Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, November 20, 2013

You Are Your Own Hero

-Kamu adalah pahlawan bagi dirimu sendiri-

Senin (18/11) mau tidak mau saya harus kembali ke ginekolog. Bulan Juli terakhir kali saya berobat kesana.

in the gynecologist waiting room
I had to go back to the gynecologist on Monday (Nov 18th). The last time I went there it was in July.

Saya tidak pernah berharap akan kembali tapi obat saya hampir habis sementara menstruasi saya (yang sudah berjalan selama 8 hari) dari semalam keluar amat sangat banyak.

I never wished to go back to him but I was running out of the meds while my menstruation (the has been gone for 8 days) was increased in volume since the night before.

Saya sedang berharap-harap menstruasi keparat ini bisa berhenti sendiri seperti yang terjadi pada bulan September.

I was hoping this darn menstruation would stop on its own as it was in September.

Tapi hormon-hormon sedang menggila.

But the hormones were going wild.

Dan badan saya juga makin lama terasa makin tidak karuan karenanya.

And my body went crazy as well because of that.

Minggu (10/11) iseng-iseng saya minta di ukur tekanan darah saya. Seminggu sekali tempat kerja saya ada pengukuran tekanan darah gratis. Fasilitas yang hampir tidak pernah saya pakai. Dalam setahun paling banyak mungkin hanya 2 kali saya minta di tensi.


I asked for my blood pressure to be checked on Sunday (Nov 10th). My work place provides free blood pressure check-up once a week. A facility I rarely took advantage. I had it like 2 times at max in a year.

95/70

Duile.., pikir saya dalam hati. Kaget. Kagak salah ngukur lu? Masa sih segitu rendahnya tensi gue...

Whatta.., I thought in my surpriseness. Are you sure you’ve got it right? It couldn’t be that low

110/80

Tekanan darah saya memang rendah. Segitu itu sudah prestasi. Biasanya mentok di angka 100/70. Tapi setelah hormon dan menstruasi saya berhasil dijinakkan, selama beberapa bulan tekanan darah saya berhasil bertahan di angka 110/80.

So my blood pressure is low. That is an achievement to have it on that scale. It usually stuck at 100/70. But once my hormone and menstruation were tamed, for few months my blood pressure was able to stay at the scale 110/80.

Jadi anjloknya jauh banget kan. Pantas saja hari Minggu pagi itu saya bangun dengan rasa badan melayang. Sama sekali tidak terlintas dalam pikiran kemungkinan itu karena tensi saya turun drastis.

So it went down drastically. That explained why that Sunday morning I woke up feeling like floating. It didn’t cross my mind that it probably caused by my blood pressure that dropped down.

Ujung-ujungnya hari Minggu siang saya pulang dengan hati kebat kebit. Takut nungging di jalan.. hehe.. soalnya dulu saya pernah beberapa kali pingsan gara-gara tekanan darah mendadak anjlok. Pada waktu itu saya tidak berasa badan sakit, tidak ada pusing.. tapi tiba-tiba.. brukkk.. semua gelap.. nah, ga lucu dong kalau saya pingsan di jalan..

It ended up with me went home with weary heart on that Sunday afternoon. Just hoped I wouldn’t have black out on the street.. yeah, I had few experience when my blood pressure suddenly dropped down. At those time I didn’t feel unwell, I had no dizzy.. but out of the blue.. I had black out.. so it wouldn’t be fun if it happened on the street, right?..

“Vitamin ga diminumin?” Andre berkaok-kaok.


“Did you take the vitamin?” Andre quacking.

Hari-hari selanjutnya saya dijejali dengan 3 macam vitamin. Dari dia, dari ayah saya dan dari teman saya.

The days after that I was stuffed with 3 kinds of vitamin. From him, from my father and from my friend.

Untung saya tidak jadi OD (overdosis) vitamin.. hehe..

Pretty lucky I didn’t have vitamin OD (overdose) .. lol..

Tapi vitamin secanggih apa pun tidak bisa mendongkrak stamina badan saya karena selama seminggu itu saya bangun dan beraktivitas dengan rasa lesu dan mengantuk. Saya sampai tidur dari jam 7 malam dan bangun jam 6 pagi. Tidur hampir 12 jam tapi tetap saja bangun dengan rasa seperti mengantuk terus.

But no vitamin, no matter how powerful it is, could pump up my physical stamina because for a week I woke up and did my activities feeling as if I ran out of energy and felt sleepy all the time. I had even went to bed since 7 pm and got up at 6 am. I slept for almost 12 hours and I woke up still feeling sleepy.

Yang paling parah adalah hari Sabtu (16/11).

The worst came on Saturday (Nov 16th).

Tidak tahu kenapa hari itu saya merasa tidak tahan mendengar suara bising.

I don’t know why I couldn’t stand any noise on that day.

Serombongan ibu-ibu masuk ke ruangan saya.. aduhhhh… berisik sik sik!!.. saya bisa merasakan kadar kesabaran saya menipis…


A group of ladies came to my room.. geeezzz.. noisy noisy noisy!!.. I felt my patience grew thin..

Saya menarik napas lega ketika mereka semua pergi.

I sighed out my relief when they all left.

Tapi rupanya hari itu cobaannya banyak..

But that day I must faced many hell..

“Hah? Mau latihan nanti siang? Jam berapa? Kok ga ada yang ngomong kasih tahu saya ya?” saya kaget mendengar kata-kata teman saya.

“Say what? Will rehearse this afternoon? What time? How come nobody informed me?” I was stung when I heard the news from my friend.

Keluh..

Sigh..

“Tolongin gue dong” kata saya blak-blakan “Gue lagi kagak tahan denger suara ribut. Jadi nanti kalau anggota paduan suara itu pada datang, tolong elu giring aja masuk ke ruang latihan ya supaya jangan pada ngubek diruangan gue”

“Could you do me a favor, please” I spoke frankly “I can’t take the noise. So when the choir came, could you please take them directly to the rehearsal room so they don’t swarming in my room”

Teman saya tertawa tapi dia melakukan apa yang saya minta.

He laughed but he did what I asked him to do.

Ha.. saya menghela napas lega. Saya bisa bekerja dengan tenang..

Ha.. I sighed my relief. I could do my work in quietness.

Saya sedang ditengah-tengah kesibukan ketika latihan selesai dan karena ada keperluan.. masuklah beberapa orang ke ruangan saya.

I was in the middle of work when they done with their rehearsal and few of them came to my room.

Kalau masuk terus cuma duduk-duduk saja atau mengobrol dengan suara pelan sih mending.. tapi ini gedubrak gedebruk ngurusin entah apa..

If they just came to have a sit or chatted quietly.. it would be so much better.. but they were in the middle of taking care something..

Aduhhhhhh…

Arrrrggghh…

Susah payah saya mengumpulkan dan menjaga supaya konsentrasi saya tidak buyar. Saya sedang mendiskusikan sesuatu dengan seorang senior saya lewat telpon; saya baru menyadari saya kurang teliti sampai ada yang salah dicantumkan (sukur-sukur senior saya itu tidak ‘berkicau’ karenanya); lalu pekerjaan lain masih mengantri.. sementara itu badan saya lagi tidak karuan juntrungan rasanya..


I tried as hard as I could to gather and keep my concentration from not being fucked off. I was in the middle of discussion by phone with a senior; I just realized I wasn’t thorough that an information was printed incorrectly (so glad that senior didn’t ‘sing’ because of that); I had other work quequeing.. and my body felt like crazy..

Saya jengkel betul sampai akhirnya saya diam saja. Ogah menegur. Enggan menyapa. Malas mengeluarkan suara. Kesibukan saya melegalkan semua itu.

I was so upset that I choose to be quiet. Not in the mood to greet. Reluctant to have a chit-chat. Not moved to speak. Being occupied with work made me had the perfect excuse.

Bahkan senior saya yang paling kocak itu pun tidak berhasil membuat saya bersuara, walau pun diam-diam saya sempat tersenyum juga mendengar gurauannya.

Not even my super funny senior could make me speak though I quietly smiled when I heard his joke.

Tapi toh tetap saja saya merasa sebal.

But still I felt irritated.

Saya sedang tidak ingin bicara dan tidak mau diajak bercanda. Kenapa sih semua tidak buru-buru pulang saja?

I was not in the mood to speak and loosing interest to joke. Why don’t you all just go back home anyway?

Saya menggerutu dalam hati. Tapi juga merasa agak bersalah, terutama pada senior saya itu yang lucu dan gemar meledek saya tapi juga baik hati, yang selalu punya segudang kesabaran menghadapi segala ‘keajaiban’ saya dan yang selalu penuh perhatian.

I grumbled. Feeling a little guilty though, especially to my funny senior who likes to tease me, someone nice whom always have tons of patience for me and full of attention as well.

Di ledek seperti apa pun, saya tidak pernah marah atau ngambek tapi payah kalau saya sedang bad mood atau ga enak bodi kayak gini.. jadi maaf-maaf saja ya, pak, Sabtu itu saya cuekin..

I never got upset nor mad by any of his jokes or tease but not the same case when I was having bad mood or feeling unwell like that.. so I am so truly sorry, sir, I kind of ignored you that Saturday..

Saya heran juga sebetulnya pada diri saya. Kok sepanjang hari itu saya tidak tahan mendengar suara ribut. Padahal biasanya saya tahan. Saya bahkan bisa jadi sama berisiknya seperti mereka.

I was amazed to myself. I don’t know why I couldn’t stand the noise. I usually don’t mind it. I could even be as noisy as they were.

Sorenya… Hari Sabtu itu jalanan menuju rumah saya macet. Sampai di rumah, saya muntah. Mabok kendaraan. Satu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.


In the afternoon… The road to my house jammed on that Saturday. I threw up once I got at home. Car sick. One thing that never happened to me before.

Dari sejak saya mengetahui tensi saya anjlok pada hari Minggu (10/11) itu sampai Sabtu (16/11) ketika saya tidak tahan mendengar suara bising dan kemudian saya muntah karena mabok kendaraan, badan saya sedang tidak beres..

Since that Sunday (Nov 10th) when I found out that my blood pressure dropped sharply all the way to Saturday (Nov 16th) when I couldn’t stand the noise and when I threw up out of car sick, my body was pretty much unwell..

Tapi hari Senin (11/11) saya tetap berangkat menuju Curug Luhur.

But I went to Curug Luhur (Luhur waterfall) on Monday (Nov 11th) as planned.

Sehari sebelumnya saya mengetahui tensi saya anjlok menjadi 95/70 dari yang biasanya 110/80. Dan hari Senin pagi itu udara mendung. Bahkan sedikit gerimis.

A day before that, I found out that my blood pressure dropped from the normal rate 110/80 down to 95/70. And it was cloudy on that Monday morning. It even drizzled a little bit.

Apakah saya membatalkan rencana?

Did I cancel the plan?

Tidak!

Nope!

Saya belum pernah sekali pun ke Curug Luhur. Saya tidak tahu persisnya harus naik angkot yang mana. Saya hanya punya secuil informasi dan itu pun samar-samar, dari seorang teman yang kebetulan bertemu saya sehari sebelumnya dan ketika dia mengetahui saya akan ke Curug Luhur, dia menceritakan bahwa dia pernah ke tempat itu dan memberitahu saya harus ambil angkot menuju Ciapus dari seberang BTM.. sudah, cuma itu saja info yang saya dapatkan.


I have never been to Curug Luhur before. I didn’t know exactly which angkot should I take. I just had scrap information from a friend whom met me a day earlier and once she knew I planned to go to Curug Luhur, she told me she went there before and she just told me to take angkot to Ciapus from across BTM. That was the only information I’ve got.

Apakah saya membatalkan rencana pergi ke Curug Luhur?

Did I cancel the plan to go to Curug Luhur?

Tidak!

Nope!

Saya masih menstruasi dan pagi itu badan saya masih terasa tidak fit.

I was having my menstruation and that morning I still felt unwell.

Apakah saya membatalkan rencana?

Did I cancel the plan?

Tidak!

Nope!

Saya berangkat dengan seluruh tekad baja bahwa saya tidak akan dikalahkan oleh apa pun. Saya akan menemukan Curug Luhur. Dan saya akan berhasil sampai disana.

I left with steely will that I wouldn’t be defeated by anything. I would find Curug Luhur. And I would get there.

Saya berangkat sendiri. Perjalanan backpacking.

I was on my own. It was backpacking trip.

Setelah sampai di BTM, saya menyeberang jalan. Dua kali bertanya pada supir angkot nomor 03 jurusan Ciapus dan mereka semua mengatakan hal sama, untuk ke Curug Luhur, harus naik angkot yang di kaca depannya bertuliskan ‘FATEN’.

I crossed the street once I got at BTM. Twice I met 03 Ciapus angkot driver and I asked which angkot should I take to go to Curug Luhur. Each of them told me I should take angkot that has ‘FATEN’ sign written on the front rear.

Saya menemukan angkot itu. Dan satu jam kemudian saya sudah berdiri di depan air terjun itu.


I found that angkot. And an hour later I stood infront of that waterfall.

Perasaan saya bergelora oleh kegembiraan, kebahagiaan, kelegaan dan kebanggaan.

My heart bursted out with joy, happiness, relief and pride.

Yuhuuuuu!!!...

Yoohooooo!!!...

Saya mengangkat kedua tangan saya dan berteriak.

I raised my hands and shouted out.

Saya telah mengalahkan fisik yang lemah, usia yang tidak lagi muda, keraguan karena berangkat dengan hanya membawa minimnya informasi tentang jalan menuju tempat ini dan… sendirian saya berhasil tiba disini!


I have knocked out my weak physic, age that I consider no longer young, doubt for went on this journey with only scrap of information about the route and… I’ve got here all by myself!

Begitu banyak orang memiliki sejibun keunggulan. Fisik yang kuat, usia yang muda, kepintaran, harta benda segunung dan kesehatan yang prima… tapi melempem ketika menghadapi sedikit kesukaran, mundur ketika menemui hambatan dan menyerah pada tantangan.

So many people have lots of advantages. Strong physic, young age, smart brain, mountains of treasure and top health.. but they turn weak when facing trouble, run away when meet road block and give up to challenges.

Di depan air terjun itu saya merenungkan semuanya dan saya baru menyadari bahwa diri saya adalah satu-satunya alasan yang membuat saya dapat bertahan dan berhasil melewati berbagai tantangan selama satu setengah tahun ini.

I thought it over as I stood infront of that waterfall and I just realized that I am the only reason that has been enabled me to stand and survive all the hardship in the past one and half years.

Orang boleh memberikan segudang nasihat kepada diri kita, tapi kalau diri kita tidak mau bangkit dan menjadi berani dimasa-masa sukar…, apa gunanya semua nasihat itu?

People may give us tons of advice but if we don’t have self-resistant toward hardship…, would the advice give any good to us?

Kita bisa saja memiliki sejibun keunggulan dalam fisik, otak, materi dan kesehatan tapi kalau dalam diri kita tidak ada semangat juang.. apa gunanya segala keunggulan itu selain hanya memberi rasa nyaman yang semu.. lalu apa jadinya kalau semua keunggulan itu tidak lagi kita miliki?

We could have tons of advantages in physic, brain, material and health but if there is no tough spirit within us.. what all those advantages are for than just to give the feeling of fake security.. what would it be when those advantages are gone?

- Kamu adalah pahlawan bagi dirimu sendiri -

- You Are Your Own Hero -

Tunjukkanlah itu pada dirimu sendiri.

Show it to yourself.

No comments:

Post a Comment