Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, January 5, 2015

In Time

Sudah pernah nonton film dengan judul di atas itu?

Have you seen the movie with the above title?

Ceritanya fiksi. Manusia sekian tahun di masa depan terlahir dengan memiliki semacam jam digital dilengannya. Jam itu menunjukkan berapa jatah umur dan menghitung mundur.

It is a fiction. People in some years in the future born with what appears like a digital clock in their arms. It shows the time they are given to live and it is counting backwards.

Saya sebetulnya tidak terlalu suka film fiksi tapi film satu ini lumayan enak buat ditonton dari sisi alur ceritanya yang cepat, sederhana dan tidak membingungkan.

I am not really into fiction movies but this one is quite nice to watch because its story is fast, simple and not confusing.

Lucunya, setelah lewat hampir dua bulan, barulah saya memikirkan tentang film itu.

Funny thing is it has passed two months when I started to think about that movie.

Mungkin karena ini tahun baru dan seperti biasa orang-orang ramai membuat resolusi untuk tahun yang baru ini.

Maybe because it is a new year and as always people made their resolutions for the new year.

Atau mungkin berita tentang jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 .. membuat saya berpikir tentang film itu dan umur manusia..

Or perhaps the news about the crash of AirAsia QZ8501 plane .. reminded me to that movie and man’s age..

Dalam film In Time, kematian datang tidak lewat penyakit atau kecelakaan. Begitu jam digital di lengan seseorang menunjukkan 00:00:00.. orang tersebut langsung meninggal.


In the movie In Time, death does not come through illness or accident. When the digital clock in somebody’s arm shows 00:00:00.. the person dies instantly.

Jadi tidak ada yang namanya orang sakit berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa mengetahui diujungnya nanti kesembuhan atau kematian yang akan datang. Tidak ada orang sekarat.

So there is no such thing as somebody gets ill for months or years without knowing wether recovery or death awaits at the end. Nobody gets dying either.

Di film In Time, setiap orang tahu berapa lama waktu kehidupan mereka.


In the movie In Time, everybody knows how long they have left to live.

Bayangkan kalau hal itu benar-benar terjadi.

Imagine if it was for real.

Bagaimana rasanya kalau di lengan anda dan saya ada jam digital yang menunjukkan berapa banyak waktu yang dijatahkan untuk kita hidup?

How would it feel if there were digital clock in your arm and in my arm that show how much time we were given to live?

Mungkin kematian akan menjadi sesuatu yang pasti. Bukan sesuatu yang datang seperti sambaran petir.

Maybe death would become a certain thing. Not something that comes like a thunder strike.

Bayangkanlah bagaimana seandainya kita berada dalam pesawat AirAsia yang jatuh ke laut itu. Kematian yang datang dengan cara yang kasar. Dalam hitungan sekian menit atau malah mungkin hanya sekian detik, kita tahu kita akan mati di saat dan tempat yang tidak terbayangkan, tanpa ada kesempatan untuk bahkan mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang tersayang.


Imagine what it would be like if we were in the AirAsia plane that crashed into the ocean. Death came in a rough way. In just a matter of minutes or maybe in few seconds, we knew we would die in unexpected time and place, without any chance to even say good bye to the loved ones.

Tidak ada salahnya untuk membuat resolusi setiap awal tahun baru. Resolusi menyatakan harapan baik untuk kehidupan di tahun baru.

There is nothing wrong to make resolution in the beginning of new year. Resolution speaks about positive hopes for the life in the new year.

Tapi bayangkanlah seandainya dilengan anda ada sebuah jam digital yang menghitung mundur waktu kehidupan anda dan anda bisa melihat semakin lama, semakin sedikit waktu yang anda miliki untuk hidup..


But imagine if you had a digital clock in your arm that counting down the time of your life and you could see how your life time become less and less..

Saya berani taruhan, kalau hal itu benar ada, kita tidak akan membuat resolusi ingin jadi kurus, ingin begini atau begitu di tahun yang baru karena prioritas hidup kita tidak lagi kita fokuskan pada hal-hal yang jauh lebih berharga dan berarti.

I bet, if such thing really exist, none of us would put wanting to lose weight or wanting this or that as our resolution for the new year because our life priority would be focused on more precious and meaningful stuff.

Masalahnya jam digital itu tidak pernah ada di lengan kita sehingga kita tidak pernah tahu berapa lama kita akan hidup dan itu membuat kita ceroboh.

The thing is there is no digital clock in our arms that leaves us unknown to the time left for us to life and it makes us reckless.

Kalau seandainya hari ini sebenarnya adalah hari terakhir kita hidup.. dan kita menghabiskannya dengan kasak kusuk sibuk dengan urusan kerja, sibuk dengan berbagai pikiran, keinginan, gerutuan, omelan, kemarahan, kepahitan, kekecewaan, kesedihan, kecurigaan, iri, cemburu..


Suppose today is our last day.. and we fill it with being busy with work, busy with so many thoughts, wishes, complains, grumbles, anger, bitterness, disappointment, sadness, suspicion, envy, jealousy..

Lalu tiba-tiba.. sebuah dahan pohon jatuh menimpa kepala kita ketika kita sedang lewat dibawahnya atau sebuah mobil menyambar kita dari belakang atau sebuah bom meledak di toko dimana kita sedang berbelanja..


Suddenly.. a tree branch fell on our heads when we were passing it or a car hit us from behind or a bomb exploded at the store where we were shopping..


Dan, matilah kita pada detik itu juga..

And thus, we were dead at that very second..

Dan segala hal yang kita pikirkan, rasakan, inginkan, rencanakan.. menjadi tidak ada artinya lagi pada waktu itu.


And the things we thought, felt, wanted, planned.. had no meaning anymore at that time.

Pikirkanlah hal itu..

Think about that..

No comments:

Post a Comment