik pada sekitar jam 6.10 pagi hari Rabu (8/6). Saya punya kira-kira 20-25 menit sebelum saya berganti baju dan berangkat ke sekolah.

Lebih enak memang membuat jurnal pada pagi hari di jam-jam seperti ini. Karena udara segar, otak pun segar. Hanya saja tidak setiap hari saya bisa punya waktu seperti ini karena saya harus bangun ekstra pagi dan itu terjadi 3 hari sekali yaitu setiap saya harus mencuci baju. Pada hari-hari itu saya sudah harus melek dari jam 4.30 pagi.

Kegiatan di kelas hari Selasa saya mulai dengan mengadakan latihan menari. Hm, tiba-tiba di tengah latihan kepsek masuk. Auuwww! Saya seketika itu juga menahan napas. Tahu tidak? Anak-anak yang tadinya tampak rileks bahkan gembira langsung menjadi seperti agak tegang. Semua diam. Senyum agak menghilang. Aneh juga melihat bagaimana aura seseorang bisa dirasakan oleh banyak orang pada waktu bersamaan tanpa harus ada kata yang terucap.




Tapi syukurlah karena orang tua saya sejak Jumat lalu mendoakan kepsek supaya roh, jiwa, pikiran (juga mulutnya) tidak dikuasai setan, so sejak Sabtu lalu perubahan nyata terlihat dalam diri kepsek. Sikapnya tidak lagi jutek seperti sesudah saya memberitahunya tentang pengunduran diri saya.

Jadi pagi ini doi tidak mengusir saya keluar dari kelas ditengah-tengah latihan yang saya lakukan seperti pada hari Selasa lalu. Doi bahkan tidak terlalu petantang-petenteng di kelas. Usulnya untuk mengganti satu gerakan yang dinilainya terlalu sama dengan gerakan sebelumnya bisa saya terima karena caranya tidak mengesalkan hati orang. Leganya juga anak-anak bisa cepat mengerti gerakan baru itu dengan hanya 3 kali mencoba.

Setelah melihat ini kepsek pun kembali ke kelasnya sendiri. Di Playgroup memang ada guru gambar yang membuatnya merasa bisa sedikit longgar untuk mengunjungi kelas saya. Tapi bahwa beliau tidak berlama-lama di kelas saya sudah membuat saya rasanya ingin melompat-lompat gembira dan bersyukur pada Tuhan. Hehe. Ini tidak lebay, saudara-saudara. Kalian mungkin tidak mengerti kalau kalian tidak pernah bekerja bersama-sama dengan kepsek kami setiap harinya.

Anak laki-laki tidak terlalu sesigap anak perempuan dalam menari. Sayangnya March tidak masuk. Dia andalan saya dalam hal menari karena dia yang paling tanggap dan karena dia yang berdiri paling ujung maka dia menjadi semacam patokan gerakan bagi teman-temannya yang lain.


The boys were having their dance rehearsal / Anak laki latihan nari Ampar-ampar Pisang. Justin susah bangun. hehe.
Justin beberapa kali sempat menerima teguran saya karena kok lagi menari malah lebih konsentrasi memprotes, mengadu dan mengomeli teman-teman perempuannya. Mereka di kata ributlah, nakal, tidak mau duduk.

Halah! Ngapain memperhatikan teman-teman? Itu gerakan kamu sendiri belum benar. Biar bu guru yang ngurusin teman-teman kamu.

Tapi karena masih juga terulang seperti itu akhirnya saya harus konsekuen dengan ucapan saya supaya dia tahu bahwa saya tidak ingin dia memperhatikan teman-temannya dan lebih berkonsentrasi pada tarian. Jadi saya tarik dia keluar dari arena tarian dan saya dudukkan dia di kursi. Jadi duduklah dia bersama anak-anak perempuan itu. Satu-satunya anak lelaki di situ. Kelihatannya barulah kata-kata saya menyerap ke dalam dirinya.

Pak guru gambar kami masuk ke kelas jam 9. Hari ini mewarnai gambar 2 anak lelaki bermain layangan diawasi oleh seorang anak perempuan.




Di tengah-tengah pelajaran saya keluar dan tertawa melihat Gege (Grace) mamanya Manuel dari TK B, sedang duduk di atas ayunan.


“Ada murid PG baru nih” goda saya separuh meledek. Dia tertawa. “Rubuh nanti tuh ayunan, Ge”

“Kan pakai ilmu meringankan tubuh, bu” jawabnya sambil ber-hehe. Pret! Jangan kasih bu guru 1001 alasan ya.Hehe.

“Wah, masuk FB deh” katanya mengomentari saat dia saya potret “Mana sini, bu. Saya yang potret ibu sama pak Tio”


Jepret! Jadilah saya dan guru gambar dipotret di depan kelas saya. Lucunya setelah 6 tahun baru sekali ini saya berfoto berdua dengan guru gambar. Foto kami yang sebelumnya di buat 2-3 tahun lalu dan itu pun bersama-sama dengan yang lain. Ini foto kenangan ya, pak, kata saya nyengir. Ya, hari Selasa ini saya memberitahunya bahwa saya tidak lagi mengajar di sekolah ini sejak 1 Juli.

Kalau harimau mati meninggalkan belang, nah, bu Keke pergi meninggalkan aura yang baik dan membawa banyak sekali kenangan dalam bentuk foto. Hehe.
___________________________________________________________________________

If yesterday’s journal was typed when I was feeling so sleepy at night, Tuesday’s (June 7th) journal is typed on Wednesday morning (June 8th) at around 6.10 am. I’ve got about 20-25 minutes before I go change my clothes and leave for work.

It does feel better to type the journal so early in the morning. The air is fresh and so does the mind. The thing is I don’t get up that early everyday. It happens every 3 days when I wash the laundry. In laundry washing day I get up at 4.30 am.

Well anyway, I started Tuesday’s class activities by having dance rehearsals. Right in the middle of the girls’s rehearsal the door swung open and headmaster came in. I automatically felt intense. But so thank God she didn’t kick me out of my own class, forcing me to leave her to incharge the rehearsal like she did last Saturday.

My parents have been praying hard that her mind, soul and mouth  won't be possessed by the devil so she doesn’t do or say things that hurt my feelings. Talk about the power of prayer, people. It really works. I can’t be more grateful, relief and happy for this prayer outcome.

Eventhough she changed one dance movement but she did it not in a bossy way so I could accept it without have to feel upset. To my relief the girls could do it pretty well after just practiced it 2-3 times.

However it didn’t pass my attention how headmaster’s presence in the class soon made not only me but also the kids intense. We all danced quietly. Smiled soon disappeared. It’s just amazing to see what a person’s aura can bring to the people around her / him without any spoken word.

I think it wasn’t just me who sighed in relief when headmaster left the class to return to her own class. The drawing teacher was in her class and that made her felt she could leave the class for a while to check our dance rehearsal.

You can’t call me over reacted over our headmaster but if you don’t work with her everyday, you wouldn’t understand how it feels to be around her and have to take whatever she does or says to you.

Well, the boys didn’t do as good as the girls in their rehearsal. March was absent. He can dance quite good so I’ve been relying on him to be kind of his classmates dance leader. He knows the dance movements and he can synchronize them with the rhythm of the music.

Justin in the meantime got my warnings. He supposed to dance and not bothered himself with whatever his girl friends were doing. But he couldn’t stop complaining and even tried to punch or kick the girls whom were not behaved well or being noisy while he himself were in the middle of dancing. This made him didn’t concentrate on the music or the dance.

Don’t bother yourself with how the girls behave. It’s my job. You should dance. Now look at yourself busy correcting others but not doing what you’re supposed to do.

But since he didn’t listen to me, I had to dicipline him. So when he did it again, I took him off the dance and put him in a chair so there he was. The only boy sitting with the girls. That really gave a deep impact on him.

The drawing teacher came in our classroom at 9 am. Tuesday’s task was to color the drawing of 2 boys flying a kite and was watched by a girl.

In the middle of the lesson I peeked out and laughed to see Gege (Grace), Manuel’s mother sat in the swinging. Her son is in B class. It is the class for the 5-6 years old. The kids in that class will start new semester as first grader in July 2011.

“Do we have a new student?” I joked her. Half teasing her. “You would make the swinging broke”

“I sat with only half of my weight” she laughed. Hey, don’t give the teacher 1001 excuses. Lol.

“There, you gonna upload it on FB” she grinned when I took her photo “Here, let me take your photo with Mr. Tio”

She snapped a photo of the two of us at the door of my class. Funny thing is this is our first and only photo. We had other photo taken about 2-3 years ago but it was with the other teachers. A photo to remember, I grinned at the drawing teacher. Yes, that Tuesday morning I told him about my resignation.

So I’ll leave this school my positive aura and bring lots of memories which some of them are in the form of photos.

No comments:

Post a Comment