Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, November 27, 2013

Be Tough At Tough Times

Menjadi tabah itu amat sangat sulit.

Being tough is tough.

Ketika matahari sedang bersinar cerah dalam kehidupan kita, rasanya segala hal mudah saja untuk dilakukan dan didapatkan.

When the sun is shining brightly in our lives, it feels anything can be done and can be made easily.

Tapi tunggulah ketika tidak mempunyai pekerjaan tapi punya tanggung jawab untuk membiayai tidak hanya diri sendiri, ketika segala yang dulu pernah kita jadikan andalan atau yang kita banggakan menjadi tidak ada artinya lagi, semuanya hilang dan seakan belum cukup, kesehatan ikut didera, ketika musibah terjadi, ketika nyawa pun hilang..

But how if being unemployed while have responsibility to feed not just oneself, when the things that we relied on or proud of turn as nothing, when everything is gone and as if it is not enough, body is tortured by illness, when hardship came, when lives are lost..

Bagaimana menjadi tabah pada saat-saat demikian?

How to be tough at such tough times?

9 November.. menstruasi saya mulai.

November 9th.. I had my menstruation.

10 November.. tekanan darah saya anjlok drastis menjadi 95/70 dari yang normalnya 110/80.

November 10th.. my blood pressure dropped down drastically to 95/70 from its normal rate of 110/80.

14 November.. badan saya sakit semua, saya merasa seperti mayat hidup, lesu, lemas.. saya tidak ingin berangkat kerja, saya cuma ingin tidur, tidur, tidur dan tidur saja..


November 14th.. my body ached, I felt like a zombie, I had no energy.. I didn’t want to go to work, I just wanted to sleep, sleep, sleep and just sleep.

16 November.. seharian itu saya tidak tahan mendengar suara bising. Sialnya justru pada hari itu banyak orang masuk ke ruang kerja saya di kantor. Aduh mak, rasanya saya ingin menutup telinga saya rapat-rapat. Saya juga kehilangan selera untuk bicara.

November 16th.. I couldn’t stand the noise. Just not my lucky day because people crowded up my room. I felt like closing my ears with my hands. I lost the mood to talk.

Sorenya jalanan macet. Dan begitu masuk ke rumah, saya langsung lari ke kamar mandi… muntah.. saya mabok kendaraan. Saya tidak pernah mabok kendaraan. Badan sedang tidak waras bikin saya jadi seperti itu.

The traffic was jammed in the afternoon. And once I got at home, I ran straight to the bathroom… threw up.. I had carsick. I have never had carsick before. But my body was losing its senses that it turned me like that.

18 November.. saya menyerah. Menstruasi sudah berjalan lebih dari seminggu dan tidak ada tanda akan mereda. Tenaga saya habis. Dan pagi hari itu saya melihat muka saya pucat, bibir dan kelopak mata bagian bawah terlihat memutih, bahkan telapak tangan saya tidak ada warna merah.

November 18th.. I gave up. Menstruation has been gone for more than a week and it showed no sign of stopping. I was running out of energy. And that morning I saw my face was pale, my lips and eyelid were white, even my palm didn’t look redish.

Tidak ada pilihan. Saya harus kembali ke ginekolog untuk minta obat.

No other choice. I had to go back to the gynecolog to get the meds.

Aduh… saya benci benar harus ke dokter lagi. Saya benci dengan tubuh saya. Saya benci dengan keadaan ini.

Arrgghh.. I hate going back to the doctor. I hate my body. I hate this condition.

Tapi saya punya pilihan apa selain menjalaninya?

But what option did I have but lived it?

Jadi dengan menyeret badan, saya berangkat ke kantor. Menghubungi teman saya supaya dia standby di kantor selama saya pergi ke dokter. Menghubungi senior saya untuk memberitahunya bahwa saya akan pergi ke dokter.

The gynecologist waiting room

So I dragged myself to the office. Contacted a friend, asking him to stay in the office while I went to the doctor. Contacted my senior to let him know that I was going to the doctor.

Kadang kehidupan tidak memberikan pilihan.

Sometimes life gives no option.

21 November.. saya dapat merasakan hormon dan obat sedang adu kekuatan di dalam tubuh saya.. rasanya bagaimana?.. haduh, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata..

November 21st.. I could feel the hormones and meds were at war inside my body. How it felt?.. man, no word could describe it.

Saya merasakan pula depresi mengintai..

I could also feel depression creeping in..

Alangkah amat sangat sulit untuk menabahkan diri di saat sulit.

It is so damn hard to be tough at tough times.

Tapi saya tidak akan menyerah.. kehidupan boleh melemparkan tai ke muka saya tapi saya tidak akan menyerah demikian gampang. Entah bagaimana caranya, tapi yang pasti saya akan melewati semua ini tidak sebagai seorang pecundang.

But I was not going to give up.. life could throw shit to my face but I never give up that easy. One way or the other, I would get through all this not as a loser.

23 November.. menstruasi itu mereda.. ah.. secercah cahaya dalam kegelapan..

November 23rd.. menstruation ceased.. a ray of light shone in the darkness.

24 November.. “Keke!” senior saya yang lucu itu sampai agak membungkukkan tubuhnya di depan saya, menatap saya sambil tertawa dan melambaikan tangannya di depan muka saya.

November 24th.. “Keke!” my funny senior had to bow as he leaned his body infront of me, stared at me while he laughed and waved his hand infront of my face.

Tidak, saya tidak sedang melamun. Saya mendengar setiap kata yang diucapkannya.

No, I wasn’t daydreaming. I heard every word he said.

Tapi saat itu ruangan saya penuh dengan orang. Berisik sekali. Dan saya menahan napas ketika menyadari keberisikan itu terdengar seperti suara dengung sejuta lebah. Aduh, jangan lagi dong… jangan terulang lagi seperti tanggal 16 itu ketika saya menjadi uring-uringan karena tidak tahan mendengar suara ribut.


But my room was packed with people. It was so noisy. And I just realized the noise sounded like the humming of thousands of bees. Oh no, please not again.. don’t be like on the 16th when the noise turned me moody.

Saya menyadari mood saya mulai terganggu. Aduh mak, gawat.. mana yang ada di depan saya adalah senior saya yang paling lucu dan paling baik itu.. orang yang sama yang saya cuekin pada tanggal 16 itu. Aih.. aih.. jangan sampai dua kali si babe yang ga ngerti perkara harus jadi kena sasaran mood saya yang lagi ngaco ini.

I could sense I was about to have bad mood. No, don’t.. and I had my super funny and most kind senior infront of me.. the same person whom I ignored on that 16th. Oh.. no.. no.. don’t let him who knew nothing about my error mood had to be the target of it for the second time.

Suaranya memanggil saya membuat saya memutuskan untuk memusatkan seluruh konsentrasi saya padanya. Saya pandang mukanya, menatap matanya dan mendengarkan setiap kata yang diucapkannya. Dan berhasil! Saya tidak lagi mendengar dengung sejuta lebah dan api di dalam diri saya padam. Saya menjadi tenang kembali. Oh, sukurlah.. sukur sukur..

His voice calling me made me decided to focus on him. I looked at him, stared straight into his eyes and listened to every word he said. And it worked! I didn’t hear the humming of thousands of bees and the fire in me just gone. I regained my composure. Oh, what a relief.. thank goodness..

Sampai sekarang saya masih tidak tahu apa penyebab saya bisa mendadak tidak tahan mendengar suara. Entah karena tekanan darah saya yang rendah atau tekanan darah itu tiba-tiba anjlok atau efek samping obat. Untung saja jarang terjadi.

I still don’t know what caused me suddenly couldn’t stand the noise. I don’t know whether it was cause by my low blood pressure or the sudden drop in my blood pressure or meds side effect. I am just glad it rarely happen.

25 November.. menstruasi berhenti! Yihaaaa!!! Hore!

November 25th.. my menstruation stopped. Yippee! Hooray!

Yah, memang masih keluar tapi bentuknya seperti lendir bening bercampur serat-serat tipis darah tapi ini tanda-tanda dia berhenti.

Yeah, I had it but it looked like a clear slimmy liquid with thin blood stain but it is the sign it was on the route to stop.

Oh, akhirnya.. setelah lebih dari dua minggu.. dan untuk pertama kalinya semalam saya bisa tidur dengan tenang dan bangun dengan badan terasa segar. Kekuatan saya kembali. Otak saya terasa bening tanpa rasa gelisah karena hormon bikin emosi saya kacau.

Oh, at last.. after more than two weeks.. and for the first time I had a sound sleep the night before and got up feeling fresh. I regained my energy. I had my mind clear of anxieties driven by the hormones that have turned me emotional.

Tapi penderitaan belum sepenuhnya berakhir.

But the misery was not yet to end.

Sakit kepala yang luar biasa saya rasakan sejak jam 8 pagi. Saya menduga tekanan darah saya turun. Saya takut efek samping kalau saya minum obat sakit kepala karena saya masih minum obat untuk menstruasi saya.


Bad headache since 8 am. I suspected my blood pressure dropped down. I worried about the side effect if I took paracetamol med since I was still taking the meds for my menstruation.

Kopi dan roti tidak mampu sepenuhnya mengusir sakit kepala itu.

Coffee and bread were unable to completely got rid the headache.

Seharian itu saya berjalan agak terhuyung-huyung. Berpegang pada apa saja supaya jangan jatuh.

I walked staggerly the whole day. Hold anything to keep me from falling.

Sorenya saya pulang dan merasa lega karena bisa berbaring di tempat tidur saya di kamar. Oh, enaknya..

I went home in the afternoon and so relieved when I could lay down on my bed in my bedroom. Oh, it felt so good..

Tapi sementara kondisi fisik saya mulai pulih.., ibu saya mengalami gangguan pada detak jantungnya. Dia diam. Pucat.

But while I was recovering.., my mother had problem with her heartbeat. She went quiet. Pale.

Kehidupan itu tidak punya hati. Berharap dia berbaik hati pada kita sama seperti berharap sedang berdiri di depan singa yang lapar dan berharap dia tidak akan menerkam kita.

Life is heartless. Hoping it would show kindness to us is like standing infront a hungry lion and hope it wouldn’t eat us.

Bahkan ketika kehidupan berjalan lancar dan indah sampai kita berpikir dia berpihak kepada kita.. oh, jangan tertipu.. kehidupan itu bisa menyerupai sebuah gunung berapi yang sedang tidur.. pada suatu hari dia akan bangun dan menjadi seperti gunung Vesuvius yang membuat kota Pompeii hilang lenyap.


Even when life seems to go well and beautiful, making us think it stands in our side.. oh, don’t be fooled.. life could turn like a sleeping volcano.. one day it will erupt and turn like mount Vesuvius that made the city like Pompeii buried down.

Ada satu hal yang tidak bisa di ambil atau dilenyapkan oleh kehidupan.

There is one thing that life can’t take or make it disappear.

Itu adalah semangat di dalam diri kita.

That is the spirit within us.

Dia bagaikan lilin yang menyala dalam kegelapan.

It is like a burning candle in the darkness

Selama dia tetap menyala, kegelapan tidak akan bisa mengalahkannya.

As long as it burns, darkness can’t overcome it.

Mudah untuk mengatakan ‘Jangan Menyerah’, terlalu gampang untuk menasihatkan ‘Jangan Putus Asa’.. tapi ketika kehidupan menjadi amat sangat keras.. saya bahkan sulit mengucapkan semua itu kepada diri sendiri.

It is easy to say ‘Don’t Give Up’, way too easy to advice ‘Don’t Lose Hope’.. but when life sucks.. even I found it hard to say those word to myself.

Tapi semangat itu harus ada di dalam diri sendiri.

But the spirit must stay within every living human.

No comments:

Post a Comment