Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, September 30, 2013

Ruth

Ketika sedang mandi hari Sabtu malam itu (21/9) saya melihat ada sedikit bercak darah.

I was taking a bath that Saturday night (Sept 21st) when I saw a small blood spot.

“Aduh, jangan sekarang dong” pikir saya cemas.

“Geez, not now” I thought nervously.

Malam itu saya menginap di kantor dan selain itu saya punya rencana untuk mengikuti beberapa kegiatan yang akan diadakan minggu berikutnya.

I spent a night at the office that night and beside that I had few plans to do on the next week.

Jadi nanti saja deh menstruasinya, setelah semua urusan kelar.

So it is better come later after everything is done.

Setahun lalu siklus dan volume menstruasi saya mengalami gangguan. Tiba-tiba saja keluar sangat banyak dan nyaris tidak mau berhenti. Terjadinya tanpa tanda-tanda dan berlangsung berbulan-bulan.


Last year my menstruation cycle and volume were having some abnormality. Its volume increased sharply and nearly unstoppable. It happened without prior signs and it went for months.

Saya hanya mengatakan hal ini pada orang tua saya dan pada seorang teman di tempat kerja, orang yang sangat saya percaya.

I told this only to my parents and a trustable friend at work.

Saya sengaja merahasiakan kondisi saya selama 8 bulan itu karena tidak mau menciptakan kehebohan.

I kept it a secret that for 8 months I was not in good condition because I didn’t want to create such a fuss.

Saya tidak mau orang berpikir saya sakit sehingga tidak mampu beraktivitas dengan normal.

I didn’t want people thought I was ill and that I couldn’t do my activities normaly.

Saya tidak mau harus memberi keterangan. Karena selama 8 bulan itu saya tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam tubuh saya.

I didn’t want to explain. For 8 months I myself didn’t know what has been going on inside my body.

Saya tidak mau mengeluh. Keluhan hanya menambah ketakutan dan kecemasan saja. Tidak akan merubah situasi.

I didn’t want to whine. Whining would just add more fear and worries. Wouldn’t change the situation.

Saya tidak mau orang mengkhawatirkan saya. Itu sebabnya saya bahkan tidak memberitahu Andre sampai akhirnya dia tahu sendiri setelah membaca catatan-catatan saya dalam blog ini.

I didn’t want to make people worry about me. that is why I didn’t even tell Andre until he found it out after he read my posts in this blog.

Yang terjadi selama kurun waktu 8 bulan itu adalah saya dan orang tua saya nyaris putus asa karena obat seperti tidak bisa menghentikan apalagi menormalkan mensturasi ini.

What happened in those 8 months is me and my parents were desperate because medicine seemed unable to stop, let alone, to normalize it.

5 bulan lalu kondisi saya memburuk. Ginekolog kedua yang saya temui juga memberi diagnosa yang jauh dari membesarkan hati ketika dia mengatakan kalau obat yang diberikannya tidak bisa menghentikan pendarahan maka ada kemungkinan penyebabnya adalah tumor atau gejawal awal kanker rahim.

5 months ago it got worst. The second gynecologist whom I went to, gave bleak prognosis when he told me that if the medicine he gave me unable to stop the bleeding, it might be caused by tumor or early sign of uterus cancer. 

Proses kesembuhannya berjalan sangat lamban. Ya, itu menurut perasaan saya.

The healing process went so very slow. That is how I felt.

Tapi menstruasi itu berhenti sejak 17 Juli.

But it stopped since July 17th.

Saya sempat senewen ketika mengikuti Leadership Camp tanggal 30-31 Agustus. Karena sebulan lebih sudah lewat dan menstruasi saya masih berhenti. Tapi kan gawat kalau dia memilih muncul tepat di saat saya sedang asyik-asyiknya mengikuti acara Leadership Camp.


I was nervous when I went to Leadership Camp on August 30th-31st because it has stopped for more than a month. It certainly would be a disaster if it chose to come at the time when I was in the middle of enjoying Leadership Camp.

Tapi ternyata tidak. Heh, selamatlah saya. Aman tentram dari awal sampai akhir acara.

But it didn’t. I was so saved. From start to the end of the camp.

Tanggal 17 September lewat. Kalau mens saya berhenti tanggal 17 Juli, berarti sudah 2 bulan dia berhenti.

September 17th passed quietly. If my menstruation stopped on July 17th, it means it has stopped for 2 months now.

Hari Sabtu itu ada sedikit bercak darah tapi dia baru keluar hari Minggu sore setelah saya berada di rumah dan itu pun juga sangat sedikit serta hanya keluar selama tidak sampai 24 jam.

There was a small blood spot on that Saturday but it came out on Sunday afternoon when I was already at home. It was just a little and lasted for less than 24 hours.

Lega juga saya karena hari Senin (23/9) saya pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus perpanjangan paspor saya yang jatuh temponya bulan April 2013.


Nothing could be so relieving because on Monday (Sept 23rd) I went to immigration office to have my passport extend. It was due on April 2013.

Gara-gara urusan menstruasi keparat itu, perpanjangan paspor jadi mulur 5 bulan. Untungnya peraturan perpanjangan memberi waktu 6 bulan.

That darn menstruation made me unable to extend my passport. It has been delayed for 5 months. Luckily the term gives 6 months interval after due date.

Kesehatan saya membaik sejak bulan Agustus tapi karena sibuk dan capek membuat saya tidak bisa mengurus perpanjangan paspor.

My health improve since August but I was busy and exhausted so I wasn’t able to take care my passport extension.

Tapi bulan ini mumpung saya tidak sibuk, tidak punya rencana kemana-mana, badan sangat sehat dan lagi ambil cuti, tidak boleh saya tunda lagi.

This month, while I am not busy, I don’t have any plans to go anywhere, I am so healthy and I took my leave, I shouldn’t delay it anymore.

Yah, saya tetap berharap menstruasi ini dapat kembali normal seperti sebelumnya. Bahwa saya tidak lagi memerlukan obat untuk menghentikannya.

Yeah, I keep my hope that it can get back to normal just like it used to be and I no longer need any medicine to stop it.

Saya akan lebih berbahagia kalau menstruasi ini tidak usah muncul-muncul lagi selamanya.

It will even make me more happy if this menstruation stops forever.

Selama 2 bulan ini kesehatan saya membaik. Kekuatan tubuh saya juga membaik. Saya bisa kasak-kusuk tanpa dibayangi oleh sakit kepala, badan lemas, pandangan mata saya berkunang-kunang atau tiba-tiba jadi gelap seperti orang mau pingsan karena tekanan darah turun akibat pendarahan yang luar biasa banyaknya.

My health has been better in the past 2 months. So does my body. I can do my activities without being followed by headache, dizziness or faintness for losing too much blood.

Penderitaan selama setahun berakhir juga.

A year of suffering finally ends.

“Kamu adalah pejuang” kata Andre ketika dia membaca coret-coretan saya saat membuat draft untuk tulisan ini “Pejuang yang berani”

“You are a fighter” said Andre when he read my scrap notes while drafting this post “A brave one too”

Saya tersenyum. Banyak kali saya tidak merasa berani.

I smiled. There were so many times I felt far from being courageous.

“Kamu tahu sendiri saya terlahir sebagai seorang pencemas. Dalam keadaan normal dan sehat saja, saya punya sejuta kecemasan. Jadi seperti apa pikiran saya ketika menghadapi keadaan fisik yang sakit”

“You knew it yourself that I was born as a person who worries constantly. In normal and healthy condition, I still have a million of worries. Now what would it be like when I was facing a sick physic”

“Tapi sekarang kan semua sudah berlalu” dia mencium saya “Seluruh dunia dan neraka berusaha meyakinkan kamu kalau hidupmu kacau dan sudah dekat dengan akhirnya tapi kan tidak”

“But it is now behind you” he kissed me “The entire world and hell might try to convince you that your life was screwed and was about to end, but it is not”

Dia memeluk saya dan meletakkan tangannya yang besar itu di atas perut saya.

He hugged me and put his big hand on my stomach.

“Semua yang berada di dalam sini berfungsi dengan baik dan dalam keadaan baik” katanya lembut.

“Everything in here is working well and in good condition” he spoke tenderly.

Saya tertawa jadinya.

It gave me the laugh.

“Jadi mari kita punya Ruth” dia menatap saya dengan muka serius.

“So let’s have Ruth” he looked serious when he stared me.

“Ruth?” saya keheranan.

“Ruth?” I wondered what he was talking about .

Andre tersenyum “Sori, saya tidak sengaja membaca catatan harian kamu”

Andre smiled “Sorry, I didn’t mean to read your diary”

“Catatan harian yang mana?” saya bingung “Sudah setahun ini, sejak saya sakit, saya berhenti menulis catatan harian”.

“Which diary?” I got confused “I have not keeping any diary for a year now since I had that bleeding”

Itu benar. Terlalu banyak ketakutan, kemarahan, kesedihan, kekecewaan, keputusasaan dan frustrasi sejak saya mengalami pendarahan selama setahun sehingga saya berhenti membuat catatan harian karena merasa tidak ada lagi yang perlu di catat. Buku catatan harian saya yang terakhir pun entah ada dimana karena dalam keadaan kacau lahir dan batin, saya menaruhnya sembarangan saja. Sejak itu pula saya hanya menulis di blog.

That is true. Too many fear, anger, sadness, disappointment, despair and frustration since I had that bleeding for a year made me stopped keeping a diary for feeling there was nothing to write. I didn’t even know where did I put my last diary because I was so physically and mentally unwell that I just put it somewhere. Eversince that I just wrote in this blog.

“Catatan lama” Andre mengelus kepala saya “Saya tidak sengaja menemukannya di antara tumpukan coretan-coretan kamu. Saya sedang mencari buku kosong. Saya kira itu buku tulis biasa. Ternyata itu catatan harian kamu. Saya tidak sengaja membaca tulisan kamu”


“Old diary” Andre caressed my head “I accidentally found it under the piles of your scrap notes. I was looking for a note book. I thought it was a note book. It was your diary. I accidentally read something you wrote there”

Wah, saya lupa catatan harian mana yang dimaksudkannya.

Gee, I couldn’t remember which diary that he was talking about.

“Saya nulis apa di situ?”

“What did I write there?”

“Kamu nulis kalau punya anak laki-laki, kamu mau kasih nama Joshua dan kalau punya anak perempuan, kamu namai Ruth”

“You wrote that if you had a son, you would name him Joshua and if it was a girl, you would name her Ruth”

Saya ngakak. Saya ingat.

I bursted out my laugh. I remembered.

“Itu catatan lama banget, tahu” saya mengingat-ingat “Antara tahun 2002-2003. Saya lagi pacaran sama orang Italia. Kami berdua lagi mabuk cinta sampai berencana untuk menikah dan punya anak”

“That was ancient note, you know” I thought back to the old time “It was in between 2002-2003. I was dating this Italian guy. We were so madly in love that we talked about getting married and had children”

“Tapi kamu menulis nama Joshua” Andre tersenyum “Dan anak saya bernama Joshua, Josh. Kamu menganggapnya sebagai anakmu sendiri kan? Sama seperti dia juga menyayangi kamu seperti dia menyayangi Mary”

“But you wrote the name Joshua” Andre smiled “And my son is Joshua, Josh. You love him just like your own child, right? He loves you just like he loves Mary”

“Ah, itu cuma kebetulan”

“Come on, it is just a coincidence”

“Kebetulan atau bukan, yuk kita punya Ruth”


“Coincidence or not, let’s have Ruth”

Saya tertawa “Itu kan keinginan 10 tahun yang lalu. Ada rentang waktu yang sangat panjang dan begitu banyak peristiwa yang bikin saya berubah pikiran”

I laughed “It was a wish made 10 years ago. There were 10 years in between past and present, not to mention a lot of things happened during those years that made me changed my mind”

10 tahun yang lalu saya bertemu dengan seorang laki-laki sebaya berkebangsaan Italia. Kami melewatkan banyak waktu bersama-sama karena bekerja di tempat kerja yang sama. Kami jatuh cinta dan kami bicara tentang pernikahan serta anak.

10 years ago I met a young Italian man. We spent lots of time together because we worked in the same place. We fell in love and we spoke about marriage and children.

Tapi hubungan kami bubar di tengah jalan.

But we broke up before we got even close with our plans.

10 tahun lalu saya lebih naif dari sekarang, lebih emosional, lebih punya nyali, belum banyak mengalami kepahitan hidup dan punya penghasilan lebih besar. Saat itu saya punya keinginan besar untuk punya anak.

10 years ago I was more naive than I am now, more emotional, had more guts, haven’t gotten through many bitterness in life and made more money. At that time I had every desire to have my own children.

10 tahun telah berlalu. Saya menjadi lebih tua, lebih sabar, lebih tenang dan kehilangan nyali untuk punya anak.

10 years have passed. I am older now, I have more patience, I am calmer and lost my guts to have children.

“Saya 42 dan kamu 47” saya menambahkan “Berapa lama kamu pikir masa hidup yang kita miliki? Kalau kita sakit atau meninggal sementara anak masih kecil, siapa yang mau urus dia nantinya? Saya tidak mau memberikan penderitaan dan kesusahan pada anak itu. Cukuplah saya yang merasakan dan mengalami banyak penderitaan dan kesusahan”

“I am 42 and you are 47” I went on “How long do you think we will live? How if we fell ill or die while the child is so young, who will take care him or her? I don’t want to give pain and sorrow to that child. It is enough that I am the only one who has been through many pain and sorrow”

“Selain itu punya anak berarti tenaga, waktu dan perhatian saya untuk kamu akan berkurang. Saya tidak mau itu terjadi”

“Besides, having a child means my energy, time and attention to you will not be fully. I don’t want it to happen”

“Dan saya punya banyak keinginan, banyak cita-cita yang belum terwujud. Sekarang saja saya sudah frustrasi karena merasa roda kehidupan saya berputar tidak cukup cepat. Anak akan menghambat langkah saya dan saya tidak mau ada yang menghalangi saya”

“And I have many wishes, many plans that haven’t come true. I have already frustrated seeing how slow the wheel of my live spins. A child will slowing me down and I don’t want to have anyone or anything to stand on my way”

“Saya bukan orang yang terlahir untuk puas dengan siklus kehidupan lahir-bertumbuh-menikah-beranak cucu dan kemudian mati. Saya mencari arti kehidupan. Saya mempertanyakan kenapa saya harus ada di dunia ini”

“I am not the kind of person who satisfy with the cycle of life of being born-grew up-got married-have children, grandchildren and then die. I look for the meaning of life. I have been asking the question why should I exist in this universe”

Saya menghela napas dan menatap Andre yang diam mendengarkan. Tiba-tiba saya kasihan melihatnya.

I sighed and stared at Andre who listened to me closely. And I suddenly felt pity for him.

“Seandainya saja saya terlahir tidak dengan memiliki pemikiran serumit ini” saya tersenyum sambil mengelus pipinya “Seandainya saya bahkan tidak memiliki pemikiran-pemikiran ini, mungkin.. mungkin saya akan menjadi orang yang lebih berbahagia dan bisa bikin kamu lebih bahagia karena saya bisa memberikan apa yang kamu inginkan”

“If I just being born not having this complicated mind” I smiled as I caressed his cheek “If only I don’t have these thoughts, maybe.. maybe I would be a happier person and I could make you happier because I could give you what you wanted”

“Tapi saya perempuan keras kepala, perempuan penuh keinginan dan impian, perempuan berjiwa bebas, perempuan yang mencari arti kehidupan, perempuan dengan banyak gejolak di dalam dirinya, perempuan yang tidak gampang ditaklukkan”

“But I am a stubborn woman, a woman with many wishes and dreams, a free spirit woman, a woman who seeks for life meaning, a woman who has many flames within herself, a woman who is not easily being knocked out”

Ruth adalah impian dan hasrat masa muda.

Ruth was a youth dream and passion.

Ruth hanyalah bayang-bayang di masa sekarang ini.

Ruth is just a shadow in the present time.

Saya tidak mengerti masa lalu, tidak memahami masa sekarang dan lebih tidak memiliki gambaran tentang masa depan.

I don’t understand the past, don’t have the understanding for the present and more at lost about the future.

Saya sulit untuk bisa memahami diri sendiri. Saya tidak bisa menuntut orang lain untuk bisa memahami saya.

I am having hard times to understand myself. I can’t demand others to understand me.

No comments:

Post a Comment