Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, February 1, 2014

Chinese New Year, One Day Off and A Thousand Thoughts..

“Ayo Kak, besok ikut aja deh. Nanti malamnya kita wisata kuliner, terus nanti saya tunjukin ada kuburan yang bentuknya seperti selimut dan si babe sudah ngijinin kakak ga masuk hari Sabtunya kok”.. hari Kamis (30/1) masih juga saya dibujuk-rayu untuk ikut..

“Come on, sis, come with us tomorrow. We will go on culinary trip in the evening, I will show you a grave that looks like blanket and our senior has allowed you to skip work on Saturday”.. Thursday (Jan 31stI was once again asked to join them

Tapi saya tetap berkeras-kepala menolak untuk ikut kegiatan pemuda.

But I stubbornly kept refused to join the youth outing trip.

Ada alasan-alasan yang membuat saya ogah ikut. Saya sudah menuliskannya dalam postingan berjudul ‘The Youth and I’.

I had my reasons. I have written about them in my post under the title ‘The Youth and I’.

Dan lagi pula, saya sudah punya rencana sendiri untuk hari Jumat, 31 Januari itu.

And beside, I had my own plan for that Friday, January 31st.

“Mau jalan?” tanya Andre. Dia ada di Bogor dari Kamis malam.

“Wanna go out?” Andre asked me. He has arrived in Bogor since Thursday evening.

“Ga ah” 

“Nope”

Hari Kamis itu saya pergi belanja sepulang kerja. Sampai rumah, saya mengganti seprei ibu saya dan mencucinya bersama pakaian saya, handuk bokap dan beberapa printilan kecil lain.

That Thursday I went grocery shopping after work. At home I changed my mom’s bedsheet, washed it along with my clothes, dad’s towel and other small stuff.

Berhubung besoknya tidak ada keharusan untuk bangun pagi maka saya bisa berpuas-puas mengobrol dengan orang tua saya.

Since I didn’t have to get up early in the morning, I spent hours talking with my parents.

“Gong Xi Fa Cai” jam 12 malam saya terima sms itu. Andre “Selamat tahun baru Imlek, sayang”


“Gong Xi Fa Cai” a text from Andre at 12 midnight “Happy Chinese new year, honey”

Saya tersenyum. Dia tidak pernah lupa memberi ucapan selamat tahun baru Imlek sejak dia tahu saya masih berdarah cina dari pihak ayah saya.  

I smiled. He never forgets to wish me happy chinese new year since he found out I have Chinese descent from my father’s side of family.

“Menikahlah dengan saya” katanya minggu lalu “Dan kita akan mempunyai keturunan yang unik, yang punya darah Amerika keturunan Skotlandia-Jerman-Perancis dari saya dan darah Cina-Indonesia dari kamu”

“Marry me” he said last week “And we will have unique offsprings who have my American blood of Scottish-German-French descent and your Chinese-Indonesian descent”

Selama hampir 6 tahun kami bersama, itu bukan pertama kalinya dia mengajak menikah dan bukan pertama kalinya juga ajakannya saya tolak.

In our nearly 6 years of relationship, that was not the first time he asked me to marry him and was not the first time I said no either.

Saya merasa cukup bahagia dan puas dengan jenis hubungan kami yang mengambang seperti ini. Yang kami miliki adalah hari-hari dimana kami bersama. Besok? Siapa yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada hari esok?

I feel happy and content enough with our relationship. What we have is the days when we can be together. Tomorrow? Who can tell?

“Kayaknya elu bakal nikah sama orang lain nantinya” kata seorang teman beberapa waktu lalu.

“It seems you would marry someone else at the end” said a friend not so long ago.

“Kita orang Tionghoa” kata seorang ibu tua pada saya beberapa hari lalu “Jangan pernah lupa itu. Jangan dibuang. Kamu harus kembali ke akar kamu”

“We are Chinese” said an old lady to me few days ago “Never forget it. Don’t forsake it. You must return to your root”

Saya memikirkan semuanya bersama dengan beberapa hal lainnya pada malam itu.

I thought about it all along with other stuff on that evening.

Tapi besoknya saya bangun dan merasa bahagia. Ada satu hari libur.

But the next day I got up and felt happy. One day off.

Saya minta ayah saya untuk memotong rambut saya.

I asked my father to give me a haircut.

Dan sisa hari itu saya lewatkan bersama Andre.

And I spent the rest of the day with Andre.

Apa yang akan terjadi besok.. saya teringat lagi pada hal-hal yang saya pikirkan pada malam sebelumnya. Pada banyak pertanyaan tanpa jawaban.. ah, biarlah itu urusan besok.. apa yang akan terjadi, terjadilah kalau memang sudah ditetapkan harus demikian adanya..

What shall happen tomorrow.. I remember the things I thought the night before. To someone whom I shed my tears. To questions that I have no answer.. so, let it be whatever tomorrow has in its path.. be whatever it shall be if it has destined that way..

No comments:

Post a Comment