Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, May 23, 2011

LET’S GO TO THE BEACH!! (Indonesian Language Version)


Note : Only for this journal I write it separately. This one is written in Indonesian language. If you are not Indonesian or you don’t speak Indonesian, you can find the journal under the title “LET’S GO TO THE BEACH!! (English Version) but since I haven’t done translating it I haven’t upload it to this blog. I’m sorry for the inconvenience.

MINGGU MALAM
Saking takut malamnya mata melek karena kenyang tidur membuat saya sengaja tidak tidur siang pada hari Minggu (15/5). Jam 8 malam saya sudah masuk kamar dan langsung pulas begitu mencium bantal. Hehe.

SENIN PAGI
Senin ini (16/5) alarm hp membangunkan saya jam 2.30 pagi. Yak. Rombongan guru TK dari Cabang III yang meliputi daerah Ciomas, Dramaga dan Taman Sari akan berangkat ke Pelabuhan Ratu jam 4 pagi.

Syukurlah otak dan mata saya bisa langsung kompak pada ‘menyala’ setelah di ajak bangun sepagi itu. Apalagi setelah terkena air.

Yang jadi masalah justru urusan angkotnya. Jam 3.30 terpaksa jalan ke depan kompleks untuk mencegat angkot yang datang dari arah Ciapus. Tidak heran jam segitu angkotnya bisa di hitung dengan jari. Siapa juga yang mau berkeliaran di jalan sepagi itu kecuali pedagang sayur dan … maling. Hehe. 
Jam 4 pagi di atas bis. Wih, jam segini sih biasanya masih ngorok di rumah
 DAGGG BOGOR!
Jam 4.30 berangkatlah kami. Walaupun ngantuk tapi saya berhasil bertahan untuk tidak tertidur sepanjang perjalanan menuju Samudera Beach Hotel. Rugi amat rasanya kalau tidur karena kehilangan banyak pemandangan yang tidak setiap hari bisa saya temui di kota sendiri.

SEPANJANG JALAN…
Tuh kan, banyak yang bisa saya lihat. Jepret jepret.., kamera pun beraksi merekam gambar-gambar yang saya nilai cukup bagus untuk di potret. Sekalipun di potret dari bis yang sedang berjalan cukup kencang tapi hasil foto-fotonya cukup bagus.

SUASANA LIBURAN
Kami melewati berbagai macam kota-kota kecil. Jalan yang sempit, penuh dengan berbagai macam kendaraan. Sepanjang perjalanan itu saya senang melihat kehidupan yang sedang berlangsung sambil berpikir sementara mereka menjalani kehidupan dan aktivitas rutin mereka, saya sedang bersenang-senang  menikmati travelling dan untuk sejenak bisa melepaskan diri dari kehidupan serta aktivitas rutin saya sendiri. Man, it feels good! Rasanya sangat, sangat menyenangkan.




 PEMANDANGANNYA, BO…
Yang paling menyenangkan adalah setelah kami meninggalkan daerah kota-kota kecil itu karena mulailah pemandangan bukit, gunung, perkebunan karet dan alam yang hijau terhampar di kiri kanan sampai sempat membuat saya bingung memilih mana yang mau saya potret. Hehe.

Bis yang berjalan dengan kecepatan tinggi tidak memberi banyak waktu bagi saya untuk berpikir sehingga semua serba spontan. Melihat ada yang obyek yang bagus langsung jepret. Yang membuat kesal adalah beberapa kali pemandangan yang tidak terduga indahnya tiba-tiba muncul dari balik kelokan jalan. Sebal betul saya karena kalah cepat menekan tombol shutter kamera. Tiba-tiba saja pemandangan indah itu sudah dilewati oleh bis sehingga hasil jepretan saya seadanya saja atau malah kurang memuaskan. Hiks.

PERKEBUNAN KARET
Wah, ini pemandangan langka.   


BUKIT KAPUR
Belum lagi ada bukit-bukit kapur dan malah ada tempat penambangan kapurnya. Sayang fotonya kurang bagus fokusnya.




Hm, tapi omong-omong jadi pengen tahu nih, apa kapur tulis dan kapur buat nyirih itu datangnya dari bukit kapur seperti ini?

AKHIRNYA NYAMPE JUGA, MAK!
Setelah bokong saya terasa seperti sudah tumbuh akar (saking lamanya duduk di bis) sampailah kami di Samudera Beach Hotel jam 9.30 pagi!

Sepanjang jalan kami bergurau bahwa rombongan kami akan tiba pada saat jam makan siang sehingga begitu turun dari bis langsung makan. Hehe. Maklum, semua sudah bete harus duduk terjepit selama berjam-jam di dalam bis. 

Katanya acara berlangsung jam 9. Weh, semua mengira pasti bakal dicemberuti panitia karena datang terlambat tapi ternyata sampai jam 11 pun masih ada yang baru datang.

LAUT! LAUT! LAUT!
Begitulah reaksi noraknya orang gunung melihat pantai dan laut. Hehe. Tapi suer, bujubune, indahnya!




 Ya, harap maklumlah, pantai yang saya kenal sejauh ini baru ada 4; Ancol, Pulau Pantara di kepulauan seribu, Anyer dan Kuta.

Tapi laut yang satu ini punya keindahan yang berbeda. Perpaduan antara perbukitan dan laut serta pantai menyajikan pemandangan yang luar biasa menurut saya. Bahkan agak mengherankan bahwa di tempat yang tinggi bisa ada lautnya.

Soalnya kalau di peta kan tidak kelihatan tuh. Sepertinya semua daratan di pulau Jawa sama ratanya. Atau gobloknya saya saja yang tidak bisa membaca peta. Hehe.

2 ANAK NAKAL
“Enggak. Enggak boleh kemana-mana” kata kepsek begitu mendengar saya dan Winnie berbicara ingin pergi ke pantai begitu kami selesai sarapan setelah tiba di lokasi.

“Sebentar saja, bu” kata saya agak mendongkol “Cuma buat foto-fotoan. Lagian juga tidak jauh-jauh kok. Cuma di pantai sana itu”

“Tetap saja tidak boleh” wah, biasa deh, keputusan dewan juri tidak bisa di ganggu gugat “Tadi kan sudah di beritahu waktu di bis kalau tidak boleh keluyuran kemana-mana”

Saya dan Winnie saling bertukar pandang. Ya, apa boleh buat.

Tapi sekitar 5 menit kemudian saya menggerutu karena melihat kepsek asyik berfoto-foto dengan beberapa kepsek TK lain. Kutu kupret. Anak buah di larang berkeliaran dan foto-fotoan tapi sendirinya… tuh, lihat.

“Win, nanti kamu duluan. Alasan ke wc” kata saya pada Winnie yang juga sama kesalnya dan hendak membalas dendam karena kami berdua di larang pergi ke pantai dan berfoto oleh kepsek “Jangan barengan. Bisa curiga nanti doi. Kamu duluan. Nanti beberapa menit kemudian gw nyusul”

Begitulah. Winnie minta ijin ke wc.

Saya menunggu kira-kira 5 menit sebelum mengarang alasan ingin B.A.B. dan karenanya harus ke wc. Di depan pintu yang menuju ke wc, saya bertemu dengan Winnie dan cekakakanlah kami berdua karena berhasil kabur sekaligus ngerjain kepsek.

Berfotolah kami di pantai. Kalau harus menunggu sampai acara bebas, wah, jam berapa itu? Mana enak kalau sudah terlalu siang? Lagi pula sekarang kan acara belum mulai. Apa salahnya sih kami pergi sebentar untuk berfoto?


Pelajaran berharga dari pengalaman kami ini adalah bijaksanalah saat memberlakukan suatu larangan karena sudah menjadi sifat manusia untuk memberontak bila merasa dirinya di kekang. Apalagi kalau disertai dengan rasa sudah diperlakukan dengan tidak adil.

SAMBUTAN. SAMBUTAN. SAMBUTAN
Dalam acara apa pun menurut saya yang paling nyebelin adalah saat sampai pada kata sambutan. Soalnya dari sebagian besarnya amat sangat panjang dan membosankan.

Di bawah kanopi itu saya duduk menatap ke depan memandangi 3 orang yang bergantian naik ke panggung untuk menyampaikan kata sambutan sementara telinga saya mendengar suara deburan ombak.


Tambah lama semakin gelisah saya. Aduh, garing ga tuh harus duduk manis mendengarkan kata sambutan yang panjang, monoton dan membosankan sementara di luar sana matahari bersinar cerah, ombak berdebur di pantai dan angin berhembus sejuk.

Satu pelajaran berharga yang di dapat dari orang yang kenyang mendengar kata sambutan (yang mudah-mudahan akan selalu saya ingat) adalah bahwa pada waktu suatu hari nanti nasib akan membuat saya yang menjadi orang yang di minta untuk memberi kata sambutan dalam acara-acara tertentu, saya akan membuat kata sambutan saya padat dan singkat.

Bahkan kalau perlu begitu naik ke panggung yang akan saya katakan adalah “Terima kasih. Selamat pagi / siang / sore / malam, bapak ibu sekalian. Wasalam. Sekian kata sambutan dari saya. Terima kasih”. Hehe.

Kalaupun harus memberikan kata sambutan yang lebih panjang dari itu, ya, tinggal bikin naskahnya lalu di fotokopi dan dibagikan kepada hadirin. Praktis toh? Hehe.

Tidak perlu bibir jadi dower karena cuap-cuap kelamaan.

Tidak perlu harus memandangi muka-muka mengantuk dan sebal karena harus mendengar pidato yang panjangnya dari Sabang sampai Merauke.

Tidak perlu menciptakan suasana di mana pembicara di panggung dan hadirin masing-masing sibuk bicara sendiri.

Tidak perlu juga harus mendengar tepuk tangan meriah hadirin begitu mendengar kata ‘sekian. Terima kasih’ yang berarti ‘Sukur, akhirnya kelar juga elu ngoceh’. Hehe.  

HUT IGTKI KE 61
61 tahun umur IGTKI (Ikatan Guru TK Indonesia). Tua juga ya. Berarti TK sudah ada dari tahun 1950. Hayoo, siapa yang lahir tahun segitu dan pernah sekolah di TK? Psst, TK jaman dulu kayak apa ya? Tapi kayaknya TK baru beken mulai tahun 1980-an. Sebelum itu rata-rata anak langsung masuk SD.

Peran IGTKI sendiri menurut saya lumayan baik. Pembayaran insentif guru TK adalah satu dari entah berapa banyak yang para pengurusnya perjuangkan.

Saya pribadi bukanlah orang yang hobi berorganisasi tapi sebagai anggota biasa saya menghargai apa yang dilakukan dan diupayakan oleh para pengurus organisasi guru ini.

Panjang umur IGTKI. Mudah-mudahan semakin tua semakin maju.

GURU TK se-BOGOR
Hari ini di halaman belakang Samudera Beach Hotel berkumpul sekitar 1000 orang guru dari Bogor. Rombongan saya dari Cabang 3 saja meliputi daerah Ciomas, Taman Sari dan Dramaga.

Yang masih satu cabang saja tidak semua saya kenal. Apalagi yang dari cabang lain. Hehe. Tapi kesamaannya adalah semua bermuka ramah (jarang ada guru TK yang bermuka jutek) walaupun tidak berarti otomatis saling bersikap SKSD (sok kenal sok dekat). Ya harap maklumlah, manusia umumnya merasa lebih aman dan nyaman berada bersama kelompoknya sendiri.

Jadi jangan membayangkan saya kasak-kusuk kesana kemari, ber-SKSD, sibuk mencari kenalan atau membangun networking. Lha, dengan yang satu cabang saja tidak semua saya kenali nama dan mukanya berhubung dalam setahun paling banyak hanya 2-3 kali kami bertemu atau berkumpul. Jadi setiap kali bisa berkumpul jelas saja saya lebih ingin bersama dengan mereka supaya bisa lebih mengenali dan mengakrabkan diri dengan mereka.

ACARA ULTAH
Biasalah. Ada kue, tiup lilin, nyanyi-nyanyi, tepok-tepok tangan. Eh, tapi ada yang beda tahun ini. Tiap cabang mendapat bagian kue ultah yang kemudian di potong seukuran 2x5 cm supaya setiap anggota dari cabang bisa mendapat jatah sepotong. 

Rasanya? Jangan protes. Kalau mau enak,  beli sendiri gih. Sudah sukur ultah kali ini dapat sepotong. Biasanya kue ultah cuma di pejeng di panggung dan menghilang setelah selesai acara tiup lilin. Siapa yang kemudian mengganyang? Cuma Tuhan yang tahu. Hehe.

SUNSET
Sayangnya saya hanya menyaksikan matahari terbenam dari dalam bis karena sekitar jam 5.30 sore kami sedang dalam perjalanan pulang menuju Bogor. Foto-foto ini pun di ambil dari dalam bis.






Yah, selamat tinggal laut selatan. Pada suatu hari nanti saya pasti akan kembali dan saat itu saya akan tinggal lebih lama sehingga saya bisa berada di pantainya saat matahari terbenam.

MACET
Jam 11 malam kami baru masuk tol Ciawi menuju Bogor. Ampun! Baru sekali ini saya menempuh perjalanan begini lama dengan bis.

Ini memang long weekend. Masuk akal bila arus kendaraan menuju Puncak, Pantura atau rute Selatan padat. Tapi kami kan dalam perjalanan turun. Harusnya belum macet.

Yang pasti ‘ceker’ saya bengkak karena kelamaan tergantung. Jarak antar tempat duduk di bis yang sempit membuat saya tidak dapat mengangkat kaki. Akibatnya tiba-tiba saya merasakan kenapa ya sepatu saya terasa sempit. Padahal biasanya kaki saya bisa bergerak lumayan leluasa dalam sepatu kets itu. Rupanya telapak kaki dan tungkai kaki pada bengkak.

AC
Walau sudah memperhitungkan kemungkinan di dalam bis akan terasa dingin sehingga sudah membekali diri dengan jaket, syal sampai kain pantai tapi dari perjalanan pulang pergi itu membuat saya berpikir seharusnya saya juga membawa selimut wol saya yang tebal. Hehe.

Padahal udara alamnya sendiri tidak sedingin itu lho. Tapi AC di bis membuat saya merasa seperti di kunci di dalam kulkas.

Menyesal juga saya tidak membawa topi dinas saya karena ingin bergaya memakai topi pantai. Topi dinas saya tepi ujungnya menjulur panjang sehingga melindungi muka dari terik matahari tapi bisa juga untuk melindungi dari hembusan angin.

Syal panjang melingkari leher dan ujungnya masih cukup untuk membungkus kepala, sampai-sampai beberapa rekan guru yang duduk di dekat saya secara bergurau menanyakan sejak kapan saya berkerudung, tapi itu juga masih tidak cukup untuk melindungi dari hembusan angin AC. Akhirnya saya membelitkan ujung syal menutupi hidung dan mulut seperti cadar.

TIPS
Supaya perjalanan nyaman, sebaiknya membekali diri dengan :
1. Makanan – minuman
    (kalau bisa juga persediaan air panas dalam  thermos)
2. Permainan, bacaan, walkman, notebook, laptop atau ipod 
    supaya tidak bete
3. Charger & baterei cadangan untuk walkman atau kamera
4. Obat (terutama obat anti mabuk kendaraan, obat gosok seperti 
     balsem, minyak kayu putih,Vicks
5. Jaket, syal, scarf atau kain pantai
6. Pakaian yang nyaman. Tidak terlalu ketat, sempit, tipis atau mini

TIPS
Supaya nyaman saat berada di tempat wisata, bawalah :
a. Pakaian ganti lebih dari satu
b. Sandal
c. Tisu (kering & basah) karena tidak semua tempat umum 
    (termasuk hotel) menyediakan tisu
d. Sabun cair
e. Cairan desinfektan untuk membersihkan tangan
f. Gelas plastik (bukan cuma untuk minum tapi juga untuk 
    menampung air untuk cebok karena tidak semua tempat umum 
    menyediakan ember, gayung apalagi selang semprot)
g. Kacamata baca, kacamata cadangan, kacamata hitam tapi 
    kacamata kuda tidak usah ya
h. Untuk cewe jangan lupa membawa ‘popok’ untuk haid
i. Makanan-minuman wajib dong tapi eits, jangan sampai sendok, 
   garpu, pisau lupa di bawa ya
j. Kantong plastik & kantong kresek tapi kantong mayat tidak perlu
k.Kertas nasi (yang berwarna coklat itu & di satu sisinya licin) 
   karena siapa tahu perlu membungkus-bungkus sesuatu
l. Serbet & saputangan
m.Tusuk gigi, peniti, gunting, gunting kuku, jepit rambut, karet 
    gelang
n. handbodi, pelembab muka / bibir, bedak, deodoran

Kelihatannya memang ribet karena banyak betul ‘printilan’ yang harus di bawa tapi yah, seperti tentara akan maju ke medan perang, tentu sebaiknya membekali diri dengan segala sesuatunya dari pada karena demi alasan malas, tidak di rasa penting atau tidak mau barang bawaan menjadi berat akhirnya diri sendiri jadi repot atau tidak nyaman.

Kemana pun tujuan anda berwisata atau berpergian, saya ingin supaya anda juga membekali diri atau keluarga serta jangan lupa berdoa.

MAUT
Tadinya saya juga tidak mengetahui kehadirannya yang membuntuti rombongan kami dari awal perjalanan sampai pulangnya. Baru setelah terjadi kecelakaan ke empat yang terjadi di depan bis kami, rupanya ada malaikat maut yang ‘mengintili’ perjalanan ini.

Begini, di awal perjalanan kami sempat terjebak selama sekitar setengah jam. Dari jam 5.30 sampai jam 6 pagi. Sampai anggota rombongan kami sempat turun dari bis untuk pipis dulu di wc umum. Hehe. Sementara saya malah sempat memotret pemandangan dari atas jembatan ini yang ternyata adalah lokasi dari kecelakaan truk yang membuat arus kendaraan dari dua arah mampet.



Kecelakaan ke 2 terjadi menimpa bis yang membawa rombongan guru TK dari cabang 16. Supir bis yang mengantuk membuat bis menabrak pohon dan terperosok ke bahu jalan. Untung saja ke sebelah kanan (yang adalah lokasi perkebunan karet) dan bukan ke kiri. Di sebelah kiri itu terbentang jurang. Tapi akibatnya 3 orang harus kembali ke Bogor karena luka terkena pecahan kaca. Sisanya meneruskan perjalanan ke Samudera Beach Hotel dengan menyewa angkot.

Jadi ada 2 kecelakaan lalu lintas yang terjadi paling hanya berselang 15 menit sebelum kami melalui jalur lokasi itu.

Peristiwa berikutnya terjadi dalam perjalanan pulang. Kecelakaan pertama adalah sebuah motor yang selip tepat di depan bis kami. Untung saja bis tidak sedang berjalan dalam kecepatan tinggi. Tapi pengendaranya terguling. Walau begitu sepertinya tidak mengalami cedera serius.

Belum lama pulih dari kaget karena menyaksikan kecelakaan motor itu, eh, kok boleh-bolehnya terjadi lagi kecelakaan motor berikutnya yang terjadi hanya berselang kurang dari 10 menit dari yang pertama.

Kali ini hampir seluruh penumpang dalam bis kami menjerit dan bahkan ada yang menangis saat bis kami berjalan melewati korban (seorang wanita) yang tergeletak dengan kepala pecah, otaknya terserak keluar. Untung saja saya tidak melihatnya. Hih. Siapa yang mau terkenang-kenang dengan pemandangan yang mengerikan itu.

Demikianlah seisi bis nyaris shock semua dan menjadi senewen. Apalagi setelah menghitung-hitung jumlah kecelakaan yang semuanya terjadi hanya beberapa saat sebelum bis kami lewat.

Saya pribadi juga belum pernah mengalami hal seperti ini. Tapi mau tidak mau saya harus mengakui ada maut yang berjalan di muka bis kami.

4 kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan yang akan di lalui oleh bis yang membawa saya beserta guru-guru TK dari Bogor pada hari ini. Tapi kami selamat semua.

LAUT SELATAN
Saya bukan orang yang percaya mitos. Menurut saya awalnya adalah hikayat rakyat tentang Ratu Kidul tapi karena masyarakat yang masih menganut (atau sulit melepaskan) faham animisme membuat terciptalah pemujaan.

Kita tahu bahwa pemujaan yang tidak kepada Tuhan adalah pemujaan kepada setan. Itulah yang terjadi di daerah Laut Selatan ini. Karena sudah berlangsung lama sekali maka kekuatan setan di tempat itu jelas sudah bercokol dengan kokoh.

Kata orang ombak di laut selatan sangat luar biasa tapi kalau saya lihat sih ombaknya sih kalah dari ombak di Kuta tapi kok bisa-bisanya lebih banyak korban tenggelam di tempat ini.

Tapi setelah merasakan sendiri di terpa ombak (padahal saya berdiri agak jauh ke atas) dan melihat jenis pasirnya maka sebaiknya memang tidak bermain air terlalu jauh ke tengah.

Pasirnya lembut. Mudah hanyut di bawa ombak. Jadi pada waktu ombak menghajar, pasir di bawah kaki kita hanyut terbawa ombak membuat kaki terbenam ke dalam pasir. Bahayanya kalau anda bermain air terlalu ke tengah dan pasir di bawah kaki anda tiba-tiba longsor ketika ombak kembali ke tengah. Anda bisa ikut terseret ombak. Gawat kalau anda tidak bisa bisa berenang. Yang bisa berenang pun belum tentu bisa mengatasi ombak dan mungkin juga ada arus bawah laut yang deras atau menyedot.

Itu penjelasan logikanya. 

Entah itu penjelasan logika atau mistis, saya menghimbau supaya anda berhati-hati bila bermain air di pantai atau berenang di laut terutama bila jelas-jelas ada larangan untuk tidak berenang atau berada terlalu jauh ke tengah saat bermain air di pantainya. Sebab bukan tanpa alasan orang membuat larangan seperti itu.

No comments:

Post a Comment