Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, October 26, 2014

Simple Kind of Happiness

“Kenzie tadi lihat kamera elu dan dia happy banget. Dia bilang, elu pasti bakal balik lagi buat ngambil kamera” begitu kata Santi sebulan lalu.

“Kenzie saw your camera and he was so happy. He said, you will return to get the camera” said Santi last month.

Ya ampunn.. saya ngakak jadinya karena sore itu saya baru saja sampai di rumah setelah menginap di rumahnya selama tiga hari, dua malam. Dan Kenzie sudah mengharapkan kedatangan saya lagi. Dia tahu saya pasti akan datang lagi untuk mengambil kamera saya yang dibawa ayahnya ke toko langganannya untuk diperbaiki.

Oh man.. I broke out my laugh because I just got back home that afternoon after spent three days and two nights at her place. And Kenzie has already expected my next coming. He knew I would return to get the camera which was taken by his father to his usual camera service shop.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Hari Minggu, 19 Oktober saya berangkat dari Bogor. Menempuh perjalanan selama tiga jam untuk sampai di rumah Santi. Empat kali berganti kendaraan umum. Menghadapi cuaca panas.

Sunday, October 19th, I left Bogor. Took three hours to get to Santi’s place. Took four public transportation. Facing the hot weather.

Ketika saya melihat Santi datang menjemput saya di depan kompleks perumahan tempat tinggalnya.. melihat cengiran khasnya saja sudah membuat semua kelelahan hilang.


When I saw Santi came to pick me up from her housing complex entrance.. to see her typical grin was enough to get rid all my exhaustment.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Ada banyak orang disekitar saya yang setiap harinya memberikan kebahagiaan kepada saya lewat berbagai cara.

There are many people around me who every day give me happiness through many ways.

Lewat senyuman mereka. Percakapan-percakapan mereka dengan saya. Canda tawa kami. Dukungan dan pengertian. Kesabaran serta kepercayaan. Ketulusan.

Through their smiles. Their talk with me. Our jokes and laughter. Support and understanding. Patience along with trust. Sincerity.

Ada orang-orang tertentu yang hanya saya jumpai satu atau dua kali dalam seminggu. Hanya dengan melihat mereka atau mendengar suara mereka saja sudah mendatangkan kebahagiaan.

There are some people whom I met only once or twice a week. Only by seeing them or hearing their voices can bring me happiness.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Hari Minggu ketika saya pergi ke rumah Santi, saya berangkat dari Bogor bersama Andre. Kami sepakat naik kereta ke Jakarta. Sesuatu yang jarang kami lakukan karena dia lebih suka naik mobil.

That Sunday when I went to Santi’s place, I left Bogor with Andre. We agreed to take the train to Jakarta. Something we rarely do because he prefers to ride with his car.

Satu momen yang membuat saya bahagia.

One happy moment for me.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Hari Seninnya saya terbangun dan mendapati diri saya berada bersama Santi dan anak-anaknya. Saya berada dalam kehidupan mereka. Berada dalam rutinitas mereka. Berbeda dengan yang ada di rumah saya. Dan ini membawa kebahagiaan untuk saya, juga untuk mereka karena saya berada bersama mereka pada pagi itu dan pada sepanjang hari itu.


I woke up on Monday and found myself being with Santi and her children. I was in their life. I was present in their routinity. And this made me happy, as well it made them happy for having me with them that morning and for the rest of the day.



Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Hari Kamisnya, dua murid kecil saya dengan penuh semangat masuk ke rumah saya.

On Thursday, my two young students excitedly came to my house.

“Bu Keke mana?” Debora bertanya ketika dia tidak melihat saya di dalam rumah.

“Where’s miss Keke?” asked Debora when she didn’t see me in the house.

Senyumnya melebar dan matanya berbinar lebih terang dari bintang di langit ketika melihat saya muncul.

Her smile broadened and her eyes shone brighter than any stars in the sky when she saw me came.

Dua hari sebelumnya saya meliburkan les mereka karena saya masih berada di rumah Santi.

Two days earlier I gave their tutoring a day off as I was still in Santi’s place.

Rupanya dua gadis kecil ini, terutama Debora, kangen dengan saya sampai saya nyaris kewalahan menghadapi kegembiraannya ketika bertemu dengan saya karena hal ini membuat dia jadi sulit berkonsentrasi pada pelajaran membaca yang saya berikan sampai-sampai saya beberapa kali menegurnya.

This has made these two little girls, especially Debora, missed me so much that I was overwhelmed to deal with her excitement when she got to meet me because it made her unable to focus on her reading that I had to raise my tone.

Menjelang akhir pelajaran, tiba-tiba dia mencium tangan saya. Spontan. Tulus.

Debora at the right side
At the end of tutoring, she took my hand and kissed it. Spontaneous. Sincere.

Segala kelelahan yang saya bawa dari kantor, keruwetan pikiran setelah seharian kerja dan kekesalan saya menghadapi sulitnya anak-anak ini berkonsentrasi pada pelajaran seketika itu meleleh seperti es yang mencair.

All the burden I brought from the office, all the troubled mind after a day in the office and for nearly lost my temper dealing with these kids trouble in concentrating on their lesson just melted away.

Saya peluk dia dan saya cium dahinya.

I hug her and I kissed her forehead.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

“Lu punya whatsapp ga?” demikian pesan di facebook yang saya terima beberapa hari lalu “gue bikin grup di whatsapp”

“Do you have whatsapp?” that was the message I received few days ago “I set up a group in whatsapp”

Danny, Henny, Jimmy, Petrus, Zaenal dan saya pernah bekerja di perusahaan yang sama di akhir tahun 90an dan awal tahun 2000an. Satu persatu kami berhenti dari perusahaan itu tapi persahabatan kami tidak pernah berhenti sekali pun waktu dan jarak memisahkan kami.


Danny, Henny, Jimmy, Petrus, Zaenal and I worked in the same company in the end of the 90s and early 2000s. One by one we resigned from that company but our friendship keeps going on though we are separated by time and distance.

Tahun 2011 kami sempat reuni. Tapi kemudian kembali terpisah. Kontak hanya lewat facebook. Beberapa kali ingin reuni tapi terbentur kendala pada waktu dan jarak karena Danny tinggal di Connecticut, Henny di San Fransisco dan saya di Bogor.

minus Henny
We had a reunion in 2011. But then we went on our separate ways. Made contact only through facebook. Wanted to make another reunion but get bump into time and space obstacle as Danny lives in Connecticut, Henny in San Fransisco and I in Bogor.

Saya tidak menduga Danny bakal punya ide untuk membuat grup di whatsapp untuk memudahkan kami saling kontak satu dengan lainnya.

It never crossed my mind that Danny would come up with the idea to set up a group in whatsapp to make it easier for us to contact one another.

Jadilah hari Sabtu, 25 Oktober, pagi-pagi hp saya berbunyi. Ada whatsapp. Oh, mau rasanya saya melompat gembira. Danny dan Henny sedang mengobrol. Menanyakan kenapa kok saya belum muncul.

So on Saturday morning, October 25th, my cellphone beeped. Whatsapp message. Oh, I felt like jumped out of excitement. Danny and Henny were chatting. They were asking why I haven’t appeared yet.

Saya menggabungkan diri.

I joined them.

Sudah lama sekali kami tidak mengobrol. Kangennya minta ampun. Duh, senang banget bisa ngobrol.

It’s been a long time since we chatted. We missed each other so much. It felt so good to be able to chat with them.

Kebahagiaan yang sederhana..

Simple kind of happiness..

Dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan, sarat dengan kesulitan, dipenuhi dengan berbagai jenis manusia yang lebih sering menyebalkan dari pada menyenangkan, sulit untuk menemukan kebahagiaan yang benar-benar membahagiakan.

In this life full with struggle, never had a single day without trouble, fill with many kinds of people that oftenly become pain in the ass than joy, it is hard to find happiness that really pure happiness.

Tapi kebahagiaan itu tetap ada. Tentu saja tidak selalu sempurna. Kadang tersembunyi sampai kita nyaris tidak melihatnya sebagai kebahagiaan dan karenanya gagal untuk mensyukuri dan menghargainya.

But happiness does exist. Not always in perfection of course. Sometimes it comes in disguise that we almost accept it not as happiness and thus failed to feel grateful for it and appreciate it.

Kebahagiaan yang sederhana ada di dekat kita..

Simple kind of happiness is just around the corner..

No comments:

Post a Comment