Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, February 5, 2014

Let’s Talk About Love

Let’s Talk About Love.. kata Celine Dion.. Mari kita bicara tentang cinta..


Let’s Talk About Love.. sang Celine Dion..

Siapa pun membutuhkan cinta, kasih sayang.

Everybody needs love.

Dan karena bulan ini adalah bulan cinta, marilah kita bicara tentang cinta. 

Since this is the month of love, so let’s talk about love.

* * * *

Sekian waktu yang lalu, datanglah seorang ibu ke kantor saya. Karena dia datang terlalu awal untuk latihan paduan suara maka dia masuk ke ruangan saya.

Some time ago, a lady came to my office. Since she was early for the choir rehearsal, she came to my room.

Dan kami pun mengobrol. Lebih tepatnya adalah dia yang memulai pembicaraan dan sekali sudah bicara, susah berhenti, ceritanya banyaaaaaaak..

And we talked. It was she who started the conversation and once she started to talk, she hardly stopped, she had sooooooo many things to tell..

Hari itu adalah hari dimana pekerjaan saya sedang banyak. Tapi karena tidak tega untuk bersikap acuh tak acuh, saya kesampingkan dulu pekerjaan saya supaya saya bisa menjadi lawan bicara baginya, yah, sebagian besar sih saya menjadi pendengar..

It was the day when I had work piling up. But I didn’t have the heart to ignore her so I put my work aside so I could be in the conversation, which I mostly be the listener..

Selama kami mengobrol, saya mengamati mukanya, matanya. Dan yang terlihat adalah keceriaan, kebahagiaan dan semangat.

While we talked, I watched her face, her eyes. And what I saw was joy, happiness and excitement.

Senyumnya sering muncul. Tawanya berderai-derai.

She smiled a lot. She laughed merrily.

Sesaat sebelum dia meninggalkan ruangan saya, dipegangnya lengan saya, dielusnya tangan saya dan dia menatap saya dengan muka ramah yang tulus, matanya bersinar ceria, sambil tersenyum dia berkata “Terima kasih ya”

Shortly before she left my room, she held my arm, she caressed my hand and she looked at me with this sincerity friendliness on her face, her eyes beamed, “Thank you, dear” she said it as she smiled.

Hati saya terisi oleh kehangatan dari sikap dan kata-kata sederhana itu.

My heart filled with the warmth in her gesture and those simple words.

Anda akan sulit percaya kalau saya beritahu bahwa ibu itu adalah seorang yang tidak terlalu disukai karena sikapnya yang sulit dan aneh, hal yang membuat dia bentrok kiri, bentrok kanan dan banyak yang memilih untuk mengacuhkannya atau menghindarinya.

You would hardly believe if I tell you that she is not a charming person because of her difficult and estranged behavior, things that make her doesn’t get along with the people around her which makes people choose to ignore or avoid her.

Kadang kita lupa atau kita berpikir dan menyimpulkan bahwa orang-orang yang menyebalkan atau yang berwatak sulit adalah orang-orang yang tidak punya cinta dan tidak butuh cinta.


Sometimes we forgot or we thought and concluded that people with annoying behavior or difficult characters are the ones who don’t have love to give or don’t need love.

Itu satu fakta tentang cinta.

It is one fact about love.

* * * *

Rabu lalu pulang kerja saya mampir ke rumah Yohana untuk mengajar bahasa Inggris pada putri sulungnya.

Last Wednesday I went to Yohana’s place after work to give English tutoring to her eldest daughter.

Yohana dan saya pernah bekerja sebagai guru di taman kanak-kanak yang sama. Saya mengenalnya sebelum dia menikah dan punya anak.

Yohana and I worked as teachers in same kindergarten. I knew her before she got married and have children.

Dia berhenti bekerja lebih dulu dari saya. Dan kami tidak pernah bertemu sejak saya berhenti kerja dari taman kanak-kanak itu pada tahun 2011.

She resigned earlier than me. And we haven’t met with each other since I resigned from that kindergarten in 2011.

Dalam kurun waktu antara tahun 2011-2013 Yohana mempunyai dua anak lagi. Tapi yang saya kenal hanyalah putri sulungnya. Jadi menyenangkan sekali ketika akhirnya saya bisa bertemu dengan dua anak Yohana yang terkecil. 


In between 2011-2013 Yohana bore two more children. But I only knew her eldest daughter. So I was so pleased to finally able to meet her two younger daughters.

Putrinya yang nomor dua baru berusia dua tahun dan yang bungsu delapan bulan.


Her two other daughters are two years old and eight months old.

Selagi Yohana dan saya mengobrol, putri bungsunya menatap saya. Saya tersenyum padanya dan mengelus kepalanya. Dan menggelitiki putrinya yang berusia dua tahun.

As Yohana and I were talking, her youngest daughter stared at me. I smiled to her and caressed her head. And tickled her two years old daughter.

Alangkah berbahagianya dia.. pikir saya, ikut berbahagia karena melihat Yohana berbahagia walaupun hidupnya sangat sederhana, tapi juga setengah iri melihat kebahagiaannya.

She is so happy.. I thought, as I am happy to see her happy though her life is so modest, yet I half envy that happiness.

Ketika putri Yohana yang berusia dua tahun itu berlari dan sengaja menjatuhkan dirinya pada saya sambil tertawa riang atau ketika Kenzie, anak bungsu Santi, memeluk saya sebelum dia tidur atau saat Josh, anak tunggal Andre, memberi saya hadiah natal sebuah boneka babi karena ayahnya mengatakan saya ber-shio babi.. saya tahu ada cinta yang tidak saya miliki dalam hidup saya.


When Yohana’s two years old daughter ran toward me and deliberately threw herself to me as she giggled or when Kenzie, Santi’s youngest child hugged me before he went to bed or at the time Josh, Andre’s only child, gave me a piggy doll because his father told him I was born in the year of pig.. I knew I don’t have this particular love in my life.

Saya bisa mengoperasikan berbagai program komputer, saya menguasai beberapa bahasa asing, saya seorang penulis blog dan saya juga punya bakat dalam bidang fotografi.

I can operate few programs on computer, I know several foreign languages, I am a blog writer and I have talent in photography.

Tapi komputer tidak bisa mencintai saya, blog ini pun tidak bisa memberikan cinta seperti yang dimiliki oleh anak-anak itu.. malah sebetulnya tidak ada satu bentuk benda dan materi apa pun yang bisa disamakan dengan cinta yang dapat diberikan oleh anak-anak itu.

But computer can’t love me, neither this blog have the love like the one those kids have, the truth is no single form of thing nor any material can be compared with the love given by the children.

“Kapan kamu punya anak, Ke?” bukan sekali dua kali saya mendengar pertanyaan seperti ini.

“When are you going to have a child, Keke?” I have heard this question not just one or two times.

Bahkan Andre pun sudah sering meminta saya menikah dengannya dan ingin supaya kami memiliki anak, anak kandung kami.

Even Andre has several times asked me to marry him and bore him a child.

Tapi saya menolak. Saya punya terlalu banyak keinginan, cita-cita dan ambisi yang belum tercapai. Anak, hanya akan menjadi penghalang. Saya harus memilih. Dan saya telah memilih walaupun untuk itu saya tidak bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki oleh Yohana, Santi, Andre dalam hidup mereka.

But I said no. I have many wishes, dreams and ambitions that haven’t come to pass. A child would only be a hindrance. I have to choose. And I have made my choice though it makes me can’t have the kind of love that Yohana, Santi, Andre have in their lives.

Namun karena kehidupan kami saling berhubungan, mereka tidak berkeberatan berbagi cinta yang mereka miliki dengan saya. Anak-anak mereka adalah anak-anak saya walaupun bagi anak-anak itu saya hanyalah seorang ‘auntie’ atau menjadi ‘big sister’ tapi itu sudah membahagiakan saya.


But since our lives are connected with one another, they don’t mind sharing me the love they have. Their children became my children too though for them I might only be seen as an auntie or the big sister but it is enough to make me happy.

Ketika menghadapi prioritas dalam kehidupan, kadang cinta harus dikorbankan..

When dealing with priorities in life, sometimes love has to be sacrificed..

* * * *

Cinta itu datangnya tidak terduga.


Love came unexpectedly.

Ketika masih dinegerinya, Andre punya hubungan cukup lama dengan seorang perempuan. Mereka punya anak tapi hubungan itu bubar ditengah jalan. Patah hati mendorong Andre untuk pergi berlibur dan dia memilih berlibur di Indonesia. Dalam satu kesempatan bertemulah dia dengan saya ketika teman-teman kami mengajak kami berlibur bareng.

Back in his country, for many years Andre had a relationship with a woman. They have a son but their relationship ended. Broken hearted, Andre went on a vacation and he choose to come to Indonesia. One trip with friends have brought him to get to meet me.

Beberapa tahun kemudian dia mengatakan dia datang bukan untuk cari pacar baru. Pada waktu itu dia bahkan tidak mau punya hubungan dengan perempuan mana pun. Karena itu dia bingung ketika menyadari dia tertarik pada saya dan setelah menimbang-nimbang, dia memutuskan dari pada dia tersiksa memendam rasa suka itu, dia nekad mengatakannya pada saya sekalipun dia tahu saat itu saya punya pacar.

Few years later he told me he didn't come to find a girlfriend. Infact, he didn’t want to have a relationship with any woman. That is why he got confused when he realized he felt attracted to me and after took some thoughts, he decided rather than be tortured by the feeling, he dared himself to tell it to me though he knew I had a boyfriend.

“Cinta datang tidak terduga” dia nyengir sambil menatap saya ketika kami membicarakan tentang peristiwa beberapa tahun lalu itu “Di saat saya mengira saya tidak akan jatuh cinta lagi, eh.. saya ketemu kamu dan saya jatuh cinta ke kamu. Gila betul kan?”

“Love came unexpectedly” he grinned as he looked at me when we talked about that vacation “At the time I thought I would never fall in love again.. I met you and I fell in love with you. Crazy isn’t it?”

Lebih gilanya lagi adalah kalau dulu dia yang mengalami hal itu maka setahun terakhir ini saya yang mengalaminya.

The craziest thing is, it happened to him in the past, now it happens to me and this thing has been going on for at least a year.

Saya tidak pernah mengharapkannya terjadi. Tapi itu terjadi. Saya bertemu dengan seorang laki-laki dan semakin lama rasa ketertarikan di antara kami semakin besar, semakin kuat hingga membuat saya takut.

I never expect it to happen. But it happens. I met a man and the attraction between us grow bigger and stronger, it frightens me.

Saya sudah berusaha memadamkan rasa suka ini. Saya berusaha untuk mengusir rasa ketertarikan ini. Saya berusaha mencari jalan supaya saya bisa pergi, supaya saya tidak perlu lagi bertemu dengannya, supaya saya tidak memikirkanya lagi, supaya rasa sayang yang tumbuh ini akan hilang. Tapi kehidupan tidak mendukung niat ini. Yang terjadi malah kebalikannya. Kami semakin dekat. Sampai akhirnya saya berpikir, biarlah, terjadilah apa yang akan terjadi..

I have tried to get rid this feeling. I tried to forget it. I tried to find ways so I could go away so I wouldn’t meet him anymore, so I would stop thinking about him, to end this feeling of attraction. But life didn’t and doesn’t support this. What happens is the opposite. We get closer. It eventually made me think, be whatever will be..

* * * *

Cinta ada dalam hati. Kita harus melihat ke dalam hati supaya kita bisa menemukan cinta itu.

Love is in the heart. We need to see into our hearts to find that love.

Dan karena cinta ada dalam hati maka dia hanya dapat dimengerti dengan hati dan bukan dengan akal logika.

And since love is in the heart, it can only be understood by heart and not by logic.

Mencintai seseorang kadang kita lakukan dengan alasan yang tidak masuk akal karena cinta tidak perlu dimengerti, tidak perlu diperdebatkan, jangan dipertanyakan. Terimalah saja, jalani, nikmati dan syukurilah itu.


Sometimes we love somebody for unreasonable reason because love is something we don’t need to understand, don’t debate it, never question it. Just accept it, embrace it, enjoy it and be grateful for having it.

No comments:

Post a Comment