Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, February 13, 2014

Will You Still Love Me Tomorrow?

“Wah, siapa yang mau married?” saya bertanya ketika melihat undangan pernikahan diatas meja makan.


“Who’s getting married?” I asked when I saw a wedding invitation on the dining table.

“Debbie mau cerai” Andre memberikan segelas kopi pada saya.

“Debbie is getting a divorce” Andre handed me a mug of coffee.

Dia menatap saya dan tertawa melihat muka saya yang jelas-jelas kelihatan bingung. Ya, gimana tidak bingung? Saya tanya siapa yang mau nikah, eh, dia jawab Debbie mau bercerai.

He looked at me and laughed to see confusion clearly printed on my face. Who wouldn’t? I asked him who was getting married and he told me Debbie is getting a divorce.

“So, ada yang mau nikah sementara yang lain ada yang mau bercerai?” gumam saya.

“So, there is a couple getting married while and another getting a divorce?” I mumbled.

“Yap”

“Yep”

“Saya pikir selama ini pernikahan Debbie baik-baik saja” saya sulit percaya pada berita yang terakhir “Dan dia sudah nikah lebih dari 20 tahun. Beneran dia mau cerai? Kamu dengar dari mana?”

“I thought her marriage was doing okay” I found the latter news pretty much hard to believe “And she has been married for more than 20 years. Is it true she is getting a divorce? Where did you hear that news?”

“Dia sendiri yang bilang”

“I heard it from her”

“Kapan?”

“When?”

“Tadi pagi saya ketemu dia. Dia titip salam ke kamu. Dia mau balik ke UK akhir minggu ini buat urus surat-surat cerai”

“I met her this morning. She told me to send you her regards. She is leaving to UK end of this week to take care the divorce paper”

Kami berdua terdiam.

We both went quiet.

Yang akan menikah dan yang akan bercerai adalah teman-teman kami.

The ones who are getting married and the others who are getting a divorce, they are our friends.

Saya menghela napas. Satu berita baik dan satu berita yang menyedihkan hati.


I took a deep breath. One good news and one heart breaking news.

“Semua hubungan dimulai dengan cinta, membawa begitu banyak kebahagiaan, harapan dan optimisme. Tapi setelah melalui kurun waktu tertentu, ada yang tetap bertahan dan yang lain berantakan” saya menatap Andre “Kenapa bisa demikian? Apanya yang salah?”

“Every relationship is started with love, having so many happiness, hopes and optimism. But after a period of time, some survived while others broken” I looked at Andre “Why? What has gone so awfully wrong?”

Andre mengangkat bahu “Jatuh cinta itu mudah, tapi tidaklah mudah untuk mempertahankan suatu hubungan”


Andre shrugged his shoulder “Falling in love is easy, staying in a relationship is not easy”

Dia menepuk pipi saya “Ada banyak hal. Tapi kepribadian tiap orang menentukan kemampuannya mempertahankan hubungannya”

He patted my cheek “There are many things. But every personality determines his/her ability to stick in a relationship”

Saya merenungkan kata-katanya. 

I thought about his words. 

Dia benar; Mempertahankan cinta adalah hal yang sulit. Itu sebabnya kita lebih sering terjebak dalam kebencian, kemarahan atau ketidakpuasan atas kekurangan atau kelemahan dalam diri orang-orang disekitar kita.

He is right about one thing; holding on to love is a hard thing to do. It is why we easily trap in hatred, anger or dissatisfaction toward people’s weaknesses.

Yang kita cari adalah, kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri.

What we seek is personal happiness and contentment.

Padahal bagian dari cinta adalah dengan setulus hati menginginkan yang terbaik untuk orang lain.

Where in fact part of loving is sincerely wanting the best for others.

Memberikan yang terbaik untuk orang yang dicintai atau yang dikasihi.

Giving the best for loved ones.

Mengesampingkan ego.

Cast ego away.

Saya kira itulah yang membuat suatu hubungan bisa tetap bertahan.

I think it is what makes a relationship can survive

No comments:

Post a Comment