Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, August 28, 2013

Mind If I Pass You…

Tidak keberatan kalau saya kasih kamu..

Saya yakin tidak akan ada yang nolak kalau di kasih kue, es krim, uang, hp, tiket pesawat gratis..

I am sure no one says no when given free cake, ice cream, money, cellphone, plane ticket..

Pokoknya segala sesuatu yang gratis pasti tidak akan di tolak dong..

Anything free is very welcome..

Hmm… lalu bagaimana kalau ibu anda memberikan kepada anda… diabetes? Kanker payudara?

Hmm… so how if your mother give you… diabetic, breast cancer?

Atau ayah anda memberikan anda… apa ya kira-kira?.. mm.. tekanan darah tinggi, thalassemia?

Or your father give you… let’s see, what would that be?.. mm.. high blood pressure, thalassemia?

Semua gratis lho.. hehe..

They came for free, you know.. lol..

Kira-kira sebulan lalu saya membaca berita di yahoo.com tentang Angelina Jolie yang menjalani operasi pengangkatan indung telur dan juga payudara.


In May I read in yahoo.com about Angelina Jolie who had hysterectomy and double mastectomy. It means she had her ovaries and breast removed.

Apa dia sakit?

Was she ill?

Tidak. Dia hanya memutuskan untuk menolak pemberian gen yang kemungkinan diturunkan oleh ibunya. 

Nope. She just decided not to accept the gene that her mother might have passed to her.

Ibunya meninggal karena kanker ovarium (indung telur).

Her mother died of ovarian cancer.

Tentu saja tindakannya mengundang reaksi pro-kontra.

She surely got many pros-cons reaction.

Yang pro mengatakan bahwa siapa pun berhak melakukan apa pun terhadap tubuhnya sendiri. Toh tidak menyalahi hukum, tanggung sendiri segala resiko dan tidak bermasalah dalam hal keuangan.

The pros said anyone has the right to do whatever he / she wants to his / her own body. As long as it does not violated the law, willing to take any risk and financially capable.

Yang kontra mengatakan dia lebay, terlalu berlebihan. Toh dia sehat-sehat saja dan belum tentu juga dia akan menderita kanker seperti ibunya.

The contras said she was exaggerated. She had no health problem and who said she would get the same cancer that her mother had.

Saya mendukung pertimbangan dan keputusan Angelina.

I support Angelina’s consideration and decision.

“Jangan punya pikiran seperti itu!” Andre terdengar kaget ketika semalam dia menelpon saya.

“Never ever have that kind of idea!” Andre sounded shock when he called last night.

Di antara sekian banyak yang kami bicarakan, Angelina serta seorang istri satpam di tempat kerja saya yang terkena kanker rahim masuk dalam percakapan kami.

Of all the things we talked, Angelina and my office’s security guard’s wife who is having uterus cancer were among them.

Istri satpam itu baru 4 bulan lalu melahirkan anak mereka yang ke dua. Tapi setelah itu terus menerus mengalami pendarahan. Bulan lalu diagnosanya kanker rahim. Operasi pengangkatan rahim dan indung telur pun dilakukan. Lalu beberapa minggu lalu diketahui sel kanker telah menyebar sampai ke otak.

The security guard’s wife gave birth to their second child. But after that she had unstoppable bleeding. Last month she was diagnosed with uterus cancer. She had hysterectomy. Few weeks ago the cancer cells have spread to her brain.

Saya dengar dari seorang rekan bahwa ibu dari istri satpam itu meninggal karena kanker.

I heard from an acquaintance that the security guard’s wife’s mother died of cancer.

Lalu saya mengatakan bahwa sebulan sudah lewat sejak terakhir kali saya mendapat menstruasi. Bagaimana saya dag-dig-dug memikirkan apakah menstruasi ini akan kembali menggila atau bisa kembali normal. Dan bahwa saya berharap tidak usah mendapat menstruasi bulan ini, bahkan kalau bisa tidak usah lagi selamanya.

So I told him that a month have passed since the last time I had my menstruation. It is making me nervous to think if it will rage again or will be able to get back to normal. And how I wished I won’t have it this month, even forever if I may.

Reaksi Andre membuat saya bertanya-tanya.

Andre’s reaction makes me wonder.

“Tidak ada yang abnormal dengan rahim atau indung telur kamu” katanya “kenapa kamu punya pikiran ingin membuang mereka? Kanker tidak ada dalam sejarah keluarga kamu dari pihak ayah atau ibu kamu. Jadi kenapa harus khawatir?”

“There is no abnormality in your uterus or ovaries” he said “so why do you want to get rid of them? You have no cancer history in your family, not from your mom or dad. So why worry?”

Ya, betul. Tapi di rahim ibu saya pernah ada kista. Dan tahun 2001 saya pernah menjalani operasi pengangkatan kista di indung telur.

That is true. But my mother had a cyst in her uterus. And in 2001 I had a surgery to remove a cyst off my ovary.

“Kamu akan baik-baik saja” kata Andre lembut “jangan berpikir negatif. Saya bahkan berharap suatu hari nanti kita akan menikah dan punya anak”

“You’ll be fine” Andre spoke gently “don’t think negatively. I even keep the hope that one day we will get married and have our own child”

Yah, kalau saja saya bertemu dengan dia 10 tahun yang lalu.. ketika saya masih lebih muda, ketika saya belum mengalami banyak hal yang membuat saya lebih dewasa dan kokoh tapi juga meninggalkan banyak kepahitan.. ketika saya masih sangat naif memandang dunia ini.. pastilah saya akan menerima lamarannya, mengikutinya pindah ke negerinya dan saat ini kami mungkin sudah punya 2-3 anak.

Yeah, if only I met him 10 years ago.. when I was so much younger, before I had so many things that matured and firmed me but yet also left lots of bitterness.. when I saw the world with a naive eyes.. I would definitely accept his marriage proposal, moved to his country and we probably had 2-3 children by now.

Tapi perjalanan hidup saya tidaklah seindah dan sesederhana itu.

But my life is not as beautiful and simple as that.

Di usia 42 tahun, saya malah tidak ingin menikah. Saya menginginkan kebebasan. Saya ingin menemukan kembali diri saya.

At 42 I don’t want to get married. I want my freedom. I want to discover myself again.

Anak? Wah, kebayang tidak melihat saya berperut buncit di usia 42-43? Hehe.

Children? Well, could you picture me pregnant at 42-43? Lol.

Rasanya saya lebih suka hiking ke gunung, dugem sampai subuh atau bahkan terbang layang dari pada punya anak. Setidaknya saya memiliki diri saya sendiri, kalau saya jatuh atau patah leher maka saya sendirilah yang menanggung resikonya.

I think I prefer to go mountain hiking, clubbing to wee hour or even go parasailing than to have a child. At least I have myself, when I hurt myself or broke my my neck, the consequences would be fully mine.

Dan selain itu saya juga tidak mau menurunkan gen yang saya terima dari ayah dan ibu saya kepada anak saya.

And beside that I do not wish to pass the genes I inherit from my father and mother to my child.

Ya, orang tua saya tidak memiliki sejarah penyakit diabetes, darah tinggi, kanker, thalassemia atau penyakit keturunan lainnya.

Yeah, so my parents don’t have the history of having diabetic, high blood pressure, cancer, thalassemia or other degenerative diseases.

Tapi ada asma dari ayah saya. Itu menurun dari pihak ibunya dan hanya diturunkan kepada anak lelaki sehingga beruntunglah saya tidak terlahir sebagai seorang laki-laki. Tapi seandainya saya punya anak lelaki, siapa bisa jamin saya tidak akan menurunkan penyakit itu kepadanya?

But there is asthma from my father. He gets it from his mother. The gen is just passed on to the son so I got lucky I was not born as a male. But if I had a son, who could guarantee that I wouldn’t pass him the gene?

Ibu saya mempunyai masalah di jantung, pencernaan, kelenjar tiroid dan kista.

My mother has problems in her heart, digestive, thyroid gland and cyst.

Saya cukup beruntung jantung saya baik-baik saja, tidak ada gejala tiroid, pencernaan.. yah, kalau pun diare, itu karena saya kebanyakan makanan pedas dan karena saya termasuk badung, saya tetap maju tak gentar makan apa saja sekali pun saya sedang diare… hehe.. dan hanya sekali saya berurusan dengan kista.

I am lucky that my heart is doing okay, no signs of thyroid problem, my digestive.. when I had diarrhea, that was because I ate too much spicy food and because I am a stubborn person, it never deterred me to eat anything though I was having diarrhea.. lol and so far it was only once that I dealt with cyst.

Mudah-mudahan saya tetap seberuntung ini sampai di hari kematian saya.

I hope I will stay lucky to the day I pass away.

Tapi orang lain tidak seberuntung itu. Banyak yang harus menanggung penderitaan akibat penyakit turunan sejak dari bayi.

But many people are not that lucky. Many have to suffer out of degenerative diseases in young age, even from babies.

Pikirkanlah tentang hal itu sebelum memutuskan untuk memiliki anak.


Think about that before taking the decision to have a child.

Jangan berjudi dengan nasib. Apalagi kalau itu adalah nasib anakmu.

Don’t gamble with life. Especially when it is your child’s life.

No comments:

Post a Comment