Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, November 14, 2013

Mandiri Museum

Ya ampun, saya baru ingat.., saya belum bikin postingan tentang kunjungan saya ke museum itu.

Mandiri Museum, photographed from Kota Transjakarta Bus underpass

Great, I just remember.., I haven’t made the post about my visit to that museum.

Waktu saya pulang ke Bogor setelah menginap semalam di rumah Santi, teman lama saya, hari Selasa 29 Oktober, saya mampir ke museum itu. 

On my way to Bogor after spending a night at Santi’s house, an old friend of mine, on Tuesday Oct 29th, I stopped by at that museum.

Soalnya waktu itu saya masih penasaran karena Museum Fatahilah ditutup berhubung sedang direnovasi.


I was pretty much still curious over Fatahilah Museum as I wanted to visit it but found out it is closed during renovation.

Rasanya juga sayang sudah sampai di Kota tapi kok museum itu tidak dikunjungi. Posisinya kan dekat stasiun kereta api Beos, Kota dan terminal bis Transjakarta. Cuma diseberang jalan.

It also felt such a pity not visiting that museum while I was in Kota. It is near Beos train station and Transjakarta bus terminal. It is just across the street.


Malah tidak usah nyeberang jalan. Tinggal masuk ke underpass tidak jauh dari stasiun Beos dan munculnya sudah disisi Museum Mandiri.



Don’t even have to cross the street. Go to the underpass which is not too far from Beos train station and you get out at the side of Mandiri Museum.

Mandiri Museum is at the right side of this photo

Saya penasaran juga ingin tahu museum ini apa sih isinya? Dulunya ini adalah Bank Exim (Export-Import Bank). Tahun 1999 Bank Exim, Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi satu bank yaitu Bank Mandiri. 

1955. Photo from wikipedia

I was curious to know what is in this museum? It used to be Export-Import Bank (Exim Bank). In 1991 Exim Bank, Bank Dagang Negara, Bumi Daya Bank and Pembangunan Indonesia Bank merged into one bank and that is Mandiri Bank.  

Adik dari ayah saya dulu bekerja di bank Exim. Dan ayah saya sering membawa saya mengunjunginya.

My father’s sister used to work in Exim bank. And my father took me there many times to visit her.

Jadi buat saya, daerah Kota penuh dengan kenangan masa kecil.

So for me, Kota holds so many childhood nostalgia.

Tadinya saya malas untuk mampir karena saya capek dan bawaan saya juga kok malah jadi bertambah banyak dan bertambah berat.

I wasn’t thinking to stop by there because I was tired and I carried more stuff and they were heavy.

Hari Selasa pagi itu, setelah mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, saya dan Santi punya waktu sekitar 2 jam untuk mengobrol berdua tanpa gangguan anak atau pekerjaan rumah. Santi ini teman dari jaman kuliah di Perbanas. Hari Senin 28 Oktober saya datang dan menginap semalam dirumahnya.


That Tuesday morning, after took her children to school, Santi and I got about 2 hours for ourselves so we could chat without any disturbance from the kids or house chores. Santi is an old friend from college. I came to her house on Monday, 28th October and spent a night there. 

Ditengah-tengah obrolan, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dibongkarnya lemari pakaiannya. Dikeluarkan sebuah tas kecil dan dua baju kaos yang masih terbungkus plastik.

In the middle of our conversation, she suddenly remember something. She went to her closet. Took out a small bag and two t-shirts that were still wrapped by plastic.

“Bawa deh, buat elu aja. Belon dipake sama sekali sejak dibeli” katanya.

“Take this with you. They are brand new. I haven’t used nor wear them since I bought them” she said.

Wah, makasih banget. Tapi gimana bawanya?

Thanks a lot. But how I bring them home?

“Elu kan pake ransel. Sini, gue yang atur isinya. Pasti masuk deh semua”


“You have your backpack. Here, let me pack them. They all can go in there”

Ya, sudah, saya pasrah saja.. walaupun ketika akan pulang.. aduh mak!.. berat juga ternyata.. hehe..

Yeah, well, I let her did that.. though when it was time to leave.. gosh!.. it was quite heavy.. lol..

Bawa beban ransel 2-5 kg sih sebetulnya biasa.

It is not the first time I carried stuff in my backpack that weigh 2-5 kilos.

Tapi ditengah jalan menuju terminal Sumur Bor untuk naik bis Transjakarta..

But on the way to Sumur Bor Transjakarta bus stop..

“Mampir dulu, mau beli buah buat nyak babe elu” katanya.

“Stop by here, want to buy some fruit for your parents” she said.

Dia belikan entah berapa kilo buah pir. Enak sih buahnya. Manis banget. Cuma karena tidak muat dalam ransel.. ya, harus dijinjing.

I don’t know how many kilos of pear did she buy. They are sweet tasted pears. But well, since there was no more room in my backpack.. I had to carry them in plastic bag.

Perpaduan ransel berat dipunggung dan jinjingan kantong plastik yang tidak lebih ringan dari ransel bikin saya bawaannya ingin cepat-cepat sampai di rumah.

The combination of heavy backpack on my back and plastic bag I carried on hand that was not lighter than the backpack made me wanted nothing but to get home as soon as possible.

Tapi kemudian saya berpikir-pikir belum tentu bulan depan saya bisa ke Kota lagi.

But then I thought it is not like I am gonna return to Kota next month.

Dengan membulatkan tekad sambil berharap moga-moga stok enerji saya masih banyak, saya pun masuk ke Museum Mandiri.


Gathered all the will I had while hoping I still had enough energy, I entered Mandiri Museum.

Hore, ternyata masuknya tidak kena biaya. Cuma isi buku tamu.


Yippee, it is free entrance fee. Need only to fill and sign the guest book.


Apa saja yang ada di dalam museum ini?


What are the things keep in this museum?

Ada berbagai jenis mesin tik, mesin fax, komputer, telex, mesin hitung uang kertas dan uang logam sampai ke buku log (buku pencatatan), piano, patung yang semuanya jadul.

There were old type writers, fax machines, computers, telex machine, money counter machine, coin counter machine, log books, piano, statue.


Sayangnya Andre tidak ikut dengan saya. Kami berdua sama-sama penggemar barang-barang antik.

Too bad Andre was not there with me. We both are antiques fans.


Museum ini sih lebih cocok dikunjungi oleh anak-anak. Kalau buat orang dewasa yang tidak suka dengan benda kuno atau yang tidak tertarik dengan sejarah, pasti tidak akan betah berlama-lama ditempat seperti ini.



This museum is suitable for children. Adults who are not into antiques nor history will find this place boring.

Hal lain yang saya sukai adalah melihat foto-foto gedung ini pada tahun 1930an. Wah asyik betul ya kalau ada mesin waktu.. ingin rasanya bisa kembali ke masa lalu.


Another thing I like is the old photos of the building that were taken in the 1930s. Gosh, it would be fun if there were time machine.. would love to go back in time..

Disana juga ada ruang teller dengan patung-patung yang menggambarkan para pegawai bank yang sedang bekerja.



There were teller room with manekins showing the bank employees were working. 

Saya tidak sempat memasuki semua ruangan. Semakin siang, semakin berkurang enerji saya.

I didn’t see all the rooms. The late the day was, the less energy left in me.

Tuh, lihat saja foto-fotonya, lama-lama senyum saya makin garing.. senyum orang yang kecapekan dan kelaparan.. hehe..


And I couldn’t keep happy smiles anymore when I had my photos taken.. it showed me who was getting tired and getting more hungry.. lol..

Oh ya, kalau anda travelling sendirian.. jangan ragu atau malu minta tolong orang motretin anda. Cuma ya, lihat-lihat juga orangnya soalnya jangan nanti kamera atau hp anda malah dibawa kabur.. hehe..

Oh by the way, if you go travelling on your own.. don’t hesitate or shy to ask other people to take your photo. Still, you have to be careful so your camera or cellphone won’t be taken away by that person.

No comments:

Post a Comment