Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, February 12, 2014

Show Me Love

Dalam postingan saya sebelumnya, saya menceritakan tentang peristiwa yang tidak akan pernah bisa saya lupakan, yaitu ketika ayah saya keluar menerjang hujan deras demi bela-belain membelikan lauk untuk sarapan saya besok paginya.

In my previous post I wrote about one unforgettable occasion when my father went out the house in pouring rain just to buy side dish for my next morning’s breakfast.

Itu cinta.

That is love.

Ayah saya jarang mengatakan kata ‘papa sayang kamu’. Buat saya itu juga tidak perlu. Saya sudah melihat bagaimana dia menyayangi saya.

My father rarely says ‘I love you’. Well, it is unnecessary. I have seen his love.

Bukan karena dia seorang ayah maka dia bersikap demikian. Ada banyak orang tua yang punya anak tapi tidak mampu mencintai anaknya.


It is not because he is a father that makes him behaves like that. There are many people have children but unable to love their own children.

Ibu saya berhenti bekerja tahun 1980an. Dan sekitar tahun 1996 ayah saya mulai mengalami gangguan prostat, hernia dan lambung. Sejak tahun itu pula kehidupan keuangan kami bergantung sepenuhnya dari gaji saya.

My mother quited her job in the 1980s. And it was around 1996 when my father started to have problems with his prostate, hernia and digestive. It was in the same year when we started to have fully relied our financial on my salary.

Saya sudah bekerja dari awal tahun 1994, hanya beberapa bulan setelah saya lulus dari Perbanas. Saya sengaja mengambil program studi 3 tahun supaya saya bisa cepat lulus dan bekerja. Itu pun saya kebut sehingga saya bisa lulus setengah tahun lebih cepat.

PT. Indosat Jakarta, 1994
Bank Bali Jakarta, 1996
 I have got my first job in 1994, just few months after I graduated from a banking academy. I took a three years program because I wanted to complete my education and got a job as soon as possible. I studied hard so I could graduate half year faster.

Sewaktu ayah saya tidak lagi mampu bekerja untuk menanggung kami, saya menggantikannya. Dan saya tidak melakukannya karena terpaksa atau dipaksa, juga bukan karena saya merasa harus menjadi anak yang berbakti pada orang tua.

When my father couldn’t work to support us, I took that responsibility. I didn’t and don’t do that half hearted or being forced, nor did and do I feel I have to do that as my devotion to my parents.

Terasaki Jakarta, 1997

CLC Jakarta, 1998

CLC company trip, 1999

Ada banyak anak yang tidak peduli pada orang-tuanya.

There are many people don’t care to their parents.

Kalau anda ingin tahu, saya sebetulnya capek membawa tanggung jawab ini. Bukan hal bekerja yang bikin saya capek. Tapi karena tanggung jawab ini bikin saya banyak berkorban. Misalnya, kalau saya bekerja hanya untuk menanggung diri sendiri, ada banyak uang yang bisa saya sisihkan dan uang itu bisa saya pakai untuk membiayai diri saya sekolah lagi.

If you want to know, I am tired to carry this responsibility. It is not working that drained me. It is this responsibility that makes me have to do sacrifices. For example, if I work just to support myself, I can save lots of money and I can use it to finance my education.

Saya selalu ingin sekolah lagi. Saya ini seorang guru. Jiwa saya, hati saya, panggilan saya adalah dibidang pendidikan. Dan selama 6 tahun saya sempat bekerja sebagai guru TK. Tapi saya adalah guru tanpa ijasah guru. Karena itu keinginan, cita-cita dan ambisi terbesar saya adalah kembali mengajar sebagai guru di sekolah dan ketika hal itu terwujud, saya ingin saya sudah memiliki ijasah guru.

Bogor, 2008

I have always wanted to go back to college. I am a teacher. My soul, my heart and my call is in teaching. I did work as kindergarten teacher for 6 years. But I was and am a teacher without teaching degree. That is why my greatest wish, hope and ambition is to teach in school again and when it really comes true, I want to be a teacher who has a teaching diploma.

Hal lain yang saya korbankan adalah kebebasan saya.

Another thing I sacrifice is my freedom.

Andre sudah berkali-kali mengajak saya pindah ke negerinya. Saya menolak karena kalau saya pergi, saya tentu berhenti kerja. Bagaimana dengan orang tua saya kalau hal itu terjadi? Apa saya harus minta Andre mengongkosi orang tua saya? Tidak bisa. Saya menolak. Setiap bulan Andre harus menanggung biaya hidup dan pendidikan anaknya, lalu kalau saya ikut dengan dia, berarti dia harus menanggung saya juga. Masa harus juga dia menanggung orang tua saya?

Seatle, USA

Andre has been asking me to move with him to his country. I said no. Because if I left, I would have to quit my job. If I do that, what would happen to my parents? Would I ask Andre to support my parents too? No way. I said no. Andre has a son to support and if I move with him, he has to support me as well. Would he then have to support my parents too?

Dan saya tidak pernah berpikir untuk menggantungkan diri sepenuhnya pada seseorang. Hanya satu orang yang menyokong begitu banyak orang? Hanya satu orang yang bekerja untuk menanggung kehidupan beberapa orang? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada diri Andre dan seandainya hal itu terjadi ketika saya belum bisa bekerja karena terbentur dengan urusan ijin kerja, ijin tinggal? Bukannya saya pesimis. Tapi karena dalam kehidupan, saya sudah melalui begitu banyak masa-masa sulit sehingga saya tahu apa pun bisa terjadi.

And I have never thought of depending myself fully on one person. I mean, one person to support few people? Only one person to make ends meet for few people? How if things happened to Andre and at that time I haven’t able to get a job because I haven’t had the green card, the visa? It is not me being pessimist. It is because in my life, I have been through so many hardship that I know anything could happen.

Selain hal-hal di atas itu, selama setengah tahun terakhir ini saya memimpikan kebebasan.

Apart from the above stuff, in the past half years I have been dreaming of having my freedom.

Saya menemukan kebahagiaan ketika saya traveling sendiri. Dan sejak beberapa bulan lalu saya bertemu dengan para backpacker yang betul-betul backpacker. Kebanyakan adalah orang asing, teman-teman Andre. Ketika mereka mengetahui saya menyempatkan diri untuk sebulan sekali berbackpacking sendiri, mereka segera tahu saya punya bakat untuk menjadi backpacker seperti mereka.


I found happiness in going on independent trip. And few months ago I met real backpackers. Most of them are foreigners, who happen to be Andre’s friends. When they knew I go backpacking on my own once a month, they could tell that I have a call to become real backpacker just like them.

Beberapa dari mereka sudah menawari saya untuk ikut dengan mereka. Berhenti kerja dan pergi backpacking selama 1-2 tahun keliling asia atau eropa. Kalau kehabisan uang selama diperjalanan bisa bekerja apa saja selama beberapa hari atau beberapa minggu. Lalu kembali melanjutkan perjalanan. Ha, tantangan dan kebebasan seperti itu adalah dua hal yang amat sangat menggoda saya.

Some of them have offered me to join them. Quit the job and go backpacking for 1-2 years, travelling Asia or Europe. Run out of money while on the road? Find any job for few days or weeks. And then continue the trip. Ha, challenge and freedom like that are soooo tempting.

Tapi saya menahan seluruh keinginan itu, dan saya lakukan itu bukan karena orang tua saya meminta atau memaksa saya melakukannya. Saya melakukannya karena saya terlalu menyayangi mereka.

I have those desire on hold, though, and I am not doing it because my parents asked or forced me. I do that because I love them so much.

Kalau kasih atau cinta ada dalam diri kita, perbuatan kita akan mencerminkannya.

If love is in us, our attitude shows it.

Orang-orang yang kita kasihi tidak perlu meminta atau memaksa kita untuk memberikan perhatian, pengertian, kesabaran, waktu, tenaga, hormat, penghargaan, kemampuan untuk menerima mereka apa adanya, menutupi kekurangan serta kelemahan mereka dan untuk memaafkannya.

Our loved ones don’t need to ask or force us to give them attention, understanding, patience, time, energy, respect, appreciation, acceptance, to fill their weaknesses and to forgive.

Punya teman, pacar, pasangan atau siapa saja yang meminta anda untuk melakukan hal-hal yang anda tahu atau yang anda rasa sebagai hal-hal yang tidak benar, yang menyimpang atau yang nantinya akan merugikan atau menyakiti anda? Kalau itu terjadi maka orang itu tidak mencintai atau menyayangi anda. Jadi jangan ragu, jangan takut untuk menolak atau mengatakan tidak.


 Have a friend, boy/girlfriend, partner or anybody who asks you to do things that you know or you sense as not the right things to do or would hurt or harm you at the end? If it is the case, that person don’t love you. So don’t hesitate, don’t be afraid to say no.

Saya telah mengalami kehilangan sahabat, teman sampai pacar ketika mereka meminta atau menuntut saya untuk melakukan atau memberikan hal-hal tertentu. Mereka berdalih hal itu demi persahabatan, bahkan demi cinta tapi ketika saya pikirkan baik-baik, semua itu akan menyakiti dan merugikan diri saya.

I have lost buddies, friends and even a boyfriend when they asked or demanded me to do things or gave things to them. They said it would be for the sake of friendship or used love as an excuse but when I thought about it, I realized it would only hurt and brought harm to me.

Kehilangan orang-orang itu bukanlah suatu kerugian untuk saya.

Losing those kind of people are not a loss.

Masih ada banyak orang-orang yang memiliki kasih dan cinta yang murni dalam diri mereka sehingga sikap serta prilaku mereka pun selaras adanya.

There are lots of people who have genuine love in them and their attitude shows it.

Saya bersyukur dan gembira karena saya memiliki orang-orang yang amat mengasihi, menyayangi dan mencintai saya. Mereka tidak perlu mengatakannya dengan kata-kata karena saya sudah mengetahuinya. Sikap dan prilaku mereka sudah menyatakannya.

I am grateful and happy for having people who love me. They don’t have to say it, I knew it already. Because their attitude shows it.

No comments:

Post a Comment