Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, January 11, 2015

My 325 Friends

Di Facebook..

On Facebook..

Dalam kehidupan sehari-hari sih rasanya teman saya tidak sebanyak itu.

I don’t think I have friends that much on regular basis.

Kecuali kalau saya aktif dalam berbagai kegiatan atau kalau jenis pekerjaan saya membuat saya berhubungan dengan banyak orang.

Unless if I were actively involved in many activities or if my field of work got me to have contact with lots of people.

Jadi cuma di Facebook kita bisa punya teman ratusan atau malah mungkin ribuan.

So it is only in Facebook that we can have hundreds or maybe thousands of friends.

Kalau dalam Gmail, kontak kita dibedakan dalam beberapa kategori. Tidak semua diberi tag ‘teman’. Ada kenalan, keluarga, rekan kerja atau terserah kita mau memberi tag apa.

In Gmail, contacts are sort in several categories. Not all given ‘friend’ tag. There are acquaintance, family, colleague or it is up to us to make our own tag.

Facebook menyederhanakannya dalam dua kategori; teman dan publik.

Facebook simplifies it into two categories; friend and public.

Rupanya Mark Zuckerberg, pencipta Facebook, menganut prinsip “Siapa yang tidak menentangmu, adalah temanmu”.

Obviously Mark Zuckerberg, Facebook founder, has a principle that “Those who do not against you, are your friends”

Sebetulnya apakah definisi ‘teman’?..


What really is the definition of ‘friend’?..

  
Tapi di Facebook definisi tentang teman berarti; kita bisa melihat daftar teman dari teman kita dan mengirim permintaan pertemanan.

In Facebook, definition of a friend is; we can view our friend’s friend list and send friend request to anyone we select.

Atau..

Or..

Kita menghadiri seminar dan terkesan pada pembicaranya. Pulang dari seminar, kita mencari nama pembicara itu di Facebook dan begitu ketemu, langsung kita kirimi permintaan pertemanan.


We attended a seminar and were so impressed by the speaker. Once we got home, we searched for the speaker’s name on Facebook and when we found it, we sent him/her friend request.

Dan kalau dia menerimanya, jadilah kita berteman dengannya walau pun bagi dia, kita hanyalah satu dari sekian ribu wajah yang dilihatnya dalam ruang seminar, yang tidak memiliki arti baginya dan yang akan segera terlupakan olehnya..

If the speaker accepted it, voila.. we become friends though for him/her, we are just one face among the thousand faces he/she saw in the seminar assembly, who holds no meaning to him/her and so will soon be forgotten..

Bahkan tanpa kita berupaya mencari teman pun, Facebook memunculkan foto profil kita dibawah judul ‘Carikan Teman’ tanpa menanyakan apa memang kita tidak keberatan atau kita masih mencari teman ataukah kita sebetulnya sudah tidak terlalu berminat untuk memperbanyak teman di Facebook.

Even without our own effort, Facebook put our profile photo under the title ‘Finding Friends’ without asking if we mind or if we still looking to get friends or if we are not too keen on getting more friends on Facebook.

Seorang anak kelas enam SD yang belum lama menjadi teman saya di Facebook menyapa saya dan lewat chattingan singkat dengannya, saya jadi tahu bagaimana dia bisa menemukan saya di Facebook.

A six grader boy who has just recently become my friend on Facebook greeted me and from our short chat, I learned how he found me on Facebook.

Saya jarang sekali menolak permintaan pertemanan yang dikirimkan ke saya. Tapi kalau datangnya dari orang yang bukan teman dari teman saya atau bukan dari orang yang saya kenal dalam kehidupan sehari-hari, saya ingin tahu juga siapa dia untuk berjaga-jaga saja siapa tahu dia adalah kenalan lama yang sudah saya lupakan atau kerabat jauh.

I rarely decline friend request sent to me. But when it came not from a friend’s friend or not from somebody I know on daily basis, it makes me wonder if that person happens to be my forgotten acquaintance or a distant relative.

Dan karena dia adalah anak kelas enam SD, saya menduga-duga kalau dia adalah mantan murid saya di TK atau mantan murid les saya atau mungkin teman dari mantan murid saya.

And since he is a six grader, I wondered if he was my former student in kindergarten or my former tutoring student or maybe a friend of my former students.

Dia melihat foto profil saya di Facebook dan tanpa mengetahui siapa saya, dia mengirimkan permintaan pertemanan. Saya mengetahui ini ketika dia menanyakan saya tinggal dimana dan bersekolah dimana.. heleh, apa di foto itu saya kelihatan kayak anak-anak ya? hehe..


He saw my profile photo on Facebook and without knowing who I was, he sent me friend request. I knew about this when he asked where I lived and what school did I go to.. gosh, were I looked like a kid in that photo? lol..

Jadi di Facebook, teman tidaklah harus mengikuti definisi di atas.

So in Facebook, it is a different 'friend' definition.

Ya, orang-orang yang menjadi teman kita sekarang dulunya pun adalah orang yang tidak kita kenal. Begitu pula kita bagi mereka.

Yes, back then the people who are now become our friends were total strangers. So were we to them.

Tapi melihat definisi pertemanan di Facebook, saya sarankan supaya kita berhati-hati.

But seeing Facebook's definition of friend, I suggest for each of us take precaution.

Orang-orang dari Afrika masuk dalam blacklist saya karena sudah terlalu banyak kasus penipuan yang dilakukan oleh mereka. Tidak semua orang Afrika adalah penipu tapi maaf saja, saya tidak mau ambil resiko.

Africans are on my blacklist because there are too many scam cases committed by them. Not all Africans are scammer, but sorry, I don’t want to take any risk.

Mereka yang berjualan dengan men-tag produk jualannya ke wall saya adalah mereka yang (terpaksa) harus saya masukkan dalam blacklist. Maaf, saya tahu mereka mencari uang tapi saya tidak bisa bersimpati kalau dalam bekerja (berjualan), mereka melupakan etika ketika tanpa bertanya apa saya keberatan atau tidak, langsung saja men-tag foto-foto dari produk jualannya ke wall saya.

image: lifehacker.com
They who promoting their sales product by tagging the photos on my wall are those who I put on my blacklist too. Sorry, I know they are trying to make a living but they sure do not get my sympathy when they do their work unethically by tagging their photo products on my wall without even asking if it is okay with me or not okay.

Tapi bisa dikatakan, selama hampir dua puluh tahun ber-Facebook, saya jarang menemui orang yang aneh-aneh.

But in general, for nearly twenty years of having Facebook, I rarely met weirdos.

Jadi, siapa lagi yang mau jadi teman saya di Facebook? Baru 300an kok jumlah teman saya.. hehehe..

So, who else wants to be my Facebook friend? I just have 300s friends anyway.. hahaha..

No comments:

Post a Comment