Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, January 8, 2015

Speak English, Please

“Kak, bahasa Inggrisnya apa ya kalau mau bilang ….”

“Sis, what is the English for ….”

Dan saya menghentikan apa pun yang sedang saya kerjakan untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.

And I stopped whatever I was doing at that time to translate it to English.

Atau di saat lain..

Or in other time..

“Kak, comfortable bener kan tulisannya…” dan dia mengeja kata itu.

“Sis, did I write comfortable correctly?” and she spelled that word.

Hal seperti ini terjadi setiap kali kami berdua berada diruangan saya dan si mahasiswi magang sedang mengerjakan sesuatu di laptop sambil chatting dengan teman-teman India-nya.

This happens everytime the two of us are in my room and the intern is working on her laptop while chatting with her Indian friends.

Kadang-kadang dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas tadi kalau menemui kesulitan dalam menerjemahkan jawabannya dalam bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau hanya untuk memastikan dia telah menuliskan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan benar.

Sometimes she asked me questions like the ones above when she had trouble translating them from Indonesian to English or just to make sure she has written those English words correctly.

Pengertiannya tentang bahasa Inggris cukup baik. Penguasaannya pada tata bahasa Inggris juga cukup. Perbendaharaan kata-kata bahasa Inggris lumayan. Hanya perlu lebih dilatih.

Her English is quite good. Her capability in English grammar is quite good too. Her vocabulary is not bad. She only needs more drill.

“Ntar gue ajarin lu bahasa Inggris” kata saya “Supaya ga malu-maluin gue kalau elu lagi chattingan sama tu India-India”

“I’ll teach you English” I told her “So you don’t embarrass me when you chat with those Indians”

Lagi pula, pikir saya, saya kan guru bahasa Inggris (saya mengajar les bahasa Inggris ke anak-anak dari SD sampai SMA), masa sih teman saya yang enam hari dalam seminggu ketemu saya, bahasa Inggrisnya tidak menjadi lebih baik?.. ilmu itu kan untuk dibagi-bagi, bukan buat diri sendiri.

Besides, I thought, I am an English teacher (I am an English tutor to elementary kids to highschool students), would this friend of mine whom I met six days a week can’t have her English improved?.. knowledge is to be shared, it is not to be kept to oneself.

Tapi dua bulan lewat dan karena sibuk, janji itu harus ditunda dulu.

But two months passed, work made the promise had to be put on hold.

Akhirnya, datanglah bulan Desember dan kesibukan bertambah tapi justru janji itu bisa ditepati karena saya jadi sering menginap di kantor.

Finally, December came and we got busier but it was the time when I could keep that promise because of my often stay at the office.

Karena kalau menginap di kantor, sore setelah mandi, sambil istirahat sebentar sebelum kembali ke ruangan saya untuk melanjutkan kerja, ada waktu sekitar satu jam atau satu jam setengah yang saya pakai untuk mengajarinya bahasa Inggris.


Because when I stayed at the office, in the afternoon after I took a bath, while took a break before returned to my room to work, I had one or one and a half hours to tutor her English.

Lebih enak mengajari bahasa Inggris ke orang dewasa karena nalarnya sudah jalan dengan lebih baik dan sudah ada dasar yang dulu dipelajarinya di sekolah.

It is more fun to teach English to adults because they have better logic and they have some knowledge from their school days.

Yang penting banyak dan sering latihan saja supaya tidak lupa dan yang paling penting untuk bikin otak jadi bisa otomatis membuat versi bahasa Inggris dari kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia yang mau diucapkan atau yang akan dituliskan.

The important thing is to have lots practice and do that regularly to prevent from forget what we have learned and the most important thing is to make the brain automatically makes English version of the Indonesian sentences we want to say or to write.

* * * * *

Indonesia adalah satu dari sekian banyak negara yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Indonesia is one of many countries that make English as its second language.

Bahkan sebetulnya amat sangat berambisi dalam hal itu melihat bagaimana bahasa Inggris sudah diajarkan dari taman kanak-kanak. Sebagai perbandingan, di tahun-tahun 1980an pelajaran bahasa Inggris baru diajarkan di kelas satu SMP.

It is even ambitious in that matter seeing how English has taught in kindergarten. As comparison, in the 1980s it was taught in seventh grade.

Jadi berlega-hatilah orang asing yang datang atau berada di Indonesia karena orang Indonesia umumnya mengerti dan bisa di ajak bicara dalam bahasa Inggris.

So foreigners don’t have to worry when they come to Indonesia or stay in this country because most Indonesian understand and can speak in English.

Tapi ada satu negara di Asia Tenggara ini yang bahasa nasionalnya adalah bahasa Inggris namun membuat orang asing terbingung-bingung mendengar Inggris yang bukan Inggris.

But there is one country in this East Asia which put English as its national language but makes foreigner lost when hearing their English that is not English.

Kontak saya pertama kali dengan Singlish (Singaporean English) ini terjadi tahun 1997 ketika saya bekerja di perusahaan Jepang yang bekerja sama dengan pengusaha dari Singapura.

My first contact with Singlish (Singaporean English) was when I worked in a Japanese company in 1997 which cooperated with Singaporean businessman.

Haduh!.. bahasa Inggrisnya bikin saya bingung. Mereka amat fasih tapi aksen Cina dan Melayu sangat kental sehingga saya harus berkonsentrasi penuh supaya bisa mengerti apa yang mereka ucapkan.


Damn!.. their English gave me headache. They are very fluent but spoke it with thick Chinese and Melayu accent so I had to fully concentrate listening on their conversation to be able to understand what they were saying.

Bertahun-tahun kemudian siapa duga saya akan kembali bersinggungan dengan Singlish ketika saya dan Andre mengunjungi negara itu.

Many years later, what do y’know, I would once again met the Singlish when Andre and I visited that country.

“Inggris kamu sudah mulai mirip tuh sama Inggrisnya orang Singapura” suatu kali Andre menertawakan saya.

“Your English has started to imitate Singaporean English” one day Andre laughed at me.

“Oh?” saya kaget.

“Oh?” I was surprised.

“Jangan ketularan dong” Andre nyengir “Inggris kamu kan Inggris Amerika”

“Don’t pick on their English” Andre grinned “Your English is American English”

Awalnya saya tidak percaya kalau tanpa sadar saya sudah ketularan bicara dalam bahasa Singlish sampai saya perhatikan diri sendiri ketika sedang bicara dan Andre memang benar..

At first I didn’t believe I had caught on Singlish so I listened to myself when I was talking and Andre was right..

Hahaha... lah..


Hahaha.. lah..

“Kalau kamu sudah mulai bicara dalam Singlish, saya akan senggol kamu” dia menemukan solusi sederhana “Dengarkan saja saya bicara supaya patokan bahasa Inggrismu mengikuti bahasa Inggris saya dan tidak terbawa dengan mengikuti Singlish”


“Whenever you have started to pick on Singlish, I will pat you” he came up with a simple solution “Just listen when I talk so you can use my english and not Singlish”

Dan itulah yang kami lakukan selama kami berada disana.. hehe..

And that was what we did through out the remain of our stay there.. lol..

* * * * *

Lalu apakah bahasa Inggris saya luar biasa bagus?. Ah, tidak juga. Kelihatan hebat untuk mereka yang bahasa Inggrisnya kurang tapi buat yang jago, pasti dengan mudah melihat kesalahan-kesalahan yang saya buat.

So is my English very good? Nah, not really. It looks superb in the eyes of those whose English is not good but for the master, my mistakes are easily found.

Saya guru bahasa Inggris tanpa ijasah dalam bidang tersebut.

I am an English teacher who has no degree on that field.

Modal saya hanya kecintaan pada bidang pendidikan dan pada bahasa Inggris. Tapi menurut murid-murid saya, saya membuat bahasa Inggris menjadi lebih mudah dipahami dan lebih menarik dari pada guru-guru bahasa Inggris mereka di sekolah.

The thing is I am moved only by my love in teaching and in English. But my students said I make English easier to understand and more interesting than what their teachers in school do.

Kalau ada pujian yang paling indah.. itulah dia.

If there would be any sweetest praise.. there it is.

* * * * *

Lantas ada tidak hal-hal lucu yang menyangkut tentang bahasa Inggris ini?

So are there any funny things regarding this English stuff?

Kalau saya lagi capek atau lagi marah, bahasa Inggris saya jadi kacau atau malah bisa otak saya jadi kosong.

When I am tired or angry, it turns my English upside down or even makes my mind completely blank.

Yah.. tidak juga sih..

Umm.. not quite..

“Fuck you!” seru saya kalau sedang amat sangat marah pada Andre.

“Fuck you!” I yelled that when I was so very mad at Andre.

“Kalau lagi marah kata makian ‘F’ itu yang paling dia ingat” bukannya kesal dimaki demikian, dia malah nyengir lebar.

“When she gets mad, the ‘F’ word is what she remembers most” far from upset for having me yelled at him, he grinned broadly.

Hehehe.. betul sekali..

Hahaha.. got that right..

Kelucuan lain terjadi ketika ayah saya datang ke rumah adiknya dan bertemu dengan besan adiknya.

Another funny thing happened when my father came to his sister’s house and met her daughter’s father in law.

“Saya datang sendiri. Istri saya tidak bisa ikut” kata bapak yang ramah itu pada ayah saya.

“I came all by myself. My wife can’t come with me” said the nice man to my father.

“Serigala?” ayah saya bertanya dengan bingung “Serigalamu?”


“Wolf?” my father asked in confusion “Your wolf?”

“Bukan. Istri”

“No. Wife”

Logat Skotlandia yang kental ketika mengucapkan ‘wife’ (istri) oleh telinga ayah saya kedengarannya seperti ‘wolf’ (serigala). Saya cari di youtube rekaman orang Skotlandia bicara dalam bahasa Inggris untuk memberi gambaran seperti apa aksen mereka.


His thick Scottish accent when he said ‘wife’ sounded like ‘wolf’ in my father’s ears. I went to youtube to find a Scottish speaks English in his Scottish accent to give you a picture about how it sounds.

Wakakakak… saya terpingkal-pingkal ketika ayah saya menceritakannya pada kami.

Hahaha.. I laughed it out loud when my father told us that.

Jangan berpikir semua orang Amerika bicara bahasa Inggris sejelas seperti para aktor dalam film atau penyiar berita CNN atau host talk show seperti Oprah. Orang-orang demikian belajar untuk bicara dengan pengucapan yang jelas. 

Don’t assume all American speak English as clear as the actors in movies or CNN anchors or talk show host like Oprah. Those people learn to speak with clear pronounciation. 

* * * * *

Bagaimana pun juga, bersyukurlah bahasa Inggris terpilih sebagai bahasa internasional. Tata bahasa dan pengucapannya lebih sederhana dan karenanya mudah untuk dipelajari.

Well, be glad English was chosen as international language. Its grammar and pronounciation are simple and thus, easy to learn.

No comments:

Post a Comment