Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, May 11, 2011

Music in the heart


Jurnal hari Rabu (4/5) baru bisa dimasukkin ke blog hari ini (Rabu, 11/5). Idih, terlambat banget ya. 

Terlambat posting sampai seminggu begini gara-gara minggu lalu gangguannya banyak.

Gangguan pertama yang saya bahas di jurnal hari ini adalah kondisi fisik yang tiba-tiba saja mulai dari pinggul kiri sampai sepanjang kaki kiri semua sendi dan ototnya sakit. Ngilu. Berjalan, duduk, jongkok sampai membungkukkan badan dan tidur pun terasa tidak nyaman. Wah, kok jadi pengkor begini, pikir saya bingung dan kesal.

“Rematik” begitu komentar orang. Tapi apa betul rematik? Setiap hari saya selalu membawa bekal makanan dari rumah dan masakan rumah jauh dari garam dan MSG mengikuti dietnya ortu yang sudah pada lansia. Selain itu masakan rumah bisa di jamin aman dalam hal kebersihan dan bahan-bahannya.

Saya serta ortu pun amat sangat jarang membeli jajan. Selain karena alasan mengirit, jaman sekarang segala macam makanan yang di jual orang semakin tidak terjamin dalam hal kebersihan dan bahan-bahannya. Yah, anda pastilah tahu bagaimana dari mulai pengawet mayat, pewarna tekstil sampai daging tikus pun dimanfaatkan dengan kreatifnya oleh para pedagang makanan di Indonesia. Kalau tidak karena kebesaran hati dan di pepet sikon, saya tidak akan mau jajan makanan atau minuman apa pun. Hehe.

Jadi kalau pun yang terjadi pada pinggul dan kaki kiri ini disebabkan oleh rematik, pastilah bukan dikarenakan oleh makanan. Bukan juga karena kurang olah raga karena setiap hari saya berjalan kaki dan aktif bergerak kasak kusuk. Jadi penjelasan yang masuk akal mungkin disebabkan oleh udara dingin yang melanda Bogor selama hampir sebulan terakhir ini.

Saya ingat hal yang sama pernah terjadi sekitar tahun 1994 sewaktu saya bekerja di PT. Indosat Jakarta. Lantai 22 tempat di mana saya bekerja AC-nya bagai di kutub utara dinginnya. Maklum saja, gedung Indosat adalah pusat dari kegiatan penyediaan telekomunikasi internasional. Jadi penuh dengan segala peralatan elektronik yang tentunya tidak boleh menjadi panas. Akibatnya AC sentral di buat begitu dingin sampai membuat saya merasa bagai seekor semut di dalam kulkas. Hehe.

Lalu suatu pagi tiba-tiba saja saya merasa seluruh bagian pinggul saya ngilu dan semua menjadi kaku sampai saya berjalan tertatih-tatih macam nenek berumur 80 tahun. Padahal selama berada di dalam gedung itu saya memakai baju dalam dan di luar di lapis sweater dan blazer. Kurang tebal apa coba. Sudah tinggal tidak berkerobong selimut saja. Hehe. Setiap jam istirahat saya pasti pergi keluar supaya setidaknya selama satu jam saya mendapat kehangatan sinar matahari. Di samping itu dua minggu sekali saya ikut aerobic. Tapi toh serangan dingin itu nyaris melumpuhkan otot-otot saya. Herannya kok menyerang bagian pinggul dan sendi-sendi kaki yang merupakan motor penggerak dari tubuh manusia.

Nah, hal ini terjadi lagi sekitar tahun 1997 sewaktu saya berkantor di gedung Bank Surya (berseberangan dengan Sarinah, Thamrin). Weleh, gejalanya sama saja. Penyebabnya juga sama. Jadi kesimpulannya adalah entah itu udara dingin kalengan atau udara dingin alam, selama itu adalah udara dingin dalam jangka waktu panjang akan menyerang otot-otot pinggul dan kaki saya.

Harusnya saya tinggal di daerah dekat pantai. Tapi bagaimana ya? Saya lebih suka gunung dari pada pantai. Hehe. Lalu gimana kalau saya nanti tinggal di negara-negara barat yang jauh dari garis katulistiwa? Kan makin jauh makin dingin atuh udaranya.  

Yah, pokoknya bagaimana pun kondisi fisik saya the show must go on hari ini. Saya juga mengusahakan supaya saya tetap aktif bergerak untuk membuat badan hangat & harapan saya otot serta sendi akan ikut melemas walau setiap gerakan terasa menyiksa sakit dan ngilunya.

Pagi-pagi mata saya sudah melotot melihat Sekar masuk kelas. Lho? Kemarin sudah di kasih ijin khusus untuk tidak masuk hari ini mengingat kondisi fisiknya yang tidak ok kemarin sampai muntah di kelas.

“Tidak mau, bu” kata nyokapnya. Hmm…. “Katanya hari ini mau main musik di kelas”.

Memang benar. Kemarin saya meminta anak-anak itu (plus mengingatkan emak atau babenya) supaya hari ini membawa 2 tutup gelas atau 2 tutup panci. Jadi Sekar menganggap rugi kalau hari ini tidak masuk. Hehe.

Saya acungi jempol untuk itu tapi di sisi lain diam-diam dalam hati saya berdoa “Ya Tuhan, lindungilah saya supaya dia tidak muntah lagi hari ini”

Ya, bukan apa-apa. Kemarin saat dia muntah kebetulan pas jadwal pelajaran menggambar sehingga saat saya sibuk mengurusinya, saya tidak menjadi kewalahan karena ada guru gambar yang sedang mengajar sekaligus mengawasi teman-teman sekelasnya. Tapi hari ini tidak. Memang sih ada teteh tapi tetap rasanya kurang aman menyerahkan anak didik saya untuk di urusi oleh orang lain.

Semester lalu Michelle menangis dan tidak mau dibersihkan oleh teteh saat dia mendapat serangan diare di kelas. Jadi baik anak-anak itu dan saya sendiri merasa lebih aman kalau kami bisa dekat satu dengan lainnya dalam sikon-sikon yang genting.

Sementara itu…

“Tutup pancinya tidak ada, bu” Esther nyengir saat masuk ke kelas bersama putrinya Dea “Jadi saya bawa saja ini”

Dan ngakaklah saya saat dia mengeluarkan…. panci… dari dalam tas plastik!

“Ah, ga masyalah” saya tertawa menatap Dea yang sedang terkikik-kikik memegang panci yang bagian bawahnya sudah tidak rata lagi “Kita memang perlu drum”



 Jadi lumayan meriahlah kelas kami pagi ini dengan bunyi tutup gelas, tutup panci, panik dan Niko membawa botol air mineral yang di isi oleh beras. Sampai-sampai teteh masuk, ikut bertepuk tangan dan bernyanyi bersama kami. Begitu pula dengan kepsek yang masuk karena mendengar suara musik kami tidak senada. Yap. Walaupun saya mengakui beliau punya kepekaan dalam irama musik tapi… yah, sudahlah, tidak usah di bahas, nanti kalau saya mengeluhkan tentang cara beliau bertindak dan berkelakuan, kalian capek harus membaca keluhan panjang pendek saya karena kehidupan kalian juga sudah sarat dengan hal yang memberatkan hati. Lagi pula nanti kalian pikir saya ngomongin beliau walau sifatnya cuma keluhan dan tidak ada tujuan lain. Jadi, marilah saya menuliskan tentang hal yang ringan-ringan saja supaya hati anda tidak semakin berat karena harus membaca seribu satu keluhan dan gerutuan si ibu Keke. Hehe.

Jadi marilah saya menulis tentang hal yang ringan-ringan saja.

Di kegiatan inti saya menugaskan anak-anak untuk menebalkan huruf-huruf yang di cetak dengan warna abu-abu. Sekali lagi saya minta mereka untuk teliti karena dalam setiap tugas ada instruksi ganda yang harus mereka perhatikan. Menebalkan huruf dan mewarnai ada di tugas pertama.



 Tugas berikutnya adalah menggunting dan menempel gambar matahari dan bulan sesuai dengan tempatnya.



 Tugas terakhir adalah menulis lima kata yang memiliki akhiran sama (pagi; gigi; ragi; lagi; sugi)



 Dalam setiap tugas wajib menuliskan tanggal.

Di jam istirahat…

“Ayo, bu, ikut main” seru anak-anak itu.


 Wah nak, kalau bu guru ikut naik ke ayunan, di jamin ayunannya langsung… rubuh. Hehe. Tapi bikin sirik juga rasanya melihat mereka bermain ayunan. Jaman masih kecil dulu saya kuper, penakut dan tidak punya rasa pede. Begitu saya sudah punya pede gede, badan saya juga ikut jadi gede. Ya, tidak bisa dong ikut main perosotan dan ayunan bareng mereka?? Kecuali kalau mainannya di rancang untuk bisa menahan berat dan tinggi badan orang dewasa.


 Hiks, begini nasib yang punya masa kecil kurang bahagia.. eh, kurang main ding.. hehe.

Btw, jurnal hari ini mau di beri judul apa ya? Lagi-lagi mentok di urusan judul. Nah, jangan anggap enteng perkara judul. Saya perhatikan judul mempengaruhi jumlah pembaca. Habis, rata-rata kalian kan tidak rutin mengikuti entry jurnal di blog ini. Kalau cuma sekali-sekali saja mampir ke blog saya, pasti yang kalian lihat adalah judulnya kan saat mengklik link blog ini dari Facebook atau Google atau saat kalian memperhatikan sisi kanan blog ini dan melihat sederetan judul dari posting-posting sebelumnya.

Jadi kadang bingung memilih judul yang bisa menarik mata dan menggelitik hati pembaca tapi yang sekaligus memberi gambaran tentang isi jurnal yang di posting itu. Aih, sutralah. Kita beri judul-judulan saja kali ya.. hehe.

Eh, tapi jadi dapat ide. Music in the heart. Musik di dalam hati. Entah itu musik yang indah atau musik yang sumbang. Tapi yang jelas setiap hari selalu ada musik di dalam hati kita masing-masing. Musik yang dipengaruhi oleh suasana hati dari berbagai kejadian yang terjadi setiap harinya. Nah, musik apa yang anda dengar di hati anda pada hari ini?
_________________________________________________________________

I’m so behind on making journal entry on this blog. The one I make entry today (Wed, May 11th) is actually about last week’s event (Wed, May 4th).

There were few obstacles but the one I am going to write today is muscles pain on my left hip and leg. Making me difficult to walk, sit, kneel, bow and even lie down. It feels so uncomfortable. All the joints and muscle nearly cramp with pain. I feel like an eighty year old lady. Lol.

“Rheumatic” they said. It looks like it but I am not so sure it’s pure rheumatic because I only consume home cooking meals. My parents and I consume home made food or drink. It’s more healthy and safe considering Indonesian vendors are very ‘creative’ as they add chemical ingredients (preservative used to balm corpse and the substance use to dye textile)  that are not for food and would not hesitate to add rat meat with cow meat. So watch out what you eat and drink if you buy food and beverages in Indonesian local market or stalls.

This muscle pain and stiffness can’t also be caused because the lack of exercise seeing the fact that my work is very much making me active physically. So the only reasonable reason is the cold weather that has been hitting my town in a month.

Cold is something that is not good for my muscle. Back in 1994 I had the same sympthoms when I worked at PT. Indosat that is a big telecommunication company providing international communication for the nation. So the building was cooled by very cold AC because there are many mechanical gadgets.

The same thing happened at around 1997 when I worked in different company but still located at the same business location in Jakarta. The AC once again paralysed the muscle and joints in my hip and legs.

So whether it’s the cold from canned air or nature, cold temperature isn’t good for me. I should live by the sea. But I love the mountain better than the sea. But what if I live in western countries that located far from the equator? Isn’t it getting colder the farer it gets by the equator?

Well yeah, whatever I might feel today, the show must go on.

My eyes were widened when I saw Sekar entered the classroom. I’ve given her special permit to skip school today after she vomited in class yesterday.

“She said she doesn’t want to miss today’s class percussion music” said her mother. Hmm.. well, I did ask the kids to bring glass or cup or mug covers or pan lid because I wanted to make percussion music in class today.

As much as I gave her spirit a thumb up, it also made me quietly said a prayer that she wouldn’t throw up again because I’ve got the drawing teacher taught in class and incharged for the kids when I was busy taking care of her yesterday. It’s another case today. So there’s school’s cleaning lady to help me in case I need help but I just don’t feel at ease about handing her under other people’s care.

Last semester Michelle cried and refused the cleaning lady to clean her when she had pooped her pants out of diarrhea in class.

So both the kids and I feel bonding. We only feel at ease at each other’s presence.

In the meantime…

“I don’t have any glass, mug or cup covers so I bring this” Esther, Dea’s mother, grinned as she opened her plastic bag and took out… a small pan! I bursted my laugh out loud while Dea giggled as she hold the unsmoothed pan. 

“That’s ok. We need a drum anyway”

Merry was our class with the sound of glass, cup or mug covers, pan, pan lid and Nico’s bottle filled with some rice. We sang many children songs.

The cleaning lady came and joined us. So did the headmaster who came in mostly because she heard we didn’t play the instruments in the right tune. Well, as much as I admit that headmaster has more musical sense than the rest of us but… oh, never mind, I’d rather not give any further details about her ways as you may have already have the picture after reading my previous journals in this blog or simply because I don’t need to add your burdened heart or long day with my grumbling and complains about her attitude. Let’s just cheer our heart and day with simple things.

I gave the kids 3 tasks today. It’s started with writing the letters printed in gray in the book & then colored the picture. There are at least 3 instructions so they should pay attention to this. The task itself is easy. It’s the kids’s ability to follow and remember the instructions that what matters for me.

Next task is to cut the pictures of moon and sun and glued them in the right box.

The last one is to write 5 words that have the same suffix.

I require to have the date written on each task.

During recess time..

“Come on, Miss Keke. Join us” shouted the kids who were playing the swinging.

Oh, I’d definitely love to but would it strong enough to hold my body? Lol. It’s really make me envy the joy they have when they play the swinging. The thing is I didn’t have enough self esteem when I was a kid so I had missed so much.

Anyway, I once again can’t find the right title for today’s journal. It’s not easy to find an eye catching title that still give a picture about the content.

I think I’d give it a tittle of “Music of the heart” as there are many music we hear in our hearts and minds everyday. There’s beautiful music and there’s discordant music. Which one do you hear in your heart and mind today?

No comments:

Post a Comment