Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, September 26, 2013

Without You

Lampu diruangan itu sudah saya matikan.

I turned off the light in the room.

Hanya ada sedikit cahaya masuk melalui celah-celah jendela.

There was only a scarce light came through the closed window.

Dengan hati-hati saya membaringkan diri di lantai, di atas pembaringan buatan saya

I carefully lied myself down on the floor, on my own version of bed.

Sendirian. Sudah hampir jam 10 malam. 


Alone. It was nearly 10 pm. 

Saya menghela napas. Hari yang panjang dan malam yang luar biasa.

I sighed. What a long day and one hell of a night.

Di luar masih terdengar suara ramai anak-anak sekolah. Entah ada acara apa di sekolahan itu. Tapi bukan itu saja yang bikin saya belum bisa tidur. Ada banyak hal dalam pikiran saya.

There were noise of the students. I wondered what did they do in their school at this hour. There were too many things on my mind.

Jam 10 malam hp saya berdering.

At 10 pm my cellphone rang.

“Gimana acaranya?” tanya Andre.

“How was it?” asked Andre.

“Oh, surga dan neraka” jawab saya.

“Oh, it was heaven and hell” I replied.

Saya dengar dia tertawa.

I heard him laughed.

“Menyenangkan dan juga menyebalkan?”

“So it was fun and also sucks?”

Saya tertawa “Ya” dan saya ceritakan hal-hal yang terjadi beberapa jam sebelumnya pada hari Sabtu malam itu (21/9).

I laughed “Yes” and I told him the things that happened few hours ago on that Saturday night (Sept 21st).

“Itu kan tidak bisa diperkirakan” hibur Andre setelah tawanya reda “Dan bukan salah siapa pun. Yang penting kita bersyukur saja atap itu tidak roboh ketika ada banyak orang”

“It is an accidental thing” Andre soothed me after his laugh ceased “It wasn’t anyone’s fault. Let’s just be glad the roof didn’t fall off when there were many people down there”

“Gimana urusan kamu?” tanya saya mengganti topik karena saya tidak sedang ingin bicara tentang peristiwa-peristiwa itu “Kamu sudah ketemu dengan orang-orang yang mau kamu temui itu?”

“How about yourself?” I asked, changing the topic because I didn’t want to talk about those things “Have you met the people you wanted to meet?”

“Ya, semua sudah beres”

“Yes, everything has been taken care”

“Sekarang kamu ada dimana?”

“Where are you now?”

“Di mobil. Di jalan tol ke Bogor”

“In the car. At toll road to Bogor”

“Cepat betul?” saya kaget.

“So soon?” I was surprised

“Memangnya kamu kira saya bakal balik jam berapa?”

“What time did you think I would go back?”

“Saya kira lebih malam karena kamu mungkin pergi makan atau nongkrong ke pub sama mereka”

“I thought it would be later because you went out to dinner or hang out at a pub with them”

“Makan sih sudah. Tadi di ajak jalan tapi saya bilang saya mau pulang saja”

“We did have dinner. And they asked me out but I said I better go back to Bogor”

“Kenapa kamu tidak pergi sama mereka?”

“Why didn’t you go with them?”

“Ya mana enaklah ga ada kamu”

“Yeah, it wouldn’t be fun without you”

“Ah, dulu-dulu waktu kita terpisah, kamu di Seattle dan saya di Bogor, berbulan-bulan kita tidak ketemu dan selama itu kita masing-masing jalan dengan siapa pun yang ngajak jalan”

“Oh, come on, when we lived separately, you were in Seattle and I was in Bogor, we didn’t meet for months and during those time each of us went out with whoever asked us”

“Tapi tetap aja kan rasanya beda”

“But still it felt different”

Ya, itu benar. Tapi bukan berarti kita jadi berhenti bergaul. Lagi pula, masing-masing kita pasti punya teman gaul atau teman nongkrong yang enak.

Yes, that is right. But it doesn’t mean that we stop socializing. Beside, each of us has buddies or cool friends to hang out with.

Kami masih mengobrol tentang hal-hal lain setelah itu tapi saya memikirkan tentang perkataannya tadi.. dia ogah pergi nongkrong bareng teman-temannya itu hanya karena saya tidak ada.

We talked about many other things but I kept thinking about what he told me earlier.. that he wouldn’t go hang out with his friends just because I wasn’t there with him.

Sehari sebelumnya saya memberitahu Andre kalau hari Sabtunya saya ada acara di tempat kerja. Jadi hari itu dia tidak usah menjemput saya dari kantor karena kalau acaranya sampai malam maka ada kemungkinan saya akan menginap saja di kantor.

I informed Andre that I had this event at the office on Saturday. So he didn’t have to pick me up at the office because if I’d spend a night there if it was too late for me to go home.

Justru saat memberitahunya itulah dia baru mengatakan bahwa dia sebetulnya berencana akan ke Jakarta hari Sabtu sore dan ingin saya ikut.

Only after I told him that I knew that he planned to go to Jakarta on Saturday afternoon and wanted me to come with him.

Wah, berat juga pilihannya.

Tough choice.

Hati saya tentu saja lebih berat milih untuk pergi dengan Andre. Tapi saya sudah terlanjur bilang iya pada teman saya saat di ajak ikut dalam acara persekutuan pemuda.

I prefer to go with Andre, of course but I have said yes to my friend when he asked me to join the youth fellowship.

Saya juga mau ikut acara ini karena saya tahu ‘adik’ saya dan istrinya akan datang.

I agreed to join this event because I knew my ‘brother’ and his wife would join it too.

Mereka berdua, saya dan teman saya.. kami berempat.. sudah lama ingin pergi bareng. Tapi rencana dan keinginan belum jadi-jadi juga.

The two of them, I myself and my friend.. the four of us.. have been wanting to have a get away together. But the plan and wish are not yet come to true.

Yang paling mendekati perwujudan adalah ketika kami ikut Leadership Camp. Tapi di sana kami terpisah-pisah. Teman saya sibuk sebagai anggota panitia sementara kami yang lain sibuk dengan acara Camp. Itu pun kami ditempatkan dalam kelompok yang berbeda.

The closest is when we all went to Leadership Camp but we were scattered once we got there. My friend was busy being member of the camp’s committee while the rest of us were busy with the camp’s activities and we were put in different groups.

Lalu ketika ada acara ke Melrimba, lagi-lagi kami tidak bisa pergi berempat karena istri ‘adik’ saya sakit.


And came the event to Melrimba Garden, but once again the four of us couldn’t go there together because my ‘brother’s’ wife fell ill.

Jadi saya ingin bisa kumpul dengan mereka dan saya juga ingin nongkrong bareng dengan mereka yang datang pada acara ini.

So I wanted to get together with them and to hang out with those who came in this fellowship.

Tentu saja rasanya berbeda dengan kalau saya jalan dengan Andre. Tapi bukan berarti saya harus selalu jalan dengan dia atau saya jadi tidak menikmati saat-saat ketika saya bersama dengan orang-orang lain.

Sure it feels different with the time spent with Andre. But it doesn’t mean that I should only go out with him or that I wouldn’t enjoy my time with other people.

Punya hubungan jarak jauh memang tidak mudah. Tapi juga tidak rumit kok.

It’s not easy to have long distance relationship. But it is not complicated either.

Saya malah merasa lebih senang dengan jenis hubungan seperti itu karena hidup berjauhan membuat saya merasa lebih bebas menjadi diri sendiri karena pada dasarnya saya bukan orang yang senang di kekang.

Personally, I perefer to have that kind of relationship because living separately allows me to be able to be completely myself as basically I am a free spirit.

Saya tidak suka dibuntuti. Saya tidak nyaman kalau di tanya kemana saya mau pergi, untuk urusan apa, pergi dengan siapa, pergi atau pulang jam berapa.

I dislike to be followed. I find it uncomfortable to be asked where do I want to go, what purpose, with whom I go, what time do I leave or get back.

Jadi, saya tidak akan tahan kalau punya teman dekat yang selalu mau tahu urusan saya atau selalu ingin bersama dengan saya.

So I can’t stand to have someone close to me who wants to know my every move or wants to be with me all the time.

Dan saya menerapkan kecuekan saya pada Andre. Misalnya saja, ketika tahu dia sedang dalam perjalanan kembali ke Bogor saat menelpon saya, saya kaget. Saya memperkirakan dia akan pulang lebih malam karena asyik nongrong sama teman-temannya itu. Saat itu sudah jam 10 malam tapi saya memperkirakan dia mungkin akan balik ke Bogor pada tengah malam atau lebih larut lagi.

And I go easy on Andre. For example, when I knew he was on the way back to Bogor at the time he called me, I was surprised. I thought he would get back later for spending the night with his friends. It was 10 pm but I expected him to return to Bogor by midnight or later than that.

Orang lain mungkin uring-uringan kalau pasangannya kelamaan nongkrong sama teman-temannya. Atau malah marah kalau pasangannya tidak pergi dengannya.

Other people would go crazy when their spouses spend hours hanging out with their friends. Or go mad when their spouses don’t go with them.

Saya justru mendorong dia untuk pergi dengan teman-temannya itu setelah urusan kerjaan kelar karena saya pikir saya kan tidak bisa bermalam minggu dengan dia jadi kenapa dia tidak boleh pergi bersenang-senang bermalam mingguan dengan teman-temannya?

I even encouraged him to go with his friends after their were done with their work stuff because I thought I couldn’t spend that Saturday night with him so why couldn’t he had fun spending the night with his friends?

Kami memang lebih suka jalan berdua tapi hal seperti itu hanya bisa dilakukan kalau Andre sedang berada di Bogor. Tapi itu juga bukan harga mati. Kalau terjadi halangan tentu saja kami terpaksa tidak bisa jalan bareng.

We prefer to go together, just the two of us, but it can only be done when Andre is in Bogor. Still, it is not an absolute thing. Something can still come up that prevent us from going out together.

Andre merasa nongkrong dengan teman-temannya masih kurang asyik tanpa kehadiran saya.

Without me, Andre found it less fun to hang around with his friends.

Dan satu dari sekian banyak hal yang membuat saya agak susah tidur adalah saya berpikir ketidakhadirannya di sisi saya sekali pun saya sangat menikmati acara BBQ dengan teman-teman saya.


And one of the many things that made me unable to fall to sleep that night is the thought of his absence though I did enjoy barbecuing with my friends.

No comments:

Post a Comment