Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, August 16, 2013

Ageing is Ripening?

Menjadi tua bisa diibaratkan buah yang matang di pohon. Bukan matang yang dipaksakan dengan cara di petik ketika masih muda dan lalu di peram dengan berbagai cara dengan tujuan mempercepat pematangan.


Getting old is like a fruit that is ripened on the tree. Not forced to ripe by plucking them when they are half ripe and then wrap them with something or put them into something to make them ripe faster.

Buah yang matang di pohon rasanya lebih manis.

The fruit that is ripened on the tree tastes sweeter.

Menjadi tua seharusnya tidak menjadi hal yang menakutkan.

Ageing is not suppose to be scary.

“Gue sudah tua sekarang, Ke” demikian mantan pacar saya berucap ketika kami dan beberapa teman lainnya bertemu belum lama ini “gue sudah ga kayak dulu lagi waktu kita masih jalan bareng”

“I am old now, Keke” my ex-boyfriend said that when we along with our other friends met recently “I am not the same person I was when we were together”

Saya bahkan tidak mengerti kenapa dia menjawab pertanyaan saya ‘gimana kabarnya elu sekarang’ dengan perkataan demikian.

I don’t even understand why he answered my question ‘dude, what’s up?’ with those lines.

“Terus kenapa?” saya mengamatinya.

“So what?” I looked at him closely.

Ya, dia bukan lagi seorang pemuda berusia 30an. Sekarang dia berkacamata, rambutnya beruban, masih kurus walau tidak sekurus dulu dan mulai tampak gurat-gurat di kulit wajahnya.

Yeah, so he is no longer a man in his 30s. He wears glasses now, his hair is graying, he is slim though not not as skinny as he was and there are lines on his face.

Secara keseluruhan dia terlihat ok saja buat saya.

To me, he is generally looking ok.

Masih tampan. Dia memang seorang yang tampan. Dulu dengan segala kemudaannya tapi sekarang ketampanannya berbeda. Tampan oleh karena kematangan yang dia dapatkan dari berbagai macam pengalaman hidup. Dan buat saya, hal ini malah membuat daya tariknya semakin kuat.

Still good looking. He is always been a good looking guy. In the past it was the good looking of a young man. It is different now. He is a good looking out of his maturity. Matured by life experience. And I found him more attractive.

Haha. Andre bisa mengomel kalau dia membaca ini. Saya bertemu dengan mantan pacar saja sudah bisa membuatnya murang-maring apalagi kalau dia membaca tulisan saya tentang bagaimana saya melihat mantan pacar saya sekarang menjadi lebih tampan.

Haha. Andre would grumble when he read this. It would drive him crazy knowing that I met my ex-boyfriend. How would it make him feel if he read what I just wrote that I found my ex looking more attractive now.

Tidak, sayang, saya memang melihat dia lebih menarik tapi saya tidak tertarik untuk ber-CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengannya. Kami mendapatkan satu kesempatan untuk menjalin cinta tapi kami sama-sama tidak cocok satu dengan lainnya dan hubungan itu berakhir. Apakah kami akan mencobanya lagi sekarang? Ah, belum tentu juga sekarang kami bisa cocok.

No, hun, well, yeah, I do think him getting more attractive now but I have no interest to BBOF (bring back the old fame). We had our moment in the past but we blew it so I don't think we will ever be a good match for each other. 

Saya hanya tertarik untuk mengutip perkataannya tentang menjadi tua. Kata-katanya, nada suaranya dan ekspresi mukanya saat mengatakan hal itu memberi kesan seakan menjadi tua adalah hal yang patut disesali atau sesuatu yang tidak diinginkan.

My interest is just to quote him about ageing. His words, his tone and his expression when he said it gave me the impression as if ageing is something he regrets or an unwanted thing.

Bulan Agustus ini saya sedang tertarik untuk membuat tulisan bertemakan keluarga. Dari mulai anak, pasangan, orang tua dan kakek nenek.

This August it drew my writing to be focused on family. It started with children, spouse, parents and grandparents.

Dulu dalam satu bulan saya menulis tanpa tema. Saya menulis saja tentang hal apa pun yang mampir ke otak. Tapi kemudian pelan-pelan dan tanpa direncanakan ide-ide tersusun berdasarkan tema.

In the past I wrote anything I wanted in my monthly journal. No theme. I just wrote anything that came in my head. But later, slowly and unplanned the ideas formed under themes.

Tidak terencana karena biasanya suatu tema awalnya terbentuk dari apa yang saya alami, yang saya pikirkan atau yang saya lihat di akhir atau di awal bulan.

It goes unplanned because a theme usually came to my mind from what I experienced, thought or saw at the end or beginning of a month.

Dan awal bulan ini Lauren menjadi inspirasi.

And early this month Lauren has become an inspiration.

Kemudian di bawah tema keluarga, tulisan demi tulisan pun mengalir dengan sendirinya.

And under the family theme, I seemed to write post by post with no difficulties.

Dari si bayi Lauren, kepada Dio dan Dite yang sudah bersekolah di SD, kemudian pada Joan yang berada di awal masa remaja.


From Lauren the baby, to Dio and Dite who are in elementary school, up to Joan who is in her early teen.

Lauren yang lucu dan membutuhkan banyak pengurusan, Dio-Dite yang penuh dengan kelincahan masa kanak-kanak, serta Joan yang sedang dalam usia membingungkan karena separuh masih anak dan separuh lagi menjadi manusia menuju kedewasaan.

The adorable Lauren who needs to be fully taken care of, Dio-Dite in their energetic youth, Joan in her confusing age as she is half a child and another half is on the way to be a grown up person.

Kemudian ada saya, Andre dan mantan pacar saya yang sama-sama berada di usia 40an.

Then we have me myself, Andre and my ex-boyfriend who are in our 40s.

Andre yang menjadi jinak dan ingin berkeluarga karena merasa usianya sudah tidak lagi muda;

Andre who is now tamed and wanting to have his own family because he thinks he is getting older;

Saya yang frustrasi karena melihat usia bertambah tapi setengah dari impian serta cita-cita saya belum ada yang terwujud;

Me who is frustrated because I am getting older and not even half of my dreams and plans came to pass;

Dan mantan pacar saya yang sepertinya menyesali dirinya yang tidak lagi muda.

And my ex who seemed to feel sorry that he is no longer a young man.

Di pihak lain ada seorang kenalan yang penampilan fisiknya sudah menggambarkan usia lanjut tapi karena merasa diri tidak menikah, tidak beranak dan bercucu maka menolak untuk di panggil oma.

And there is an acquaintance whose physical appearance speaks loud about her age but since she considers herself unmarried, no children nor grandchildren making her refuses to be called oma.

Sedangkan orang tua saya yang belum bercucu tapi sudah di panggil opa oma menerima panggilan itu dengan kelapangan hati. Bahkan menjadi figur opa oma malah menempatkan mereka sebagai orang tua yang di cari oleh orang-orang muda yang membutuhkan nasihat, penghiburan dan bimbingan.

My parents on the other hand, are not having any grandchildren but they are called opa oma and they accept that with broad heart. The opa oma figures have even put them as senior people seek by the young ones for advice, solace and guidance.

Menarik untuk direnungkan.

Interesting to think about all this stuff.

Seperti melihat buah di pohon. Berawal dari bunga kemudian menjadi buah. Pelan-pelan menjadi matang. Ketika di petik setelah matang seutuhnya, rasanya tidak lagi tawar atau asam.


It is like seeing a fruit on the tree. It started as a flower then it turns into a fruit. Slowly it is ripening. When it is plucked after it ripe wholly, its taste is not plain or sour.

Bagi saya, hal itu memberikan penggambaran tentang menjadi tua.

To me, ageing can be pictured like that.

Menjadi tua memang tidak selalu mudah.

Ageing is not always easy.

Tapi itu toh tidak terjadi tiba-tiba seakan malam ini kita tidur sebagai seorang remaja dan esok paginya terbangun sebagai orang berusia 60 tahun.

But it is not as if it happens over night that we go to bed as teenagers and get up the next morning as 60 years old people.

Di usia 40an sebaiknya sudah mulai mempersiapkan mental menghadapi kenyataan bahwa hitungan umur tidak berjalan mundur. Jadi ketika orang memanggil kita dengan sebutan opa, oma, kakek, nenek, aki, nini dsb, kita tidak menjadi kaget atau bahkan menolak kenyataan bahwa umur dan kondisi fisik kita memang sudah menggambarkan ke-uzur-an kita.

Should prepare ourselves mentally when we are in our 40s to the fact that age is not counting backward. So when one day we hear people call us opa, oma, grandpa, granny, pops, nana, we will not react as if we just knew that we are old nor will we refuse the fact that our age and physic clearly show how much we have ageing.

No comments:

Post a Comment