Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, February 24, 2014

To Love Somebody

Menyayangi seseorang itu tidak gampang.

To love somebody is not easy.

Jangankan menyayangi orang lain, menyayangi orang yang sekandung kadang tidak bisa kita lakukan.

Let alone to love somebody else, it is hard for us to love our own flesh and blood.

Ayah bentrok dengan anaknya, ibu bermusuhan dengan anak yang pernah dikandung dan dilahirkannya, saudara saling membenci..


Father is at war with his own child, mother dislikes her own child who once lived in her womb and to whom she gave birth to, siblings don’t get along with one another..

Saya anak tunggal walau bukan terlahir tunggal. Tapi kondisi itu kadang saya berpikir itu adalah kutukan, tapi dilain waktu saya berpikir itu adalah anugerah.

I am an only child though not being born as one. But that has sometimes made me think if it were a curse, other times I think it is a blessing for me.

Saya merasa hal itu bagaikan kutukan karena saya harus menghadapi banyak hal sendirian. Saya tidak punya kakak atau adik untuk berbagi kebahagiaan dan kesusahan saya.

I feel it as curse because I have to deal things on my own. I don’t have any brother or sister to share my laugh and my tears.

Ketika saya masih kecil, saya sering kesepian, apalagi karena orang tua saya dua-duanya bekerja dan masa itu saya seorang yang pendiam, pemalu, tidak pede sehingga saya cenderung memilih untuk tidak bersosialisasi. Sikon itu menciptakan dampak positif dan negatif bagi kepribadian saya.

When I was a child, I felt lonely, mostly because my parents were both working and at that time I was quiet and shy who had problem with self-confident that I chose not to socialize. Such situation gave positive and negative impact on my personality.

Positifnya adalah saya dipaksa untuk menjadi mandiri, tegar dan kuat, kesunyian mendorong saya untuk menjadi kreatif mencari kegiatan untuk menyibukkan diri dan pikiran, saya banyak membaca dan hal itu membuat saya memiliki imajinasi yang luas dan saya tidak akan menjadi penulis seperti sekarang ini kalau saya tidak mengisi waktu-waktu sepi saya ketika kecil dulu dengan menulis berbagai hal yang ada dalam pikiran serta imajinasi saya.


 The positive side is I was forced to be independent, tough and strong, solitude pushed me to be creative on finding things to keep my body and mind busy, I did and do lots of reading and it has made me have broad imagination and I wouldn’t be a writer like I am today if I didn’t fill my lonely days as a child with writing down the things I had in mind and in my imagination.

Di saat lain rasanya adalah suatu anugerah untuk tidak memiliki saudara.

At other times it feels like a blessing not to have siblings.

Saya telah bertemu banyak orang yang tidak memiliki hubungan harmonis dengan saudara sekandungnya sendiri. Sangat memprihatinkan, menyedihkan dan mengerikan sekali melihat atau mendengar hal-hal seperti itu.

I have met many people who don’t get along well with their own siblings. It is so disturbing, sad and scary to see or hear such thing.

Hal ini membuktikan menyayangi seseorang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

It proves to love somebody is not an easy thing to do.

Karena jangankan menyayangi orang lain, orang yang tinggal serumah dan yang dibesarkan bersama-sama saja kadang tidak bisa saling menyayangi.

Let alone to love other people, those who live under the same roof and raised together can’t love each other.

Yang lucu, ironis dan menyedihkan adalah orang-orang ini malah lebih bisa akur dan menyayangi orang luar, bukan saudara sekandung atau orang tua mereka sendiri.

Funny, ironic and sad things are, these people can get along well and love other people more than their own siblings or parents.

Cinta bukanlah hal yang rumit. Diri kitalah yang rumit dan kita membuat banyak hal menjadi rumit.


Love is not a complicated thing. We are, and we make things complicated.

Dalam cinta yang tulus ada penerimaan, pengertian, kesabaran, pengampunan, kesederhanaan, kerendahan hati dan tidak mengikuti ego.

In true love there are acceptance, understanding, patience, forgiveness, simplicity, humbleness and ego-less.

Kita membuatnya menjadi rumit karena dorongan dalam diri kita bikin kita lebih ingin diterima dari pada menerima perbedaan dan ketidaksempurnaan dalam diri orang lain.

We make it complicated because the urge in us make us wanting to be accept more than to accept the difference and imperfectness in other people.

Kita menuntut untuk dimengerti tapi sulit mengerti pemikiran, kebiasaan, kepribadian, keyakinan, pilihan, kemauan dan berbagai hal lainnya dalam diri orang lain.

We demand to be understood but hardly understand other people’s mind, habit, personality, belief, choice, will and many other things.

Kita ingin orang selalu dapat sabar menghadapi diri kita tapi kita tidak mau bersabar menghadapi mereka.

We want people to always have patience for us but we lost our patience for them.

Kita ingin dimaafkan tapi tidak bisa memaafkan kesalahan, pelanggaran atau ketidaksempurnaan orang lain.

We want to be forgiven but unable to forgive other people’s mistake, wrong doing or imperfectness.

Diri kita sendirilah yang membuat cinta itu tercemar, rusak dan tersia-sia.

We are the ones who make love contaminated, ruined, and left for granted.

Mencintai atau menyayangi seseorang berarti menerima orang itu sebagai satu paket yang terdiri dari bagian yang baik dan yang tidak baik.

To love somebody means accepting a person in one package that contains good things and bad things.

Jatuh cinta lebih mudah dari pada mencintai seseorang.

Falling in love is easier than to love somebody.

Saya telah jatuh cinta entah berapa puluh kali tapi selama ini belum pernah benar-benar berhasil mencintai atau menyayangi seseorang selain orang tua saya.

I have fallen in love for I don’t know how many times but all this time I have never really able to really love somebody apart from my parents.

Hal itu kadang membuat saya merasa gagal, takut dan putus asa apalagi ketika melihat berapa kali orang membuat saya sakit hati atau berapa banyak orang yang telah saya buat sakit hati.

Sometimes it makes me feel like a failure, it scares me and leaves me in despair especially when I saw how many times people have hurt me or how many people have been hurt by me.

Menyerahkah saya? Berhentikah saya menyayangi orang?

Would it make me give up? Or it stops me from loving?

Mencintai atau menyayangi seseorang membawa banyak resiko dan konsekuensi.

Loving somebody brings many risk and consequence.

Tapi kita kan tidak bisa hidup dengan hanya menyayangi diri sendiri.

But hey, we can’t live by loving ourselves, right?

No comments:

Post a Comment