Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, May 19, 2011

Bentengan / Fortress


Niat mau ngajarin anak-anak permainan masa kecil saya dulu ‘Bentengan’ setelah selesai olah raga di lapangan voli dekat sekolah hari Jumat (13/5) pagi ini ternyata saya malah jadi ngajarin emak-emak mereka permainan itu. Hehe.



Ya habis, anak-anak susah betul mengerti permainan ini biar pun sudah di terangkan berkali-kali dan bahkan saya serta teteh mempraktekkan permainan itu di depan mereka. 

Putus asa, saya melihat di pinggir lapangan ada emaknya Kim, Stevany, Dea dan Nico. So saya rekrut mereka untuk menunjukkan kepada anak-anak bagaimana bermain ‘Bentengan’. Eh, ternyata emak-emaknya juga susah mengertinya. Hehe.

Sebetulnya agak bingung juga saya melihat mereka tidak mengenal permainan ini karena menurut saya lumayan beken sebagai permainan anak SD selain ‘Gobak Sodor’. Apalagi untuk anak-anak yang lahir di tahun 1960-1970an dan menjalani masa SD di tahun 1980an.

Lha, emak-emak ini lebih muda dari saya paling hanya 5-7 tahun. Bisa-bisanya mereka tidak mengenal permainan ‘Bentengan’.

Permainannya sederhana sekali kok dan aturan mainannya tidak sulit. Yang mau bermain di bagi dalam 2 tim. Jumlah peserta per tim tidak di batasi.

Nah, ada tim yang bertugas untuk menjadi penjaga dan ada tim penyerang. Biasanya di pakai cara hompimpa atau suit untuk menentukan siapa yang menjadi tim penjaga dan siapa menjadi tim penyerang.

Tim penyerang akan melemparkan bola (yang di pakai biasanya bola bola tennis) ke arah tumpukan pecahan genteng yang di susun ke atas menyerupai menara (karena itu permainan ini di Jakarta di beri nama ‘Bentengan’).

Begitu bola menghajar benteng maka tumpukan pecahan genteng tentunya akan jatuh berantakan. Nah, di sini permainannya di mulai.

Tim penyerang itu nantinya harus menumpukkan kembali pecahan-pecahan genteng itu sehingga kembali tersusun seperti sebelumnya.

Tim penjaga harus mencegah mereka melakukannya yaitu dengan cara melemparkan bola kepada anggota tim penyerang yang sedang mencoba menyusun kembali pecahan-pecahan genteng.

Tentu diperlukan kerja sama antara anggota dalam masing-masing tim karena anggota tim penjaga harus gesit mengoper bola ke sesama anggota mereka yang posisinya berada paling dekat dengan anggota tim penyerang yang sedang menyusun atau menumpuk pecahan-pecahan genteng.

Anggota tim penyerang juga harus saling kompak karena saat anggota yang sedang menyusun pecahan genteng menghindari terkena lemparan bola dengan berlari menghindar, rekan satu timnya harus dengan sigap menggantikan posisinya dengan meneruskan pekerjaannya menyusun pecahan genteng itu yang belum selesai. Pergantian posisi ini bisa berlangsung cepat tergantung dari gesit dan sigapnya tim penjaga menangkap, mengoper atau melempar bola ke arah anggota tim lawan yang sedang menyusun pecahan genteng. 

Kalau tim penyerang berhasil menyusun pecahan-pecahan genteng kembali seperti semula maka mereka menang dan tim penjaga harus kembali berjaga.

Ini permainan yang seru sekali sebetulnya. Saat saya, teteh dan emak-emak itu mempraktekkan permainan ini di depan anak-anak itu, kami sudah sama ributnya dengan anak-anak. Berseru-seru, berteriak dan tertawa cekakakan. Hehe. Wah, saya jadi betul-betul ingin bermain dengan emak-emak itu kalau saja waktunya memungkinkan. Sudah lama sekali saya tidak memainkan permainan-permainan masa kecil seperti ini. Rasanya seperti nostalgia ke masa kanak-kanak.

Yah, karena terlalu sibuk menunjukkan bagaimana permainan ‘Bentengan’ itu dan kemudian mencontohkannya membuat saya jadi tidak sempat merekam momen langka itu dengan kamera. Sayang betul ya..

Mungkin karena udara yang ekstra panas membuat anak-anak itu tidak berselera untuk memainkan permainan apa pun. Ga seru deh, ah.

Kembali ke kelas, 2 tugas saya berikan kepada mereka. Menebalkan garis lengkung dengan pola warna ungu-pink-kuning-hijau-merah yang mereka pilih sendiri.



Lalu menggunting 2 macam gambar awan. Yang satu gambar awan biasa dan yang lain gambar awan hujan. Gambar awan itu kemudian di tempel mengikuti polanya.


_________________________________________________________________

My plan to introduce & teach the kids the ‘Fortress’ game after we had P.E. at the volleyball field this Friday morning (May 13th) didn’t go smoothly because they didn’t understand how to play it even after the cleaning lady and I showed it to them.

Stood there in desperation, I saw the mothers of Kim, Stevany, Dea and Nico were watching us from the field’s corner. I recruited them to help me demonstrate how to play my childhood game. But it was a little difficult for them to understand it either. Sigh..

The rules of the game is actually very simple. There are 2 teams. One is the attacker and another is the guard.

The game begins by an attacker team member throws tennis ball to the pieces of roof tile or stone that is arranged in a stack. It is the fortress. Once the ball hits it, they have to put the spreading pieces back to a stack. 

But the guards won’t let them succeededly do it because it means it will make the attacker win the game. So in able to stop the attacker from putting back the pieces of roof tile / stone into the stack the guards have to hit any member in the attacker team with the ball.

Team work is definitely needed in this game. Members of the attacker team have to take turn to put back the roof tile or stone in a stack. If one member is ran away to avoid being hit by the ball thrown by any member of the guards team, another attacker should replace his or her team mate, stealing the time when the ball is being thrown to other direction.

The guards team member too have to work one another when they toss the ball or throw it to the attacker team member who tries to put back the pieces of roof tile or stone into a stack.

It’s actually a fun game. The cleaning lady and I along with those 4 mothers were quite noisy when we shouted and laughed as we demonstrated the game in front of the kids. Making me want to play the game with them as I haven’t played it in ages. Lol. For old time sake. 

The game is actually pretty well known among kids born in 1960s to 1970s who were in elementary school in the 1980s. that is why I am surprised that the mothers didn’t really know the game. And they are just about 5-7 years younger than me.

I was so busy explaining how to play the game and demonstrated it that it made me unable to take photos. Oh man, it was a rare moment. I miss it.

It was a sunny day so probably it made the kids weren’t eager to play any outdoor game.

Back in school I’ve got 2 tasks for them. The first one is to bold the curve using crayons & with color pattern that the kids themselves picked. It was agreed to bold it with 5 colors : purple-pink-yellow-green-red.

The last taks is cut and glue the clouds in specific pattern.

No comments:

Post a Comment