Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, November 28, 2014

Make Time

“Kalau kamu mencintai saya, tidak bisakah kamu menyisihkan waktu kamu buat saya?”


“If you love me, can’t you spare me your time?”

Andre menatap saya dengan pandangan antara kesal dan putus asa.

Andre stared at me with the mixture look of upsetness and despair on his face.

Dalam waktu tiga bulan terakhir ini saya banyak mengurangi waktu kebersamaan kami.

In the past three months I have reduced many of our togetherness time.

Saya sibuk dengan pekerjaan di kantor. Saya sibuk dengan kegiatan-kegiatan dan berbagai acara lainnya. Saya sibuk dengan urusan mengajar les.

I am busy with work. I am busy with many activities and events. I am busy giving tutoring.

Dan dia tersisih.

And he has been cast aside.

Biasanya kami melewatkan waktu dua hari setengah di akhir minggu. Tapi akhir-akhir ini beberapa kali saya menelponnya untuk mengatakan saya ada acara di kantor, atau saya harus menginap di kantor, atau saya akan pergi jalan-jalan dengan teman, atau ada jadwal les yang padat atau saya hanya akan mengatakan saya mau di rumah saja karena terlalu capek.

We usually spent two and a half day at weekend to be together. But lately I have been calling him to let him know that I have to attend an event in the office,  or I had to stay over at the office, or I would go traveling with a friend, or I had tight tutoring schedule or I simply said I wanted to stay home because I was exhausted.

“Kamu punya waktu untuk semuanya, tapi kamu tidak punya waktu buat saya” dia protes.

“You have time for everything, but you don’t have time for me” he protested.

Bertahun-tahun kami menjalani hubungan jarak jauh. Dalam setahun kami bertemu hanya 2-3 kali.

For years we had long distance relationship. We met only 2-3 times in a year.

Masa-masa itu tidak ada yang pernah protes tentang ‘kamu tidak punya waktu buat saya’ karena tentunya saling mengerti sikon membuat kami hanya bisa bertemu pada saat tertentu dan untuk jangka waktu yang terbatas.

At that time none ever protested ‘you don’t have time for me’ because we knew time let us met in certain time and for limited time.

Keadaan berubah setelah Andre pindah ke negeri tetangga Indonesia karena urusan pekerjaan. Dia jadi bisa lebih sering menemui saya. Jumat malam dia sudah berada di Bogor dan baru kembali hari Minggu sore.

Things changed after Andre moved to one of Indonesia’s neighboring country because of work. This makes him can see me often. He gets in Bogor on Friday night and returned on Sunday afternoon.

Wajarlah kalau kami kemudian menggunakan hari-hari itu untuk bersama-sama. Tapi akhir-akhir ini saya sibuk dengan berbagai hal sehingga saya hanya bisa menemuinya hari Jumat atau Minggu. Beberapa kali bahkan hanya di hari Minggu sore.

It makes sense that we use those days to be together but lately I have been busy with many things that I could only be with him on Friday or Sunday. It even happened few times when I could only see him on Sunday afternoon.

Kata-kata yang dulu tidak pernah terucapkan sekarang sering diucapkannya ‘kamu tidak punya waktu buat saya’.


The words that have never spoken are now oftenly spoken by him ‘you don’t have time for me’.

Saya tidak mengelak bahwa hal itu memang benar.

It is true, I don’t deny it.

“Kalau kamu mencintai saya, tidak bisakah kamu menyisihkan waktu kamu buat saya?”

“If you love me, can’t you spare me your time?”

Sulit untuk membuatnya mengerti bahwa ini tidak ada hubungannya dengan saya menyayanginya atau tidak menyayanginya.

It is hard to make him understand that it has nothing to do with loving him or not.

Kesibukan saya bertambah. Ada yang saya sukai tapi ada yang harus saya lakukan karena kewajiban.

I have more things to do. I like it some but others are simply a matter of obligation.

Saya tetap menyayanginya tapi waktu saya untuknya banyak berkurang. Saya tidak minta dia mengerti, saya ingin dia bisa menerima fakta ini.

I still love him but I don’t have much time for him. I am not asking him to understand, I want him to accept this fact.

* * * * *

Dari sekian banyak hal yang saya obrolkan dengan teman saya hari Selasa lalu, hubungannya dengan seorang pria adalah satu diantaranya.

Her relationship with a man was one of the many things I chatted with my friend last Tuesday.

Bulan ini kami hanya bertemu sekali, katanya.

We met only once this month, she said.

Kenapa? tanya saya.

Why? I asked.

Waktu kerjanya tidak beraturan.

He is not working on regular schedule.

Kan bisa ketemu kalau dia libur.

You can meet him on his day off.

Anaknya sekarang tinggal dengan dia dan dia tidak mau ninggalin anak itu.

His kid lives with him now and he doesn’t want to leave the kid.

Memangnya umur berapa anak itu?, saya membayangkan mungkin anak itu berusia dibawah sepuluh tahun.

How old is the kid?, I thought the kid must be under ten years old.

Tiga belas.

Thirteen.

Ya astaga! Umur segitu sih sudah bisa mandiri dong.. masa masih harus ditongkrongin bapaknya?

Get out of here! Should able to be independent at that age.. don’t need daddy all the time.

Ok deh kalau dia khawatir ninggalin anak remaja sendirian di rumah. Kan bisa dia ajak kamu sarapan, makan siang atau makan malam bareng-bareng dengan dia dan anaknya dirumahnya.


Ok, so he worries to leave a teenager all alone at home. He can invite you to have breakfast, lunch or dinner with him and his kid at his house.

Kalau dia benar-benar mencintai kamu, dia akan berusaha untuk menyisihkan waktu supaya bisa menemui kamu atau bisa bersama-sama dengan kamu, lanjut saya.

If he really loves you, he will do his best to make time for you so he can see you or get together with you, I went on.

Tapi kata-kata itu menempelak diri saya.

But those words slapped my own face.

Lalu bagaimana dengan diri saya sendiri? Bukankah saya tidak mau berusaha untuk menyisihkan waktu untuk Andre?

How about myself? Didn’t I give no effort to make time for Andre?

Saya memikirkan hal ini. Saya memang tidak adil dan saya egois.

I gave this a thought. So I have been unfair and being selfish.

Saya membicarakannya dengan Andre. Ok, sikon memang membuat saya menjadi lebih sibuk. Ok, hal itu membuat saya tidak lagi bisa melewatkan waktu untuk dia sebanyak dulu.

Andre and I talked about it. Ok, so things make me more busy these days. Ok, so it makes me unable to more time for him as I used to be.

Ada hal-hal yang berubah dalam kehidupan saya dan kami harus bisa menyesuaikan diri dengannya.

Some things in my life are changed and we have to adjust ourselves with them.

Saya toh tidak terus menerus sibuk. Saya masih bisa menyisihkan waktu untuk bisa bersama-sama dengan Andre dari hari Sabtu sore sampai Minggu sore. Toh jadwal kegiatan saya hari Sabtu sore kan sebulan hanya dua kali jadi masih ada dua kali Sabtu sore yang bisa saya lewatkan dengan Andre.


I don’t always busy. I still able to make time to get together with Andre from Saturday evening to Sunday afternoon. The activity on Saturday evening is scheduled twice a month so there are two free Saturday which I can spend with Andre.

Satu masalah terselesaikan. Tapi di sisi lain orang tua saya juga mengeluhkan bahwa saya jarang meluangkan waktu mengobrol dengan mereka.

One problem solved. But in other side my parents have complained that I rarely spend time to talk with them.

Ahhhh… *tepok jidat*..

Ahhhh... *taping my forehead*..

No comments:

Post a Comment