Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, May 7, 2014

Fatahillah Museum's Square

1 Mei, Hari Buruh, hari libur..

May 1st, Labour Day, public holiday..

Jalan-jalan, yuk.. 5 hari sebelumnya kami mendapatkan ide itu.

Let’s go somewhere.. 5 days earlier we came up with that idea.

Kota Tua jadi pilihan kami.

The Old Town was set as the destination.

Berangkat dari Bogor sekitar jam 1 siang. Sampai di Kota jam 3 sore. Semakin sore katanya daerah Kota Tua semakin ramai. Apalagi kalau hari libur nasional.


We would leave from Bogor at around 1 pm. Would arrive in Kota at around 3 pm. More people come to The Old Town area in the afternoon. It draws more crowds in public holiday.

Tadinya saya agak ragu untuk pergi karena mengingat angkot yang melayani rute menuju kompleks perumahan tempat tinggal saya biasanya mulai jarang di atas jam 8 malam.

I was hesitated to go though over the thought that the vehicle serving the route to my housing complex is difficult to find after 8 pm.

Sekalipun sudah ditawari untuk menginap di rumah teman, tetap saja saya masih ragu.

Though I was offered to spend the night at a friend’s place, it couldn't cast away my hesitation.

2 hari sebelum berangkat, saya berubah pikiran.

I changed my mind 2 days prior to the date.

Garing saya di rumah. Hal-hal yang saya lihat dan dengar di rumah hanya seputar tentang penyakit, cerita tentang tetangga yang menyebalkan, mencuci, memasak dan hal-hal seperti itulah.

I was so not in the mood to stay home. The things I saw and heard at home were just around unhealthy bodies, stories about annoying neighbor, washing, cooking and sort of things.

Saya juga lagi garing dengan Andre gara-gara dia bikin ulah yang bikin saya batal mengajaknya ikut. Padahal sebelumnya saya berpikir mumpung dia libur juga, kenapa tidak saya ajak saja dia. Teman saya kan pergi dengan istrinya. Enak kalau jalan-jalan kali ini kami disertai dengan pasangan masing-masing.

I was also not in tune with Andre for the things he did that made me changed my mind about asking him to come with us. I have thought about it because he had a day off on that day so it would be great to have him with us. My friend would go with his wife so it would be fun if I didn’t go partnerless.

Sehari sebelumnya saya menitipkan baju saya pada teman saya itu karena saya menerima tawarannya untuk menginap dirumahnya sepulang dari jalan-jalan.

A day before we left I gave my friend my clothes as I accepted his offer to spend a night at his place after we got back to Bogor.

Hari Kamis, 1 Mei… Bogor macet cet cet cet… sudah gitu gerahnyaaa..

Thursday, May 1st… awful traffic in Bogor… and it was so hot..

Belum sampai ke stasiun kereta api, saya tidak tahan dan memilih turun dari angkot dan berjalan kaki.


Half way to the train station, I couldn’t take it anymore and chose to get off the vehicle and went there on foot.

Kereta api yang kami tumpangi berangkat dari stasiun Bogor sekitar jam 2 siang.

The train we rode in left Bogor at around 2 pm.

Dari stasiun Kota kami berjalan sedikit menuju Museum Fatahillah yang halamannya penuh dengan orang dan makin sore makin ramai.

We walked to Fatahillah Museum from Kota train station. Crowds of people were already packed in its square and still more people came there.

Tapi museumnya tutup setiap hari libur. Yee.. gimana ceritanya.. hari libur justru banyak orang datang ke situ.

To my disappointment, the museum closed on public holidays. Geez.. why?.. it is the time when lots of people come there.

Jadi kami hanya berputar-putar dan berfoto di sekitar tempat itu.


So we just wandered around the place and took pictures.

Tidak mengecewakan sih karena ada banyak yang bisa dilihat.

However, there were plenty to see so it wasn't that bad.

Ada orang-orang yang berdandan dan bergaya seperti patung. Kita bisa berfoto dengan mereka dan memberikan uang sukarela. Saya lihat rata-rata memberikan uang Rp.5.000, segitu itulah yang saya berikan setelah berfoto dengan mereka. Oya, kalau berfoto dengan mereka boleh 2-3 kali ganti gaya kok. Malah sering si ‘patung’ yang memberi arahan gaya kepada mereka yang berfoto dengannya.. hehe.. dan beberapa ‘patung’ menyediakan perlengkapan aksesoris seperti topi dan pistol mainan.


There are people dressed up like statues. We can have our pictures taken with them and give some money after that. I saw mostly gave Rp.5.000 so I gave the same amount of money after had my pictures taken with them. Oh by the way, you can have 2-3 kind of pose when you have your picture taken with them. The ‘statue’ even tell you how to pose.. hehe.. and we can even borrow accessories like hats and toy gun from the ‘statue’.

Yang bikin kagok adalah berfoto ditontonin mereka yang menunggu giliran untuk di foto atau mereka yang hanya ingin melihat. Jadi susah pasang senyum alami dan kikuk buat bergaya macam-macam.


Felt ackward to have your picture taken while watched by people who were waiting for their turn or the passers by. Made it hard to put natural smile and had various pose.

Selain patung-patung manusia itu, ada pertunjukan pantomim dan band.


There were also pantomime show and a band playing live music.


Mau naik sepeda ontel? Rp.20.000 untuk sewa selama setengah jam.


Wanted to ride on the bicycle? It cost Rp.20.000 for half hour.

Tur singkat dengan guide? Rp.100.000 saja kok.

Want to have a tour with a guide? It cost Rp.100.000,-

Ada banyak pedagang kaki lima yang berjualan berbagai jenis makanan, minuman, aksesoris, sarung tangan, kaos kaki, gantungan kunci.. nah, untuk yang terakhir ini saya menemukan penjual yang unik karena bentuk gantungan kuncinya dibuat seperti potongan jari jempol, telunjuk dari kaki sampai tangan, ada yang seperti tahu, temped an sayap ayam goreng.. sampai ke alat vital laki-laki.. hehe.. sayang Andre tidak ikut.. saya jadi tidak punya teman buat ngetawain benda yang satu itu.


There are many street vendors selling various kinds of food, drink, accessories, gloves, socks, key rings.. I found one vendor who sells key rings made like thumbs, toes, pointer finger, foot, fried tofu, tempeh, chicken wing.. to man’s penis.. hehe.. too bad Andre didn’t come.. we would have a great laugh seeing this stuff.



Ada pelukis, pembuat siluet, tukang tato paling banyak.. wah, Andre bakal ngiler kalau ngeliatnya.. tapi untung juga dia tidak ikut. Saya tidak akan ngijinin dia buat tato di tukang tato jalanan. Siapa bisa jamin jarumnya steril atau tidak? Saya yang ngiler pengen buat tato temporer saja ragu.


There were street painter, silhouette painter, tattoo artist.. Andre would drool if he were there.. but lucky he weren’t. I wouldn’t let him have tattoo from street tattoo artist. Who could guarantee the needle. Would it properly sterilized? I wouldn’t have temporary tattoo though I really wanted to have one.

Mau foto di depan mobil kuno? Ada tukang potretnya. Bayar Rp.20.000 untuk selembar foto ukuran 4R.


Want to have your picture taken infront of old cars? You can find the cars and the photographer. Cost you Rp.20.000 for a postcard photo size.

Ada peramal juga lho. Menarik tapi saya ogah duduk dipinggir jalan dan ramalannya di dengar sejuta umat. Ya kalau ramalannya bagus semua.. kalau ga gimana yooo?.. hehe..

There were fortune tellers as well. Interesting but I didn’t feel like sitting on the sidewalk and the entire passers by could hear the fortune teller tells about the secrets of my life. Not a problem if it is a good one.. but how if not?

Kalau mau datang ke sini sebaiknya membawa uang lebih dari Rp.100.000 supaya tidak ragu kalau mau beli ini itu, berfoto dan jajan sepuasnya atau mungkin ikut tur naik sepeda ontel di gonceng oleh guide.

Better bring money more than Rp.100.000 so you can buy anything you want, take as many photos as you wish or maybe take the tour riding on old bicycle with the guide.

Saya hanya membeli 4 gelang yang harga totalnya Rp.13.000.


I bought 4 bracelets for total of Rp.13.000,-

Kalau saya datang lagi ke tempat ini, saya pasti akan bawa duit lebih banyak.. hehe.. soalnya ada banyak yang mau saya beli.. hehe..

When I return to this place, I definitely will bring more money as I want to buy more things.. hehe..

Kami sampai di Bogor hampir jam 9 malam. Tiba di rumah teman saya mungkin sekitar jam 10. Tidur tengah malam. Haduh mak, capeknya.. tapi senangnya juga segudang..


It was nearly 9 pm when we got back in Bogor. It was probably 10 pm when we got at my friend’s place. Went to bed at midnight. Gosh, I was so damn tired.. but also so damn happy..

No comments:

Post a Comment