Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, February 9, 2015

I am Happy

Apakah kebahagiaan itu? Apa yang membuat seseorang bisa mengatakan ‘aku bahagia’?


What is happiness? What makes somebody can say ‘I am happy’?

Ketika segalanya berjalan lancar dalam satu hari, itukah kebahagiaan? Atau saat mendapatkan sesuatu baru itu dapat dikatakan sebagai suatu kebahagiaan?

When everything goes smoothly in a day, is that happiness? Or getting something is called happiness?

Beberapa minggu lalu ini menjadi tema diskusi grup pemuda kami.


Few weeks ago it was our youth group discussion theme.

Saya mendengarkan mereka bicara. Dalam diam, saya mencerna maknanya. Menyimak pendapat setiap anggota kami.


I listened them talked. In my quietness, I absorbed its meaning. Grasping each of our group member’s opinion.


Buat saya, setiap orang memiliki definisi, pengertian atau konsep kebahagiannya.

To me, every one of us has our own definition, understanding or concept of happiness.

Bagi seorang anak berusia tiga tahun, kebahagiaan adalah ketika dibelikan mainan oleh orang tuanya.


A three years old toddler defines happiness as when her parents bought her a toy.

Sementara untuk seorang anak berusia sepuluh tahun, kebahagiaan adalah saat dia bermain sepak bola dengan teman-temannya.

While for a ten year olds, happiness is when he plays football with his friends.

Lalu si remaja berusia lima belas tahun, kebahagiaan datang ketika dia lulus ujian dengan nilai yang bagus.


The fifteen year teenager feels happy when she or he passed the exam with good grades.

Pemuda dan pemudi bahagia ketika menjadi sarjana, ketika mendapat pekerjaan dan merasakan punya uang sendiri dari hasil jerih payahnya.

The young man and woman feel happy when earning college or university degree, when landing on a job and enjoying the money they are making.

Semakin bertambah usia, semakin banyak pula tuntutan dan keinginan seseorang sehingga kebahagiaan tidak lagi menjadi sederhana dan bukanlah hal yang mudah untuk didapatkan.

The older a person is, the more are he or she demand and wishes so happiness is no longer a simple thing and it becomes hard to get.

Hikmat mengatakan kebahagiaan adalah pola pikir.

Wisdom says happiness is all about mindset.

Seseorang bisa memiliki segalanya tapi bila pola pikirnya terlalu rumit, terlalu penuh dengan tuntutan, terlalu ingin semua berjalan baik dan merasa tidak pernah cukup.. maka dia akan selalu mengatakan atau berpikir dirinya tidak bahagia.

Somebody can own the world but if his mindset is complex, demanding, wanting everything to go well and never feel enough, he or she will always say or think of him/herself not happy.

Otak kita memilah-milah setiap peristiwa, manusia dan hal dalam dua folder; yang membuat bahagian dan yang membuat tidak bahagia.

Our brain sort every moment, people and things into two folders; the ones that make us happy and the ones that make us unhappy.

Hari Minggu kemarin misalnya, satu hari itu berganti-ganti saya merasa bahagia dan tidak bahagia.

Last Sunday for example, I felt happiness and unhappiness took turn in one day.

Seseorang menemui saya di pagi hari dan tanpa ucapan selamat pagi atau senyum khasnya, teguran bahwa dia tidak menerima sms yang biasanya saya kirimkan setiap Sabtu sore menjadi salam pembukanya sampai saya yang sudah tersenyum dan mengulurkan tangan ke arahnya terheran-heran sambil berpikir jangan-jangan sepanjang malam sampai bangun pagi dan sepanjang jalan menuju kantor saya, hal itulah yang ada dalam pikirannya sehingga hal lain menjadi tidak ada artinya lagi.


Somebody met me in the morning and without any good morning or his smile, his opening line was he didn’t get the text I usually sent out on Saturday afternoon which made me who already put a smile on my face and reached my hand out to him wondered as I thought maybe he spent all night thinking about it all the way to the morning after he got up and drove to my office, that was all he had on mind so other things were meaningless.

Saya jengkel. Ok, sms itu berarti segala-galanya.. tapi sebegitu besarkah artinya sampai bisa menghilangkan kebiasaan menegur selamat pagi dan tersenyum.. apalagi kami bisa dikatakan hanya bertemu seminggu sekali.


I was upset. Ok, so that text means everything.. but was it meant the world that it could take off the good morning greetings and the smile.. especially since we meet just once a week.

Otak saya mengkategorikannya sebagai ketidakbahagiaan dan saya menjadi tidak berbahagia karena peristiwa sms keparat itu.

My brain categorized it as unhappiness and I was unhappy because of that darn text thing.

Saya mencoba untuk tidak memikirkannya. Saya berusaha untuk bisa menerima dan memaafkan. Mengambil hikmahnya.

I tried not to think about it. I tried to accept and forgive it. Tried to get the lesson.

Aktivitas kantor dan berbagai macam manusia silih berganti menyibukkan saya. Tapi tidak-bahagiaan saya akibat dari peristiwa sms keparat itu tetap membayangi seperti awan hitam yang bergantung terus di atas kepala saya.

Various of activities and people at work took turn in keeping me busy. But my unhappiness out of that darn text kept following me like a dark cloud hanging above my head.

Lalu menjelang tengah hari, bersama dua orang teman, kami berfoto-foto. Walau sebetulnya saya tidak terlalu suka dengan nuansa Valentine yang sarat dengan unsur feminin tapi kebersamaan kami, tawa dan canda kami berhasil mengusir ketidakbahagiaan itu.


As noon approached, along with two friends we took some photos. Though I am not too fond of Valentine stuff that is so feminine but our togetherness, the laugh and our jokes were able to get rid that unhappiness.


Ketika Andre datang menjemput saya, saat dia memeluk dan mencium saya, ketidakbahagiaan yang membuat hati saya mendung dari pagi semakin tak bersisa.

When Andre came to pick me up, when he hugged and kissed me, the unhappiness that clouded me from morning left with no trace.

Kita tidak mungkin tidak merasa bahagia.

There is no way for us for not feeling happy.

Saat segalanya tidak berjalan dengan baik atau bahkan ketika orang-orang tersayang berubah menjadi menyebalkan, bukan berarti kita tidak bisa merasa bahagia.

When things don’t go well or even when loved ones turn into assholes, it doesn’t mean we can’t feel any happiness.

Jangan biarkan satu orang atau satu peristiwa membuat kita tidak berbahagia karena masih ada banyak hal-hal dan orang-orang lain yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan kita.

Don’t let one person or one incident make us unhappy because there are many things and people bringing happiness into our lives.

Kebahagiaan sejati bagi saya adalah ketika kita bisa melihat, menyadari, menghargai, mensyukuri dan menikmatinya.

True happiness for me is when we can see, realize, appreciate, be thankful and enjoying it. 

No comments:

Post a Comment