Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, August 22, 2013

Ageing = Generation Gap?

Mendiang putri Diana dari Inggris pernah hampir membatalkan pernikahannya dengan pangeran Charles. Satu dari beberapa alasannya adalah karena dia melihat tidak adanya kesamaan antara dirinya dengan mantan suaminya.


The late princess Diana from England was nearly calling off her wedding with prince Charles. One of her reason is she saw nothing in common between herself with her former husband.

Ada kesenjangan yang sangat besar akibat perbedaan umur 12 tahun itu.

The 12 years age difference brought  huge gap between them.

Kesenjangan ini membuat tidak adanya kesamaan dalam kepribadian, minat, gaya hidup, cara berpikir sampai ke orang-orang yang dijadikan teman oleh mereka masing-masing.

The gap made them had nothing in common in their personalities, interests, life style, way of thinking up to the people they each chose as their friends.

Pangeran Charles pada dasarnya adalah seorang yang serius, perasa dan pemikir. Orang-orang yang dipilihnya sebagai teman adalah mereka yang sebaya atau yang lebih tua yang tentunya punya kesamaan dengan dirinya. Selain itu sudah menjadi pembawaannya untuk bersikap dan berpikir seakan dirinya lebih tua dari umurnya.

Prince Charles basically is a serious, sensitive person who is also a thinker. He chooses his peers or older ones who are just like him. Beside that it has already his nature to behave and think beyond his years.

Sementara putri Diana seorang yang masih terhitung remaja saat itu… masih ingatkah anda bagaimana rasanya ketika masih remaja?

While princess Diana was just a teenager at that time… still remember how it was when we were teenagers?

Lugu, menggandrungi bintang film atau penyanyi remaja, senang menggosipi teman atau lawan jenis, lebih suka membaca novel teenlit, menyukai musik pop, selalu bersama-sama dengan teman se-genk, pergi bersama-sama mereka ketika belajar, latihan olah raga, nonton, mutar-mutar di mall, mudah tertawa tapi juga mudah tersinggung. 

Naive, idolizing teen movie stars or singers, like to gossip friends or opposite sex, prefer to read teenlit novels, like pop music, having a bunch of close friends and would do things together with them from studying, sport practice, going to the movie, hang out at the malls, easily laughed but also easily had bad tantrum.

Ketika bersama dengan pangeran Charles dan teman-temannya, putri Diana merasa mereka melihatnya sebagai anak bawang, pembicaraan mereka tidak bisa dimengerti dan  diikutinya sehingga semua itu membuatnya bosan.

When princess Diana was with prince Charles and his friends, she felt they saw her as child, she couldn't follow their conversation and so all this bored her. 

Mungkin karena dia masuk ke dalam dunia suaminya dalam usia terlalu muda.

Maybe it is because she was too young when she entered her husband’s world.

Yah, bayangkanlah ketika kita berusia 18-19 tahun dan berpacaran dengan orang berusia 30an yang keseriusannya melebihi umurnya. Sebaik apa pun orangnya, akan ada hal-hal yang membuat dia tampak dominan atau mengintimidasi dan akhirnya membosankan.

Just imagine if we were in our 18-19 years of age and we dated someone in his 30s who is a serious type and goes a head of his years. No matter how kind he is, there must be things about him that makes him looks dominant or intimidating and at the end making him looks boring.

Tapi bagi saya, orang-orang yang lebih tua justru membuat saya merasa aman.

But for me, older people make me feel safe.

Mereka memiliki emosi yang lebih stabil, kendali diri lebih baik, lebih berpengalaman, lebih ngemong dan bisa melindungi sehingga semua itu membuat saya merasa aman dan nyaman.

They have stable emotion, better self control, more experienced, caring and protective. Those qualities make me feel safe and comfortable.

Tapi biar pun begitu, belum pernah saya punya pacar yang usianya jauh di atas saya. Mungkin karena saya tahu saya tidak akan bisa bebas sebebas-bebasnya bila ada bersama dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua dari saya. 

However, I have never had any boyfriend who is much older than me. Maybe because I know that I can never be as free as I can be when I am with them.

Karena bagaimana pun juga orang secara alami akan berubah menjadi lebih kalem begitu usianya bertambah.

Because people become calmer when they get older. It is natural.

Andre, misalnya, 1-2 tahun terakhir ini saya perhatikan menjadi kurang berminat untuk dugem. Kalau pun kami pergi clubbing, paling hanya sampai jam 12 malam. Capek, alasannya. Nanti saya masuk angin kalau begadang, dia memberi alasan lain kalau saya protes. Mengantuk, dia menambahkan alasan terakhir yang biasanya bikin saya mengalah karena mempertimbangkan keselamatan kami di jalan karena dia yang menyetir mobil.

Andre, for example, I notice that in the past 1-2 years he shows less interest to go clubbing. When we did, he would ask to leave at midnight. Tired, that was his usual excuse. You would get sick if you stay up late, he gave another excuse. Sleepy, was his last excuse that works all the time, all because I thought about our safety on the road since he was the one who drove the car.

Kebalikannya dengan saya yang masih senang-senang saja pergi dugem, melek sampai pagi, minum, dansa dan mendengar musik brang breng brong.. hehe..

On the contrary, I enjoy clubbing, staying up late, drinking, dancing and listening to hard beat music.

Kadang saya pikir Andre ikut clubbing karena mengikuti mau saya atau karena dia senang bisa bertemu dengan orang-orang asing, apalagi kalau kami sedang berada di tempat pariwisata yang banyak dikunjungi oleh orang asing.

Sometimes I think Andre went clubbing just because I wanted it or because he could meet other foreigners, especially when we were in tourism spots that are visited by many foreigners.

Yah, saya gembira juga karena dia bisa menjadi rem ketika saya melaju terlalu kencang dan yang tetap berakal sehat ketika saya kehilangan arah. Karena biar pun saya punya kontrol diri yang baik, seorang pemikir dan punya banyak pertimbangan tapi saya juga memiliki banyak semangat, hasrat dan kegelisahan. Saya membutuhkan orang yang bisa mengendalikan, mengimbangi dan memimpin diri saya.

Well, I am glad that I have him who has become my break when I ran too fast and the one with clear mind when I was losing my way. Because though I have good self control, a thinker with many considerations but I have lots of passion, desire and anxieties. I need someone to control, balance and lead me.

Tapi di saat lain saya menganggap ada bagian-bagian yang membuat Andre tidak lagi seasyik dulu.

But in other time I think in some ways Andre is not as cool as before.

Dulu dia ok saja di ajak dugem sampai pagi, tidak jarang sampai mabok habis-habisan, tidak khawatir soal bagaimana nanti pulang karena bisa menginap di hotel, di rumah teman atau tidak jarang malah di tidur di mobil. Paginya pergi cari makan dan lanjut jalan-jalan. 1-2 tahun terakhir ini dia tidak mau pulang larut malam, membatasi minum dan kalau mau jalan lagi, itu harus dilakukan besokannya.


Few years ago he didn’t mind to stay up late when we went clubbing, he would drink until he couldn’t get more drunk and not worrying about how we would go back because we would find a hotel or staying over at a friend’s place or even slept in the car. The next morning grabbed something to eat and went travelling. In the past 1-2 years he refused to stay up late, he is watching his alcohol level and if we wanted to go travelling, it should be done on the next day.

Kegiatan yang disukainya adalah pergi makan berdua atau leyeh-leyeh di rumah, nonton, mendiskusikan film, buku atau berita-berita. Jalan-jalan masih kami lakukan tapi kelihatannya dia lebih suka pergi ke tempat yang sepi. Dengan perkecualian kalau makan, ke pantai atau mancing dengan teman-teman kami, yang lainnya dia tolak dengan alasan pusing melihat keramaian.

The thing he likes to do is to go just with me, either it is out for dinner or just staying home, watching some films, discuss the film, books or news. We still make some travelling but I notice that he prefers to go to quiet places. With exception of going to dinner or lunch, going to the each or fishing with our friends, crowding places are just not his option because the crowds making him dizzy.

Sejauh ini sih saya mengalah tapi kadang melakukannya dengan setengah hati dan sambil meledeknya dengan panggilan ‘kakek’.

All this time I make myself suited to his wishes, reluctantly sometimes as I teased him by calling him ‘grandpa’.

Saya dan Andre hanya berbeda umur 5 tahun tapi kadang seakan ada kesenjangan yang lebih besar dari itu karena pribadi dan penampilan Andre membuatnya seakan 20 tahun lebih tua. Sementara saya kelihatan tidak seperti orang berusia 42 dan dalam beberapa hal sikap dan pribadi saya pun masih kekanakan.

Andre and I are just 5 years apart in age but sometimes it felt like we had a generation gap. His personality and appearance making him look as if he were 20 year older than me. In the meantime I don’t look like 42 and in some ways my personality and behavior are child-like.

Ada kalanya hal itu membawa dampak baik tapi kadang menimbulkan konflik.

Those things bring good impact but sometimes also conflict.

Ketika saya berpikir bahwa keunikan itu hanya ada dalam hubungan saya dengan Andre, ternyata dalam keseharian saya juga menemukannya dalam diri seorang senior saya.

When I thought we are the only one who have such unique relationship, I found some similarities in my senior.

Awalnya tidak terasa ada kesenjangan di antara kami karena perbedaan usia 15 tahun. Ini karena senior saya itu bukan orang yang kaku dan rasa humor kami pun sama.

At first there was no sign of any generation gap between us though he is 15 years older than me. All because he is such an easy going person and we have the same sense of humor.

Tapi dengan berjalannya waktu, mulai kelihatan perbedaan karena adanya jarak dalam umur. Hal ini saya sadari ketika beberapa waktu lalu saya dan beberapa rekan menumpangi mobilnya, saya cengar cengir sendiri saat mendengar lagu yang diputarnya. Semuanya lagu rohani dan iramanya mendayu-dayu. Haduh..

But in time it shows the generation gap caused by our age difference. When I and few acquaintances rode on his car some time ago, I grinned quietly when I heard the music he played on the car. All was Christian super slow songs. Sigh..

Perjalanannya lumayan panjang.

It was a long ride.

Bisa tidur saya sepanjang perjalanan mendengar musik seperti itu.

I would fall to sleep hearing such music.

Gawat, gimana dong? Belum 10 menit mendengar musik itu dan saya sudah merasa tidak sabaran.

Man, what should I do? It was barely 10 minutes listening to that music and I grew impatient.


Untung ada persediaan musik di hp dan untung juga saya duduk sendirian paling belakang. Jadi sementara mereka mengobrol, saya mendengarkan musik dari hp melalui earphone. Lagu-lagu di hp tentunya yang sesuai dengan selera saya, yang saya yakin bisa bikin keriting telinga senior saya.. hehe.. kok bisa? Ya, karena lagu-lagu yang saya dengarkan modelnya seperti beberapa lagu ini.


Lucky me to have my own music in my cellphone and another lucky thing is I sat all by myself at the back row. So while they chatted, I listened to the songs in my cellphone through the earphone. The songs are surely my taste but would make my senior’s ears go crazy.. lol.. well because the ones I was listening are these kind of songs.


Senior saya memang baik dan sangat menyenangkan tapi selera musiknya betul-betul tidak nyambung dengan selera saya.. hehe.. maaf ya, pak, kalau bapak kebetulan membaca ini.. buat saya, bapak ok banget deh kecuali dalam hal selera musik bapak. Ya, cocok buat orang-orang segenerasi bapak tapi tabrakan banget dengan selera musik orang-orang dari generasi saya.

My senior is a nice person and fun to be with but his taste in music is definitely not my kind of music.. lol.. sorry, sir, if you happen to read this.. I think you are cool except for your taste in music which fits your generation but absolutely no match for my generation. 

Jadi begitulah, menjadi tua berarti harus siap mental pula menghadapi kenyataan perbedaan dengan generasi yang lebih muda.

So here it is, getting old means to have mentally prepared to face reality the differences with younger generation. 

No comments:

Post a Comment