Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, July 12, 2013

Surrogate Mother

Ibu Pengganti..

Pengertiannya macam-macam.

There are different understanding to this term.

Sekian tahun yang lalu saya membaca bagaimana mendiang putri Diana meradang ketika mantan suaminya menyewa seorang wanita bernama Tiggy Legge Bourke untuk menjadi ibu pengganti bagi ke dua anak mereka.

Few years ago I read how upset the late princess Diana was when she knew her ex-husband hired a surrogate mother, a woman named Tiggy Legge Bourke to look after their sons.

Saya pikir hebat juga ya di luar negeri sana sampai ada jasa penyedia wanita yang dapat berperan sebagai ibu pengganti. Kalau baby sitter atau nanny (pengasuh) sudah biasa. Tapi ini ibu pengganti, coy. Berperan sebagai ibu dan menerima bayaran untuk itu.

I think it is one of a kind that people in foreign countries have set up a business of women to play a role as surrogate mother. Before that only baby sitter or nanny have ever give such service. But surrogate mother, geez.. playing the role as a mother and being paid for that.

Pengertian lain dari ibu pengganti adalah seorang wanita yang di sewa untuk hamil. Ada yang hanya dalam bentuk murni sewa rahim, tapi ada juga yang mengambil sel telur wanita itu.

Another understanding for surrogate mother is a woman who is being hired to get pregnant. There are two kinds of this service (or may I say business?). One that pure for the reason to hire the woman to carry other couple’s embryo and there is another kind which takes the woman’s egg.

Saya pikir sulit untuk menjadi ibu pengganti tanpa melibatkan emosi karena ini berkaitan dengan nyawa. Berbeda dengan jenis pekerjaan yang melibatkan seseorang dengan komputer, mesin atau administrasi perkantoran. 

I think it is hard being a surrogate mother without having emotionally involved with the child. It is different with office work where people deal mostly with computer, machine or paper work.

Selama 6 tahun saya bekerja sebagai guru taman kanak-kanak, saya berperan juga sebagai seorang ibu bagi murid-murid saya atau demikianlah mereka melihat saya, bagaikan seorang ibu. Beberapa dari mereka sempat salah memanggil saya bukan dengan ‘ibu’ tapi ‘mama’. Kekeliruan yang tidak pernah dipermasalahkan oleh saya atau anak ybs karena masing-masing memang menganggap saya sebagai ibu pengganti. Sesuatu yang membahagiakan diri saya dan juga anak tsb.

During my six years working as kindergarten teacher, I also played the role as a mother to my students or that was how they saw me, a mother. Some of them even mistakenly addressed me not as ‘miss’ but ‘mama’ (mom). A mistake that none of us made a fuss because each of us really accepted that I was a surrogate mother. Something that made me and the child happy.

Hari Kamis (11/7) saya terbangun dengan perasaan amat sangat sedih karena baru saja bermimpi saya kembali ke sekolah, kembali menjadi guru dan kembali berperan ganda sebagai ibu pengganti bagi murid-murid saya. Oh, betapa saya amat sangat merindukan peran itu.

I woke up feeling so terribly sad on Thursday (July 7th) for having a dream about me back to school, being a teacher and played a role as surrogate mother to my students. Oh, how I missed it so much.

Saya tidak memainkan peran sebagai ibu pengganti karena di bayar. Saya seorang guru bagi anak-anak kecil itu dan rasa kasih yang terjalin di antara kami tidak bisa dielakkan. Saya mencintai mereka dengan sepenuh hati saya seakan mereka adalah anak-anak yang terlahir dari rahim saya sendiri. 

I didn’t play the role of surrogate mother because I was paid to do that. I was a teacher to those children and mutual love just grew between us. I love them with all my heart as if they were my own flesh and blood.

Lucunya, saya sempat senewen ting-ting ketika akan bertemu dengan Joshua, putra Andre dari hubungannya dengan mantan pacarnya.

Funny thing is I was so nervous when I was about to meet Joshua, Andre’s son from his former girlfriend.

Sebetulnya saya sudah mengantisipasi kemungkinan saya akan menjalin hubungan dengan lelaki yang sudah memiliki anak karena dengan bertambahnya usia saya, lebih besar kemungkinan saya menjalin hubungan dengan lelaki sebaya atau yang lebih tua. Jadi ada kemungkinan lelaki itu memiliki anak.

I have actually made some anticipation toward the possibility that I might meet and have a relationship with a man who has child/children from his previous relationship. The older I get, I knew I would likely to have relationship with men of my own peer or older men. And they usually already have a child/children.

Dari awal perkenalan kami, Andre tidak menyembunyikan kenyataan bahwa dia telah memiliki seorang anak lelaki. Dia memberitahu saya siapa namanya, berapa umurnya, menunjukkan foto-fotonya dan mengatakan bahwa sekali pun anak itu menjadi penyebab dia dan mantan pacarnya berpisah tapi dia tidak lari dari tanggung jawab dan tidak membuatnya tidak mengasihi anak itu.

From day one, Andre did not hide the fact that he has a son. Andre told me his son’s name, his age, showing me his photos and said that though the child had become the reason he broke up with the mother of that child but it does not meant Andre ran off of his responsibility nor make him not loving the child.

“Ada istilah mantan istri atau mantan suami, tapi tidak ada istilah mantan anak” kata Andre gamblang.

“There is ex-wife or ex-husband but there is not such thing like ex-child” said Andre, being matter of factly.

“Yah, kamu, Josh dan Mary sudah satu paket” jawab saya “itu bisa saya terima”

“Yep, you came one package with Josh and Mary” I said “I can live with that”

Saya pikir awalnya mungkin Andre juga khawatir saya tidak bisa menerima terutama Josh karena itu artinya saya harus membagi diri Andre, waktunya, perhatiannya dan keuangannya dengan anaknya.

I think in those early days of our relationship, Andre worried I wouldn’t able to accept Josh, foremostly, because it means I have to share Andre’s presence, his time, attention and money with the boy.

Tapi kenyataannya saya tidak pernah merasa tersaingi atau tersisih oleh karena adanya Josh. Saya pikir wajar saja kalau Andre lebih mengutamakan anaknya. Saya pun akan seperti itu kalau dia adalah anak saya. Jadi, kami damai-damai saja.

But the fact is I have never felt any rivalry toward the boy nor felt less loved by Andre because of his presence in Andre’s life. I think it is make sense if Andre would put his son as his priority. I would do the same if he were my child. So, the matter has never become a problem for us.

Biar pun begitu ternyata saya sempat gugup dan gelisah setengah mati ketika Andre akan mempertemukan saya dengan Josh dan Mary.

Still it made me very nervous when Andre was about to meet me with Josh and Mary.

Saya takut anak itu tidak bisa menerima saya sebagai teman dekat ayahnya. Ya, sekali pun anak itu dibesarkan oleh ibunya tapi siapa tahu dia tidak suka kalau ayahnya menjalin hubungan dengan perempuan lain.

What scared me was the thought if the boy couldn’t accept me as his father’s closest person. So he was raised by his mother but who could tell if he resent his father having relationship with a woman who is not his mother.

Saya juga takut Mary akan melihat saya sebagai saingan. Saya tidak tahu bagaimana reaksinya saat bertemu dengan saya karena belum tentu dia senang melihat mantannya kini menjalin hubungan dengan saya.

I was also scared Mary would see me as a rival. I didn’t know how she would react when she met me because who could guarantee that she would feel okay seeing her ex-boyfriend is having relationship with me.

Tapi ketakutan dan kecemasan saya ternyata tidak beralasan. Mary santai-santai saja menyikapi bahwa Andre menjalin hubungan dengan saya. Dan Josh langsung cepat akrab dengan saya.

But my fears and worries were all gone. Mary gave it a no sweat attitude upon seeing Andre is in relationship with me. And Josh needed no time to get close with me.

Bahkan Mary berani menitipkan Josh kepada saya dan Andre ketika dia kepingin pergi jalan-jalan atau belanja sendiri.

Mary even left Josh to me and Andre when she wanted to go around or went shopping by herself.

“Jadi Keke akan jadi mama saya pada hari ini?” anak kecil itu bertanya pada Andre.

“Is this mean Keke would be my mother today?” the child asked Andre.

“Hmm.. pasti menyenangkan ya” Andre tersenyum sambil menatap saya.

“Hmm.. wouldn’t it be fun” Andre smiled as he stared at me.

“Tapi Mary kan mama saya”

“But Mary is my mother”

“Ya, Mary akan tetap menjadi mama kamu” saya tidak ingin dalam keluguannya anak kecil itu berpikir bahwa saya sedang berusaha untuk mengambil posisi sebagai ibunya “tidak ada seorang pun dan hal apa pun yang akan merubahnya”

“Yes, Mary will always be your mom” I didn’t want the boy, full in his innocence, thought that I was trying to replace his mother’s place “nobody and nothing will ever change it”

“Keke akan jadi apa dong?”

“So what would make Keke then?"

“Pacar saya” celetuk ayahnya sambil tertawa.

“My girlfriend” his father laughed.

“Ya” saya nyengir “tapi kamu bisa menganggap saya sebagai kakakmu atau teman”

“Yep” I grinned “but you can see me as your big sister or a friend”

“Asyik” anak kecil itu menepuk-nepukkan tangannya.

“Cool” the boy clapped his hands.

“Begini ajalah” sela Andre “sekarang ada dua perempuan yang sangat sayang ke kamu, nak, dan kamu sangat beruntung karenanya”

“Let me put it this way” Andre spoke to his son “you have two women who love you so much, kiddo, and you are lucky to have that”

Dalam kenyataanya ada saat-saat dimana Josh dan saya sempat adu argumen. Karena Mary dan saya adalah dua orang dengan sifat, pribadi dan kebiasaan yang berbeda maka cara kami menghadapi Josh juga berbeda.

But there were times when Josh and I had arguments. Since Mary and I are two people with our own characters, personalities and habits, we obviously deal with Josh in different ways.

Kadang tidak jarang saling bertentangan. Apa yang boleh oleh Mary belum tentu saya perbolehkan, yang bisa diterima oleh Mary belum tentu bisa saya terima. Begitu pula sebaliknya. Jadilah Josh bingung dan ribut protes.

Sometimes they don’t match. What Mary thinks ok is not ok to me. Vice versa. No wonder it confused Josh and we could hear him spoke out his protest.

Dalam hal ini sukurlah Andre mampu menempatkan dirinya sebagai wasit yang adil.

I am grateful that Andre can put himself as a fair referee.

Menjadi ibu pengganti tidak selalu mudah. Apalagi kalau anak itu sudah terbentuk oleh hasil asuhan dan didikan ibu yang membesarkannya. Jauh lebih mudah menjadi guru yang berperan sekaligus sebagai ibu dari pada harus menjadi ibu pengganti beneran. Hehe.

So it is not easy being a surrogate mother. Especially when the child has already formed by the way he/she is brought up by his/her mother. It is much easier to become a teacher who also plays a role as a surrogate mother than to become a real surrogate mother. Lol.

Tapi perkara ibu pengganti, kadang saya sendiri merasa saya memerlukan seorang yang dapat berperan sebagai seorang ibu untuk diri saya.

But this surrogate mother thing, sometimes I think I myself is in need to have someone who can play a role of a mother for me.

Saya masih punya ibu tapi ibu saya kadang tidak bisa berperan sebagai seorang ibu bagi saya karena faktor kesehatan, umur atau karena kepribadian kami sangat berbeda.

I have a mother but my mother can not play the role as a mother to me because of her health, age and our very different personalities.

Ada saat-saat ketika saya sangat membutuhkan seorang ibu untuk berbagi kebahagiaan dan beban di hati tapi ibu saya tidak dapat menjalankan peran itu karena tidak sedang dalam kondisi fisik yang baik.

There were times when I needed a mother to share my joy and burdens in my heart but my mother couldn’t be that person because she wasn’t feeling well.

Semakin saya bertambah umur, semakin saya dipaksa oleh sikon untuk menjadi mandiri, tegar, kokoh dan kuat. Tapi tidak menyembunyikan fakta bahwa saya tetap membutuhkan seorang ibu dan ayah.

As I get older, I find myself forced by situation to become strong and tough. But still it can not conceal the fact that I still need a mother and a father.

Dan saya mencari figur ibu dan ayah dalam diri orang-orang di sekitar saya.

And so I seek motherly and fatherly figure in the people around me.

Berbahagialah saya ketika saya berhasil mendapatkan apa yang saya cari. Bukan untuk meniadakan ayah dan ibu sendiri tapi untuk mengisi apa yang tidak lagi dapat mereka berikan kepada saya.

I am so happy when I can find what I am searching for. Not to eliminate my own mother and father but it is to fill what they can not give to me.

Saya tetap mencintai orang tua saya. Tapi saya juga sangat merindukan dan membutuhkan kasih, kehadiran dan kesanggupan yang kini tidak lagi bisa sepenuhnya mereka berikan kepada saya.

I love my parents. But I also longed and need their love, presence and abilities which now they can not fully give to me.

Psst, Mary mengijinkan Andre membawa Josh berlibur ke sini bulan Desember sampai Januari. So yap, saya akan menjadi ibu pengganti selama dua bulan. Hehe. Pasti akan lebih seru dengan adanya Josh. Saya memang sudah kangen sama dia dan anak itu pun sudah sering menanyakan kapan dia bisa bertemu dengan saya lagi. 

Psst, Mary told Andre that he can take Josh here for a holiday this December to January. So yep, I will be a surrogate mother for two months. Lol. It will be fun to have Josh here. I miss the boy so much and he has also been asking when he can meet me again. 

No comments:

Post a Comment