Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, July 27, 2013

Get Inside People's Mind

Enak betul ya kalau bisa membaca pikiran orang. Hemat enerji. Soalnya kita tidak perlu berlama-lama mutar otak, mengamati prilaku orang, mencoba mengartikannya, menebak tanpa mengetahui tebakannya benar atau tidak.

 Is itn't it so cool if we can read other people’s mind. It saves energy. We don’t have to spend a lot of time to watch people’s behavior, trying to understand them, guessing without knowing if we have hit the jackpot.

Sebagai contoh, saya jadi ingat pengalaman belum lama ini ketika saya bertemu dengan seorang laki-laki lain yang nyaris membuat hubungan saya dan Andre berantakan.

For example, my own recent experience when I met another man who almost ruined my relationship with Andre.

Pada waktu itu saya sempat gamang karena sekali pun judulnya punya banyak pengalaman didekati lawan jenis, naksir-naksiran dan jatuh cinta tapi akhirannya saya bertanya-tanya apa sebetulnya yang ada dalam hati dan pikiran laki-laki itu.

I was losing my ground at that time because though I have plenty experience being wooed by men, have liked and falling in love but at the end I asked myself what really in that man’s heart and mind.

Apakah dia mencintai saya? Ataukah hanya nafsu? Menjadikan saya sebagai pelarian? Perempuan yang bisa menghibur hatinya ketika dia sedang menghadapi masalah dalam negeri?

Was it love? Or just lust? Making me as a comfort woman to soothe his troubled heart when he was having problem with his partner?

Sahabat saya, kepada siapa saya mengkonsultasikan perkara ini, tanpa pernah bertemu langsung dengan lelaki itu dan hanya menyimpulkan dari apa yang saya ceritakan kepadanya serta memakai penalaran akal sehatnya akhirnya mengatakan dengan tegas bahwa untuk kebaikan semua pihak, terutama demi kebaikan saya, lebih baik saya mundur.

My bestfriend, whom I consulted this thing, having never met the man in person and just concluded from what she heard from me and applying her common sense, firmly told me that for everybody’s sake, my own foremost,  it is better for me to back off.

Saya membenarkan hasil pemikiran akal sehatnya itu dan saya padamkan seluruh rasa suka saya pada lelaki itu, saya menjauhkan dan menjaga jarak dengannya.

I agreed with her common sense and thus I put the fire off, I distance myself from that man.

Tapi untuk sampai ke titik itu diperlukan waktu berhari-hari. Belum lagi enerji yang keluar karena merasa senang, ragu, kesal, penasaran, sedih dan marah. Coba bayangkan betapa enaknya seandainya saya bisa membaca isi hati dan pikiran laki-laki itu dari awal. Kan kalau saya tahu tidak ada cinta dalam hatinya, dari awal saya tidak akan jadi rada-rada mabuk kepayang menerima segala perhatian dan kebaikannya. Hehe. Atau kalau memang ada cinta dihatinya tapi ada pertimbangan atau keraguan lainnya, kan lebih enak kalau saya tahu dari awal sehingga saya juga bisa menentukan sikap.

But it took me days to get to that point. Not to mention the energy I have spent when I felt happy, uncertain, upset, curious, sad and angry. Just imagine how nice it would be if I could read his mind and heart from the start so when I knew it was not love then his attention and kindness would not turn me head over heels. Lol. Or if there was love it would also do me a favor if I could tell if it was love he had for me so I could make up my mind.

Tapi di sisi lain, untung juga manusia tidak mempunyai kemampuan bisa membaca pikiran. Kalau tidak, bisa ketahuan dong segala kebohongan dan kepalsuan dalam hati dan pikiran. Hehe.

But in other side, lucky us that we don’t have the ability to read each other’s mind. Because if not all the lies and fakes would be known by others. Lol.

Contohnya, dulu ada orang yang merasa tersinggung hanya oleh karena hal yang menurut saya amat sangat sepele. Tapi menurut orang-orang itu, saya telah menunjukkan sikap yang amat sangat tidak sopan dan tidak hormat kepada mereka.

For example, there were people who felt offended by something that in my opinion as a very minor thing. But they thought that I have shown such a very impolite and disrespectful attitude to them.

Saya mengalah. Saya meminta maaf. Bila mereka ingin saya memperlakukan mereka dengan sopan dan hormat, yah, apa susahnya sih buat saya? Sejak itu pula saya memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan tapi tahukah mereka kalau sembari melakukan hal itu, dalam hati saya memaki fuck you atau mengacungkan jari tengah saya? Hehe. Jadi kesopanan dan hormat yang saya tunjukkan adalah palsu seribu persen. Hehe. Bukan salah saya. Mereka bisa memaksa saya melakukan apa yang tidak ingin saya lakukan tapi mereka tidak bisa melakukan hal yang sama untuk hati dan pikiran saya.

I bowed. I apologized. If they want me to treat them with respect, hell, that is not a hard thing to do. Eversince that I give them what they want but would they guess that while I am doing it, in my heart I curse fuck you or point my middle finger? Lol. So my courtesy and respect are one thousand person fake. Lol. They can force me to do what they want but they can never do the same about my heart and my mind.

Saya orang yang lebih mementingkan apa yang ada dalam hati dan pikiran dari pada apa yang orang tampilkan dari luar. Karena muka, lidah dan prilaku bisa di setel sesuai dengan waktu, situasi dan siapa yang sedang dihadapi. Tapi hati dan pikiran berisi kejujuran.

I am someone who thinks what is in heart and mind are more important than what people put on show. Because face, tongue and attitude can be altered according to time, situation and whom we are with. However, heart and mind speak about honesty.

Kalau saya mencintai seseorang maka saya melakukannya dengan seluruh kejujuran dalam hati dan pikiran.

When I love someone, I am doing it with all the honesty in my heart and mind.

Ketika saya menerima seseorang sebagai sahabat, saudara atau orang tua maka saya juga melakukannya dengan seluruh kejujuran dalam hati dan pikiran.

When I am accepting someone as bestfriend, brother/sister or parents, I am doing it with all the honesty in my heart and mind.

Ketika saya merasakan kekaguman dan rasa hormat kepada seseorang tanpa paksaan atau kewajiban maka yakinlah bahwa hal itu saya lakukan dengan seluruh kejujuran dalam hati dan pikiran.

When I have admiration and respect toward someone with no force or obligation, be certain that I am doing it with all the honesty in my heart and mind.

Sampai pada suatu hari saya melihat rekaman yang di buat oleh sebuah rumah sakit. Rekaman dari youtube ini di taruh oleh seorang teman di wall facebooknya dan tidak sengaja saya melihatnya ketika sedang membacai status teman-teman facebook saya. Ya, sesibuk-sibuknya saya, setiap hari selalu saya sempatkan untuk membacai status mereka.

Until one day I saw a video made by a hospital that was in youtube and attached to my facebook friend. I saw it when I was reading my facebook friends statuses. Yep, everyday I make time to read their status no matter how busy I am.


Cleveland Clinic di Amerika membuat rekaman yang menurut saya sangat unik dan bagus karena mereka merekam beberapa orang yang berada atau datang ke klinik itu, mewawancarai mereka dan kemudian dengan kalimat yang tidak terlalu panjang menuliskan hasil wawancara itu yang menggambarkan dengan sederhana tapi menyentuh tentang apa yang sedang dihadapi, dipikirkan dan dirasakan oleh orang-orang tersebut.

Cleveland Clinic, in USA made this footage that I think very smart and good because they interviewed the patients who were in there or who came there and then summarized it with short, simple but touching sentences.

Ada dampak baik terhadap diri kita bila kita tidak menjalani hidup dengan hanya berfokus kepada diri sendiri, pada hal-hal dalam pikiran atau perasaan kita, pada keadaan yang sedang kita hadapi.

It will do us good if we live our lives not focusing on ourselves, on the things in our minds or feelings, on the situation that we are facing.

Ini bukan pelajaran tentang bagaimana berempati kepada orang lain.

This is not to tell you about empathy.

Ini adalah tulisan ke empat setelah The Impossible, The Pursuit of Happyness dan Nick Vujicic yang saya buat dengan tujuan supaya saya sendiri tidak lupa dengan hal-hal positif yang saya dapatkan dari dua film dan Nick ketika saya sedang tenggelam dalam berbagai emosi negatif akibat dari hal-hal yang menimpa diri saya dan orang tua saya dalam setahun terakhir ini.

This is my fourth post after The Impossible, The Pursuit of Happyness and Nick Vujicic so I don’t forget about the positive things I got from those two movies and Nick when I was dealing with negative emotions, side effects of the hardship my parents and I endured in this past year.

Ketika masalah, penderitaan, penyakit, kegagalan atau kesusahan menimpa kita, apalagi kalau itu terjadi untuk waktu yang panjang dan tidak menunjukkan tanda-tanda menuju perbaikan atau menunjukkan tidak ada jalan keluar maka alam pikiran serta perasaan kita dipenuhi dan dibebani oleh semua itu.

When problem, misery, illness, failure or hardship fell upon us, especially when it happens for quite a long time and shows no sign of improvement or no way out, it makes our minds and feelings fill and burdened with it.

Kalau hal memikirkan dan merasakan semua hal itu tidak memberikan dampak negatif seperti menjadi depresi, putus asa atau menciptakan penyakit seperti migran, maag, anoreksia.. ya, silahkan saja dipikirkan dan dirasakan siang dan malam. Hehe.

If thinking and feeling all those things will not bring negative side effects such as depression, desperation or creating illness like migraine, digestive problem, anorexia.. well, go ahead with thinking and feeling them day and night. Lol.

Saya sudah merasakan sendiri bagaimana saya jatuh dalam depresi dan harus bersusah payah bangkit, keluar dan mengalahkan depresi itu.

I have had it myself how I fell on depression and had to struggle my way to get up, get out and conquered it.

Jalan untuk keluar dari fokus terhadap diri sendiri adalah dengan melihat ke sekitar kita. Bicara dengan orang lain. Mendengarkan orang lain. Ini cara paling manjur untuk membuat kita tidak merasa sebagai orang yang paling susah dan paling menderita di dunia ini. Cara paling berhasil untuk mengurangi egoisme, ketakutan dan ketidakpuasan kita.

The way out from being self centered is by seeing around. Talk to other people. Listen to them. This is the best way to make us feel not as the only one who suffer on earth. This is the right way to make us less selfish, less scared and less content.

Saya masih menghadapi keadaan yang tidak menunjukkan tanda perubahan sebesar, sedrastis dan secepat seperti yang saya inginkan dan harapkan tapi saya belajar untuk bisa menerimanya, menyederhanakan diri saya, berbahagia dengan apa yang ada, berdamai dengan kemarahan, kekecewaan dan ketakutan tanpa kehilangan tujuan, harapan serta cita-cita hidup.

I am still facing situation that does not showing changement as big, drastic and fast as I want and expect but I learn to accept it, to simplify myself, to be happy with what I have, to make peace with anger, disappointment and fear without losing my life purpose, hope and dreams.

Tidak mudah memang. Saya menghadapinya setiap hari, setiap detik. Tapi saya tetap berusaha.

Yes, it is not easy. I deal with this every day, every second. But I keep trying. 

No comments:

Post a Comment