Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, January 19, 2015

Give Me A Break



Januari datang dan kegiatan saya mengajar les sudah mulai lagi setelah selama bulan Desember libur karena murid-murid les saya libur sekolah.

It’s January and my tutoring has started again after had a month off in December as my students have had their school break.

Tidak semua guru les meliburkan les saat sekolah murid-muridnya libur. Tapi saya selalu meliburkan les karena guru dan muridnya sama-sama butuh istirahat.

 
Not all tutor give their tutoring an off during school break. But I always give it an off because both the tutor and students need a break.

Yah, maksudnya supaya bisa lepas sebentar dari rutinitas.

Yeah, to have a short break away from the routine.

Jadi setahun dua kali les libur.

I give my tutoring a break twice in a year.

Jadi bergembiralah saya karena awal bulan Desember saya bisa pergi jalan-jalan pada hari-hari dimana biasanya saya mengajar les. Dalam seminggu saya bebas merdeka dari jadwal mengajar les cuma pada hari Senin dan Sabtu.

 
So at the beginning of December I happily went out on the days when I usually had tutoring.

Kebahagiaan bisa datang lewat hal-hal sederhana. Bisa jalan-jalan dengan teman-teman sepulang kantor saja sudah merupakan satu dari hal-hal sederhana itu karena kalau ada jadwal mengajar les, saya langsung kabur dari kantor begitu jam kerja usai.

Happiness can come through simple things. To be able to go out with friends after work is one of those simple things because when I have tutoring, I leave the office after work hour is over.

Sekali saya dan teman-teman pergi cukup jauh yaitu ke Jakarta. Tapi kadang jalan-jalan ke tempat yang dekat-dekat saja sudah cukup untuk membuat hati gembira.

Once my friends and I went to a quite far place which was to Jakarta. But sometimes going to nearby places is enough to bring joy to the heart.

Contohnya sewaktu saya pulang malam dengan seorang teman setelah berjalan-jalan ke mall. Udaranya sejuk, kami berjalan santai sambil menikmati suasana malam, melewati toko-toko dan pedagang kaki lima, berhenti sebentar di penjual angkringan untuk membeli cemilan murah meriah.

 
Take one time when a friend and I went home from a mall in the evening. It was a cool night, we walked slowly, enjoying the evening, looking at the stores and street vendors that we passed and stopped at one of the street vendors to buy some cheap snacks.

Kegiatan sederhana semacam itu jarang bisa saya lakukan karena sore saya mengajar, pulang mengajar sudah capek jadi kalau malam maunya istirahat saja di rumah. Kalau sudah begini jangan ajak saya jalan karena saya tidak akan jadi teman jalan yang nyenengin. Tanya Andre, berapa kali saya ketiduran di mobil dan malah pernah sekali di bioskop sewaktu kami sedang nonton.. hehe..

I rarely able to do such simple outing like that because I have to tutor after work so in the evening I usually have drained up and thus, just want to rest at home. At that kind of condition don’t ask me to go out because I wouldn’t be a fun company. Just ask Andre, how many times I fell asleep in the car and once it even happened in the movie.. lol..

Libur ini juga berguna pada bulan Desember karena ada banyak kegiatan di tempat kerja.

There were plenty of activities at work in December so it was necessary to take a break from tutoring.

Sepanjang bulan itu saya jadi banyak menginap di kantor. Enaknya punya kantor yang ada kamar buat tamu. Kantor jadi seperti rumah kedua.

I have spent nights at the office during that month. It is great to work in an office that has a guest room. The office has felt like a second home.

Desember juga adalah bulan saat Andre bisa berlibur panjang. Sewaktu saya masih bekerja sebagai guru TK, kami bergembira hati karena bisa pergi jalan-jalan keluar kota selama seminggu atau malah bisa lebih dari dua minggu.

December is also the month when Andre can have long vacation. When I worked as kindergarten teacher, the two of us happily made long traveling out of town that could go for a week or sometimes went for more than two weeks.

Tapi kemudian saya berpindah pekerjaan dan selama lebih dari tiga tahun ini posisi saya di kantor membuat saya tidak libur hari Sabtu-Minggu dan tidak bisa mengambil cuti lebih dari tiga hari.

But then I resigned and for more than three years my position at work unables me to have off days on Saturday-Sunday and can’t take leave more than three days.

Saya sudah bisa beradaptasi dengan kondisi ini. Begitu pula dengan orang tua saya. Tapi tidak demikian dengan Andre.

I can adapt myself with the condition. So can my parents. But not Andre.

Ada beberapa hal dalam hubungan kami yang diterimanya dengan setengah hati.

There are few things in our relationship which he half heartedly accept.

Ketika saya memilih untuk tidak mempublikasikan hubungan kami, setengah hati dia (terpaksa) harus menerimanya karena saya tidak bergeming.

When I chose to keep our relationship off the public eyes, he half heartedly (had no choice) accepted it because nothing and nobody can change my mind about it.

Ketika untuk yang ke sekian kalinya saya mengatakan ‘tidak’ saat dia menyatakan ingin menikahi saya…, dia harus menerimanya.. dengan setengah hati tentunya..

When he asked me to marry him and for the hundredth of times I told him ‘no’.. he had to accept it.. half heartedly of course..

Ketika saya menjadi ketua dari kelompok pemuda di tempat kerja, lagi-lagi dia harus bisa menerimanya.. sampai di saat ketika dia menyadari posisi itu membuat kami tidak bisa bersama dua kali Sabtu setiap bulannya.

When I became head of the youth group at work, he again had to accept it.. until the came the moment when he realized that position made me unable to be with him on Saturday, twice in a month.

Kali itu dia protes keras.

This time he protested strongly.

“Saya bela-belain cari kerjaan di asia ini supaya kita tidak terpisah begitu jauh dan begitu lama” katanya “Karena ketika kita terpisah begitu jauh dan lama, kamu kesepian dan jatuh cinta pada laki-laki lain. Sekarang saya kerja lebih dekat supaya di akhir minggu saya bisa ada bersama dengan kamu dan kali ini saya harus berhadapan bukan hanya dengan laki-laki lain itu tapi saya juga harus bersaing dengan pekerjaanmu, senior-seniormu dan teman-temanmu. Kadang saya berpikir kamu lebih mencintai mereka dari pada ke saya”

 
“I tried my best to find work in asia so we would no longer had to live so far away and being separated so long” he said “Because when we had that life, you became lonely and fell in love with other man. Now my work is close so I can be with you in the weekend and this time I have to face with not only your other man but I also have to compete with your work, your seniors and your friends. Sometimes I thought you love them more than you love me”

Saya kehilangan kata-kata..

I was completely speechless..

Dalam tiga tahun terakhir ini hubungan kami diterpa banyak cobaan.

Our relationship has been having many downs in the past three years.

“Saya tidak bisa terima dan tidak mau terima kalau kamu mengorbankan hubungan kita demi mereka” katanya lagi “Saya akan berdoa supaya kamu dilepaskan dari semua itu”

“I can’t accept it and I won’t if it means you have to sacrifice our relationship for them” he went on “I will pray that you will be freed from them”

Itu terjadi hampir empat bulan lalu..

This was four months ago..

Kira-kira seminggu yang lalu, setelah rapat dewan pengurus di kantor saya.. lama setelah mereka semua pulang, saya menemukan sesuatu.. sesuatu yang membuat saya heran dan kemudian tersinggung.

About a week ago, after the board meeting.. after they all went home, I discovered something.. something that surprised and also offended me.

Demikian tersinggungnya saya hingga hanya membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit untuk saya memutuskan.. saya mengundurkan diri sebagai ketua pemuda di kantor.

I was so offended, it took me less than ten minutes to decide.. I resigned my position as the youth head in my office.

Saya tidak mengatakan alasan sebenarnya. Saya memberikan alasan diplomatis bahwa  pacar saya keberatan dan bahwa kami ingin melakukan kegiatan bersama setiap hari Sabtu.

I didn’t give the real reason. I diplomatically told them my boyfriend mind my involvement in the youth group and that we want to be together on Saturday, doing some activities together.

Dua orang telah menanyakan mengapa saya mengundurkan diri dari kelompok pemuda. Mencoba membujuk saya. Berharap supaya saya berubah pikiran.

Two people have asked why I resigned the post. Tried to persuade me. Hoping to change my mind.

Tapi setiap kali saya teringat lagi pada apa yang saya temukan itu.. berkobar kembali rasa tersinggung saya dan itu membuat saya tahu saya tidak akan bisa dibujuk lagi.

But everytime I remember to what I discovered that day.. the offended feeling rises again and I knew I can’t be persuaded.

“Perlu waktu hampir empat bulan ya untuk doa saya dikabulkan” Andre memeluk saya “Oh, janganlah menatap saya seperti itu. Saya tidak akan mengatakan bahwa saya tidak gembira karenanya. Tapi mungkin lewat apa yang kamu temukan itu, mata kamu jadi dibukakan pada hal-hal yang tadinya tidak kamu lihat”

“It took almost four months for my prayer to be granted” Andre hugged me “Oh, don’t look at me like that. I am not saying I am not happy because of that. But look it this way, through the thing you discovered, you just have your eyes opened to the things you didn’t see before”

“Kebenaran memang menyakitkan” dia menghela napas “Tapi bukankah lebih baik kamu tahu”

“The truth hurts” he took a deep breath “But isn’t it better to know it”

Saya diam saja. Menyimak kata-katanya. Mengakui kebenarannya.

I listened quietly. Grasping his words. Admitting the truth in them.

“Dengar, saya tidak mendoakan hal yang buruk” dia mencium kening saya “Saya mendoakan supaya kamu diberikan kegiatan lain yang lebih cocok untuk bakat dan kemampuan kamu, sesuai dengan panggilan kamu dan yang nantinya tidak malah menjauhkan kita”

“Listen, I didn’t pray for bad stuff” he kissed my forehead “I prayed so you will be given other activity that fits your talent and capability, goes accordingly with your call and won’t stand between us”

“Sekarang ini biarlah kamu berhenti dulu, berilah diri kamu waktu untuk berhenti” katanya.

“For now, take a time to stop, give yourself a break” he said.

Ya, saya harus berhenti sejenak sebelum hal-hal baru itu datang.

Yes, I need to have a break before the new things arrive.

Kadang kita perlu mengambil waktu untuk berhenti dan menenangkan diri.

Sometimes we need to take a break and calm ourselves down.

Banyak hal jadi terlihat lebih jelas ketika kita berhenti dari segala kesibukan dan menjadi tenang.

Many things can be seen clearer when we take a break from the hectic life and become calm.


No comments:

Post a Comment