Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, August 11, 2013

Family Mattered Most (?)

…. Keluarga di atas segalanya?....

“Untung elu kerja di Bogor waktu emak lu anfal kemarenan itu” demikian kata sahabat saya sewaktu kami mengobrol di telpon beberapa waktu yang lalu “gimana kalau elu kerja di Jakarta?”

“Luckily you work in Bogor when your mother got ill that day” said my bestfriend when we talked on the phone some time ago “what would it be if you work in Jakarta?”

Traffic jam in Bogor
Jarak Jakarta dan Bogor dapat ditempuh hanya dengan waktu 45 menit tapi dengan kemacetan lalu lintas dan angkutan umum yang kecepatan jalannya tergantung dari mood supir atau jadwal kereta api yang hobi mulur maka waktunya bisa menjadi dua kali lipat lebih lama.

It takes about 45 minutes to get to Bogor from Jakarta but with the traffic jam and public transportation’s speed pretty much depending on the mood of the driver plus the train schedule that unable to keep it on time then it can take 90 minutes or longer to get to Bogor.

“Ah, kan ada bokap” sanggah saya, tidak setuju dengan pendapat sahabat saya itu “kalau semuanya harus selalu ada gue, lha, nantinya ga bisa kemana-mana, tidak bisa ngapa-ngapain dong. Nongkrong aja di rumah, jagain mereka”

“We’ve got my father” I disagreed “if everything must be done by me or depend only on me, what would that be? It would mean I couldn’t go anywhere or doing anything. Just stay at home, looking after them”

Saya berpikir berapa banyak orang yang harus bekerja jauh dari orangtuanya. Banyak dari mereka yang tidak punya pilihan karena belum tentu di kota sendiri bisa mendapatkan pekerjaan sebaik seperti yang mereka dapatkan di kota atau negeri lain.

I think about how many people out there whose work place make them have to live far away from their parents. Many of them have no choice than to keep their jobs because their hometown don’t give them opportunities to get good jobs that they can get in other town or countries.

Jadi urusan perut (harus) mengalahkan keluarga.

So making ends meet (must) comes first than family.

Orang mengatakan saya beruntung bisa mendapatkan pekerjaan yang baik di kota sendiri dan letaknya tidak jauh dari rumah. Ya, itu benar. Tapi kalau saya mendapat penawaran bekerja di kota lain atau bahkan di luar negeri, saya akan menerimanya. Apalagi kalau segalanya jauh lebih baik dari yang ada saat ini.

People say I am lucky to have a good job in my own hometown and it is close with home. Yep, that is right. But if I have a job offer in other town or even overseas, I will take it. Especially if it is better than the present one.

Maaf, urusan perut (harus) mengalahkan keluarga.

Sorry, once again, making ends meet (must) comes first than family.

Saya toh bekerja juga untuk orang tua saya.

After all, I work to support my parents.

Tapi ada beberapa orang yang memilih berhenti bekerja supaya bisa tinggal berdekatan dengan orang tua atau malah hanya untuk merawat orang tua mereka. Pengorbanan yang menurut saya terlalu besar. Yang tidak bisa dan sikon pun tidak akan memungkinkan saya untuk melakukan hal seperti itu.


But some people do choose to quit their jobs so they can live close to their parents or even to care for them. Huge sacriface in my opinion. Something that I can never do and beside, things don’t allow me to do so.

Keluarga memiliki arti penting bagi orang Asia.

Family is important for Asian people. 

Bukan berarti orang-orang di negara Barat tidak memiliki rasa kekeluargaan yang kental.

It does not mean people in western countries have less regard to their family.

Tapi banyak dari mereka yang seperti Andre, memilih hidup memisahkan diri setelah lulus perguruan tinggi atau bahkan sejak remaja.

But many of them like Andre who live independently once they complete their formal education or even as teenagers.

Untuk ukuran Andre, saya di anggap anak emak karena setua gini masih berada di bawah ketek orang tua. Dia sudah gemas luar biasa ingin menyeret saya untuk tinggal bersamanya. Bahkan saat dia berlibur di sini pun, dia tidak bisa sepenuhnya membuat saya tinggal bersamanya.

In Andre’s standard, I am pretty much of mommy’s little girl since I am still living on my parents’s nest. He is itchy to drag me to live with him. Even when he is vacationing in this town he is still unable to have me living with him for the whole time of his staying.

Saya tahu beberapa tahun terakhir ini dia mulai ingin membentuk keluarganya sendiri. Mungkin karena merasa diri makin tua atau karena mulai jenuh hidup sendiri atau karena tidak lagi tertarik untuk bertualang cinta.. hehe..

I am aware that in the past years he has been wanting to have his own family. Maybe he feels he is getting old or he is tired of living alone or he is no longer interested to have love flings.. lol..

Kebalikannya dengan saya yang keinginan memiliki keluarga sendiri semakin berkurang dengan bertambahnya umur, saya malah ingin sekali hidup mandiri sepenuhnya dan saya menyadari bahwa masih banyak laki-laki yang tertarik pada saya sehingga rugi dong kalau saya cepat-cepat berkeluarga.. hehe..

On the contrary, the older I get, the less interest I have on having my own family. In fact, I am eager to be able to live completely on my own. And I realize that I can attract many men so it is too premature for me to tie the knot.. lol..

Intinya adalah sekalipun keluarga memang penting tapi kadang harus dikorbankan. Di saat lain keluarga seakan menjadi alasan sah untuk saling membebani.

The point is family do mattered but sometimes it has to be sacrificed. In other time it came like a justified reason to put the burden on its member.

Keluarga tidak harus selalu antara mereka yang berkaitan dengan darah atau memiliki kesamaan nama klan.

Family is not always about being tied by the same blood or share the same clan’s name.

Keluarga adalah mereka yang memiliki cinta. Menyatu oleh karena cinta. Terikat oleh karena cinta.

Family is about people who have love. Bond by love. Tied by love.

Terlepas dari kenyataan bahwa cinta tidak selamanya tulus. Cinta dengan perhitungan tertentu membuat orang mau berkeluarga sekalipun tidak sesuai dengan pilihan atau keinginan pribadi.

Apart from the fact that love is not always sincere. A catch behind love makes people willing to have a family though it is not their choice nor it is their will.

Dalam perjalanan waktu, cinta itu bisa berkurang, menjadi tawar dan hilang. Yang tersisa hanyalah suatu kebohongan, kepalsuan, kemunafikan dan juga ketidakbahagiaan ketika keluarga tetap dipertahankan. 

In time, love can become rusty, lost its meaning and gone. What left are just lies, fakes, hypocrisy and unhappiness when family is being forced to remain intact. 

No comments:

Post a Comment