Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, September 18, 2013

Leadership Camp (10)

Scrap Stuff :
The Fears
The Friends
The Place
The E.T.
The Artificial Tooth

Hal-Hal Kecil:
Ketakutan-Ketakutan
Teman
Tempat
Mahluk Halus
Gigi Palsu

Ini catatan yang ke 10 dan yang paling akhir dari Leadership Camp.

This is the 10th and the last note on Leadership Camp.

Hal-hal lain yang saya dengar, lihat, rasakan dan pikirkan selama mengikuti Leadership Camp biarlah menjadi rahasia hati saja. Mudah-mudahan tidak terlupakan.. hehe.. karena daya ingat saya juga tidak terlalu panjang.

Other things I heard, saw, felt and thought during Leadership Camp better remain as the secret of my heart. Hopefully I don’t forget them.. lol.. because I have a short memory.

Hal pertama yang tidak boleh dilupakan dari Leadership Camp ini adalah kecemasan saya tentang tiga orang teman sekamar saya yang semuanya adalah orang-orang yang sama sekali tidak saya kenal ternyata sama sekali tidak perlu saya cemaskan.

The first thing that should not be forgotten from Leadership Camp is about my worries about my three roommates who were all strangers to me, well, I shouldn’t worry from the first place.

Pada waktu itu saya senewen membayangkan saya harus tidur sekamar dengan orang yang saya tidak kenal. Orang-orangnya seperti apa, itu yang bikin saya senewen. Soalnya kan tidak enak kalau harus berada sekamar dengan orang yang tidak menyenangkan.

At that time I was nervous about sharing room with strangers. What kind of people are they, was what making me felt un-easy. It wouldn’t be fun to be in a room with unpleasant people.

Beda dengan anggota rombongan saya. Biar pun masing-masing punya sifat atau kebiasaan yang tidak terlalu menyenangkan bagi yang lain, tapi setidaknya kami sudah saling kenal cukup lama dan cukup baik sehingga rasanya lebih aman dan nyaman berada bersama dan berada di antara mereka.

It’s not the same thing about my own group. Though each of us have annoying characters or habits but at least we have known long and well enough that it feels safer and more comfortable to be with and being with them.

Tapi kita tidak boleh lari dari tantangan.


But we can’t run away from challenge.

Terlalu lama berada di lingkungan yang aman dan nyaman juga tidak baik buat perkembangan emosi, kemandirian dan kedewasaan.

Spending too much time in safe and comfortable zone is not good for emotional growth, independency and maturity.

Takut boleh tapi jangan lari apalagi menghindari tantangan.

It’s okay to feel scared but don’t run, let alone avoiding the challenge.

Seorang teman saya mengeluh tentang rasa kesepian. Tapi ketika saya menyarankannya untuk mencari kegiatan di luar kantor, dia menolak.

A friend of mine complained about feeling lonely. But when I suggested her to join some activities out of work, she refused.

Dia takut.

She is scared.

Dan ketakutannya untuk pergi sendiri, ketakutannya pada tempat atau orang yang tidak dikenalnya memenjarakannya.

And her fear to go by herself, her fear being in a place that is foreign to her or be with strangers imprisoned her.

Sayangnya kami tinggal di dua negara yang berbeda. Kalau berdekatan sih, pasti akan saya geret-geret dia ikut kegiatan saya atau sering-sering saya ajak jalan.

Too bad we live in two different countries. If we lived close, I would drag her along in my activitiy or I would ask her out often.

Saya terlahir dengan bakat alami sebagai seorang pencemas. Terlalu banyak mikir, kata Andre. Timbang sana, timbang sini. Ujung-ujungnya jadi ragu, takut dan cemas sendiri.

I am a person who worries constantly, being born with it. Think too much, said Andre. Too many considerations. Eventually they all led to doubt, fear and worry.

Tapi dari dulu saya beruntung mendapatkan teman-teman yang punya sifat serba kebalikan dari saya. Mereka ceria, spontan, punya banyak kegiatan dan populer. Mereka menulari saya dengan banyak hal positif. 

However, I am blessed to have friends who have opposite characters. They are cheerful, spontaneous, have many activities and popular. They have given me many positive things.

Jadi kalau punya teman yang kelihatannya pemalu, pendiam, minder atau bawaannya ragu atau takut melulu, jangan dijauhi. Karena mereka membutuhkan orang-orang yang bisa menolong merubah atau setidaknya mengurangi sifat-sifat itu.

So if you have friends who look shy, quiet, having problem with their self confident or who always have self doubt or restless about stuff, don’t shunned them away. Because they need people to help them change or at least minimize those characters.

Yah begitulah, jadi setelah berada dalam kamar, saya menyadari bahwa ternyata 3 orang yang menjadi teman sekamar saya adalah orang-orang yang menyenangkan.

And so after being in the room that I realized my three roommates were actually nice people.

Seorang diantaranya adalah seorang ibu yang sangat ramah. Kami mengobrol seakan-akan telah kenal sangat lama. 

One of them was a very friendly lady. We talked as if we were two long time friends.

Yang lain adalah seorang ibu yang beberapa jam sebelumnya mengobrol dengan saya saat makan siang! Jadi ketika melihatnya masuk ke kamar, saya langsung tertawa antara lega dan juga geli memikirkan betapa konyolnya saya sempat mencemaskan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu saya cemaskan sama sekali.

The other one is a lady who few hours earlier chatted with me during lunch! It is why when I saw her entered my room, I spontaneously laughed out of my relief and feeling so silly for worrying over things that I shouldn’t even worry at all.

Yang seorang lagi kira-kira sebaya dengan saya, sama tomboynya dengan saya dan rasanya sih belum berkeluarga seperti saya juga sehingga gaya kami berdua kira-kira sama.

The last person is about my age, just as tomboy as myself and I think she hasn’t married so we both were alike.

Bersama dia jugalah, saya mencuri waktu untuk melihat kolam renang. Kami berdua pastilah sudah langsung berenang sekali pun malam itu hujan dan udaranya dingin.  Sayangnya dia tidak bawa baju renang.

It was her that I sneaked out to check out the swimming pool. We would go for a swim, despite it rained and freezing that night, if not because she didn’t bring her swimsuit.

Hal kedua yang harus di catat adalah seandainya teman yang biasanya selalu ikut dalam kegiatan-kegiatan di luar kantor seperti ini, tidak bisa ikut.

The second thing that I should note is I wished a friend who usually came along in such activities, couldn’t come.

Dia adalah teman rumpi. Teman dengan siapa saya bisa menertawakan hal-hal konyol, teman untuk curhat dan teman yang bisa diajak kabur dari kegiatan ketika rasa bosan melanda. Dan kalau kami kabur, kami pasti berfoto-foto. Itu sebabnya foto Leadership Camp jadi kurang banyak.

She is a friend in arm. Someone whom I could laugh over silly things, someone I could share the secrets in my heart and someone who wouldn’t mind to be asked to get away when boredom strike. Whenever we sneaked out, we would go out and took pictures. It explaines why I didn’t make too many pictures in this Leadership Camp.

Jadi rasanya agak aneh juga berada di sana tanpa teman saya itu.

So it felt kind a weird to be there without that one particular friend.

Hal ketiga adalah MDC adalah tempat penginapan yang lumayan baik. Kamarnya bagus. Makanannya enak. Pelayanannya juga cukup bagus. Bersih. Barang-barang aman di tinggal di dalam kamar.

The third is that MDC is quite a good inn. The room is nice. Good food and service. It is clean. We can leave our things safely in the room.

Sayangnya kurang luas. Kurang banyak fasilitas untuk bermain bagi anak-anak dan hiburan untuk orang dewasa.

Too bad the compound is not wide. There are not enough space for children’s playground and less entertaining area for adult.

Kalau buat orang yang ingin suasana tenang, tempat ini cocok.

It is suitable for those who look for peace and quiet place.

Saya sendiri menolak ketika Andre menanyakan apa saya mau ke situ lagi bersama dia. Masih lebih mending di villa temannya yang suka kami kunjungi dan inapi. Karena di villa itu ada kolam renang, lapangan tenis, ayunan, perosotan dan kebun.

I said no when Andre asked if I would spend a night there with him. His friend’s villa that we used to visit and stay is much better because it has a swimming pool, a tennis court, a swinging, a sliding and a garden.

Hal ke-empat.. saya dan teman sekamar saya penasaran ingin tahu dimana kolam renangnya. Jadi setelah makan malam, kami berdua menyempatkan diri untuk mencari kolam renang itu.


The fourth thing is.. me and my roommate were curious about finding the swimming pool. So after dinner we went out to find it.

Tempatnya ternyata di bagian belakang. Untuk mencapai tempat itu kami harus menyusur jalan setapak yang tidak lebar sehingga hanya cukup untuk dilalui satu orang dan menaiki undakan sementara lampu-lampu penerangan kurang banyak.

It is located at the back of the inn. To get there we had to walk on footpath that is not wide so it can only walk by one person and climbed up few steps while the lights were few.

Ketika kembali dari sana, saya berjalan di belakang sementara teman sekamar saya di depan. Kami berjalan sambil asyik mengobrol.

On our way back, I walked behind my roommate. We chatted along the way.

Ketika menuruni undakan, saya agak tertinggal karena penerangan kurang di tambah dengan undakan yang basah serta licin karena saat itu hujan gerimis serta mata saya yang minus membuat saya ekstra hati-hati.

I was left behind when I was walked down the steps. I slowed down out of walking carefully down the wet and slippery steps. It was drizzling and the lighting was blur, not to mention my farsighted eyes made me thought I’d better walk extra careful.

Tidak jauh dari undakan itulah tiba-tiba saya merasa seperti ada orang berjalan membuntuti saya. Padahal saya yakin betul hanya kami berdua yang pergi melihat kolam renang dan disana pun tidak ada yang sedang berenang.

Not far from that steps I suddenly felt like someone walked behind me. I was certain we were the only ones who went to see the swimming pool and there was nobody there.

Teman sekamar saya sementara itu berada sekitar sepuluh langkah di depan saya. Dia tidak menyadari kalau saya tertinggal karena saya dengar dia masih mengoceh tentang hal yang sedang kami obrolkan setelah kami puas melihat-lihat kolam renang.

In the meantime my roommate was about ten steps ahead of me. completely unaware that I was left behind because I heard her talked about the things we were chatting when we left the swimming pool.

Saya ingin tertawa juga, geli melihatnya bicara sendiri tanpa menyadarinya.

I wanted to laugh seeing her talking to herself without her realizing it.

Belum sempat saya berseru memanggilnya, saya mendengar suara derak seperti ada orang sedang bergerak dan berjalan di belakang saya.

Before I could call her out, I heard a crack as if there was someone moving and walking behind me.

Penasaran, saya menoleh ke belakang… dan tidak melihat siapa-siapa..

Curious, I looked back.... and saw nobody..

Selama beberapa detik, saya berdiri diam. Memperhatikan sekeliling. Sampai melihat ke deretan tanaman dan pepohonan. Ya, kalau bukan manusia mungkin hewan.

I stood quietly for few seconds. Looked around. Even to the plants and trees. Yeah, if it was not human, probably an animal.

Saya memasang telinga. Tapi yang saya dengar adalah suara desau angin, jangkrik, kodok dan dengung entah mesin apa dari dalam kotak tidak jauh dari tempat saya berdiri.

I listened carefully. But what I heard were the sound of the wind, cricket, frog and a humming of some machine from the nearby box.

Saya berkesimpulan saya mengada-ada saja atau memang tadi ada mahluk E.T. yap, saya menjuluki E.T. untuk mahluk kasat mata.


I concluded that I mistakenly thought I heard and felt someone was behind me or there was an E.T. That is how I called the sort of creature.

Saya punya banyak pengalaman bertemu dengan mahluk E.T. Tidak benar-benar pernah melihat karena mereka muncul dalam mimpi atau ketika pikiran saya sedang kosong.

I had few experience with this E.T creature. I didn’t really see them with my eyes because they only appeared to me in dreams or when my mind was empty.

Beberapa tahun lalu sore-sore ketika sedang berjalan pulang melalui jalan yang sepi, tiba-tiba saja saya merasa ada yang berpegang erat-erat ke pinggang saya dari belakang. Pegangan itu baru terlepas setelah secara spontan saya berkata ‘lepasin!’.

Few years ago, in the afternoon as I was walking home on a quiet road, I felt as if someone hold my waist tightly from behind. It was gone when I spontaneously said ‘let go!’.

Saya tidak takut dengan mahluk E.T. mana pun.

I am not afraid of any E.T. creature.

Buktinya beberapa jam setelah peristiwa di dekat kolam renang itu, saya menyelinap keluar dari aula. Sudah jam 9 malam dan saya capek sekali. Jadi saya memutuskan untuk tidak mengikuti acara terakhir dan sendirian kembali ke kamar. Selama setidaknya satu jam saya sendirian di kamar. Sedikit pun saya tidak merasa takut.


In fact, few hours after that incident near the swimming pool, I sneaked out the hall. It was 9 pm and I was exhausted. So I decided to skip the last program and went by myself to the room. I was there alone for at least an hour. I felt no fear.

Saya lebih takut pada manusia karena dengan segala kemampuan pikiran dan fisik yang dimilikinya, manusia dapat menjadi lebih jahat terhadap sesamanya dari pada mahluk E.T. (kecuali kalau mahluk E.T. itu merasuki manusia dan mulai berbuat jahat).

I fear my fellow human being more because with all the mind and body, they can do more evil toward others than those E.T. (unless the E.T. possess a human being and start to do evil things).

Yang kelima adalah hal lucu yang tidak terduga. Berawal ketika tengah malam saya terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk pipis.

The fourth is unexpected funny thing happened. It happened when I woke up at midnight and went to the bathroom to take a pee.

Ketika sedang mencuci tangan, saya melihat gelas berisi air dan sikat gigi.


As I was washing my hands, I saw a glass filled with water with a toothbrush on it.

Aneh, pikir saya, apa teman sekamar saya ada yang lupa buat buang air sikat gigi?

That’s odd, I thought, did my roommate forgot to throw away of that water after brushing her teeth?

Saya mengangkat gelas itu, berpikir untuk membuang airnya dan meletakkannya di tempat yang aman supaya tidak terkena cipratan air kalau ada yang cuci tangan.

I took the glass, wanting to throw away the water and put it in a safe place so when someone washes her hands the sprinkle water wouldn’t get into that glass.

Tapi saya melihat sesuatu di dasar gelas itu.

But I saw something at the bottom of that glass.

Apa ya itu? Saya memincingkan mata.

What is that? I looked closely.

Astaga! Itu gigi! Ada gigi di dalam gelas itu!

WTF! It was a tooth! There was a tooth in that glass!

Perlu waktu beberapa detik sebelum saya menyadari bahwa itu adalah gigi palsu.

It took few seconds for me to realize that it was an artificial tooth.

Dan saya tertawa.

And I laughed.

Teman sekamar saya memang ada dua yang sudah berumur tapi saya tidak menduga seorang dari mereka memakai gigi palsu.

Two of my roommates were senior ladies but I never thought one of them wore artificial tooth.

Saya tertawa sendiri di kamar mandi, di tengah malam, ya, tidak berani keras-keras karena tidak mau membangunkan yang lain.

I laughed in the bathroom, in the middle of the night, well, I laughed quietly for not wanting to wake the others.

Aduh mak, saya tidak bisa berhenti tertawa.

Man, I couldn’t stop laughing.

Makin lama, malah semakin lucu rasanya karena saya membayangkan apa jadinya kalau saya langsung membuang air di gelas itu ke dalam kloset? Waduh.. bisa-bisa gigi palsu orang ikut nyemplung di dalam kloset.. saya bisa disumpahin pemiliknya. Hehe. Belum lagi membayangkan kejijikan saya kalau harus mengobok-ngobok kloset untuk mengambil gigi palsu.

The more I thought about it, the funnier it felt especially when I thought what would happen if I just throw the water on the watercloset? Man.. the artificial tooth would go straight into the watercloset.. its owner would kill me. Lol. Not to mention how disgusting it would be if I had to take it out of the watercloset. Yikes!

Dan saya tertawa sampai sakit perut.

And I laughed it hard until it hurt my stomach.

Seru kan pengalaman saya..

What an experience did I have..

Dan hampir saja saya tidak jadi ikut acara Leadership Camp ini.

And I nearly left out of this Leadership Camp.

No comments:

Post a Comment