Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, May 26, 2011

Anak & Penyakit / Children’s Illness

“Bu, hidung Justin berdarah” pagi ini (Selasa, 24/5) ditengah-tengah latihan drama tiba-tiba Sekar berseru kepada saya yang sedang agak kelimpungan mengatur posisi berbaris anak-anak yang entah kenapa hari ini agak lupa dimana masing-masing harus berdiri.
Justin & Keke
Wah. Justin mimisan lagi. Pasti lagi pilek ya.

“Buang. Srot!” saya memberi aba-aba pada Justin sambil mendekatkan segumpal tisu ke hidungnya. Untunglah anak ini sudah tahu bagaimana cara membuang ingus. Tidak semua anak berusia 4-5 tahun tahu lho.

Sambil menarik napas panjang, Justin bersrot-srot. Keluarlah ingus bercampur darah encer dan gumpalan darah. Saking banyaknya sampai jari-jari saya yang memegang tisu ikut berlepotan dengan ingus bercampur darah.

Saya lebih mengkhawatirkan Justin dari pada jari-jari tangan saya. Dia berkeringat tapi saya merasakan ada uap panas. Panas dalam ya? Saya beri dia minum.  

Jadilah seharian ini di kelas saya mondar-mandir membersihkan ingusnya sekaligus memberinya minum.

Melihat anak kecil sakit rasanya berlipat-lipat rasa cemas itu. Soalnya kalau kita orang dewasa tahu bagaimana cara mengurus diri sendiri saat merasa tidak enak badan atau sakit. Tapi anak kecil tidak. Tidak semua bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Minggu lalu misalnya tiba-tiba saja Justin berlari menghambur ke pelukan saya sambil menangis histeris.

Alamak! Selama 6 tahun saya menjadi guru belum pernah saya mengalami hal seperti ini. Jadi jelas saja saya kontan panik bercampur senewen. Terutama karena saya tidak tahu apa penyebab dia menangis seperti itu. Insting saya mengatakan ini tangisan karena kesakitan tapi sakit apa, yang mana sakitnya, kenapa bisa jadi sakit? Justin tidak pernah menangis seperti itu. Anak ini termasuk tahan banting.

“Apa? Apa? Kenapa, Justin?” segala benda apa pun yang sedang saya pegang saat itu langsung saya lempar entah kemana. Hehe. Sebagian besar karena senewen dan sebagian lagi karena anak lelaki yang tinggi dan gemuk ini menjatuhkan diri ke pelukan saya. Haduh. Serasa kejatuhan durian monthong seukuran kuda nil. Hehe. Penyet deh bu gurunya. “Apa? Kenapa? Ngomong dong. Bu Keke tidak bisa nolong kamu kalau kamu begini”

Ternyata teman sekelasnya tidak sengaja menyenggol telinganya yang memang sudah beberapa hari sedang meradang. Disentuh saja sudah sakit. Lha, ini karena hilang keseimbangan membuat temannya itu jatuh menimpanya dan apesnya menyenggol telinga Justin. Weleh. Wong telinga lagi disayang-sayang. Hehe. Tidak heranlah dia langsung histeris kesakitan seperti itu.

Geli-geli lega juga saya setelah mengetahui duduk perkaranya. Haduh. Tapi ada-ada saja. Pagi-pagi sudah menciptakan kehebohan.

Tapi setelah 6 tahun berurusan dengan anak kecil membuat saya belajar bahwa kita orang dewasa jangan lengah memperhatikan kondisi kesehatan anak. Yang bahaya kalau tanda-tanda sakitnya tidak terlihat. Apalagi kalau anak termasuk anak tahan banting atau tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan kata-kata.

Saya mendengar cerita seorang lulusan TK ini beberapa tahun lalu pernah mengalami pecah usus buntu tanpa terdeteksi karena anaknya tidak pernah mengeluhkan apa pun dan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya gangguan kesehatan. Buntut dari peristiwa itu adalah dia harus di operasi karena nanah dari usus buntu itu sudah melebar kemana-mana didalam perutnya. Sudah syukur penyakit itu tidak sampai mengambil nyawanya. Tapi ngeri betul saya mendengarnya.

Atau kadang saya menilai orang tua itu sendiri yang slebor. Anak sudah jelas-jelas menunjukkan tanda-tanda tidak sehat tapi karena anak tidak mengeluh atau ngotot tetap ingin sekolah atau melakukan suatu kegiatan membuat mereka membiarkan saja anak itu beraktivitas.

Setidaknya saya sudah menemui 5 kasus anak yang akhirnya demam tinggi sekali di sekolah karena sebetulnya dari rumah sudah menunjukkan gejala pilek. 

Lalu kira-kira 2 minggu lalu Sekar, seorang anak di kelas saya, muntah di kelas karena sebetulnya dari rumah pun dia sudah muntah tapi orang tua mengalah mengikuti maunya yang ingin tetap sekolah. 
Sekar
Seharusnya orang tuanya sudah waspada begitu melihat anak muntah di rumah karena kewaspadaan itu membuat mereka bisa mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan stamina anak.

Melalui pengalaman-pengalaman itu saya menghimbau kalau semisalnya anda memiliki anak, perhatikanlah kondisi fisiknya. Anak bukanlah orang dewasa seperti kita. Dalam kemudaan usia mereka, janganlah menyamakan cara berpikir mereka sama dengan kita. Jadi tolong, bijaksanalah dalam menjaga dan merawat berapa pun banyaknya anak yang Tuhan titipkan kepada anda.

Hari ini ngapain aja kita di kelas? Pak guru menggambar datang. Yuhuii! Saya bisa sedikit santai dan lumayan juga bisa ada teman sesama orang dewasa di dalam kelas untuk di ajak mengobrol. Enak ada pergantian suasana karena di pikir-pikir saya lebih banyak bergaul dengan anak-anak dari pada dengan orang dewasa. Makanya saya kelihatan awet muda kan. Hehe.



___________________________________________________________________

“Miss, Justin’s nose is bleeding” this morning (Tuesday, May 24th) Sekar told me while we were in the middle of our play rehearsal. Just at the time when I was trying to line up the kids who seemed to forget their position.

He must be having cold again. It makes him have nose bleeding.

“Let’s clean your nose” I told him to give me a big blow. Taking a deep breath and… mucus mixed with blood spread on the tissue. Even got to my fingers.

But it was him whom I was concerned. Not my fingers. He was sweating but I felt like there was a hot steam came out of him. Could it be fever? I gave him water to drink. This is then what I did repeatedly during class. Cleaning his nose and giving him a drink.

It always make me worried over a sick kid because unlike us, small kids can’t take care or even recognize what goes wrong in their bodies. Plus not all kids can say what they feel.

Last week for example, Justin suddenly ran to me as he cried hysterically. I am telling you, in 6 years working as teacher I’ve never felt so panic upon hearing such cry. Especially not Justin. He’s a tough kid. I’ve never heard him cry like that before. So I was panic.

“What? What? What’s wrong?” I threw whatever things I was holding in my hands because I was panic and because the tall, big and chubby boy threw himself to me making me felt like a rhino just fell upon me. Lol. Man, you just made your teacher flat like a pancake because of that, Justin. Lol. “Tell me what’s wrong. I can’t help you if you are not telling me what’s wrong”

It turned out that his classmate lost his balance and fell on him, accidentally touched his ear which has been infected in the past few days. Oh man. That poor little ear.

After 6 years working with children I learn that we as adults must be more alert watching their physical condition because as I’ve wrote above that not all kids can detect something is wrong in their bodies. Not all of them can tell what they feel either.

In their young age you must know that they have different way of thinking. You can’t rely on what they’re telling you or not telling you.

I’ve seen at least 5 cases of kids had high fever in school out of cold. Something that their parents should have detect and therefore made precaution action. Another case like Sekar, a girl in my class, whom threw up in class. She did that earlier when she was still at home but somehow her parents gave in to her will not to skip school. They should have been alerted by the first vomit but they didn’t.

That is why I urge you to be more sensible when it comes with your child’s or children’s health. Let us take care the kids whom God entrusted us to care the best we can.

Btw, what did we have in class today? It was drawing class. So glad to have the drawing teacher in class. I could relax and also had another adult in class with whom I could talk. I’ve spent more time being around kids than with adults, well, don’t give me wrong, I love being with the kids but I also kind a miss having adults around in my class.

No comments:

Post a Comment