Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, November 25, 2013

Becoming a Backpacker at 42?

Sudah banyak cerita saya dengar tentang pengalaman orang melakukan perjalanan backpacking.

www.gettingstamped.com
www.breakawaybackpacker.com

I have heard many people’s stories when they were going backpacking.

Sudah banyak kisah perjalanan backpacker yang saya baca.


I have read many backpacker stories.

Tapi saya tidak pernah membayangkan saya menjadi seorang backpacker.

But I have never imagined that I myself would become a backpacker.

Tentu saja saya sudah sering jalan. Tapi tidak pernah bergaya backpacker.

I have been traveling of course. But never as a backpacker.

Perjalanan liburan atau perjalanan bisnis yang saya lakukan selama ini terhitung bergaya agak ‘borju’, naik pesawat atau kereta api yang tentunya bukan di kelas kambing, menginap pun rata-rata di hotel beken.


All this time my traveling were either vacation or business trip and they were in bourjois style since I traveled by plane or train that is certainly not in cheap class, neither did I stay in cheap hotel.


Ya tentunya saya tidak membayar dengan duit dari kantong sendiri karena kalau tidak kantor yang membayari, pastilah pacar yang menanggung semua ongkosnya hingga saya tahu terima beres.. hehe.. asyik kan.. tapi, pssstt… jangan salah menilai.., saya bukan perempuan matre.. duit bukanlah pertimbangan pertama dan tidak yang terutama ketika saya memilih seorang laki-laki untuk dijadikan pacar karena apa gunanya punya pacar tajir tapi sifat atau kepribadian kami tidak bisa nyambung.

Yeah, so I didn’t pay the expenses with my own money. It was either paid by the office or paid by my boyfriend so I just was never bothered by the bills.. hehe.. neat, eh?.. psstt.. don’t misunderstand.. I am not a material girl.. money is not my first and certainly not my foremost consideration when I picked a man to be my boyfriend because it doesn’t do any good to have a well-to-do boyfriend whose character or personality can’t get along with me.

Pengalaman backpacking saya baru mulai akhir bulan Oktober ketika sendirian saya pergi ke rumah teman dari jaman kuliah.


My backpacking started at the end of October when I all by myself went to an old college friend’s house.

Dua minggu lalu saya ber-backpacking sendirian ke Curug Luhur.


Two weeks ago  I went (all by myself) backpacking to Curug Luhur (Luhur Waterfall).

Coba dari dulu aja saya tahu kalau jadi backpacker itu amat sangat menyenangkan..

Why didn’t I know it is so fun to become a backpacker..

Dulu waktu umur saya masih mudaan, badan masih lebih sehat, waktu gaji ber-jeti-jeti dan di jaman ketika keadaan ekonomi tidak seperti sekarang ini.. saya malah tidak pernah berpikir untuk traveling gaya backpacker.

When I was much younger, healthier, made more money and the country’s economy condition was better than the present day.. I never thought about going on backpacking trips.

Yang terpikir dulu itu hanya ngumpulin duit, dugem, pacaran kiri kanan, tampil gaya noni dan ya.. dulu saya agak-agak borju..

My life was about getting more money, partying, dating, living a bit large and yes, I was a bit bourjois in the past.

Kemudian datang masa-masa sulit. Duit sekian banyak, tabungan, deposito, emas, dollar dan mobil habis semua.

And came the hardship. All the money, saving, deposit, gold and car were all gone.

Bahkan selama setahun setengah ini, saya sempat berpikir nyawa kami, saya dan orang tua saya, juga hampir ikut hilang karena penyakit dan bukan penyakit jenis recehan yang menimpa kami.

Even in the past one and a half years I was nearly thought we, me and my parents, would lose our lives as well due to illnesses and they are not just common illnesses.

Sejak itu saya berubah. Saya banyak berubah.

Ever since that I changed. I changed a lot.

Saya mulai menghargai hidup.

I become more appreciative toward life.

Saya mulai mencari hal-hal yang dapat membuat saya merasa hidup itu lebih hidup.

I start to seek the things that can make me feel life is livelier.

Kondisi fisik, umur dan keuangan saya saat ini tidaklah sebaik dulu. Tapi justru kondisi itu yang membuat saya terpicu untuk bangkit dan membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa hidup yang saya jalani tidak akan bisa dihentikan oleh faktor-faktor tersebut.

My physical, age and finance are not as good as the ones I had in the past. But they have become my strongest motivator to make a move and prove myself that the life I am living now is not going to be stopped by them.

Dengan demikian saya merasa lebih hidup dan menjadi lebih menghargai hidup yang saya miliki.

Thus I feel so much alive and appreciate the life I am living.

Perjalanan backpacking yang saya lakukan membangun keyakinan diri yang lebih kuat dan kokoh karena dengan segala keterbatasan, kelemahan dan kekurangan dalam fisik, umur, kesehatan dan keuangan, saya berhasil melakukan perjalanan itu dan berhasil sampai ke tujuan.

My backpacking trips have built up and made my self-confident so much strong and solid because with all the limitation, weaknesses and imperfectness in my physic, age, health and finance, I could make those trips and I succeedly arrived at the trip’s destination.

Jadi baru mulai traveling ala backpacker di usia 42? Ah, ok aja tuh..

Start backpacking at 42? No sweat..

Kenapa tidak? Dari pada tidak pernah sama sekali, dari pada takut mencoba.

Why not? Better than not doing it at all, better than got scared to give it a try.

Saya sudah memutuskan bahwa sebulan sekali saya harus traveling.

I have decided that I need to go traveling once a month.

Dengan demikian saya menyegarkan diri, memberikan tantangan pada diri sendiri,  berkesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru, melihat banyak tempat-tempat baru, bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang lain.

And so I can refresh myself, challenge myself, give myself a chance to get new experience, see new places, meet and get to know people.

Mau backpacking kemana bulan depan?

Where will my next backpacking trip be next month?

Sukabumi.


Belum lama ini saya dengar jalur kereta api kesana kembali dibuka, ada kereta api baru dan juga stasiun baru khusus melayani jalur Bogor-Sukabumi.

I heard that train route from Bogor to Sukabumi has recently been re-opened, the trains are new and there is its own new train station.

Budgetnya masih pada kisaran Rp.100.000an. Masih terjangkau untuk kelas backpacker.

It is still on backpacker budget at around Rp.100.000.

Awal tahun depan saya merencanakan untuk pergi lebih jauh lagi. Buat uji nyali dan uji badan.

I have planned to go further next year. It is guts testing. As well as physical testing.

Tapi karena lebih jauh maka biayanya juga pasti lebih besar. Karena itu saya menunggu duit THR keluar, sebagiannya ditambah dengan duit celengan saya akan bisa membiayai perjalanan itu.. hehe..

But since it is farther, the cost is higher. It is why I wait for my yearly bonus paid, I will use some of it and my piggy bank saving to finance the trip.. lol..

No comments:

Post a Comment